LOGIKA MATEMATIKA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan pengertian tentang logika;
2. Mampu membedakan pernyataan dan bukan penyataan;
3. Memahami tentang nilai kebenaran suatu pernyataan
dan menyusun tabel kebenarannya;
4. Mampu menentukan dan membuat pernyataan
majemuk ;
5. Mampu membuat negasi pernyataan majemuk;
6. Mampu membuat dan membedakan bentuk-bentuk
pernyataan;
7. Mampu menentukan konvers, invers, dan kontraposisi;
8. Mampu membuat contoh pernyataan berkuantor;
9. Menentukan nilai kebenaran pernyataan berkuantor dan
negasinya;
10. Mampu membuktikan validitas suatu argumen;
11. Mampu menarik kesimpulan berdasarkan aturan
yang berlaku dalam logika matematika.
Contoh 1.1
Dibawah ini adalah contoh-contoh pernyataan
p: manusia pasti akan mati
q : 5+4=10
r : bilangan genap adalah bilangan yang habis dibagi dua
s: jumlah sudut pada segitiga adalah 1800
Contoh 1.2
Dibawah ini adalah contoh – contoh yang bukan
pernyataan
a. Buah jeruk rasanya manis( harus dibuktikan dahulu
kebenarannya?
b. 3+ x=4 ( harus dibuktikan dulu nilai kebenarannya)
c. Jarak antara Bandar Lampung dan Jakarta adalah dekat
(pernyataan relatif)
d. Kamu sudah makan? (kalimat tanya yang tidak
mengandung nilai kebenarannya).
e. Jangan masuk rumah! (kalimat perintah)
2) Nilai Kebenaran
Kebenaran atau kesalahan suatu pernyataan dinamakan
nilai kebenaran dari pernyataan tersebut. Nilai kebenaran
suatu pernyataan p ditulis τ ( p). Jika benar, maka nilai
kebenarannya B, dan jika salah nilai kebenarannya S.
Contoh 1.3
Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan di bawah ini!
p :4 +3=9 ,maka τ ( p )=S
q :tiga dapat membagi habis 9 , maka τ ( q )=B
B. Pernyataan Majemuk
Pernyataan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
pernyataan tunggal dan pernyataan majemuk. Pernyataan
tunggal atau pernyataan sederhana merupakan pernyataan
yang tidak memuat pernyataan lain atau sebagai
bagiannya. Sedangkan pernyataan majemuk adalah
pernyataan yang dapat merupakan kalimat baru yang
didapatkan dengan cara menggabungkan beberapa
pernyataan tunggal.
Dua pernyataan tunggal atau lebih dapat
digabungkan menjadi kalimat baru yang merupakan
pernyataan majemuk. Setiap pernyataan bagian dari
pernyataan majemuk dinamakan komponen-komponen
pernyataan majemuk. Komponen-komponennya tersebut
tidak selalu harus pernyataan tunggal, melainkan mungkin
saja pernyataan majemuk. Akan tetapi yang utama adalah
bagaimana menyatukan pernyataan-pernyataan tunggal
menjadi pernyataan majemuk.
Untuk dapat menggabungkan pernyataan-
pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk maka
bisa menggunakan kata hubung yang disebut dengan
operasi-operasi pada logika matematika.
Contoh 1.4
p :Jakarta adalah ibu kota Indonesia
p :Jakarta bukan ibu kota Indonesia
2) Konjungsi
Salah satu cara untuk menggabungkan pernyataan
tunggal sehingga menjadi pernyataan majemuk adalah
dengan menggunakan kata hubung “dan” atau yang
dikenal dengan nama operasi konjungsi. Operasi
konjungsi dilambangkan dengan ∧.
Pernyataan majemuk dengan kata hubung “dan”
hanya benar jika baik pernyataan pertama maupun
pernyataan kedua sekaligus benar dan bernilai salah jika
salah satu atau kedua-duanya dari pernyataan tunggal
tersebut bernilai salah.
Misalkan p dan q adalah pernyataan. Pernyataan
majemuk p dan q disebut konjungsi dan dilambangkan
dengan p ∧ q . Pernyataan p dan q masing-masing
disebut konjung-konjung. Berikut ini tabel kebenaran
dari operasi konjungsi.
Tabel 1.1
Tabel kebenaran konjungsi
p q p∧q
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh 1. 5
Buatlah pernyataan majemuk p ∧ q dari pernyataan-
pernyataan berikut ini. Kemudian tentukan nilai
kebenarannya!
1. p :2+ 5<8
q : segitiga sama kaki adalah sama sisi
Maka p ∧ q : 2+5<8 dan segitiga sama kaki adalah
sama sisi.
