Anda di halaman 1dari 79

CRITICAL BOOK REPORT

KAPITA SELEKTA MATEMATIKA PENDIDIKAN MENENGAH

Nama : Erma Sintya Kristina Lubis


NIM : 4183111086
Kelas : Pendidikan Matematika F 2019

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
yang dilimpahkan-Nya sehingga Critical Book Report ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah berperan
penting dalam penyusunan Critical Book Report ini. Critical Book Report ini penulis susun
untuk memenuhi salah satu tugas KKNI.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasa yang digunakan. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi
perbaikan Laporan Critical Book Report ini di tahap selanjutnya. Akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada para pembaca.

Medan, November 2021

Erma Sintya Kristina Lubis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR .......................................................................... 1
B. Tujuan penulisan CBR ...................................................................................... 1
C. Manfaat CBR ..................................................................................................... 1
D. Identitas buku yang direview ............................................................................. 2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU


A. Bab 1 ......................................................................................................................... 5
B. Bab 2 .......................................................................................................................... 7
C. Bab 3 ......................................................................................................................... 8
D. Bab 4 ....................................................................................................................... 10
E. Bab 5 ....................................................................................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN


A. Pembahasan isi buku .............................................................................................. 13
B. Kelebihan dan kekurangan buku ............................................................................ 17

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 19
B. Rekomendasi .......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 20


LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR
Budaya baca (reading habit) selalu menjadi problem setiap Negara. Ini dikarenakan
jika dipresentase, mereka yang suka membaca dengan yang tidak perbedaannya sangat
tajam. Artinya, yang suka membaca jumlahnya sedikit, sementara yang tidak suka
membaca jauh lebih banyak. Masalah ini akan sangat terasa lagi bagi negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Budaya baca akan sangat berkaitan erat dengan kemajuan
bidang pendidikannya, semakin maju pendidikan di suatu Negara akan menunjukkan
semakin baik tingkat budaya bacanya.
Membaca terjadi dalam proses belajar, buku merupakan bacaan yang sangat penting
sebagai faktor penunjang pembelajaran. Buku dipandang sebagai suatu sarana untuk
mengkomunikasikan ilmu pengetahuan. Buku yang digunakan pun harus secara jelas
untuk mengkomunikasikan informasi, konsep, pengetahuan, dan mengembangkan
kemampuan sehingga dapat dipahami. Dengan kata lain, buku merupakan suatu media
bagi penyajian suatu subjek secara terurut bagi keperluan mengajar dan belajar sehingga
bermanfaat untuk pengkonstruksian suatu situasi belajar secara spesifik.

B. Tujuan penulisan CBR


Adapun tujuan saya dalam penulisan CBR ini adalah untuk menyelesaikan tugas kuliah
Kapita Selekta Menengah dan untuk menambah pengetahuan saya tentang materi nya dan
meningkatkan tingkat membaca saya.

C. Manfaat CBR
Untuk mengetahui apakah buku kapita selekta menengah tersebut sudah memenuhi
kriteria buku ajar yang baik dan benar pada tingkat perguruan tinggi.

1
D. Identitas buku yang direview
Judul : Matematika kelas VIII
Edisi : pertama
Pengarang : Agung Lukito
Penerbit : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2014
ISBN : (jilid lengkap)

Judul : Matematika
Edisi : pertama
Pengarang : Tatag Yuli Eko Siswono
Penerbit : Erlangga
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2007
ISBN : (jilid lengkap)

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
BAB I
SISTEM KOORDINAT

Descartes dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin,


merupakan seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Beliau mempersembahkan
sumbangan yang penting yaitu penemuannya tentang geometri analitis, yang akhirnya dikenal
sebagai pencipta “Sistem koordinat Cartesius”, yang memengaruhi perkembangan kalkulus
modern dan menyediakan jalan buat Newton menemukan Kalkulus. Beliau memberikan
kontribusi yang besar dalam kemajuan di bidang matematika, sehingga dipanggil sebagai
"Bapak Matematika Modern".

Untuk menggambar titik yang memiliki jarak 4 satuan terhadap sumbu-x dan memiliki jarak 7
satuan terhadap sumbu-y pada bidang koordinat, kalian lakukan prosedur sebagai berikut.

Langkah 1
Menentukan satu koordinat titik pada kuadran satu yang memiliki jarak 4 satuan terhadap
sumbu-x dan memiliki jarak 7 satuan terhadap sumbu-y.
Koordinat titik yang memiliki jarak 4 satuan terhadap sumbu-x dan memiliki jarak 7 satuan
terhadap sumbu-y adalah titik A(7, 4).
Langkah 2
Menentukan koordinat titik lain pada kuadran II, III, dan IV yang memiliki jarak 4 satuan
terhadap sumbu-x dan memiliki jarak 7 satuan terhadap sumbu-y, yaitu
• Pada kuadran II adalah titik B(−7, 4)
• Pada kuadran III adalah titik B(−7, −4)
• Pada kuadran IV adalah titik B(7, −4)
Langkah 3
Menggambar empat titik yaitu titik A(7, 4), B(−7, 4), C(−7, −4), dan D(7, −4) pada bidang
koordinat.

3
Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk menentukan posisi perumahan, pemakaman, pasar, teka-teki, tenda 1, dan pos 1
terhadap pos utama, kalian lakukan prosedur berikut.
Langkah 1
Kalian tentukan dulu posisi pos utama pada bidang koordinat .
Posisi pos Utama dalam bidang koordinat pada titik O(0, 0).
Langkah 2
Gunakan pos utama sebagai titik acuan dalam menentukan posisi perumahan, pemakaman,
pasar, teka-teki, tenda 1, dan pos 1.
Langkah 3
Tentukan koordinat-x dan koordinat-y dari perumahan, pemakaman, pasar, teka-teki, tenda 1,
dan pos 1 terhadap titik O(0, 0), seperti berikut

Tempat Posisi tempat terhadap Pos Utama


Koordinat Keterangan
Perumahan (6, 5) 6 satuan ke kanan dan 5 satuan ke atas
Pemakaman (−5, −2) 5 satuan ke kiri dan 2 satuan ke bawah
Pasar (4, 3) 4 satuan ke kanan dan 3 satuan ke atas
Hutan (−8, 5) 8 satuan ke kiri dan 5 satuan ke atas
Tenda 1 (2, 0) 2 satuan ke kanan dan 0 satuan ke atas
Pos 1 (2, 5) 2 satuan ke kanan dan 5 satuan ke atas

Untuk menentukan posisi perumahan, pemakaman, pasar, teka-teki tersembunyi, tenda 1, dan
pos 1 terhadap tanah lapang dan kolam, kalian lakukan prosedur berikut.
Langkah 1
Kalian tentukan dulu posisi tanah lapang dan kolam pada bidang koordinat .
Posisi tanah lapang adalah koordinat (−4, 3) dan posisi kolam adalah koordinat (−3, −3).

4
Langkah 2
Gunakan koordinat (−4, 3) dan koordinat (−3, −3) sebagai titik acuan dalam menentukan
posisi perumahan, pemakaman, pasar, teka-teki, tenda 1, dan pos 1. Anggap saja koordinat
(−4, 3) dan koordinat (−3, −3) sebagai titik O(0, 0).
Langkah 3
Tentukan koordinat-x dan koordinat-y dari perumahan, pemakaman, pasar, teka-teki, tenda 1,
dan pos 1 terhadap koordinat (−4, 3) dan koordinat (−3, −3)

BAB II (OPERASI ALJABAR)


Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk
menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau yang berjudul “al- Kitab al-
mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala” atau "Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan
Melengkapakan dan Menyeimbangkan” yang ditulis pada tahun 820 Masehi. Buku pertama
Al-Khawarizmi yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dikenal sebagai Liber
algebrae et almucabala oleh Robert dari Chester (Segovia, 1145) dan juga oleh Gerardus dari
Cremona pada abad ke-12.
Karena pengaruhnya yang besar di bidang aljabar, Al Khawarizmi dijuluki sebagai
Bapak Aljabar. Namun, julukan itu diberikan pula pada Diophantus, seorang ilmuwan dari
Yunani kuno. Al-Khawarizmi diperkirakan meninggal sekitar 850 Masehi. Namun, karya-
karya besarnya masih terus berkembang dan banyak dipelajari hingga saat ini.
Masalah
Pak Srianto seorang tengkulak beras yang sukses di desa Sumber Makmur. Suatu ketika Pak
Srianto mendapatkan pesanan dari pasar A dan B di hari yang bersamaan. Pasar A memesan 15
karung beras, sedangkan pasar B memesan 20 karung beras. Beras yang sekarang tersedia di
gudang Pak Srianto adalah 17 karung beras.
Misal x adalah massa tiap karung beras.
Nyatakan dalam bentuk aljabar:
a. Total beras yang dipesan kepada Pak Srianto
b. Sisa beras yang ada di gudang Pak Srianto, jika memenuhi pesanan pasar A saja
c. Kekurangan beras yang dibutuhkan Pak Srianto, jika memenuhi pesanan pasar B saja.

5
Alternatif Pemecahan Masalah
a. Total beras yang dipesan kepada Pak Srianto adalah (15x) + (20x) atau (35x) kilogram
beras.
b. Jika Pak Srianto memenuhi pesanan pasar A saja, maka sisa beras adalah 2 karung beras
atau 2x kilogram beras.
c. Kekurangan beras yang dibutuhkan Pak Srianto untuk memenuhi pesanan pasar B adalah 3
karung beras atau −3x kilogram beras. (tanda negatif menyatakan kekurangan)
Pada cerita pengantar tersebut terdapat operasi antara dua bentuk aljabar, yaitu:
1. Penjumlahan (20x) + (15x) = 35x
2. Pengurangan (17x) − (15x) = 2x
3. Pengurangan (17x) − (20x) = −3x
Bentuk 17x − 15x bisa juga ditulis penjumlahan dua bentuk aljabar (17x) + (−15x)
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
mari amati beberapa penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar pada Tabel 2.3.
No. A B A+B B+A
1 2x 3x 5x 5x
2 x+2 x+7 2x + 9 2x + 9
3 x+1 3x + 8 4x + 9 4x + 9
4 3x − 2 2x − 4 ... ...
6 2x − 1 1−x x x
7 3x 2x + 1 ... ...
8 5 2x – 4 ... 2x + 1

BAB III
FUNGSI
Galileo dipandang sebagai salah seorang pakar awal tentang Fungsi. Karyanya juga
menunjukkan bahwa beliau orang yang mula-mula mengangkat konsep pemetaan antar
himpunan. Pada tahun 1638, beliau mempelajari masalah tentang dua lingkaran yang
konsentris (memiliki pusat yang sama) dengan pusat di O. Diameter lingkaran pertama dua
kali lebih panjang dari diameter lingkaran kedua.

6
Secara kasat mata, banyaknya titik pada lingkaran pertama mestinya lebih banyak
bahkan mungkin dua kali lebih banyak dari banyaknya titik pada lingkaran kedua. Tapi, dia
mampu membuat pemetaan atau fungsi yang menunjukkan bahwa banyaknya titik pada kedua
lingkaran itu sama.
Kalau himpunan pasangan berurutan {(a , 3), (b , 1)} merupakan fungsi dari {a , b} ke {1, 2,
3}, maka Domain dan Kodomain dari fungsi ini berturut-turut adalah {a , b} dan {1, 2, 3}.
Mungkin kalian bertanya, “lho…pada fungsi {(1 , a), (2 , a), (3 , a)}, seperti pada Contoh 3.1
di atas, sama sekali tidak disebut huruf b. Mengapa Kodomain-nya tetap {a , b}? Mengapa
tidak {a} saja?”.
Pertanyaan kalian ini penting.
Dalam konteks fungsi {(1 , a), (2 , a), (3 , a)} dari {1, 2, 3} ke {a , b}, himpunan semua
anggota Kodomain yang menjadi pasangan dari anggota-anggota himpunan Domain memiliki
istilah tersendiri, yaitu Daerah Hasil atau Range.
Jika f = {(1 , a), (2 , b), (3 , c), (4 , b)} adalah fungsi dari {1, 2, 3, 4} ke himpunan {a, b, c},
maka f(1) = a.
Bentuk terakhir ini dibaca dengan “bayangan dari 1 oleh fungsi f adalah a” atau “nilai dari f(1)
adalah a”.
Jika kita cari nilai dari setiap anggota domain, diperoleh f(1) = a, f(2) = b, f(3) = c, dan f(4) =
b. Kalau dikumpulkan semuanya ini, {f(1), f(2), f(3), f(4)} = {a, b, c}.
Himpunan semua nilai fungsi atau himpunan semua bayangan inilah yang disebut dengan
Daerah Hasil atau Range.
Karena itu, pada konteks fungsi {(a , 3), (b , 1)} dari {a , b} ke {1, 2, 3}, Domainnya adalah
{a , b}, Kodomainnya adalah {1, 2, 3}, dan Rangenya adalah {1 , 3}
Pemahaman akan nilai fungsi ini seringkali diperlukan untuk merumuskan bentuk fungsi.
Contoh 3.4

Daerah asal fungsi f dari x ke 2x − 1 adalah {x|−1 ≤ x < 2, x ∈ R} Tentukanlah daerah hasilnya.

