BAB 0. Persiapan Sebelum masuk pada materi kalkulus terlebih dahulu kita pelajari dasar dari kalkulus pada bab persiapan pertama kita pelajari mengenai system bilangan real dan sifat-sifatnya, setelah memahami kemudian masuk pada pertidaksamaan dan nilai mutlak dimana materi tersebut erat hubungan nya dengan bilangan real. Dalam menyelesaikan pertidaksamaan merupakan hal yang hampir sama pentingnya dalam kalkulus adalah gagasan mengenai penyelesaian pertidaksamaan, adapun menyelesaikan suatu pertidaksamaan adalah mencari semua himpunan bilangan real yang membuat pertidaksamaan tersebut berlaku. Himpunan pemecahan suatu pertidaksamaan biasanya terdiri dari suatu kesuluruhan interval bilangan atau dalam beberapa kasus gabungan dari interval-interval yang demikian interval terdiri atas interval tertutup dan interval terbuka, kemudian setelah mempelajari jenis-jenis interval kita dapat menyelesaikan pertidaksamaan melalui prosedur. Pada nilai mutlak suatu bilangan real x dinyatakan │x│dan ada pertidakamaan yang melibatkan nilai mutlak, selanjutnya kita kenal system koordinat dimana dalam sebuah bidang dua garis real, satu mendatar satu tegak sedemikian rupa sehingga keduanya berpotongan pada titik-titik nol dari kedua garis tersebut. Penggunaan koordinat untuk titik-titik pada bidang memungkinkan kita mendeskripsikan suatu kurva menggunakan suatu persamaan. Selanjutnya dibahas proses kebalikannya yaitu menggambarkan grafik suatu persamaan, setelah itu masuk pada pebahasan fungsi dan grafik,dimana fungsi f merupakaan pemetaan dari daerah asal ke daerah hasil yang telah kita ketahui bahwa hampir semua fungsi yang kita temui berupa fungsi dari satu atau lebih bilangan real nah jika daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan bilangan real yang grafiknya digambarkan pada suatu bidang kaoordinat dari persamaan y=f(x) disebut grafik fungsi. Adapun operasi pada fungsi yaitu jumlah, selisih hasil kali, hasil bagi dan pangkat. Fungs trigonometri.. Topik-topik yang dibahas diatas merupakan bagian dari pra kalkulus, yang memberikan dasar-dasar untuk kalkulus, selanjutnya masuk pada pembahasan Bab 1 limit dimana kalkulus adalah studi tentang limit. BAB 1. Limit Dalam konsep limit digunakan untuk menjelaskan perilaku suatu fungsi saat peubah bebasnya mendekati suatu titik tertentu atau menuju tak hingga, limit melibatkan fungsi trigonometri adapun limit tak hingga dan limit tak berhingga, limit ini digunakan dalam kalkulus untuk membangun kekontinuan turunan dan integral. Dalam menyelesaikan permasalahan limit dengan cepat kita dapat menanganinya dengan menggunakan teorema-teorema limit. BAB 2. Turunan Pada bab 2 turunan terdapat konsep dua masalah dengan satu tema, masalah pertama mengenai kemiringan garis singgung, masalah kedua kecepatan sesaat,yang merupakan manifestasi dari pemikiran dasar yang sama, selanjutnya kita dapat menelaah konsep ini terlepas dari kosakata khusus dan terapan yang beragam kita dapat menggunakan nama netral turunan (derivative),turunan fungsi f adalah fungsi lain dari f‟, turunan juga melibatkan fungsi trigonometri(sin,cos, tan) adapun proses pencarian turunan suatu fungsi dengan menghitung hasil bagi selisih dan menghitung limitnya untuk lebih memudahkan mencari turunan kita dapat menggunakan aturan-aturan dalam pencarian turunan, kemudian kita juga dapati Aturan rantai. BAB 3 Aplikasi Turunan Sering kali kita harus mencari cara terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan, kadang kala kita menemukan masalah mengenai nilai maksimum dan minimum masalah tersebut dapat dapat dirumuskan sedemikian rupa sehingga melibatkan permaksimuman dan perminimuman suatu fungsi pada suatu himpunan yang telah ditentukan,jika demikian metode-metode kalkulus menyediakan sarana untuk memecahkan permasalahan tersebut. Adapun dalam teori maks terdapat titik-titik kunci atau titik kritis yaitu titik ujung, titik stasioner, dan titik singular kemudian nilai ekstrimnya didapatkan dengan menghitung untuk setiap titk kritis`. BAB 4 Integral tentu Masalah pencarian garis singgung membawa kita pada turunan sedangkan masalah pencarian luas akan membawa kita pada integral tentu dengan lambing „S‟ yang berarti sum-jumlah karena integral tentu adalah limit dari tipe khusus jumlah,yakni jumlah rieman. Dalam kalkulus Integral tentu terdapat Teorema dasar kalkulus pertama yang memberikan hubungan erat atau hubungan balikan/invers antara integral tentu dan turunan hubungan ini memudahkan untuk perhitungan integral tentu alat ini disebut teorema dasar kalkulus kedua . BAB 5 Aplikasi Integral Pembahasan singkat tentang luas pada bab sebelumnya diperlukan untuk memberikan dasar tentang definisi integral tentu, setelah konsep ini betul-betul dipahami kita menggunakan integral tentu untuk menghitung luas daerah yang lebih rumit, pada luas daerah bidang rata kita temui daerah diatas sumbu x, daerah dibawah sumbu x dan daerah diantara dua kurva dalam penyelesaiannya kita menggunakan cara berfikir yang dapat membantu. Kemudian penggunaan integral telah berkembang lebih jauh banyak besaran dapat dianggap sebagai hasil pengirisan sesuatu menjadi potongan-potongan kecil, metode iris, aproksimasi, dan integrasikan ini dapat digunakan untuk mencari volume benda pejal, lempengan, cakram, cincin.