Sedangkan nilai kebenarannya adalah
τ (p):2+5<8 = Benar (B)
τ (q): segitiga sama kaki adalah sama sisi = Salah
(S)
Sehingga τ ¿
2. p : 3 adalah bilangan ganjil
q : jumlah sudut dalam suatu segiempat adalah 3600
Maka p ∧ q : 3 adalah bilangan ganjil dan jumlah
sudut dalam suatu segiempat adalah 3600.
Sedangkan nilai kebenarannya adalah
τ (p): 3 adalah bilangan ganjil = Benar (B)
τ (q): jumlah sudut dalam suatu segiempat adalah 360 0
= Benar (B).
Sehingga τ ¿
3) Disjungsi
Suatu pernyataan majemuk yang terdiri dari dua
pernyataan tunggal yang dihubungkan dengan kata
hubung “atau” dinamakan operasi disjungsi dengan
Contoh 1.6
Buatlah pernyataan majemuk p ∨ q dari pernyataan-
pernyataan berikut ini. Kemudian tentukan nilai
kebenarannya!
1. p :3× 5=15
q :2 adalah FPB dari12 dan 16
Tabel 1.3
Tabel kebenaran Implikasi
p q p →q
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh 1.7
Tentukan nilai kebenaran dari implikasi berikut!
1. Jika 2 ×3=9 maka 3 adalah bilangan prima
5) Biimplikasi
Perhatikan pernyataan berikut:
“ Jika sore ini hujan maka jalan raya basah”
Jika jalan raya basah, apakah selalu disebabkan oleh
hujan? Tentu saja tidak selalu, karena jalan raya basah
bisa saja disebabkan disiram. Pernyataan seperti ini
merupakan sebuah implikasi.
Sekarang, perhatikan pernyataan berikut!
“Jika orang masih hidup maka dia masih
bernafas”
Tabel 1.4
Tabel kebenaran Biimplikasi
p q p ↔q
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh 1.9
Tentukan nilai kebenaran dari biimplikasi berikut!
1. 23+ 4=27 jika dan hanya jika 27 adalah bilangan
komposit.
2. ∆ ABC siku-siku di C jika dan hanya jika a 2+ b2=c 2
3. 2+5=7 jika dan hanya jika 7 adalah bilangan genap
Jawab
1. p :23+4=27 , τ ( p ) =B
q :27 adalah bilangan komposit , τ ( q )=B
Jadi , τ ( p ⟺ q ) =B
2. p :∆ ABC siku−siku di C , τ ( p ) =B
2 2 2
q : a + b =c , τ ( q )=B
Jadi , τ ( p ⟺ q ) =B
3. p :2+ 5=7 , τ ( p )=B
q :7 adalah bilangan genap , τ ( q )=S
Jadi , τ ( p ⟺ q ) =S
1. Negasi Konjungsi
Pernyataan majemuk konjungsi mempunyai
urutan nilai kebenaran BSSS. Oleh karena itu, negasi
pernyataan majemuk konjungsi harus mempunyai
urutan nilai kebenaran SBBB. Negasi dari pernyataan
majemuk konjungsi dilambangkan dengan ( p ∧ q).
Negasi dari pernyataan majemuk bentuk konjungsi atau
ditulis ( p ∧ q) adalah p ∨∼ q .
Secara matematis, definisi negasi dari konjungsi dapat
dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran, dengan urutan
nilai kebenaran dari pernyataan ( p ∧ q) akan sama
dengan nilai kebenaran pernyataan p ∨∼q .
Berikut ini tabel nilai kebenaran untuk negasi
konjungsi adalah sebagai berikut:
Tabel 1.5
Nilai Kebenaran Negasi Konjungsi
p q p ∧q ( p ∧ q) p ∼q p ∨∼ q
B B B S S S S
B S S B S B B
S B S B B S B
S S S B B B B
Contoh 1. 10
Tentukan negasi dari pernyataan : “3 adalah bilangan
ganjil dan jumlah sudut dalam suatu segiempat adalah
3600”
Jawab
Misal p : 3 adalah bilangan ganjil, q :jumlah sudut dalam
suatu segiempat adalah 3600, maka:
p ∧q :3 adalah bilangan ganjil dan jumlah sudut dalam
suatu segiempat adalah 3600
Negasinya adalah p ∨∼q :“3 bukan bilangan ganjil atau
jumlah sudut dalam suatu segiempat bukan 3600”.
2. Negasi Disjungsi
Pernyataan majemuk Disjungsi mempunyai urutan
nilai kebenaran BBBS. Oleh karena itu, negasi pernyataan
majemuk Disjungsi harus mempunyai urutan nilai
kebenaran SSSB. Negasi dari pernyataan majemuk
Disjungsi dilambangkan dengan ( p ∨ q) adalah p ∧∼ q
.