(Keterangan; x ∈ R: x anggota himpunan bagian dari Bilangan Real)


Penyelesaian Alternatif
Untuk menentukan daerah hasil dari daerah asal fungsi f dari x ke 2x – 1 adalah {x|–1 ≤ x < 2,
x ∈R}., lakukan prosedur berikut.

7
Langkah 1

Diketahui daerah asal –1 ≤ x < 2, f dari x ke 2x – 1


Langkah 2

Mengubah bentuk x ke dalam bentuk 2x – 1, yaitu sebagai beikut


−1 ≤ x < 2

−2 ≤ 2x < 4 dikalikan 2

−2 − 1 ≤ 2x −1 < 4 − 1 ditambah −1

−3 ≤ 2x − 1 < 3
Langkah 3

Dari bentuk −3 ≤ 2x − 1 < 3, diketahui rumus fungsi f(x) = 2x − 1, sehingga

−3 ≤ f(x) < 3
Jadi daerah hasilnya adalah: {f(x)| −3 ≤ f(x) < 3}

BAB IV
PERSAMAAN GARIS LURUS
Perhitungan matematis ini adalah salah satu materi dari geometri analitik dengan
bantuan aljabar. Jadi, untuk pertanyaan “siapakah yang menemukan kemiringan?” tentunya
jawabannya adalah René Decartes. René Decartes adalah bapak geometri analitik. Dia adalah
seorang matematikawan Perancis, fisikawan, filsuf, dan teolog. Banyak ahli matematika
mengakui dia sebagai orang yang menemukan rumus kemiringan. Dia dikatakan telah
memberikan sebuah metode untuk memecahkan masalah garis dan kemiringan dalam masalah
aljabar dan geometri.

Rumus kemiringan dasar adalah y = mx + b sementara rumus kemiringan adalah m =


11 22 xx y y −− . Dia adalah orang pertama yang memperkenalkan penyelesaian untuk
kemiringan dan persamaan linear. Meskipun tidak banyak tulisan yang menunjukkan secara
langsung bahwa dia sebagai penemu rumus kemiringan, banyak matematikawan mengatakan
bahwa rumus kemiringan tersebut adalah miliknya. Descartes menonjol dalam Revolusi
Ilmiah pada masanya.

8
Sebelum mengenal persamaan garis lurus, sebaiknya kalian ingat kembali materi
tentang sistem koordinat dan fungsi. Masih ingatkah kalian menentukan nilai variabel? Tabel
berikut menunjukkan nilai masing-masing variabel untuk persamaan 4x − y = 5.
x y
2 3
0 −5
1 −1

Setiap pasangan berurutan (2, 3), (0, −5), dan (1,−1) merupakan penyelesaian dari persamaan
4x − y = 5. Namun berapa banyak penyelesaian yang memenuhi 4x − y = 5? Tentunya
selesaian persamaan tersebut memiliki penyelesaian yang tak terhingga.
Nah, Bagaimana kita menyajikan selesaiannya? Kita dapat menyajikan selesaian persamaan
dengan menggunakan grafik yang berupa garis lurus.

a. Kemiringan garis yang melalui dua titik


Ayo Kita Amati
Contoh 4.11
Tentukan kemiringan garis yang melalui titik A(2, 1) dan B(4, 5)
Penyelesaian Alternatif
Misal (2, 1) adalah (x1, y1) dan (4, 5) adalah (x2, y2).
Kemiringan garis AB = 12 1 2 xx y y −−
= 24 1 5 −− = 2
Perhatikan bahwa kemiringan garis yang bernilai positif, bentuk garisnya naik (selalu miring
ke kanan).
Menentukan persamaan garis lurus
y=mx+c
Contoh 4.16
Menentukan persamaan garis lurus yang diketahui kemiringan dan titik potong sumbu-y.
Tentukan persamaan garis lurus yang memiliki kemiringan 2 dan memotong sumbu-y di (0,
−5).

9
Penyelesaian Alternatif
Diketahui, kemiringan m = 2 dan garis memotong sumbu-y di (0, 5) berarti c = 5.
Dengan demikian,
y = mx + c tulis persamaan umum
y = 2x - 5
Jadi, persamaan garis lurus yang dimaksud adalah y = 2x - 5 .

BAB V
TEOREMA PYTHAGORAS
Salah satu peninggalan Phytagoras yang paling terkenal hingga saat ini adalah teorema
Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat sisi miring suatu segitiga siku- siku sama dengan
jumlah kuadrat dari sisi-sisinya. Yang unik, ternyata rumus ini 1.000 tahun sebelum masa
Phytagoras, orang-orang Yunani sudah mengenal penghitungan “ajaib” ini. Walaupun fakta di
dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini
dianggap sebagai temuan Pythagoras, karena ia yang pertama membuktikan pengamatan ini
secara matematis. Pythagoras menggunakan metode aljabar untuk menyatakan teorema ini.
Teorema Pythagoras banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.Salah satu
diantaranya dalam bidang pertukangan. Seorang tukang yang akan membangun suatu rumah
biasanya mengukur lahan yang akan dibangun. Tukang tersebut memastikan bahwa sudut-
sudut pondasi bangunan yang akan dibangun benar-benar siku-siku dengan cara menggunakan
segitiga dengan kombinasi ukuran sisi 60 cm, 80 cm, dan 100 cm.
Barangkali Pak Tukang sendiri tidak menyadari mengapa bilangan itu yang tepat untuk
membentuk sudut siku-siku. Untuk mengetahui kebenaran cara yang digunakan oleh pak
tukang tersebut akan kita pelajari pada bab ini.
Ukuran-ukuran yang digunakan oleh Pak tukang tersebut akan kita buktikan memenuhi
teorema Pythagoras.
Dalam kegiatan 1 akan kita pelajari lebih banyak tentang apa itu teorema Pythagoras.
Teorema Pythagoras erat kaitannya dengan segitiga siku-siku. Teorema bisa dimanfaatkan
untuk menyelesaikan masalah di sekitar.

10
Bentuk Akar
Jika kalian menggunakan teorema Pythagoras untuk mencari panjang diagonal persegi pada
kertas bergrid seperti di bawah ini, kalian akan mendapatkan bentuk √2. Secara geometri,kita
dapat menunjukkan bentuk akar sebagai panjang sisi miring segitiga siku-siku yang panjang
kedua sisi siku-sikunya adalah 1.

BAB VI
STATISTIKA
Penyajian data dengan menggunakan komputer jauh lebih mudah, lebih praktis dan
lebih akurat dibandingkan dengan penyajian data dengan manual. Oleh karena itu kalian harus
mampu menyajikan data dalam bentuk diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran
dengan menggunakan komputer. Salah satu manfaat penyajian data dalam diagram batang
adalah memudahkan kalian dalam membaca dan menentukan frekuensi dari suatu data dengan
cepat dan akurat. Misalnya ada data tentang nilai rata-rata tes Ulangan Akhir Semester
pelajaran Matematika kelas VIII di SMP Cakrawala yang disajikan dalam tabel sebagai
berikut
Nilai UAS pelajaran Matematika
85 90 70 75 90 80 85 95 100 75
70 75 80 80 85 95 100 75 85 90
75 85 80 85 90 70 85 90 80 85
90 90 75 80 80 85 95 90 95 100
Untuk mengetahui berapa banyak siswa yang memperoleh nilai 70, 75, 80, 85, 90, 95, dan 100
tentu kita akan mengalami kesulitan. Cara mudah untuk mengetahui banyak siswa untuk setiap
nilai adalah menyajikan data tersebut dalam bentuk diagram batang seperti gambar di bawah
ini

11
Dari diagram tersebut, kita dengan mudah mengetahui banyak siswa untuk setiap nilai,
misalnya banyak siswa yang mendapat nilai 85 ada 9 siswa, banyak siswa yang mendapat nilai
95 ada 4 siswa dan seterusnya.

12
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan isi buku
1. Sistem Koordinat

Pada buku pertama (Agung,2014) penulis menjelaskan mengenai sistem


koordinat. dimana penulis mengawalinya dengan memberikan sebuah denah. Dari
denah tersebut pembaca dapat mengaitkan materi pembelajaran yaitu sistem koordinat
ke kehidupan sehari-hari yaitu pada letak rumah pada denah tersebut. Pada buku ini
juga terdapat peta konsep yang dapat mempermudah pembaca dalam memahami
sistem koordinat tersebut. Pada buku ini penulis juga memberikan dan menjelaskan
sejarah dari sistem koordinat.da pada akhir kalimat penulis memberikan ringkasan &
hikmat yang dapat dipetik dari sejarah dan sejarawan dalam sistem koordinat tersebut.
pada buku ini penulis menjelaskan materi sistem koordinat dengan metode realistic.
Yang mana setiap sub materinya dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Contoh
lainnya seperti seseorang yang sedang berlari melewati beberapa gang untuk sampai
ke rumah. Nah dari sini makan dalam simpangan antara satu gang dengan gang
lainnya itulah yang dapat dikatakan sebuah titik. Yang biasa disebut titik koordinat.
Pada buku kedua ( Tatag, 2007) penulis tidak membahas mengenai sistem
koorniat. Pada buku ini bagian bab satunya membahas mengenai faktorisasi suku
aljabar, sedangkan materi tersebut berada pada bab kedua pada buku pertama.
2. Operasi Aljabar

Pada buku pertama (Agung,2014) sama seperti bab sebelumnya, bab ini juga
diawali dengan kegiatan kita sehari-hari yang akan dihubngkan penulis dalam materi
yang akan dibahasnya yaitu operasi aljabar. Pada bab ini contoh benda yang sering
kita jumpai di kehidupan kita sehari-hari yang diberikan penulis adalah sebuah kebun
apel milik pak indris. Pada pendahuluan ini penulis memberikan masalah dan meminta
pembaca untuk memberikan hipotesis sebelum masuk kedalam materi pada bab ini.
Pada buku kedua ( Tatag, 2007) penulis memberikan judul besar pada bab ini
yaitu faktorisasi suku aljabar. Pada bab ini penulis memulainya dengan memberikan
pengertian mengenai koefisien, variabel, dan konstanta. Setelah menjelaskan satu
13
persatu penulis memberikan kesimpulan pada akhir kalimat seperti contohnya “ suku-
suku sejenis adalah suku-suku yang memuat variabel dan pangkat yang sama”. Setelah
menjelaskan per sub bab dengan singkat dan padat , penulis memberikan beberapa soal
dan uji pemahaman mengenai materi tersebut. sehingga dengan dapat memperdalam
dan mengasah pengetahuan pembaca.
3. Fungsi

