Anda di halaman 1dari 6

NAMA: VIONA NOR DIANTI

NIM : 2020203884202029

TUGAS 1 ANALISIS REAL

1. Narasi setiap BAB kalkulis 1 dan kalkulus 2


BAB 0. Persiapan
Sebelum masuk pada materi kalkulus terlebih dahulu kita pelajari dasar dari kalkulus pada bab
persiapan pertama kita pelajari mengenai system bilangan real dan sifat-sifatnya, setelah memahami
kemudian masuk pada pertidaksamaan dan nilai mutlak dimana materi tersebut erat hubungan nya dengan
bilangan real. Dalam menyelesaikan pertidaksamaan merupakan hal yang hampir sama pentingnya dalam
kalkulus adalah gagasan mengenai penyelesaian pertidaksamaan, adapun menyelesaikan suatu
pertidaksamaan adalah mencari semua himpunan bilangan real yang membuat pertidaksamaan tersebut
berlaku. Himpunan pemecahan suatu pertidaksamaan biasanya terdiri dari suatu kesuluruhan interval
bilangan atau dalam beberapa kasus gabungan dari interval-interval yang demikian interval terdiri atas
interval tertutup dan interval terbuka, kemudian setelah mempelajari jenis-jenis interval kita dapat
menyelesaikan pertidaksamaan melalui prosedur. Pada nilai mutlak suatu bilangan real x dinyatakan
│x│dan ada pertidakamaan yang melibatkan nilai mutlak, selanjutnya kita kenal system koordinat
dimana dalam sebuah bidang dua garis real, satu mendatar satu tegak sedemikian rupa sehingga keduanya
berpotongan pada titik-titik nol dari kedua garis tersebut. Penggunaan koordinat untuk titik-titik pada
bidang memungkinkan kita mendeskripsikan suatu kurva menggunakan suatu persamaan. Selanjutnya
dibahas proses kebalikannya yaitu menggambarkan grafik suatu persamaan, setelah itu masuk pada
pebahasan fungsi dan grafik,dimana fungsi f merupakaan pemetaan dari daerah asal ke daerah hasil yang
telah kita ketahui bahwa hampir semua fungsi yang kita temui berupa fungsi dari satu atau lebih bilangan
real nah jika daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan bilangan real yang grafiknya
digambarkan pada suatu bidang kaoordinat dari persamaan y=f(x) disebut grafik fungsi. Adapun operasi
pada fungsi yaitu jumlah, selisih hasil kali, hasil bagi dan pangkat. Fungs trigonometri.. Topik-topik yang
dibahas diatas merupakan bagian dari pra kalkulus, yang memberikan dasar-dasar untuk kalkulus,
selanjutnya masuk pada pembahasan Bab 1 limit dimana kalkulus adalah studi tentang limit.
BAB 1. Limit
Dalam konsep limit digunakan untuk menjelaskan perilaku suatu fungsi saat peubah bebasnya
mendekati suatu titik tertentu atau menuju tak hingga, limit melibatkan fungsi trigonometri adapun limit
tak hingga dan limit tak berhingga, limit ini digunakan dalam kalkulus untuk membangun kekontinuan
turunan dan integral. Dalam menyelesaikan permasalahan limit dengan cepat kita dapat menanganinya
dengan menggunakan teorema-teorema limit.
BAB 2. Turunan
Pada bab 2 turunan terdapat konsep dua masalah dengan satu tema, masalah pertama mengenai
kemiringan garis singgung, masalah kedua kecepatan sesaat,yang merupakan manifestasi dari pemikiran
dasar yang sama, selanjutnya kita dapat menelaah konsep ini terlepas dari kosakata khusus dan terapan
yang beragam kita dapat menggunakan nama netral turunan (derivative),turunan fungsi f adalah fungsi
lain dari f‟, turunan juga melibatkan fungsi trigonometri(sin,cos, tan) adapun proses pencarian turunan
suatu fungsi dengan menghitung hasil bagi selisih dan menghitung limitnya untuk lebih memudahkan
mencari turunan kita dapat menggunakan aturan-aturan dalam pencarian turunan, kemudian kita juga
dapati Aturan rantai.
BAB 3 Aplikasi Turunan
Sering kali kita harus mencari cara terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan, kadang kala kita
menemukan masalah mengenai nilai maksimum dan minimum masalah tersebut dapat dapat dirumuskan
sedemikian rupa sehingga melibatkan permaksimuman dan perminimuman suatu fungsi pada suatu
himpunan yang telah ditentukan,jika demikian metode-metode kalkulus menyediakan sarana untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Adapun dalam teori maks terdapat titik-titik kunci atau titik kritis
yaitu titik ujung, titik stasioner, dan titik singular kemudian nilai ekstrimnya didapatkan dengan
menghitung untuk setiap titk kritis`.
BAB 4 Integral tentu
Masalah pencarian garis singgung membawa kita pada turunan sedangkan masalah pencarian
luas akan membawa kita pada integral tentu dengan lambing „S‟ yang berarti sum-jumlah karena integral
tentu adalah limit dari tipe khusus jumlah,yakni jumlah rieman. Dalam kalkulus Integral tentu terdapat
Teorema dasar kalkulus pertama yang memberikan hubungan erat atau hubungan balikan/invers antara
integral tentu dan turunan hubungan ini memudahkan untuk perhitungan integral tentu alat ini disebut
teorema dasar kalkulus kedua .
BAB 5 Aplikasi Integral
Pembahasan singkat tentang luas pada bab sebelumnya diperlukan untuk memberikan dasar
tentang definisi integral tentu, setelah konsep ini betul-betul dipahami kita menggunakan integral tentu
untuk menghitung luas daerah yang lebih rumit, pada luas daerah bidang rata kita temui daerah diatas
sumbu x, daerah dibawah sumbu x dan daerah diantara dua kurva dalam penyelesaiannya kita
menggunakan cara berfikir yang dapat membantu. Kemudian penggunaan integral telah berkembang lebih
jauh banyak besaran dapat dianggap sebagai hasil pengirisan sesuatu menjadi potongan-potongan kecil,
metode iris, aproksimasi, dan integrasikan ini dapat digunakan untuk mencari volume benda pejal,
lempengan, cakram, cincin.

