DISUSUN OLEH
Kelompok II
JURUSAN MATEMATIKA
PENDAHULUAN
Bila Q menunjukkan jumlah bahan pada saat tertentu, maka perubahan Q terhadap t
𝑑𝑄
ditunjukkan dengan kemudian bila proses yang terjadi adalah terdapat campuran masuk dan
𝑑𝑡
campuran keluar, dimana laju jumlah bahan masuk dinyatakan dengan proses masuk dan laju
jumlah bahan keluar dinyatakan dengan proses keluar maka
𝑑𝑄
= 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑑𝑡
𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑘𝑣 = 𝑠𝑟
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑄 𝑄𝑟 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝑣=
𝐾 𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Contoh soal
Sebuah tangki mula-mula berisi air 200 iter larutan yag mengandung 100 gram garam.
Larutan (lain) yang mengandung garam dengan konsentrasi 1 gramliter masuk kedalam tangki
dengan laju 4 liter/menit dan bercampur dengan sempurna, kemudian campuran itu
diperkenankan keluar dengan laju 4 liter/menit,
penyelesaiannya adalah
𝑑𝑄
formula campuran adalah = 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑑𝑡
𝑔𝑟
diketahui : 𝑠 = 1 ⁄𝑙 ; 𝑟 = 4 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡; 𝑙 = 200 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟; 𝑄(0) = 100
didapat
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑔𝑟
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑘𝑣 = 𝑠 𝑥 𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 4 ⁄𝑙
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑄 𝑄𝑟 𝑔𝑟𝑎𝑚 4𝑄 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝐾 𝑣 = = 200
𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Sehingga
𝑑𝑄
= 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑑𝑡
𝑑𝑄 4𝑄 𝑄
= 4 − 200 = 4 − 50
𝑑𝑡
𝑄(0) = 100
b. dengan menyelesaikan persamaan diferensial biasa ini didapat ekspresi jumlah garam
setiap saat
𝑑𝑄 𝑄
= 4 − 50 MNA 𝑄(0) = 100
𝑑𝑡
𝑑𝑄 𝑄
= 4 − 50
𝑑𝑡
𝑑𝑄 𝑄
4= + 50
𝑑𝑡
1
𝑃= 𝑑𝑎𝑛 𝑄 = 4
50
𝜇𝑦 = 𝜇𝑄
𝐹𝐼 = 𝜇 = ∫ 𝑒 𝑃 𝑑𝑡
1 1
𝜇 = ∫ 𝑒 50 𝑑𝑡 = 𝑒 50𝑡
𝜇𝑦 = ∫ 𝜇𝑄 + 𝐶
𝜇𝑄(𝑡) = ∫ 𝜇𝑄 + 𝐶
1 1
𝑒 50𝑡 𝑄(𝑡) = ∫(𝑒 50𝑡 . 4) 𝑑𝑡 + 𝐶
1 1
𝑒 50𝑡 𝑄(𝑡) = 4 ∫ 𝑒 50𝑡 𝑑𝑡 + 𝐶
1 1
1
𝑒 50𝑡 𝑄(𝑡) = 4. 1 . 𝑒 50𝑡 + 𝐶
50
1 1
𝑒 50𝑡 𝑄(𝑡) = 4.50. 𝑒 50𝑡 + 𝐶
1 1
𝑒 50𝑡 𝑄(𝑡) = 200. 𝑒 50𝑡 + 𝐶
1
𝑡
200𝑒 50 +𝐶
𝑄(𝑡) = 1
𝑡
𝑒 50
𝐶
𝑄(𝑡) = 200 + 1
𝑡
𝑒 50
1
𝑄(𝑡) = 200 + 𝐶𝑒 −50𝑡
100 = 200 + 𝐶
−100 = 𝐶
1
Substitusikan C ke 𝑄(𝑡) = 200 + 𝐶𝑒 −50𝑡
1
𝑄(𝑡) = 200 + (−100)𝑒 −50𝑡
1
𝑄(𝑡) = 200 − 100𝑒 −50𝑡 → Jumlah garam Q setiap saat.