Pada buku pertama (Agung,2014) sama seperti bab-bab sebelumnya pada bab
ini juga terdapat masalah awal yang diberikan oleh penulis kepada pembaca. Dan
masalah tersebut berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari. Berikut contoh
pendahuluan yang diberikan penulis “Perhatikan gambar sekelompok siswa yang
sedang menerima pelajaran di suatu kelas. Setiap siswa menempati kursinya masing-
masing. Tidak mungkin seorang siswa menempati lebih dari satu kursi. Demikian pula
tidak mungkin satu kursi ditempati oleh lebih dari satu siswa. Dengan demikian, ada
keterkaitan antara siswa dengan kursi yang ditempati. Menurutmu, apakah hal ini
termasuk fungsi?”.
Materi yang terdapat pada bab ini seperti: Aturan yang menghubungkan
himpunan {A, B, C, …, Z} ke himpunan {a, b, c, …, z} merupakan fungsi dari
himpunan {A, B, C, …, Z} ke himpunan {a, b, c, …, z}. Aturan yang menghubungkan
antara unsur-unsur dari dua himpunan, secara matematis, biasa disebut dengan istilah
relasi. Himpunan semua nilai fungsi atau himpunan semua bayangan inilah yang
disebut dengan Daerah Hasil atau Range.
Pada bab ini juga terdapat kata kunci, peta konsep dan contoh soal yang
sangat menarik. Pada buku ini juga terdapat soal- soal yang berhubungan
dengan aktivitas kita sehari-hari, sehingga dapat dikatakan pembaca akan lebih
mudah memahami materi tersebut dengan hanya membaca sekali saja, dan
pembaca juga tidak akan bosan dalam membuka dan mempelajari buku
tersebut.
Pada buku kedua ( Tatag, 2007) sama seperti bab sebelumnya penulis menjelaskan
terlebih dahulu mengenai pengertian relasi . Tetapi berbeda dengan bab sebelumnya
pada bab ini penulis menghubungkan pengertian relasi dengan kehidupan sehari-hari,

14
sehingga didapatkannya lah pengertian relasi yaitu : relasi dari himpunan A ke B
adalah suatu hubungan dari anggota himpunan A ke himpunan B. dalam kehidupan
sehari-hari banyak kita temui relasi seperti anak dari, gemar berolahraga, menyukai
pelajaran, ibu kota dari , dan lain-lain.
Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang menghubungkan
setiap anggota himpunan A ke tempat satu anggota himpunan B.
4. Persamaan Garis Lurus

Pada buku pertama (Agung,2014) Setiap titik pada garis merupakan


penyelesaian persamaan. Untuk membuat grafik persamaan garis lurus, kita cukup
membutuhkan dua titik saja. Penerapan titik potong garis dengan sumbu-x dan sumbu-
y.
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑘
kemiringan = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑡𝑎𝑟.

Pada buku ini penulis hanya sedikit memberikan materikarna kebanyakan penulis
menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan menjelaskan dengan suatu masalah.
Jadi tidak ada didapatkan suatu pengertian.

Pada buku kedua ( Tatag, 2007) penulis mengawalinya dengan memberikan sejarah
koordinat cartesius, yang mana materi ini juga nanti berhubungan dengan persamaan
garis besar.
Secara umum, persamaan garis lurus ditulis sebagai berikut. Y = mx + c,dengan m
adalah gradien dan c adalah konstanta. Garis yang melalui titik pusat (0,0) dan titik
(x,y) mempunyai gradient m = x/y.

5. Teorema Pithagoras

Pada buku pertama (Agung,2014) penulis menjelaskan materi tersebut dengan


memberikan masalah, yang mana masalah tersebut berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Seperti Teorema Pythagoras banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari.Salah satu diantaranya dalam bidang pertukangan. Seorang tukang yang
akan membangun suatu rumah biasanya mengukur lahan yang akan dibangun. Tukang
tersebut memastikan bahwa sudut-sudut pondasi bangunan yang akan dibangun benar-

15
benar siku-siku dengan cara menggunakan segitiga dengan kombinasi ukuran sisi 60
cm, 80 cm, dan 100 cm.
Ukuran-ukuran yang digunakan oleh Pak tukang tersebut akan kita buktikan memenuhi
teorema Pythagoras.
Dalam kegiatan 1 akan kita pelajari lebih banyak tentang apa itu teorema
Pythagoras. Teorema Pythagoras erat kaitannya dengan segitiga siku-siku. Teorema
bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah di sekitar.
Bentuk Akar
Jika kalian menggunakan teorema Pythagoras untuk mencari panjang diagonal persegi
pada kertas bergrid seperti di bawah ini, kalian akan mendapatkan bentuk √2. Secara
geometri,kita dapat menunjukkan bentuk akar sebagai panjang sisi miring segitiga
siku-siku yang panjang kedua sisi siku-sikunya adalah 1.
Pada buku kedua ( Tatag, 2007) teorema phythagoras dalam suatu segitiga siku-
siku,kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-sikunya.
Dapat dituliskan: c2 = a2 + b2
6. Statistika

Pada buku pertama (Agung,2014) Penyajian data dengan menggunakan komputer jauh
lebih mudah, lebih praktis dan lebih akurat dibandingkan dengan penyajian data
dengan manual. Oleh karena itu kalian harus mampu menyajikan data dalam bentuk
diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran dengan menggunakan komputer.
Salah satu manfaat penyajian data dalam diagram batang adalah memudahkan kalian
dalam membaca dan menentukan frekuensi dari suatu data dengan cepat dan akurat.
Hal tersebutlah yang disebut dengan statistika.
Pada buku kedua ( Tatag, 2007) pada buku ini penulis tidak membahas mengenai
tatistika, tetapi pada buku ini juga masih banyak membahas materi lain yang tidak di
jelaskan pada buku pertama seperti sistem persamaan linier dua variabel, lingkaran,
garis singgung lingkaran, kubus dan balok, prisma dan limas tegak.

16
B. Kelebihan dan kekurangan buku
Cover
Dilihat dari cover buku, kedua buku yang saya buku mempunyai cover yang
menarik. Tetapi menurut saya buku pertama memiliki cover yang lebih baik dan di
cover tersebut memiliki hubungan dengan materi yang dijelaskan dibuku tersebut.
Pada buku pertama terdapat grafik, rumus yang menggambarkan bahwa buku tersebut
buku matematika, dan gambar tangga beserta terdapat tangan manusia yang mana
berarti aktivitas kehidupan sehari-hari. Maka dari covernya saja kita dapat mengetahui
bahwa buku tersebut adalah buku pelajaran matematika yang mana dalam
penjelasannya penulis menggunakan masalah- masalah yang berhubungan dengan
kehidupan kita sehari-hari. Sedangkan pada buku kedua tidak terdapat unsur
matematikanya, hanya terdapat tulisan matematika dan gambar beberapa atom. Yang
mana menurut saya cover ini lebih cocok untuk mata pelajaran sains.

Materi dan penjelasannya


Walaupun materi yang dibahas oleh kedua buku yang saya review sama, tetapi
kedua buku ini menjelaskan materi tersebut dengan gaya yang berbeda. Pada buku
pertama penulis menjelaskan nya dengan metode PMR yang mana pada awal bab
penulis memberikan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang
realistik, lalu untuk menyelesaikan masalah tersebut penulis memasukan rumus-rumus
yang berhubungan baik dengan masalah maupun dengan materi yang dibahas.
Sehingga dapat saya katakanan bahwa buku ini sagat baik untuk dijadikan referensi
sebagai bahan ajar, karena mudah dipahami dan berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Pada buku ini juga penulis menyajikan materi dengan gambar, grafik dan warna
yang menarik. Pada buku ini juga terdapat peta konsep yang dapat mempermudah
pembaca dalam memahami materi secara keseluruhan.
Soal dan contoh soal
Pada kedua buku penulis memberikan soal yang sangat banyak, sehingga jika
pembaca ingin lebih memahami materi tersebut maka ia bisa mengujinya dengan
menjawab soal-soal tersebut.

17
Terkhusus untuk buku pertama, dari awal bab penulis menjelaskan materi
dengan menggunakan sebuah masalah yang sering kita jumpai di kehidupan kita
sehari-hari. Dan pada penyelesaian nya penulis juga memberikan gambar-gambar yang
menarik, sehingga dapat saya katakana pembaca tidak akan bosan lagi dengan
pembelajaran matematika jika penjelasan materinya dan contoh soalnya seperti pada di
buku pertama ini. Hal itu menjadi nilai plus bagi buku ini dan buku ini sangat saya
rekomendasikan untuk dijadikan referensi bagi guru maupun murid sebagai bahan ajar.
Tata tulisan dan bahasa
Pada kedua buku tidak ada masalah dalam tata tulis dan tata bahasa. Karena
secara keseluruhan semuanya sudah rapi baik dalam menyampaikan materi maupun
dalam memberikan contoh soal & soal, begitu juga dengan grafik, gambar dll semua
sudah tersusun dengan baik. Dan kedua buku menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti walaupun mempunyai gaya bahasa yang berbeda.

18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Seperti yang kita ketahui setiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Dan pada saat ini menurut kedua buku yang telah saya baca dan saya
review, saya menyimpulkan bahwa buku matematika yang penulisnya adalah Agung
Lukito adalah buku yang mendekati sempurna dibandingkan dengan buku yang ditulis
oleh Tatag Yuli Eko Siswono. Hanya saja kekurangannya buku tersebut adalah tidak
adanya kesimpulan yang menjelaskan pengertian & rumus umum dari materi tersebut.
A. Rekomendasi
Menurut saya kedua buku ini baik untuk dijadikan referensi dalam memperdalam
pengetahuan kita tentang Matematika. Karena pada buku yang saya review mempunyai
bahasa yang mudah dimengerti dan materi yang luas.
Pada buku pertama penulis menjelaskan materi dengan cara memberikan suatu
masalah yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari. Dan untuk menyelesaikan
masalah tersebut, maka materi atau rumus-rumus dalam materi tersebut digunakan. Buku
ini juga sangat cocok untuk meningkatkan keinginan anak untuk belajar matematika
karena tidak hanya terdapat rumus-rumus tetapi juga terdapat gambar-gambar yang
menarik dan warna yang cerah yang memikat hati pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Lukito, Agung. (2014). Matematika kelas VIII. Jakarta. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Yuli Eko Siswono, Tatag. (2007). Matematika. Jakarta: Erlangga.

20
CRITICAL JOURNAL REVIEW

KAPITA SELEKTA MATEMATIKA PENDIDIKAN MENENGAH

Nama Mahasiswa : Erma Sintya Kristina Lubis

NIM : 4193311086

Kelas : Pendidikan Matematika F 2019

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2021

i|C r ti ca J o ur nal R eview Ka pita S ele kta


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat yang dilimpahkan-Nya sehingga Critical Journal Review ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada orang-orang yang telah berperan penting dalam penyusunan Critical
Journal Review ini. Critical Journal Review ini penulis susun untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan pada mata kuliah kapita selekta.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih


banyak kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasa yang
digunakan.Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran
dan kritik dari pembaca demi perbaikan Laporan Journal Review ini di tahap
selanjutnya.Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi kepada para pembaca.

Medan, November 2021

Penulis

ii | C r t i c a J o u r n a l R e v i e w K a p i t a S e l e k t a
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
BAB II RINGKASAN JURNAL
1.1 Ringkasan jurnal I .......................................................................... 2
1.2 Ringkasan jurnal II ......................................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Relevansi antara topik jurnal .......................................................... 13
3.2 Pemilihan serta cakupan kajian teori............................................... 13
3.3 Metodologi penelitian ..................................................................... 13
3.4 Kerangka berpikir........................................................................... 13
3.5 Kesimpulan dan saran .................................................................... 14
3.6 Keunggulan dan kelemahan jurnal .................................................. 14

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................. 15
4.2 Saran ........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16

iii | C r t i c a J o u r n a l R e v i e w K a p i t a S e l e k t a
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar Matematika sangat berguna untuk memecahkan permasalahan
dikehidupan sehari- hari. Untuk itu belajar Matematika harus dilakukan dengan
sungguh- sungguh terutama pembelajaran di Kelas Tinggi. Kegiatan pembelajaran
disekolah-sekolah menengah,umumnya diampu oleh guru bidang tertentu.
Sekolah menengah terdiri dari kelas 7, kelas 8 dan kelas 9. Tenaga pengajar harus
bisa mengenalkan dan memberikan pelajaran matematika yang dikenal sulit
dengan sabar dan menggunakan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan tingkat usia peserta didik. Pembelajaran hendaknya
disesuaikan dengan kurikulum yang ada dan di ajarkan dengan media atau alat
peraga pendukung agar siswa lebih cepat menangkap pelajaran yang diberikan.
Pelajaran ini identik dengan hitung-menghitung. Dengan diajarkanya matematika,
diharapkan peserta didik mampu melakukan operasi yang berhubungan dengan
penghitungan bilangan.
Sebagai mahasiswahendaknya kita mengetahui dan belajar tentang
bagaimana pelajaran matematika diajarkan dikelas tinggi, serta mengetahui
bagaimana seorang guru/ tenaga pengajar dikelas tinggi menggunakan metode dan
alat peraga alam mengajar matematika, kurikulum yang dipakai, materi ajar yang
digunakan, proses pembelajaran yang baik serta mengetahui apa saja
permasalahan-permasalahan yang ada dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah
Dasar.
Pembelajaran operasi matematika merupakan materi yang paling
mendasar dalam matematika. Maka siswa diharapkan dapat memahami materi ini
dari awal.