2. Pengertian Aksioma, Definisi, Teorema, Lemma, Postulat, Akibat, Proposisi, Konjektur.


- Aksioma adalah sebuah pernyataan dimana pernyataan yang kita terima sebagai suatu kebenaran
dan bersifat umum, serta tanpa perlu adanya pembuktian dari kita.Bisa juga dikatakan aksioma
adalah sebuah ketentuan yang pasti atau mutlak keenarannya. Contoh “garis adalah himpunan titik-
titik yang memuat paling sedikit dua titik”
- Definisi merupakan sebuah pernyataan yang dibuat dengan menggunakan konsep yang tak
terdefinisi atau konsep yang telah terdefinisi sebelumnya. Konsep yang tak terdefinisi dalam
geometri misalnya adalah titik, garis, bidang, dan ruang. Misalnya definisi sinar adalah himpunan
titik-titik yang meruakan gabungan suatu titik tetap dan titik-titik yang sepihak terhadap titik itu.
- Postulat adalah sebuah pernyataan matematika yang disepakati benar tanpa perlu adanya
pembuktian.Sebagian orang mengatakan postulat=aksioma.
- Proposisi adalah suatu hubunngan yang logis antara dua konsep misalnya adalah didalam penelitian
tentang mobilitas penduduk, proposisinya mengatakan jika”proses migrasi tenaga kerja ditentukan
oleh upah”
- Teorema adalah suatu pernyataan matematika yang masih memerlukan pembuktian dan
pernyataannya dapat ditunjukkan nilai kebenarannya atau bernilai benar.Misalnya “Jika dua sudut
masing-masing sudut siku-siku maka kedua sudut itu kongruen”.
- Lemma adalah suatu teorema sederhana yang mana digunakan sebagai hasil antara dalam
pembuktian teorema yang lain.
- Collary (Akibat) adalah sebuah proposisi yang mana secara langsung diperoleh dari suatu teorema
yang sudah kita buktikan sebelumnya.
- Konjektur adalah sebuah pernyataan yang mana nilai kebenarannya tidak atau belum kita ketahui.
Dan setelah pembuktian berhasil kita lakukan maka secara langsung konjektur berubah menjadi
sebuah teorema. Misalnya “setiap bilangan bulat genap yang lebih besar dari dua dapat ditullis
sebagai jumlah dari dua bilangan prima”.