- Aksioma adalah sebuah pernyataan dimana pernyataan yang kita terima sebagai suatu kebenaran dan bersifat umum, serta tanpa perlu adanya pembuktian dari kita.Bisa juga dikatakan aksioma adalah sebuah ketentuan yang pasti atau mutlak keenarannya. Contoh “garis adalah himpunan titik- titik yang memuat paling sedikit dua titik” - Definisi merupakan sebuah pernyataan yang dibuat dengan menggunakan konsep yang tak terdefinisi atau konsep yang telah terdefinisi sebelumnya. Konsep yang tak terdefinisi dalam geometri misalnya adalah titik, garis, bidang, dan ruang. Misalnya definisi sinar adalah himpunan titik-titik yang meruakan gabungan suatu titik tetap dan titik-titik yang sepihak terhadap titik itu. - Postulat adalah sebuah pernyataan matematika yang disepakati benar tanpa perlu adanya pembuktian.Sebagian orang mengatakan postulat=aksioma. - Proposisi adalah suatu hubunngan yang logis antara dua konsep misalnya adalah didalam penelitian tentang mobilitas penduduk, proposisinya mengatakan jika”proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh upah” - Teorema adalah suatu pernyataan matematika yang masih memerlukan pembuktian dan pernyataannya dapat ditunjukkan nilai kebenarannya atau bernilai benar.Misalnya “Jika dua sudut masing-masing sudut siku-siku maka kedua sudut itu kongruen”. - Lemma adalah suatu teorema sederhana yang mana digunakan sebagai hasil antara dalam pembuktian teorema yang lain. - Collary (Akibat) adalah sebuah proposisi yang mana secara langsung diperoleh dari suatu teorema yang sudah kita buktikan sebelumnya. - Konjektur adalah sebuah pernyataan yang mana nilai kebenarannya tidak atau belum kita ketahui. Dan setelah pembuktian berhasil kita lakukan maka secara langsung konjektur berubah menjadi sebuah teorema. Misalnya “setiap bilangan bulat genap yang lebih besar dari dua dapat ditullis sebagai jumlah dari dua bilangan prima”.
3. Jenis Pernyataan dan operator dari pernyataan yang ada
Operator relasi digunakan untuk menghubungkan dua buah operasi relasi menjadi sebuah ungkapan kondisi. Hasildari operator logika ini menghasilkan nilai numerik benar atau salah. Ingkaran/negasi( didefinisikan sebagai sebuah pernyataan yang memiliki nilai kebenaran yang berlawanan dengan pernyataan semula. Pernyataan majemuk merupakan pernyataan gabungan dari beberapa yang terdiri dari pernyataan majemuk didalam logika matematka terdiri dari konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi. Konjungsi (∧) merupakan suatu pernyataan p dan q digabungkan dengan penghubung “dan” dilambangkan dengan “p ∧ q” konsep konjungsi akan bernilai benar jika dan hanya jika kedua pernyataan (p dan q) benar. Disjungsi(∨) Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung „atau‟ sehingga membentuk pernyataan majemuk „p atau q‟ dilambangkan dengan “p ∨ q”. bernilai salah jika kedua pernyataan (p dan q) salah. Implikasi (⟹) Implikasi bisa dipandang sebagai hubungan antara dua pernyataan di mana pernyataan kedua merupakan konsekuensi logis dari pernyataan pertama.. Misalkan p, q adalah pernyataan, implikasi berikut: p ⟹ q dibaca „jika p maka q‟. dalam konsep implikasi akan bernilai salah jika dan hanya jika sebab bernilai benar namun akibat bernilai salah. Selain itu implikasi bernilai benar. Biimplikasi (⇔) Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung „jika dan hanya jika‟ sehingga membentuk pernyataan majemuk „p jika dan hanya jika q‟ yang disebut biimplikasi yang dilambangkan dengan “p ⇔ q”. konsep biimplikasi akan bernilai benar jika sebab dan akibatnya (pernyataan p dan q) bernilai sama. Baik itu sama-sama benar, atau sama-sama salah.