1|C r ti ca J o ur nal R eview Ka pita Sel ek ta


BAB II
RINGKASAN JURNAL
2.1 Ringkasan Jurnal I
2.1.1 IdentitasJurnal
1 Judul Jurnal Penerapan Metode Peer Teaching Pada Mata
Kuliah Kapita Selekta Matematika Pendidikan
Menengah Untuk Meningkatkan Pemahaman
Mahasiswa Terhadap Kisi-Kisi Soal UN
Matematika SMP
2 Nama Jurnal Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan
Pembelajarannya
3 No ISSN 2527-6182
4 Volume dan Halaman Vol.2 No.2 Hal. 83-91
5 Tahun Desember 2017
6 Penulis Zuli Nuraeni dan Abdul Rosyid
8 Tanggal Review 22 November 2020

2.1.2. Pendahuluan
Dalam pendidikan di Indonesia, peran pendidik sangat diperlukan dalam
peningkatan dan penyempurnaan sistem pendidikan. Pendidik/dosen sangat
bertanggung jawab terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Maka dari itu,
pendidik dituntut untuk dapat menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar
di sekolah. Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran yang diterapkan pendidik di
sekolah juga tergantung metode dan strategi yang diterapkan pendidik dalam
menyampaikan materi pelajaran.

Pendidik sebagai agen pembelajar harus mampu menyajikan proses


pembelajaran secara kontekstual dengan melibatkan langsung peran serta peserta
didik secara aktif (student centre). Sebaik apapun substansi materi ajar, tetapi jika
pendidik tidak mampu mengemas secara baik dalam penyampaiannya, maka
substansi tersebut tidak akan sampai kepada peserta didik. Dan bahkan, bisa jadi
peserta didik menjadi bosan karena kurangnya responsibilitas dan antusiasme
mereka dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Untuk itulah, pendidik

2|C r ti ca J o ur nal R eview Ka pita Sel ek ta


harus mampu meramu sistem pembelajarannya dan cara penyampaian materi agar
menjadi menarik, efektif dan inovatif sehingga mampu mendorong kreativitas
peserta didik dan menumbuhkan motivasi peserta didik untuk belajar.

Perlu adanya pendekatan khusus dalam memahami karakteristik peserta


didik agar metode pembelajaran yang digunakan pendidik sesuai dan dapat
direspon baik oleh peserta didik. Kecocokan peserta didik terhadap metode yang
dipakai oleh seorang pendidik, maka akan meningkatkan keingintahuan dan
ketertarikan peserta didik terhadap materi yang disampaikan, sehingga peserta
didik dapat menikmati dalam kegiatan belajar. Pengalaman dan pengetahuan
pendidik dalam hal materi maupun metode-metode penyampaian materi yang
sangat luas dapat menambah daya tarik peserta didik untuk melakukan kegiatan
pembelajaran yang mendalam karena banyaknya variasi materi yang disampaikan.

Metode pembelajaran Peer Teaching dikenal dengan istilah tutor sebaya.


Menurut Jarvis (2001) dalam Mulyatiningsih (2011: 235), “peer teaching is
learner-centered activity because members of educational communities plan and
facilitate learning opportunities for each other. There is the expectation of
reciprocity, e.g., peers will plan and facilitate courses of study and be able to
learn from the planning and facilitation of other members of community. Artinya,
peer teaching merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada peserta didik sebab
anggota komunitas merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar untuk
dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini diharapkan dapat terjadi timbal balik antara
teman sebaya yang akan bertugas merencanakan dan memfasilitasi kegiatan
belajar dan dapat belajar dari perencanaan dan fasilitas anggota kelompok lainnya.

Sementara itu, kemampuan mahasiswa semester 3 Pendidikan Matematika


STKIP Muhammadiyah Kuningan dalam memahami kisi-kisi soal Ujian Nasional
SMP masih kurang. Hal ini terlihat dari hasil pretest mahasiswa pada mata kuliah
Kapita Selekta Matematika Pendidikan Menengah dengan mengerjakan prediksi
soal-soal UN SMP. Mata kuliah ini membahas tentang materi pembelajaran
Matematika aktual (baru) dengan perluasan, pendalaman, pengayaan matematika
program S1 Pendidikan Matematika, terapan (fiktif atau nyata) tentang suatu
konsep matematika, penemuan atau permainan dalam matematika. Dengan

3|C r ti ca J o ur nal R eview Ka pita Sel ek ta


penggunaan metode pembelajaran peer teaching (tutor sebaya) ini diharapkan
mampu mengembangkan keaktifan mahasiswa. Metode pembelajaran peer
teaching ini mengharuskan mahasiswa untuk aktif berbicara pada saat berdiskusi,
sehingga diharapkan mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap kisi-
kisi soal UN matematika SMP.

Metode pembelajaran Peer Teaching dikenal dengan istilah tutor sebaya.


Menurut para ahli Boud, D., Cohen, dan J. Sampson (Keppell, 2006), peer
teaching is one method to encourage meaningful learning which involves students
teaching and learning from each other. Artinya tutor teman sebayamerupakan
salah satu metode untuk mendorong pembelajaran yang bermakna yang
melibatkan peserta didik melakukan pengajaran dan belajar dari satu sama lain.

Menurut Suherman dalam Anggorowati (2011) sumber belajar tidak harus


selalu dari pendidik. Sumber belajar dapat diperoleh dari teman satu kelas yang
lebih pandai atau dari keluarga. Sumber belajar bukan pendidik dan berasal dari
orang lain yang lebih pandai disebut tutor. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang
lebih pandai. Dengan demikian, pemanfaatan peserta didik yang mempunyai
kemampuan akademis tinggi atau pandai sebagai tutor sebaya diharapkan dapat
membantu temantemannya yang mengalami kesulitan dalam belajar sehingga
hasil belajar peserta didik lebih meningkat.

2.1.3. Metodologi Penelitian


Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR), dengan ciri utamanya adalah adanya tindakan
yang berulang dan metode utamanya adalah refleksi diri yang bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperbaiki
metode pembelajaran yang sesuai dan mudah diterapkan dalam pembelajaran
matematika di tingkat perguruan tinggi karena tujuan dasar dari penelitian
tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki praktek pembelajaran dosen di kelas
dan bukan untuk menghasilkan pengetahuan atau teori.

Penelitian ini dilaksanakan di STKIP Muhammadiyah Kuningan yang


beralamat di Jalan Moertasiaah Soepomo No. 28B Kuningan. Perkuliahan mata

4|C r ti ca J o ur nal R eview Ka pita Sel ek ta


kuliah Kapita Selekta Matematika Pendidikan Menengah sendiri dilaksanakan
setiap hari Selasa pukul 13.20 di ruang A 302. Subyek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa semester 3 Program Studi Pendidikan Matematika STKIP
Muhammadiyah Kuningan yang berjumlah 9 orang yang terdiri dari 2 mahasiswa
laki-laki dan 7 mahasiswa perempuan, dengan kemampuan yang heterogen.
Subyek rata-rata berusia 19-20 tahun. Obyek dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dari penggunaan metode
pembelajaran Peer Teaching pada mata kuliah Kapita Selekta Matematika
Pendidikan Menengah pada mahasiswa semester 3 Program Studi Pendidikan
Matematika STKIP Muhammadiyah Kuningan.

Penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan


diperoleh data yang obyektif. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yaitu
observasi langsung dan tes. Analisis data dilakukan sejak data diperoleh dari hasil
observasi oleh peneliti dianalisis secara deskriptif untuk setiap siklus. Analisis
data hasil observasi keterlaksanaan SAP, tes, angket, catatan lapangan,
dokumentasi dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Hasil pekerjaan mahasiswa, pre-test, post test siklus I, dan post test
siklus II akan digunakan untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap kisi-
kisi soal UN matematika SMP.

2.1.4. Pembahasan

Siklus I
Siklus I dimulai dengan perencanaan yang meliputi pembuatan skenario
perkuliahan yang meliputi: membuat RPS dan Handout materi Kapita Selekta
Matematika Pendidikan Menengah, alat evaluasi (post-test), dan lembar observasi
serta menyiapkan peralatan-peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan-
kegiatan selama proses perkuliahan berlangsung seperti LCD, laptop dan kamera.
Berdasarkan kesimpulan siklus I di atas, maka target yang diinginkan
belum tercapai karena masih ada beberapa indikator yang belum memenuhi target
akhir dari penelitian ini. Persentase keseluruhan indikator dari hasil belajar
mahasiswa dengan menggunakan metode perkuliahan peer teaching baru tercapai
70%. Sedangkan untuk hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan metode

5|C r ti ca J o ur nal R eview Ka pita Sel ek ta


perkuliahan peer teaching yang nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) sebanyak 66,67%. Tujuan akhir dalam kegiatan perkuliahan ini
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan mahasiswa mencapai 80% untuk
masing-masing indikator, sehingga kegiatan perkuliahan ini perlu dilanjutkan
pada siklus berikutnya dengan mengkaji ulang rancangan perkuliahan yang dibuat
oleh peneliti sesuai dengan permasalahan yang didapatkan pada siklus I.

Siklus II
Siklus II dimulai dengan perencanaan dengan mempertimbangkan masalah
yang muncul di siklus I supaya dapat diminimalisir di siklus II. Siklus II diakhiri
dengan melaksanakan post-test setelah proses perkuliahan berakhir untuk
mengetahui perkembangan hasil belajar mahasiswa setelah penerapan metode
perkuliahan peer teaching (tutor sebaya). Pada post test siklus II nilai yang dicapai
sudah cukup bagus, hal itu dapat dilihat dari nilai terendah adalah 60 sedangkan
untuk nilai tertinggi adalah 87,5, dan mahasiswa yang mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan adalah 66,67% dan nilai rata-
rata sebesar 60. Pemahaman mahasiswa mengenai kisi-kisi soal UN matematika
SMP pada saat post test siklus II sebanyak 66,67 termasuk kriteria sangat baik dan
33,33% termasuk kriteria baik, dan rata-rata pemahaman mahasiswa mengenai
kisi-kisi soal UN matematika SMP tergolong sangat baik. Rata-rata nilai antara
siklus I dan siklus II sama, akan tetapi terjadi penurunan nilai maximum dan
minimum, sehingga disimpulkan bahwa terdapat hasil belajar mahasiswa dengan
metode perkuliahan peer teaching (tutor sebaya), dan siklus dihentikan karena
penelitian dinyatakan berhasil.
Hasil pengamatan pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan
mengindikasikan bahwa hasil belajar mahasiswa dapat ditingkatkan melalui
penerapan metode perkuliahan peer teaching (tutor sebaya) yang melibatkan
peran aktif mahasiswa di dalamnya. Dengan kkata lain, metode perkuliahan peer
teaching (tutor sebaya) dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam
kegiatan perkuliahan sehingga cocok dan sesuai diterapkan pada Mata Kuliah
Kapita Selekta Matematika Pendidikan Menengah di Kampus STKIP
Muhammadiyah Kuningan dalam upaya meningkatkan kualitas perkuliahan.

6|C r ti ca J o ur nal R eview Ka pita Sel ek ta


2.1.5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah
dilakukan dengan penerapan metode perkuliahan peer teaching (tutor sebaya)
pada Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika Pendidikan Menengah, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode perkuliahan peer teaching (tutor
sebaya) pada Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika Pendidikan Menengah
mahasiswa semester 3 Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Kuningan
dilakukan sebanyak 2 siklus. Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dari
penelitian penerapan metode perkuliahan peer teaching (tutor sebaya) sebagai
upaya peningkatan keaktifan belajar mahasiswa pada mata perkuliahan Kapita
Selekta Matematika Pendidikan Menengah dengan kompetensi memahami kisi-
kisi soal UN SMP di STKIP Muhammadiyah Kuningan terjadi peningkatan aspek
keaktifan belajar mahasiswa yang menonjol peningkatannya yaitu merangkum
materi dengan memanfaatkan sumber belajar.
Hasil belajar mahasiswa pada Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika
Pendidikan Menengah mahasiswa semester 3 Pendidikan Matematika STKIP
Muhammadiyah Kuningan dengan penerapan metode perkuliahan peer teaching
(tutor sebaya) mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar mahasiswa dapat
dilihat pada pre-test siklus I sebelum penerapan metode peer teaching sebesar 0%
atau tidak ada mahasiswa yang memenuhi KKM sedangkan setelah penerapan
metode perkuliahan peer teaching pada post-test siklus II menjadi 66,67%
mahasiswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hasil belajar
mahasiswa meningkat sebesar 28,17%.