Y’+P(x)y= Q(x)
Persamaan bentuk ini dapat diselesaikan dengan mencari terlebih dahulu faktor
integralnya yaitu
I = 𝑒 ∫ 𝑃(𝑥)𝑑𝑥
Kalikan kedua ruas dengan I, persamaan menjadi
𝑑𝑦
𝑒 ∫ 𝑃(𝑥)𝑑𝑥 (𝑑𝑥 + 𝑃(𝑥)𝑦) = 𝑒 ∫ 𝑃(𝑥)𝑑𝑥 [𝑄(𝑥)] … . (1)
𝑑𝑦 𝑑
𝑒 ∫ 𝑃(𝑥)𝑑𝑥 (𝑑𝑥 ) = 𝑑𝑥 (𝑒 ∫ 𝑃(𝑥)𝑑𝑥 𝑦)𝑒 ∫ 𝑃(𝑥)𝑑𝑥
𝑑𝑦
= 𝑒 ∫ 𝑃(𝑥)𝑑𝑥 𝑑𝑥 + 𝑦𝑃(𝑥) + 𝑃(𝑥) 𝑒 ∫ 𝑃(𝑥)𝑑𝑥
𝑑𝑦
= 𝑒 ∫ 𝑃(𝑥)𝑑𝑥 (𝑑𝑥 + 𝑃(𝑥)𝑦) … (2)
Contoh soal
𝑑𝑦 𝑑𝑦 4𝑥 𝑥
(𝑥 2 + 1) + 4𝑥𝑦 = 𝑥 ((𝑥 2 + 1)2 ) 𝑑𝑥 + (𝑥 2 + 1)2 (𝑥 2+1)y = (𝑥 2 + 1)2 𝑥 2+1
𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑑𝑦 4𝑥 𝑥 ((𝑥 2 + 1)2 𝑑𝑥 + (𝑥 2 + 1)2 (4𝑥)𝑦 = (𝑥 2 + 1)𝑥
+ (𝑥 2+1) y = 𝑥 2+1
𝑑𝑥
4𝑥 𝑑
Maka p(x) = 𝑥 2+1 ((𝑥 2 + 1)2 𝑦) = 𝑥 3 + 𝑥
𝑑𝑥
4𝑥 Interasikan kedua ruas terhadap xsehingga didapatkan:
∫ 𝑝(𝑥)𝑑(𝑥) = ∫ ( 2 ) dx
𝑥 +1
(𝑥 2 + 1)2 𝑦 = ∫(𝑥 3 + 𝑥)𝑑𝑥
2𝑥
= 2∫( 2 ) 𝑑𝑥
𝑥 +1 1 1
(𝑥 2 + 1)2 𝑦 = 4 𝑥 4 + 2 𝑥 2 + 𝑐
= 2 ln (𝑥 2 + 1)
(solusi umum bentuk implisit dari pd)
= 2 in (𝑥 2 + 1)2
Maka factor intergralnya adalah :
2 +1)2
𝑒 ∫ 𝑝(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑒 ln (𝑥 =(𝑥 2 + 1)2
2. Persamaan diferensial non-linear
Persamaan non-linier dapat diartikan sebagai persamaan yang tidak mengandung
syarat seperti persamaan linier, sehingga persamaan non-linier dapat merupakan:
✓ Persamaan yang memiliki pangkat selain satu (misal: x²)
✓ Persamaan yang mempunyai produk dua variabel (misal: xy)
Bila y timbul dalam suatu pangkat yang lebih tinggi dari satu, maka persamaannya
akan menjadi bentuk non linier.
Maka persamaannya adalah :
F(y,t) dy + g(y,t)dt = 0
Atau
dy = h (y,t)
dx
Dalam persamaan non linier tidak ada batasan pada pangkat y dan t. Merupakan
persamaan diferensial non linier derajat pertama karena :
dy adalah derivatif orde pertama dalam pangkat pertama
dx
Persamaan Diferensial Eksak
Variabel y dapat timbul pada suatu persamaan eksak dalam pangkat yang tinggi.
Variabel yang dapat dipisahkan :
F(y,t) dy + g(y,t) = 0
Fungsi t berada dalam variabel y saja, sedangkan fungsi g hanya melibatkan variabel t
sehingga
F(y) dy + g(t) dt = 0
Contoh :
3y² dy – t dt = 0
3y² dy = t dt
∫ 3y² dy = ∫ t dt
Atau
y³ + C₁ = ½ t² + C
Jadi penyelesaian
y³ = ½ t² + C
y(t) = (½ t² + C)⅓
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persamaan diferensial menjadi perhatian non-matematikawan pertama oleh karena
kemungkinan menggunakannya untuk menyelidiki berbagai masalah dalam fisika, kimia,
biologi, dan pengetahuan sosial lainnya. Hal ini memungkinkan karena selesaian persamaan
diferensial mengaitkan peubah dan parameter dalam masalah itu. Persamaan tersebut selalu
dapat membantu membuat prediksi bagaimana proses alami tersebut berlangsung dalam
berbagai situasi.
Persamaan diferensial linear adalah persamaan yang mengandung turunan tingkat satu
yaitu turunan dengan satu peubah bebas. Sedangkan Persamaan diferensial non linear adalah
persamaan diferensial biasa yang tak linear. Persamaan diferensial dikatakan non linear jika
persamaan diferensial tersebut memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut :
✓ Memuat variabel tak bebas dari turunan-turunannya berpangkat selain satu.
✓ Terdapat perkalian dari variabel tak bebas dan atau turunan-turunannya.
✓ Terdapat fungsi transendental dari variabel tak bebas dan turunan-turunannya.