4. Teknik dan jenis pembuktian.
1. Bukti langsung Bukti langsung ini biasanya diterapkan untuk membuktikan teorema yang berbentuk implikasi p ⟹ q. Di sini p sebagai hipotesis digunakan sebagai fakta yang diketahui atau sebagai asumsi. Selanjutnya, dengan menggunakan p kita harus menunjukkan berlaku q. Secara logika pembuktian langsung ini ekuivalen dengan membuktikan bahwa pernyataan p ⟹ q benar dimana diketahui p benar. 2. Bukti taklangsung Kita tahu bahwa nilai kebenaran suatu implikasi p⟹q ekuivalen dengan nilai kebenaran kontraposisinya q ⟹ p. Jadi pekerjaan membuktikan kebenaran pernyataan implikasi dibuktikan lewat kontraposisinya. 3. Bukti kosong Bila hipotesis p pada implikasi p⟹q sudah bernilai salah maka implikasi p⟹q selalu benar apapun nilai kebenaran dari q. Jadi jika kita dapat menunjukkan bahwa p salah maka kita telah berhasil membuktikan kebenaran p ⟹ q. 4. Bukti trivial Bila pada implikasi p⟹q, dapat ditunjukkan bahwa q benar maka implikasi ini selalu bernilai benar apapun nilai kebenaran dari p. Jadi jika kita dapat menunjukkan bahwa q benar maka kita telah berhasil membuktikan kebenaran p ⟹ q 5. Bukti dengan kontradiksi Metoda ini mempunyai keunikan tersendiri, tidak mudah diterima oleh orang awam. Dalam membuktikan kebenaran implikasi p⟹q kita berangkat dari diketahui p dan q. Berangkat dari dua asumsi ini kita akan sampai pada suatu kontradiksi. Suatu kontradiksi terjadi bilamana ada satu atau lebih pernyataan yang bertentangan. 6. Bukti eksistensial Ada dua tipe bukti eksitensial ini, yaitu konstruktif dan takkonstruktif. Pada metoda konstruktif, eksistensinya ditunjukkan secara eksplisit. Sedangkan pada metoda takkonstruktif, eksistensinya tidak diperlihatkan secara eksplisit. 7. Bukti ketunggalan Dalam membuktikan ketunggalan, pertama harus ditunjukkan eksistensi suatu objek, katakan objek itu x. Ada dua pendekatan yang dapat ditempuh untuk membuktikan bahwa x hanya satu-satunya objek yang memenuhi 8. Bukti dengan counter example Untuk membuktikan suatu konjektur terkadang kita membutuhkan penjabaran yang cukup panjang dan sulit. Tapi bila kita dapat menemukan satu saja kasus yang tidak memenuhi konjektur tersebut maka selesailah urusannya. 9. Bukti dengan induksi matematika Secara umum penalaran di dalam matematika menggunakan pendekatan deduktif. Tidak dapat dibayangkan bagaimana orang dapat membuktikan kebenaran pernyataan yang memuat kalimat ”untuk setiap > 0 . . . ”, ”untuk setiap bilangan asli n . . .”, ”untuk setiap fungsi kontinu f . . .”, dan lain-lain. Tidak mungkin dapat ditunjukkan satu per satu untuk menunjukkan kebenaran pernyataan tersebut. Tapi ada salah satu pola penalaran pada matematika yang menggunakan prinsip induksi, biasanya disebut induksi matematika. Prinsip induksi matematika ini adalah untuk inferensi terhadap pernyataan tentang n dimana n berjalan pada himpunan bilangan bulat, biasanya himpunan bilangan asli N atau pada himpunan bagian bilangan asli, N1 N. Biasanya pernyataan tentang bilangan asli n dinyatakan dengan P(n). 5. Jenis kuantifier dan perbedaannya PENGUKUR (QUANTIFIER) Banyak pernyataan matematis yang melibatkan variabel x dan kebenaran pernyataannya tergantung kepada nilai x, sebagai contoh, pernyataan ‟‟√ adalah bilangan rasional‟‟tergantung kepada nilai x nya; Bernilai benar untuk beberapa nilai x misalnya x =1, 4, 9 serta salah untukx lain, seperti x =2, 3. Beberapa pernyataan seperti benar untuk semua bilangan real x, dan pernyataan lain seperti ‟‟ x adalah bilangan genap lebih besar dari 2 dan x adalah bilangan prima “ selalu salah. Kita memisalkan P(x) sebagai pernyataan yang kebenarannya bergantung padanilai x. Kita katakana “untuk semua x,P(x)” atau “untuk setiap x,P(x)” ketika pernyataan P(x) benar untuk setiap nilai x dimana untuk nilai tersebut P(x) benar, kita katakan “terdapat sebuah x sedemikian rupa sehingga P(x)” Dua pengukur penting itu adalah untuk semua” ( dan”terdapat (