Saran
Saran untuk mahasiswa, agar selalu aktif dalam kegiatan perkuliahan
metode peer teaching (tutor sebaya) untuk melatih dan mengembangkan hasil
belajar, baik membantu memecahkan permasalahan belajar teman maupun
permasalahan belajar individu. Para dosen juga disarankan agar mencoba
menerapkan metode perkuliahan peer teaching (tutor sebaya) sebagai alternatif
untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Dan saran bagi peneliti lain, agar

7|C r ti ca J o ur nal R eview Ka pita Sel ek ta


menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pelaksanaan metode perkuliahan peer teaching
(tutor sebaya) sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih maksimal lagi.

2.2 Ringkasan Jurnal II


2.2.1. Identitas Jurnal
1 Judul Implementasi Lesson Study Pada Mata Kuliah
Kapita Selekta Matematika Smp Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa
2 Jurnal Jurnal Ilmiah UPT
3 Download https://andykamt.com/daftar-referensi-jurnal-
ilmiah-Edu-Research-gratis-open-access-journals/
4 Nomor ISSN -
5 Volume dan Halaman Vol.3, No.1, Hal:33-38
6 Tahun 2016
7 Penulis Indah Puspita Sari , Adi Nurjaman

8 Reviewer Julita Elis Listiawaty


9 Tanggal Review November 2020
2.2.2. Pendahuluan
Mata kuliah Kapita Selekta Matematika terbagi menjadi beberapa bagian,
yaitu Kapita Selekta Matematika SD, SD Lanjut, SMP dan SMA. Mata kuliah ini
merupakan mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa sebagai bekal
mereka untuk menjadi seorang guru. Dalam mata kuliah Kapita Selekta
Matematika SMP, materi yang dibahas merupakan materi-materi esensial pada
kelas VII sampai dengan kelas IX .Sekolah Menengah Pertama. Konsep
matematika SMP yang baik perlu dimiliki oleh mahasiswa karena merupakan
dasar dalam pembelajaran matematika. Jika mahasiswa tidak memiliki konsep
SMP yang baik, maka akan berimplikasi pada pembelajaran matematika
selanjutnya.
Berdasarkan pengalaman peneliti pada semestersemester sebelumnya,
hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kapita Selekta Matematika kurang
memuaskan. Hal ini dikarenakan, pada saat proses pembelajaran mahasiswa lebih
sering mendengarkan penjelasan dari dosen. Proses pembelajaran seperti ini akan
mengakibatkan mahasiswa menjadi kurang aktif dan materimateri esensial tidak
mereka terima seutuhnya sehingga hasil belajar mahasiswa kurang optimal.

8|C r ti ca J o ur nal R eview Ka pita Sel ek ta


Seperti yang dikemukakan oleh Anggraeni (2008:5) bahwa sikap dan kebiasan
belajar yang baik akan memberikan tunjangan terhadap pencapaian hasil belajar
yang optimal dan sebaliknya sikap dan kebiasaan belajar yang kurang baik,
kurang ulet, dan kurang gesit akan mempengaruhi hasil belajar yang tidak
optimal.

2.2.3. Kajian Teori


Pengertian Lesson Studymenurut Styler dan Hiebert (Susilo, 2009:3)
adalah suatu proses kolaboratif pada sekelompok guru ketika mengidentifikasikan
masalah pembelajaran, merancang suatu skenario pembelajaran (yang meliputi
kegiatan mencari buku dan artikel mengenai topik yang akan diajarkan);
membelajarkan peserta didik sesuai dengan skenario (salah seorang guru
melaksanakan pembelajaran sedangkan yang lain mengamati), mengevaluasi dan
merevisi skenario pembelajaran, membelajarkan lagi skenario pembelajaran yang
telah direvisi, mengevaluasi lagi pembelajaran dan membagikan hasilnya dengan
guru-guru lain (mendiseminasikannya).

Berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, Lewis


(2004) mengemukakan tentang ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yaitu: (1)
Tujuan bersama untuk jangka panjang, (2) Materi pelajaran yang penting, (3)
Studi tentang siswa secara cermat, (4) Observasi pembelajaran secara langsung.

Lewis (2002), menyebutkan enam tahapan dalam lesson study, yaitu (1)
membentuk kelompok lesson study, (2) memfokuskan lesson study, (3)
merencanakan rencana pembelajaran, (4) melaksanakan pembelajaran di kelas, (5)
mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran yang telah dilakukan, dan (6)
merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap-tahap selanjutnya. Enam
langkah Lesson Study menurut Lewis tersebut dapat kita rinci menjadi 3 tahapan,
yaitu: 1) Tahap Plan, yaitu membuat perencanaan pembelajaran secara
kolaboratif, 2) Tahap Do, yaitu penerapan rencana pembelajaran di kelas oleh
seorang guru model sedangkan yang lain mengamati aktivitas siswa dalam
pembelajaran, 3) Tahap See, yaitu diskusi setelah pembelajaran untuk
merefleksikan efektivitas pembelajaran untuk perbaikan.

2.2.4. Metodologi Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan
pengamatan terhadap tindakan mahasiswa pada saat kegiatan pembelajaran di
kelas. Penelitian ini dilaksanakan pada Program Studi Pendidikan Matematika
STKIP Siliwangi Bandung. Sampel yang dijadikan penelitian adalah mahasiswa
kelas A2 2014 Reguler yang berjumlah 41 mahasiswa. Penelitian ini dilakukan
sebanyak empat siklus, dimana setiap siklus terdiri dari tiga tahap yaitu plan, do,
dan see.

9|C r ti ca J o ur nal R eview Ka pita Sel ek ta


Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini dilakukan observasi dan tes.
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap tindakan mahasiswa
pada saat kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu pada saat melaksanakan tahapan
perencanaan, pelaksanaan , dan refleksi. Sedangkan tes dilakukan pada setiap
siklus setelah kegiatan Lesson Study selesai dilaksanakan.

2.2.5. Pembahasan
Hasil Pelaksanaan Siklus I

Pada siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2015 dengan materi
Bilangan, mahasiswa secara berkelompok melakukan tahap plan. Tahap plan ini
dimulai dengan membuat chapter design dari materi bilangan. Dalam chapter
design ini, mahasiswa melihat sistematika dan kedalaman materi, apakah sudah
sesuai atau belum, serta menentukan jumlah pertemuan untuk materi tersebut. 4.2.

Hasil Pelaksanaan Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2015 dengan materi


Himpunan. Tahapan pada siklus tahap II sama dengan tahapan pada siklus I, yaitu
dimulai dengan tahap plan. Pada tahap plan mahasiswa secara berkelompok
membuat chapter design materi himpunan dengan melihat sistematika dan
kedalaman materi serta menentukan jumlah pertemuan untuk materi himpunan
tersebut. Chapter design tersebut dipresentasikan dan didiskusikan kemudian
dibuat lesson design berdasarkan kesepakan yang telah diperoleh dari hasil
diskusi.

Hasil Pelaksanaan Siklus III

Siklus III dilaksanakan pada tanggal 7 April 2015 dengan materi Bangun
Datar. Pada siklus III ini, mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan tahapan-
tahapan lesson study. Dimulai dari tahap plan, yaitu membuat chapter dan lesson
design materi bangun datar dilanjutkan dengan tahap do, yaitu open lesson yang
dilaksanakan tanggal 21 April 2015 dan diakhiri dengan tahap see, dimana pada
siklus III ini observer tidak terlalu banyak memberikan masukan-masukan, karena
guru model pada siklus III ini sudah lebih baik dibandingkan siklus I dan II.

Hasil Pelaksanaan Siklus IV

Berdasarkan hasil dari siklus III, maka dilakukan beberapa perbaikan pada
siklus IV. Siklus IV dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015 dengan materi
Persamaan Garis Lurus. Seperti pada siklus I-III, tahapan siklus IV ini dimulai
dari tahap plan, yaitu membuat chapter dan lesson design materi persamaan garis
lurus. Selanjutnya tahap do dilakukan pada tanggal 12 Mei 2015. Pada siklus IV
ini, guru model menggunakan model pembelajaran yang cukup menarik sehingga
mahasiswa yang berperan sebagai siswa sangat antusias mengikuti kegiatan

10 | C r t i c a J o u r n a l R e v i e w K a p i t a S e l e k t a
pembelajaran. Pada tahap see, observer pun memberikan respon yang positif
terhadap guru model pada siklus IV ini.

2.2.6. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka diperoleh
kesimpulan bahwa implementasi Lesson Studypada mata kuliah Kapita Selekta
Matematika SMP dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
b. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut:
1) Pembelajaran dengan Lesson Study ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif pembelajaran bagi para calon guru
2) Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai Lesson Study untuk
meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada pokok bahasan lain dengan
subjek yang berbeda.

11 | C r t i c a J o u r n a l R e v i e w K a p i t a S e l e k t a
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Relevansi antara topik jurnal
Adapun relevansi antara topik jurnal dengan karya-karya dan bidang
Keahlian Penulis adalah terdapat relevansi antara topik jurnal terhadap bidang
keahlian penulis,dimana pada keduan jurnal ini merupakan jurnal penelitian.

3.2 Pemilihan serta cakupan kajian teori


Adapun literature yang digunakan dalam penulisan ini adalah literature-
literatur baru karena tidak ada satupun literature yang mengambil pustaka di tahun
2000 kebawah,oleh karena itu data pada jurnal ini sangat terbaharui dan pustaka
yang tebaru adalah pustaka tahun 2015. Hal ini merupakan langkah pembaharuan
penelitian yang terdahulu, sehingga penelitian terbaru memberikan informasi yang
lebih baru dan akan sangat bermanfaat bagi pembaca dengan pembaharuan-
pembaharuan yang telah ada. Kajian teorinya juga menarik karena menjelaskan
pemahaman konsep bagi anak yang masih belum mengerti konsep operasi dalam
matematika.

3.3 Metodologi Penelitian


Metodologi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung yaiu sama-
sama menggunakan siswa SMP sebagai sampel penelitian pada sekolah yang
berbeda yang sangat mendukung kemampuan siswa yang tampakdari perbedaan
sekolah dan daerah tersebut.

3.4 Kerangka berpikir


Penelitian ini dilakukan dengan mengambil hasil-hasil teori-teori dan
penelitian yang telak dilakukan oleh para peneliti yang pakar di
bidangnya.Jadi,tidak ada subjek penelitian dalam hal ini.Seluruh instrument dan
hasil penelitian diperoleh dari literature-literatur seperti buku terpercaya dan
jurnal terbaru. Selain itu,peneliti juga mendapatkan hasil penelitiannya dari hasil-
hasil penelitian pakar lain yakni dari jurnal nasional maupun internasional.

12 | C r t i c a J o u r n a l R e v i e w K a p i t a S e l e k t a
3.5 Kesimpulan dan saran yang diajukan penulis dan implikasi pada
penelitian berikutnya
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa anak yang masih
belum dapat memahami konsep operasi matematika padsa kelas IV SD dapat
dibantu dengan menggunakan media pembelajaran. Karena siswa akan merasa
lebih tertarik dan lebih paham jika mereka diberikan alat saat belajar.
Dalam Penlitian ini,penulis memberikan saran yaitu hendaknya dapat
melakukan penelitian lebih lanjut tentang media lain yang dapat meningkatkan
pemahaman konsep pada mata pelajaran matematika.

3.6 Keunggulan dan Kelemahan Jurnal


1. Keunggulan
Penulis memaparkan hasil dan pembahasan dengan jelas dan rinci. Jika
mahasiswa dapat mengerjakan hal yang diajukan pada jurnal maka akan
sangat membantu dalam proses belajar mengajar saat menjadi seorang guru.