3. Jenis Pernyataan dan operator dari pernyataan yang ada


Operator relasi digunakan untuk menghubungkan dua buah operasi relasi menjadi sebuah
ungkapan kondisi. Hasildari operator logika ini menghasilkan nilai numerik benar atau salah.
Ingkaran/negasi( didefinisikan sebagai sebuah pernyataan yang memiliki nilai kebenaran yang
berlawanan dengan pernyataan semula.
Pernyataan majemuk merupakan pernyataan gabungan dari beberapa yang terdiri dari pernyataan
majemuk didalam logika matematka terdiri dari konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.
Konjungsi (∧) merupakan suatu pernyataan p dan q digabungkan dengan penghubung “dan”
dilambangkan dengan “p ∧ q” konsep konjungsi akan bernilai benar jika dan hanya jika kedua pernyataan
(p dan q) benar.
Disjungsi(∨) Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung „atau‟
sehingga membentuk pernyataan majemuk „p atau q‟ dilambangkan dengan “p ∨ q”. bernilai salah jika
kedua pernyataan (p dan q) salah.
Implikasi (⟹) Implikasi bisa dipandang sebagai hubungan antara dua pernyataan di mana pernyataan
kedua merupakan konsekuensi logis dari pernyataan pertama.. Misalkan p, q adalah pernyataan, implikasi
berikut: p ⟹ q dibaca „jika p maka q‟. dalam konsep implikasi akan bernilai salah jika dan hanya jika
sebab bernilai benar namun akibat bernilai salah. Selain itu implikasi bernilai benar.
Biimplikasi (⇔) Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung „jika
dan hanya jika‟ sehingga membentuk pernyataan majemuk „p jika dan hanya jika q‟ yang disebut
biimplikasi yang dilambangkan dengan “p ⇔ q”. konsep biimplikasi akan bernilai benar jika sebab dan
akibatnya (pernyataan p dan q) bernilai sama. Baik itu sama-sama benar, atau sama-sama salah.