2. Kelemahan
Pada jurnal kedua tidak memaparkan saran yang dapat membantu akan hasil
yang penulis kerjakan.

13 | C r t i c a J o u r n a l R e v i e w K a p i t a S e l e k t a
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari jurnal yang saya review ini adalah bahwa studi
lesson memberikan positive impact terhadap anak yang masih belum dapat
memahami konsep operasi matematika SMP dapat dibantu dengan menggunakan
media pembelajaran.

4.2 Saran
Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya,peneliti dapat melakukan
mengembangkan ruang lingkup penelitiannya,dapat juga dengan beberapa data
yang dari internet, buku atau media lain yang dapat mendukung penelitian
tersebut.

14 | C r t i c a J o u r n a l R e v i e w K a p i t a S e l e k t a
DAFTAR PUSTAKA

Puspita I, dkk. 2017. Implementasi Lesson Study Pada Mata Kuliah Kapita
Selekta Matematika Smp Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa.
Jurnal Ilmiah UPT. Vol. 3(1), Hal:33-38

Nuraeni Z, dkk. 2017. Penerapan Metode Peer Teaching Pada Mata Kuliah Kapita
Selekta Matematika Pendidikan Menengah Untuk Meningkatkan
Pemahaman Mahasiswa Terhadap Kisi-Kisi Soal UN Matematika SMP.
Jurnal Silogisme. Vol. 2(2), Hal:83-91

15 | C r t i c a J o u r n a l R e v i e w K a p i t a S e l e k t a
MINI RISET
“Analisis Kemampuan Matematis Siswa pada Materi Bilangan Bulat”

Nama : Erma Sintya Kristina Lubis


Nim : 4193311086
Kelas : Pendidikan Matematika F 2019

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas “Mini
Riset” mata kuliah Kapita Selekta Matematika Pendidikan Menengah. Dalam tugas Mini
Riset kali ini, penulis menganalisis Kemampuan Matematis Siswa pada Materi Operasi
Bilangan Bulat.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematika .................................................. 3
2.2 Pengertian Bilangan Bulat ....................................................................................... 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian ...................................................................................................... 4
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................................. 4
3.3 Subjek Penelitian ................................................................................................... 4
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 4
3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................................. 4
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN
4.1. Hasil ...................................................................................................................... 8
4.2. Pembahasan ........................................................................................................... 8
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 10
5.2. Saran ...................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat
menguasai informasi dan pengetahuan. Kemampuan-kemampuan tersebut membutuhkan
pemikiran yang kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Oleh karena itu diperlukan suatu
kemampuan memperoleh, memilih, dan mengolah informasi melalui kemampuan berpikir
kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Salah satu program pendidikan yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan kreatif adalah
matematika. Matematika adalah suatu sarana atau cara untuk menemukan jawaban
terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, dan yang paling penting adalah
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri untuk melihat dan menggunakan hubungan-
hubungan.
Matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi symbol-simbol itu tersusun
secara hiearkis dan penalarannya deduktif, sehingga belajar matematika itu merupakan
kegiatan mental yang tinggi. Karena matematika adalah bahasa symbol, maka setiap orang
yang belajar matematika dituntut untuk mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa symbol tersebut. Namun, kenyataan nya masih banyak orang
khusus nya siswa yang masih kurang memahami komunikasi matematika. Unttuk itu,
penulis melakukan mini riset untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika pada
materi bilangan bulat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah siswa dapat menuliskan ide-ide matematis pada permasalahan operasi
bilangan bulat?
2. Apakah siswa dapat memahami dan mengevaluasi ide-ide matematis pada
permasalahan operasi bilangan bulat?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan
Matematika Menengah.
2. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 18 Medan pada materi operasi bilangan bulat.

1
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, logis dan sistematis.
2. Bagi pembaca, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai kemampuan matematis pada materi operasi bilangan bulat.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematika
Pemahaman matematis yang telah dibahas sebelumnya erat kaitannya dengan
komunikasi matematis. Siswa yang sudah mempunyai kemampuan pemahaman matematis
dituntut juga untuk bias mengkomunikasikan nya agar pemahamannya bias dimanfaatkan
oleh orang lain. Matematika adalah bahasa symbol, dimana setiap orang yang belajar
dituntut untuk mempunyai kemampuan berkomunikasi dnegan menggunakan bahasa
symbol tersebut. Kemampuan komunikasi matematis akan membuat seseorang bias
memanfaatkan matematika untuk kepentingan diri sendiri maupun orang lain, sehingga
akan meningkatkan sikap positif terhadap mateatika baik dari dalam diri sendiri maupun
orang lain. Matematika sebagai bahasa symbol yang mengandung makna bahwa
matematika bersifat universal dan dapat dipahami oleh setiap orang kapan dan dimana saja.
Setiap symbol mempunyai arti jelas, dan disepakati secara bersama oleh semua orang.
Shoen, Bean, dan Ziebarth (Hasratuddin, 2018 : 174) mengemukakan bahwa
komunikasi matematis adalah kemampuan seseorang dalam hal menjelaskan suatu
algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah, kemampuan siswa mengkonstruksi dan
menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafik, kata-kata/kalimat, persamaan,
table dan sajian secara fisik atau kemampuan siswa memberikan dugaan tentang gambar-
gambar geometri. Sedangkan Greenes dan Schulman Hasratudding, 2018 :174 - 175)
menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan : a). kekuatan sentral bagi siswa
dalam merumuskan konsep dan strategi; b) modal keberhasilan bagi siswa terhadap
pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematika; c) wadah bagi
siswa dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, berbagai
pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan
yang lain.
Dalam NCTM dinyatakan bahwa standar komunikasi matematis adalah penekanan
pengajaran matematika pada kemampuan siswa dalam hal : mengorganisasikan berpikir
matemats melalui komunikasi, mengkomunikasikan matematika secara logis dan jelas,
menganalisis dan mengevaluasi berpikir matematis, menggunakan bahasa matematika
untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara benar. Secara lebih luas, komunikasi
matematis adalah kemampuan yang dapat menghubungkan benda nyata, dan diagram

3
kedalam ide matematika, dapat menjelaskan ide, situasi dan relasi matematis secara lisan
atau tuliasn dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar, dapat menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa atau symbol matematika, dapat mendengarkan, menulis dan
berdiskusi tentang matematika, menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika
yang telah dipelajari. Kemampuan komunikasi matematis menunjang kemampuan-
kemampuan matematis yang lain, misalnya kemampuan pemecahan masalah. Dengan
kemampuan komunikasi yang baik maka suatu masalah akan lebih cepat bias
direpresentasikan dengan benar dan hal ini akan mendukung untuk penyelesaian masalah.
Kemampuan komunikasi matematis merupakan syarat untuk memecahkan masalah, artinya
jika siswa tidak dapat berkomuniakasi dengan baik memaknai permasalahan maupun
konsep matematika maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.
2.2 Pengertian Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya.
Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen decimal atau pecahan. Himpunan semua
bilangan bulat dalam matematika dikembangkan dengan Z yang berasal dari Zahlen
(bahasa Jerman untuk “bilangan”).
Himpunan Z tertutup dibawah operasi penambahan dan perkalian. Artinya, jumlah
dan hasil kali dua bilangan bulat. Namun, berbeda dengan bilangan asli, Z juga tertutup di
bawah operasi pengurangan. Hasilpembagian dua bilangan bulat belum tentu bilangan
bulat pula, karena itu Z tidak tertutup dibawah pembagian.
Pada bilangan bulat juga terdapat 4 macam operasi utama yang berlaku, operasi
tersebut adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Keempat operasi
pada bilangan bulat ini sangat erat hubungannya dengan operasi bilangan cacah. Oleh
sebab itu, maka dituntut untuk memahami keempat bilangan bulat.
1. Operasi penjumlahan
Adapun defenisi penjumlahan adalah sebagai berikut :
 a + b = (a+b), jika a dan b bilangan bulat tidak negative.
 a + b = a-b, jika a dan b bilangan bulat tidak negative serta a>b.
 a + b = 0, jika a dan b bilangan bulat tidak negative dan a=b
 a + b = (b-a), jika a dan b bilangan bulat tidak negative dan a<b
Penjumlahan bilangan bulat mempunyai beberapa sifat, yaitu :
 Sifat tertutup, jika a dan b bilangan bulat, maka a + b juga bilangan bulat
 Sifat pertukaran, jika a dan b bilangan bulat, maka a + b = b + a

4
 Sifat pengelompokan, jika a, b, dan c bilangan bulat, maka (a+b) +c =
a+(b+c)
 Sifat adanya unsur identitas, ada bilangan bulat 0 yang bersifat a+0=0+a=a
untuk semua bilangan bulat a.
2. Operasi pengurangan
Operasi pengurangan merupakan invers dari operasi penjumlahan.
3. Operasi perkalian
Defenisi dari operasi perkalian bilangan bulat adalah hasilkali bilangan bulat yang
berlainan tanda adalah bilangan bulat negative. Hasil kali bilangan bulat yang tanda
nya sama adalah bilangan. Sifat–sifat operasi perkalian bilangan bulat adalah sebagai
berikut :
 Sifat tertutup, jika a dan b bilangan bulat, maka a.b adalah bilangan bulat
 Sifat pertukaran, jika a dan b adalah bilangan bulat, maka a.b=b.a
 Sifat pengelompokan, jika a dn b adalah bilangan bulat, maka (a.b).c=a.(b.c)
4. Operasi pembagian
Operasi pembagian pada bilangan bulat dapa didefenisikan sebagai berikut: jika a
dan b adalah bilangan bulat dengan b ≠ 0, maka a dibagi b ditulis a:b, ialah bilangan
bulat x yang bersifat b.x=a.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif yang
dirancang untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siwa pada materi operasi
bilangan bulat. .
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada waktu semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
Tempat penelitian di SMP Negeri 18 Medan secara online.
3.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-4 yang terdiri dari 30 siswa
sebagai populasi, dan penulis mengambil 5 siswa sebagai sampel.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode tes. Metode tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam
menyelesaikan soal operasi bilangan bulat. Data yang diharapakan berupa hasil pekerjaan
siswa pada lembar jawaban yang disertai dengan lankah-langkahnya. Langkah-langkah
yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data ini adalah menyiapkan soal tes, membagi
soal kepada siswa, mengawasi siswa dalam mengerjakan soal, mengumpulkan hasil tes,
memeriksa dan mengevaluasi hasil tes, dan menganalisa hasil tes.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan,
membuang data tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa
sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data
adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan keputusan.

6
3. Kesimpulan
Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjuan dari reduksi data dan penyajian
data. Kesimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah
terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan, kalimat, atau formula yang singkat dan
padat tetapi mengandung pengertian luas.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil berupa data pada tabel
berikut:
Responden Jawaban yang benar
(siswa)
Soal 1 Soal 2

Responden 1 Benar Benar

Responden 2 Benar Salah

Responden 3 Benar Benar

Responden 4 Benar Benar

Responden 5 Salah Benar

4.2. Pembahasan
 Berdasarkan hasil yang diperoleh, responden 1 telah menjawab soal dengan benar, dan
telah memahami lebih banyak tentang komunikasi matematis dibandingakan dengan
responden yang lainnya. Hal ini karena responden 1 mampu menuliskan apa yang
diketahu dan ditanya, dan dapat menyimpulkan jawaban yang ia pereleh. Namun,
walaupun demikian, responden 1 masih kurang dalam menggunakan notasi setelah
membaca soal dan menyelesaiakn soal.
 Berdasarkan hasil yang diperoleh, responden 2 hanya mampu menjawab 1 soal dengan
benar. Dan dalam penyelesaiannya responden 1 masih belum mampu memahami soal
cerita yang diberikan. Sehingga ia tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan
ditanya. Selain itu, responden 2 juga belum mampu mengkomunikasikan atau
menuliskannya dalam bentuk notasi atau symbol matematika.
 Berdasarkan hasil yang diperoleh responden, 3 telah menjawab soal dengan benar,
namun walaupun demikian dalam proses atau langkah-langkah penyelesaiannya
responden 3 masih kurang memahami makna dari komunikasi matematis. Hal ini
dapat dilihat dari responden 2 tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan
ditanya dari soal cerita yang diberikan.
 Berdasarkan hasil yang diperoleh, responden 4 telah mampu menjawab soal dengan
benar. Namun, walaupun demikian dalam proses dan langkah-langkah
8
penyelesaiannya masih kurang memahami makna dari komunikasi matematis sehingga
dalam penyelesaian soal responden tidak mampu menuliskan nya dalam bentuk notasi
atau symbol matematika.
 Berdasarkan hasil yang diperoleh, responden 5 hanya mampu menjawab 1 soal dengan
benar. Dan dalam hal ini responden juga tidak memahami makna dari komunikasi
matematis, sehingga responden tidak mampu menuliskan apa yang di ketahui dan
ditanya pada soal.