4. Teknik dan jenis pembuktian.


1. Bukti langsung
Bukti langsung ini biasanya diterapkan untuk membuktikan teorema yang berbentuk implikasi p
⟹ q. Di sini p sebagai hipotesis digunakan sebagai fakta yang diketahui atau sebagai asumsi.
Selanjutnya, dengan menggunakan p kita harus menunjukkan berlaku q. Secara logika pembuktian
langsung ini ekuivalen dengan membuktikan bahwa pernyataan p ⟹ q benar dimana diketahui p benar.
2. Bukti taklangsung
Kita tahu bahwa nilai kebenaran suatu implikasi p⟹q ekuivalen dengan nilai kebenaran
kontraposisinya q ⟹ p. Jadi pekerjaan membuktikan kebenaran pernyataan implikasi dibuktikan
lewat kontraposisinya.
3. Bukti kosong
Bila hipotesis p pada implikasi p⟹q sudah bernilai salah maka implikasi p⟹q selalu benar
apapun nilai kebenaran dari q. Jadi jika kita dapat menunjukkan bahwa p salah maka kita telah berhasil
membuktikan kebenaran p ⟹ q.
4. Bukti trivial
Bila pada implikasi p⟹q, dapat ditunjukkan bahwa q benar maka implikasi ini selalu bernilai
benar apapun nilai kebenaran dari p. Jadi jika kita dapat menunjukkan bahwa
q benar maka kita telah berhasil membuktikan kebenaran p ⟹ q
5. Bukti dengan kontradiksi
Metoda ini mempunyai keunikan tersendiri, tidak mudah diterima oleh orang awam. Dalam
membuktikan kebenaran implikasi p⟹q kita berangkat dari diketahui p dan q. Berangkat dari dua
asumsi ini kita akan sampai pada suatu kontradiksi. Suatu kontradiksi terjadi bilamana ada satu atau lebih
pernyataan yang bertentangan.
6. Bukti eksistensial
Ada dua tipe bukti eksitensial ini, yaitu konstruktif dan takkonstruktif. Pada metoda konstruktif,
eksistensinya ditunjukkan secara eksplisit. Sedangkan pada metoda takkonstruktif, eksistensinya tidak
diperlihatkan secara eksplisit.
7. Bukti ketunggalan
Dalam membuktikan ketunggalan, pertama harus ditunjukkan eksistensi suatu objek, katakan
objek itu x. Ada dua pendekatan yang dapat ditempuh untuk membuktikan bahwa x hanya satu-satunya
objek yang memenuhi
8. Bukti dengan counter example
Untuk membuktikan suatu konjektur terkadang kita membutuhkan penjabaran yang cukup
panjang dan sulit. Tapi bila kita dapat menemukan satu saja kasus yang tidak memenuhi konjektur
tersebut maka selesailah urusannya.
9. Bukti dengan induksi matematika
Secara umum penalaran di dalam matematika menggunakan pendekatan deduktif. Tidak dapat
dibayangkan bagaimana orang dapat membuktikan kebenaran pernyataan yang memuat kalimat ”untuk
setiap > 0 . . . ”, ”untuk setiap bilangan asli n . . .”, ”untuk setiap fungsi kontinu f . . .”, dan lain-lain.
Tidak mungkin dapat ditunjukkan satu per satu untuk menunjukkan kebenaran pernyataan tersebut. Tapi
ada salah satu pola penalaran pada matematika yang menggunakan prinsip induksi, biasanya disebut
induksi matematika. Prinsip induksi matematika ini adalah untuk inferensi terhadap pernyataan tentang n
dimana n berjalan pada himpunan bilangan bulat, biasanya himpunan bilangan asli N atau pada himpunan
bagian bilangan asli, N1 N. Biasanya pernyataan tentang bilangan asli n dinyatakan dengan P(n).
5. Jenis kuantifier dan perbedaannya
PENGUKUR (QUANTIFIER)
Banyak pernyataan matematis yang melibatkan variabel x dan kebenaran pernyataannya
tergantung kepada nilai x, sebagai contoh, pernyataan ‟‟√ adalah bilangan rasional‟‟tergantung kepada
nilai x nya; Bernilai benar untuk beberapa nilai x misalnya x =1, 4, 9 serta salah untukx lain, seperti x =2,
3. Beberapa pernyataan seperti benar untuk semua bilangan real x, dan pernyataan lain seperti ‟‟
x adalah bilangan genap lebih besar dari 2 dan x adalah bilangan prima “ selalu salah. Kita memisalkan
P(x) sebagai pernyataan yang kebenarannya bergantung padanilai x.
Kita katakana “untuk semua x,P(x)” atau “untuk setiap x,P(x)” ketika pernyataan P(x) benar
untuk setiap nilai x dimana untuk nilai tersebut P(x) benar, kita katakan “terdapat sebuah x sedemikian
rupa sehingga P(x)” Dua pengukur penting itu adalah untuk semua” ( dan”terdapat (

Anda mungkin juga menyukai