9
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan mini riset yang telah dilakukan di SMP Negeri 18 Medan dengan
populasi sebanyak 30 siswa dan sampel 5 siswa. Diperoleh bahwa siswa telah mampu
menjawab soal dengan benar. Namun, dalam proses penyelesaian dengan konsep
komunikasi matematis masih kurang.
5.2. Saran
Penulis menyarankan agar tenaga pendidik lebih memperhatikan proses
pembelajaran matematika khususnya pada kemampuan komunikasi matematis siswa.
Demikianlah makalah Mini Riset ini dibuat, penulis menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran
yang bersifat konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA
Hasratuddin. (2018). Mengapa Harus Belajar Matematika? Medan:Unimed.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/bilangan _bulat. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2018.

11
LAMPIRAN

12
REKAYASA IDE

“CARA MUDAH MENGINGAT TURUNAN TRIGONOMETRI”

MATA KULIAH
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA PENDIDIKAN MENENGAH

DISUSUN OLEH :
ERMA SINTYA KRISTINA LUBIS

PENDIDIKAN MATEMATIKA F 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas rekayasa ide ini yang berjudul
“Cara Mudah Mengingat Turunan Trigonometri”. Pembuatan makalah ini dilakukan untuk
memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Kapita Selekta Matematika Pendidikan
Menengah.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun Penulis nantikan guna perbaikan tugas
selanjutnya.
Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih dan semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah wawasan bagi pembaca.

Medan, November 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................... 3
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 3
1.3 TUJUAN ....................................................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. DEFINISI TURUNAN TRIGONOMETRI ................................................................... 4
2.2. TURUNAN TRIGONOMETRI .................................................................................... 4
2.3. CARA MUDAH MENGINGAT TURUNAN TRIGONOMETRI ................................. 5

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................. 6
3.2 SARAN ........................................................................................................................ 6

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Turunan adalah pengukuran terhadap bagaimana fungsi berubah seiring perubahan
nilai input, atau secara umum turunan menunjukkan bagaimana suatu besaran berubah
akibat perubahan besaran lainnya. Turunan merupakan operasi matematika yang tidak
asing lagi bagi seorang mahasiswa. Namun tidak dipungkiri bahwa dalam menyelesaikan
operasi turunan membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus menyelesaikan
perhitungan-perhitungan yang cukup rumit dan hasilnya pun belum tentu kebenarannya.
Banyak permasalahan sehari-hari yang menggunakan konsep turunan fungsi trigonometri
dalam penyelesaiannya. Dalam makalah ini akan dibahas rangkuman materi tentang
turunan fungsi trigonometri serta contoh soal disertai pembahasannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana definisi turunan trigonometri ?
2. Bagaiamana rumus turunan trigonometri ?
3. Bagaimana cara mudah untuk mengingat turunan trigonometri?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui definisi dari turunan trigonometri.
2. Untuk mengetahui rumus turunan trigonometri.
3. Untuk mengetahui cara mdah dalam mengingat turunan trigonometri.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. DEFINISI TURUNAN TRIGONOMETRI


Turunan dari suatu fungsi pada titik tertentu menjelaskan sifat-sifat fungsi yang
mendekati nilai input. Turunan trigonometri adalah persamaan turunan yang melibatkan
fungsi - fungsi trigonometri seperti sin, cos, tan, cot, sec dan csc.

2.2. TURUNAN TRIGONOMETRI


Pada dasarnya turunan trigonometri mengacu pada definisi turunan. Fungsi-fungsi f(x)
= sin x dan g(x) = tan x, keduanya mempunyai turunan(dapat didiferensialkan) yaitu
turunan sin x adalah f'(x) = cos x dan turunan cos x adalah g'(x) =sec2x. Hal itu dapat
dibuktikan dengan rumus f '(x) = lim h→0 fx + h - f(x)h , maka dapat di tentukan rumus
turunan fungsi trigonometri.
a. Turunan f(x) = sin x
Diketahui f (x) = sin x
f '(x) = lim h→ 0 fx + h - f(x)h
= lim h → 0 sinx + h - sin(x)h
= lim h → 0 2 cos 12 2x + h sin 12 (h) h
= lim h → 0 cos(x + 12h) . lim h → 0 sin 12 h (12h)
= cos x .1
= cos x
Jadi ddx(sin x) = cosx

b. Turunan f(x) = tan x


Diketahui f (x) = tan x = sinx.cosx
g(x)= sin x g'(x) = cos x
h(x)= cos x h'(x) = -sinx
f '(x) =hxg'x- g(x)h'(x) [h(x)]2
= cos x.cos x- sin x.(-sinx)[cos x]2
= cos 2x + sin 2 cos 2x
= 1 cos 2x = sec 2x
Jadi ddx(tanx) = sec 2x

4
Dengan jalan yang sama dapat dicari turunan cot x, sec x, cosec x.
Rumus :

Fungsi (y) sinx Cosx tanx cotx secx cscx

Turunan cosx -sinx sec2x -csc2x secxtanx -cscx


dydx cotx

2.3. CARA MUDAH MENGINGAT TURUNAN TRIGONOMETRI


Cara yang digunakan untuk mengingat turunan trigonometri yaitu dengan
menyanyikannnya. Irama lagunya diamil dari lagi iklan shampoo “Kodomo”.
Berikut liriknya :

siiinn, coss

cos, min sin

tangen, secan kuadrat

sin cos, cos min sin

fungsi turunan

cotan, min cosec dikuadrat

secan, secan kali tangen

turunaan cosecan, min cosecant cotangen

5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Turunan dari suatu fungsi pada titik tertentu menjelaskan sifat-sifat fungsi yang
mendekati nilai input. Turunan trigonometri adalah persamaan turunan yang melibatkan
fungsi - fungsi trigonometri seperti sin, cos, tan, cot, sec dan csc.
Turunan dari fungsi-fungsi trigonometri tersebut dapat diketahui dengan mudah
seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu dengan menyanyikannya.

3.2 SARAN
Semoga makalah rekayasa ide ini yang berjudul “Cara Mudah Mengingat
Trigonometri” ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai
media pembelajaran.

6
TUGAS PROYEK

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN MATEMATIKA MENENGAH

DISUSUN OLEH :
NAMA : ERMA SINTYA KRISTINA LUBIS

NIM : 4193311086

KELAS : PENDIDIKAN MATEMATIKA F 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan KaruniaNya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan Proyek “Kapita
Selekta Pendidikan Matematika lanjutan” ini tepat pada waktunya. Selesainya Proyek ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa dalam menghasilkan
suatu proses pemecahan masalah di dalam penulisan makalah proyek ini masih banyak
kekurangan, baik dalam hal sistematika maupun teknik penulisannya. Kiranya tiada lain
karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis yang belum luas dan mendalam.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun
sebagai masukan yang berharga demi kemajuan penulis di masa mendatang.
Demikianlah Makalah PROYEK ini, penulis berharap ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dalam memberikan informasi tentang Kapita Selekta Pendidikan Matematika
Menengah.

Medan, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................... i

Daftar isi ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................................................................... 1


B. Tujuan ................................................................................................ 1
C. Manfaat .............................................................................................. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 2

BAB III METODOLOGI

A. Bentuk proyek .................................................................................... 5


B. Manfaat .............................................................................................. 5

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 9
B. Saran .................................................................................................. 9

lampiran
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menjadi seorang guru pengajar yang baik ada dasar-dasar yang harus dipahami
seorang guru. Pada setiap materi pembelajaran bagaimana memecahkanya atau
menyelesaikanya masalah konseptual dan prosedural dan konsep materi tersebut.
Pemberian contoh dan latihan soal dengan contoh-contoh konkrit akan memberikan
pengalaman dan menganalisis masalah matematika.
Kesalahan yang sering sekali muncul pada pembelajaan adanya issu dalam dunia
matematika, atau dapat kita katakan bahwa pembelajaran ada terdapat kesalahan-
kesalahan yang mendasar sehingga terjadi kesalahan atau issu matematika tersebut.
Kesalahan dalam matematika bukanhanya terletak dalam sisawa/siswi tetapi banyak
juga terdapat kesalahan yang berasal dari tenaga pengajar itu sendiri (guru) sehingga
menimbulkan kesalahan yang patal dalam pembelajaran Matematika yang semestinya
berjalan dengan baik dan benar.
Maka penulis akan memperbuat sebuah lembar aktivitas siswa yang menunjukkan
konsep dari dasar belajar matematika khususnya pada materi matriks yang baik dan
beberapa soal permasalahan kecil yang harus dipahami.

B. Tujuan
1. Dapat menunjukkan konsep dasar matriks .
2. Menjadi alat bantu untuk memahami konsep matriks.
3. Menunjukkan kesalahan dalam konsep matriks.
4. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah kapita seletka pendidikan matematika
lanjutan.

C. Manfaat
Dengan terselesaikan proyek kapita selekta ini maka pembaca akan mampu
memperbaharui kesalahan yang mendasar yang sebelumnya dalam pembelajaran
matematika. Serta dapat menambah wawasan pembaca dalam pembelajaran
matematika pada dunia pendidikan sebagai calon pendidik (guru) yang baik. Hal ini
juga dapat digunakan sebagai bantuan dalam proses pembelajaran dalam pendidikan
matematika yang sedang berlangsung dalam dunia pendidikan kusus dalam
pembelajaran Matematika lanjutan.
BAB II

KAJIAN PUTAKA RINGKAS


Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak
permasalahan dan kegiatan dalam hidup yang harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu
matematika seperti menghitung, mengukur, dan lain-lain. Peran matematika dewasa ini
semakin penting, karena banyak informasi yang disampaikan dalam bahasa matematika
seperti tabel, grafik, diagram, dan persamaan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
memahami dan menguasai informasi yang berkembang pesat yaitu dengan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini

Kemampuan berpikir matematika khususnya berpikir matematika tingkat tinggi


sangat diperlukan siswa, terkait dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa keterampilan berpikir yang dapat
meningkatkan kecerdasan memproses adalah keterampilan berpikir kritis, keterampilan
berpikir kreatif, keterampilan mengorganisir otak, dan keterampilan analisis. Wijaya (dalam
Radiansyah, 2010) mengatakan bahwa “Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sebagai
bagian dari keterampilan berpikir perlu dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, sebab
banyak sekali persoalan-persoalan dalam kehidupan yang harus dikerjakan dan diselesaikan”.
Karena kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
dan memecahkan permasalahan yang ada dalam kehidupan di masyarakat, jelas bahwa siswa
sebagai bagian dari masyarakat harus dibekali dengan kemampuan berpikir kritis yang baik.
Oleh sebab itu, kemampuan berpikir terutama yang menyangkut aktivitas matematika perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam proses pembelajaran matematika.

Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika seharusnya menjadi


kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan. Namun pada kenyataannya belajar matematika
sering dianggap sesuatu yang menakutkan dan membosankan, hal ini terjadi karena selama
ini belajar matematika hanya cenderung berupa menghitung angka yang seolah-olah tidak ada
makna dan kaitannya dengan peningkatan kemampuan berfikir untuk memecahkan berbagai
persoalan. Padahal dengan belajar matematika, kita dilatih untuk senantiasa berfikir logis dan
kritis dalam memecahkan permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekunan, dan
keuletan. Aisyah (2008:4) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa rendahnya
kemampuan berpikir kritis disebabkan upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis di
sekolah-sekolah jarang dilakukan.
Utomo dan Ruijter (Suparno, 2000:31) memaparkan bahwa pada latihan pemecahan
soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat mengerjakannya dengan baik, sebagian
besar tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Setelah diberi petunjuk pun, mereka masih juga
tidak dapat menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga guru menerangkan seluruh
penyelesaiannya. Menurut Herman (2010:1) salah satu penyebab rendahnya penguasaan
matematika siswa adalah guru tidak memberi kesempatan yang cukup kepada siswa untuk
membangun sendiri pengetahuannya. Matematika dipelajari oleh kebanyakan siswa secara
langsung dalam bentuk yang sudah jadi (formal), karena matematika dipandang oleh
kebanyakan guru sebagai suatu proses yang prosedural dan mekanistis.

Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan Rohmayasari (2010:68) didapat


bahwa sikap dan kemampuan berpikir matematika siswa masih rendah dan belum
memuaskan, diantaranya:

1. Para siswa masih merasa malas untuk mempelajari matematika karena terlalu banyak
rumus.
2. Para siswa menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang
membosankan.
3. Matematika masih sulit dipahami oleh siswa.
4. Soal matematika yang diberikan sulit untuk dikerjakan.
5. Siswa masih merasa bingung dalam mengaplikasikan konsep matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Soal yang diberikan adalah soal-soal rutin yang kurang meningkatkan kemampuan
berpikir matematika siswa.
7. Soal yang diberikan tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan siswa
belum terbiasa diberikan soal-soal tidak rutin.

Sehingga tidak hanya rendah pada kemampuan aspek mengerti matematika sebagai
pengetahuan (cognitive) tetapi juga aspek sikap (attitude) terhadap matematika juga masih
belum memuaskan. Sebagian besar siswa masih menganggap matematika merupakan mata
pelajaran yang sukar dipelajari dan menakutkan bagi mereka. Hal ini disampaikan oleh
Ruseffendi (dalam Puspita, 2009), “Pelajaran matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada
umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi”. Anggapan tersebut sudah
melekat pada anak-anak, sehingga berdampak negatif terhadap proses pembelajaran siswa
dalam matematika. Siswa menganggap bahwa pembelajaran matematika yang diikuti di
sekolah kurang menarik dan kurang menyenangkan. Mereka merasa tidak termotivasi untuk
belajar matematika dan sulit untuk bisa meyenangi matematika sehingga pada akhirnya
mengakibatkan hasil belajar matematika menjadi kurang memuaskan.

Direktorat PLP (dalam Widdiharto, 2004:1) mengungkapkan bahwa kebanyakan guru


dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata
lain tidak melakukan pembelajaran bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan
sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar
cenderung menghafal dan mekanistis. Padahal kemampuan itu yang sangat diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif.

Walaupun matematika dikenal sebagai ilmu yang sukar dipahami, akan tetapi banyak
faktor yang dapat membantu memudahkan pemahaman matematika, salah satunya adalah
cara penyampaian materi, misalnya saja dengan menekankan kepada keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga potensi siswa dapat berkembang dengan
baik.

Proses pendidikan mencakup proses belajar, proses mengajar dan proses berpikir kreatif.
Syah (2008:248) mengungkapkan bahwa, “Dalam setiap proses belajar mengajar di sekolah
sekurang-kurangnya melibatkan empat komponen pokok, yaitu: individu siswa, guru, ruang
kelas dan kelompok siswa”. Semua komponen ini memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang
unik dan berpengaruh terhadap jalannya proses belajar mengajar. Dalam proses belajar
mengajar, pendukung keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran tidak hanya dari
kemampuannya dalam menguasai materi akan tetapi faktor lain pun dapat mendukung,
seperti penggunaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini harus
diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

Pandangan umum yang masih dianut oleh guru dan masih berlaku sampai sekarang
ialah bahwa dalam proses belajar mengajar, pengetahuan dialihkan dari guru kepada siswa.
Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung satu arah
yaitu guru menerangkan dan siswa mendengarkan, mencatat lalu menghafalnya sehingga
tujuan pembelajaran akan cepat selesai. Dalam proses pembelajaran matematika guru
umumnya terlalu berkonsentrasi pada latihan menyelesaikan soal yang lebih bersifat
prosedural dan mekanistis daripada menanamkan pemahaman. Dalam kegiatan pembelajaran
guru biasanya menjelaskan konsep secara informatif, memberikan contoh soal, dan
memberikan soal-soal latihan.

Menurut Armanto (dalam Herman, 2010:3) tradisi mengajar seperti ini merupakan
karakteristik umum bagaimana guru melaksanakan pembelajaran di Indonesia. Pembelajaran
matematika konvensional bercirikan: berpusat pada guru, guru menjelaskan matematika
melalui metode ceramah (chalk-and-talk), siswa pasif, pertanyaan dari siswa jarang muncul,
berorientasi pada satu jawaban yang benar, dan aktivitas kelas yang sering dilakukan
hanyalah mencatat atau menyalin. Akibatnya siswa menjadi kurang aktif dan pembelajaran
merupakan suatu hal yang membosankan bagi siswa, sehingga dapat menurunkan motivasi
belajar dan inisiatif siswa untuk bertanya dan mengungkapkan ide. Karenanya kemampuan
guru dalam memilih metode mengajar merupakan hal penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Kekurangan guru dalam memilih metode mengajar bisa menjadi salah satu
penyebab kurang baiknya hasil belajar siswa.
BAB III
METODOLOGI
A. Bentuk Proyek
Bentuk peroyek yang dibuat penulis ialah bentuk lembar pemecahan masalah
siswa yang bertujuan untuk menambah dan mengukur kemampuan dasar mahasiswa
dalam matematika. Serta membantu memperlihatkan konsep dasar dalam
pembelajaran matematika khusus pada materi matriks. Pada proyek ini siswa diajak
pertama-tama siswa diajak untuk lebih mengenal matriks terlebih dahulu. Agar siswa
lebih tertarik lagi pada materi ini.
Hal ini akan mengajak mahasiswa untuk mengasah kemampuan mahasiswa
dalam pengetahuan yang mendasar dalam matematika pada umumnya.

B. Manfaat
Dengan terselesaikan proyek kapita selekta ini maka pembaca akan mampu
memperbaharui kesalahan yang mendasar yang sebelumnya dalam pembelajaran
matematika. Serta dapat menambah wawasan pembaca dalam pembelajaran
matematika pada dunia pendidikan sebagai calon pendidik (guru) yang baik. Hal ini
juga dapat digunakan sebagai bantuan dalam proses pembelajaran dalam pendidikan r
matematika yang sedang berlangsung dalam dunia pendidikan kusus dalam
pembelajaran Matematika.
Maka dalam hal ini penulis bertujuan agar dapat membantu dan menambah
pengalaman dalam pembelajaran matematika dengan baik dan benar.
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan terselesaikanya tugas peroyek ini maka penulis dapat tarik sebuah kesimpulan
bahwa:
1. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan rasa ingin tahu siswa, ada
beberapa faktor yang dicoba penulis tawarkan yaitu siswa diberikan motivasi,
sitimulus, dan kapasitas siswa didalam kelas.
2. Guru dan siswa untuk saling respek, sadar akan konsep belajar mengajar sehingga
siswa sadar akan seorang guru yang semata-mata sumber belajar.
3. Pembelajaran matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan kemampuan dan
prestasi siswa. Usaha itu mulai dengan pembenahan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru yaitu dengan menawarkan suatu pendekatan metode yang
variatif bertujuan meningkatkan kususnya kemampuan berpikit kritis siswa.

Dengan tercapainya pemecahan masalah diatas maka isu pada pemahaman dalam
matematika dapat dipecahkan dengan solusi yang ada. Dan dengan demikian
permaslahan matematika dapat diatasi kedepanya dan tercipta sebuah pembelajaran
yang bermakna.

B. Saran
Sebagai calon guru yang baik semoga hal yang ada dalam pemecahan masalah ini
dapat kita terapkan sehingga dalam proses pembelajrannya nanti tecipta sebuah
pembelajaran matematika dasar yang baik dan benar. Dan semoga dengan membaca
laporan ini semoga pembaca dapat menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang
lebih baik.
LEMBAR AKTIVITAS SISWA

NAMA : KELAS :

Indikator : a. Mampu menentukan unsur dan notasi matriks


b. Mampu membedakan matriks menurut jenis dan kesamaannya

I. Masalah 1
Berikut ini adalah nilai ulangan 4 siswa kelas X pada mata pelajaran Matematika, Biologi
dan Kimia.
Nilai Ulangan
Nama Siswa
Matematika Biologi Kimia
Wati 7 9 7
Dewi 8 7 6
Tina 6 8 9
Adi 8 7 6

Dengan menghilangkan kepala kolom dan baris, maka catatan nilai keempat siswa diatas
dapat disajikan dalam bentuk :
7 … 7
[… … 6
6 8 …]
… … 6
Susunan lambang bilangan atau angka dituangkan ke dalam tanda kurung siku. Susunan
seperti itulah yang disebut matriks.

Maka dapat disimpulkan bahwa :

Matriks adalah ...................................................................................................................

............................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

Dengan menuliskan kembali matriks sebelumnya di bawah ini, lengkapilah titik-titik


yang kosong dengan menentukan baris dan kolom dari matriks tersebut.
7 … 7
[ … … 6
6 8 …]
… … 6

II. Masalah 2
Setiap bilangan pada matriks disebut elemen matriks atau anggota mariks dan diberi
nama sesuai dengan nama baris dan nama kolom.
Secara umum matriks dapat ditulis sebagi berikut:
𝐴 = (𝑎𝑖𝑗 )𝑚×𝑛

𝑎𝑖𝑗 : elemen matriks A yang terletak pada baris ke-i dan kolom ke-j
𝑚 × 𝑛 : ordo matriks
𝑚 : baris
𝑛 : kolom
Diberikan sebuah matriks A sebagai berikut :
2 4 7
𝐴=[ ]
3 8 5
1. Elemen baris pertama adalah 2, .... , 7
2. Elemen baris kedua adalah 3, .... , ....
3. Elemen kolom pertama adalah 2, 3
4. Elemen kolom kedua adalah .... , ....
5. Elemen kolom ketiga adalah .... , ....
6. 2 terletak pada baris ke-1 dan kolom ke-1 maka dapat ditulis 𝑎11
7. 3 terletak pada baris ke-2 dan kolom ke- .... maka dapat ditulis 𝑎21
8. 4 terletak pada baris ke- .... dan kolom ke- .... maka dapat ditulis 𝑎12
9. 8 terletak pada baris ke- .... dan kolom ke- .... maka dapat ditulis 𝑎2….
10. 7 terletak pada baris ke- .... dan kolom ke- .... maka dapat ditulis 𝑎… …
11. 5 terletak pada baris ke- .... dan kolom ke- .... maka dapat ditulis 𝑎… …
12. Ordo dari matriks A diatas adalah .... x ....

III. Masalah 3

1. Matriks baris yaitu

Contoh : A =  1 2 7 

2. Matriks kolom yaitu

 4
 
Contoh : A =   2 
 5
 

3. Matriks persegi yaitu

2 5
Contoh : : A =  
1 7

4. Matriks Identitas yaitu


1 0
Contoh : A = I 2 x2 =  
0 1

5. Matriks nol yaitu

0 0
Contoh : A =  
0 0

6. Matriks segitiga yaitu

0 0  1
 
Contoh : B =  0  4 5 
1 2 2 

Sebutkanlah jenis dari matriks dibawah ini :


1. [4 2 9 5] , matriks ....
1 0 0
2. [0 1 0] , matriks ....
0 0 1
0 2
3. [ ] , matriks ....
0 1
1
4. [ ] , matriks ....
5
0 0 0
5. [0 0 0] , matriks ....
0 0 0
2 5 3
6. [5 7 0] , matriks ....
9 0 0
IV. Masalah 4
Contohnya yaitu sebagai berikut:
 2x 3   8 3 
Tentukan nilai x dan y jika     
 4 3y   4 9 

Dengan dasar kesamaan matriks maka didapatkan :


2x = 8 atau x = 4
3y =9 atau y = 3

Dengan berdasar contoh diatas, maka lengkapilah persamaan matriks berikut ini :
4𝑥 8
1. Tentukan nilai x dan y jika 3 = √9]
[ ] [
6 𝑦
Dengan dasar kesamaan matriks maka didapatkan:
4𝑥 = 8 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = .....
y = .....
3 8 25] 3 23 𝑥2
2. Tentukan nilai x, y dan z jika[ =[ ]
4 49 10 √16 7𝑦 2𝑧
Dengan dasar kesamaan matriks maka didapatkan:
𝑥 2 = .... atau = ....
49 = .... atau y = ....
.... = .... atau z = ....

Anda mungkin juga menyukai