Secara matematis, definisi negasi dari disjungsi
dapat dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran, dengan
urutan nilai kebenaran dari pernyataan ( p ∨ q) akan sama
dengan nilai kebenaran pernyataan p ∧∼q .
Berikut ini adalah tabel nilai kebenaran untuk
negasi disjungsi adalah sebagai berikut:
Tabel 1.6
Nilai Kebenaran Negasi Disjungsi
p q p ∨q ( p ∨ q) p ∼q p ∧∼ q
B B B S S S S
B S B S S B S
S B B S B S S
S S S B B B B
Contoh 1. 11
Tentukan negasi dari pernyataan : “ Atik sholat di masjid
atau di mushola “
Jawab:
Misal p :Atik sholat di masjid, q :Atik sholat di mushola,
maka:
p ∨q :Atik sholat di masjid atau di mushola
3. Negasi Implikasi
Pernyataan majemuk Implikasi mempunyai urutan
nilai kebenaran BSBB. Oleh karena itu, negasi pernyataan
majemuk Implikasi harus mempunyai urutan nilai
kebenaran SBSS. Negasi dari pernyataan majemuk
Implikasi dilambangkan dengan ( p → q) adalah p ∧∼q .
Secara matematis, definisi negasi dari implikasi dapat
dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran, dengan urutan
nilai kebenaran dari pernyataan ( p → q) akan sama
dengan nilai kebenaran pernyataan p ∧∼ q . Berikut ini
tabel nilai kebenaran untuk negasi implikasi.
Tabel 1.7
Nilai Kebenaran Negasi Implikasi
p q p →q ( p → q) p ∼q p ∧∼q
B B B S B S S
B S S B B B B
S B B S S S S
S S B S S B S
Contoh 1. 12
Tentukan negasi dari pernyataan : “ Jika Adi naik kelas
maka Ayah membelikan sepeda”
Jawab
Misal p : Adi naik kelas, q :Ayah membelikan sepeda,
maka:
p →q : Jika Adi naik kelas maka Ayah membelikan sepeda
Negasinya adalah p ∧∼ q :“ Adi naik kelas dan Ayah tidak
membelikan sepeda”.
4. Negasi Biimplikasi
Pernyataan majemuk Biimplikasi mempunyai urutan
nilai kebenaran BSSB. Oleh karena itu, negasi pernyataan
majemuk Biimplikasi harus mempunyai urutan nilai
kebenaran SBBS. Negasi dari pernyataan majemuk
Biimplikasi dilambangkan dengan ( p ↔ q) adalah
( p ∧∼ q ) ∨(q ∧∼ p).
Secara matematis, definisi negasi dari Biimplikasi dapat
dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran, dengan urutan
nilai kebenaran dari pernyataan ( p ↔ q) akan sama
dengan nilai kebenaran pernyataan ( p ∧∼ q ) ∨(q ∧∼ p)..
Tabel 1.8
Nilai Kebenaran Negasi Biimplikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
p q p ↔q ( p ↔ q) ∼ p ∼q p ∧∼ q q∧∼ p ∨
7 8
B B B S S S S S S
B S S B S B B S B
S B S B B S S B B
S S B S B B S S S
Contoh 1. 13
Tentukan negasi dari pernyataan : “Ani naik kelas jika dan
hanya jika Ani rajin belajar”
Jawab
Misal p : Ani naik kelas, q :Ani rajin belajar, maka:
p ⇔q : Ani naik kelas jika dan hanya jika Ani rajin belajar
Negasinya adalah ( p ∧∼ q ) ∨(q ∧∼ p).:“ Ani naik kelas
dan tidak rajin belajar atau Ani rajin belajar dan tidak naik
kelas”.
E. Bentuk-Bentuk Pernyataan
1. Ekuivalensi
Misalkan terdapat dua pernyataan yaitu
pernyataan A dan B, maka pernyataan A dan B
2. Kontradiksi
Kontradiksi adalah suatu pernyataan yang semua
nilai kebenarannya salah (S), tanpa memandang
nilai kebenaran dari komponen-komponenya.
Tabel 1.10
Contoh Kontradiksi
p p p ∧∼ p
B S S
S B S
3. Tautologi
Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu
bernilai benar (B) apapun kondisi pernyataan yang
membentuknya. Berikut ini contoh tabel kebenaran
untuk tautologi
Tabel 1.11
Contoh Tautologi
4. p p p ∨∼ p
5. B S B
6. S B B
4. Kontingensi
Tabel 1.12
Contoh Kontingensi
p q p →q q→ p ( p →q ) ↔( q → p)
B B B B B
B S S B S
S B B S S
S S B B B
Contoh 1.14
Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi
“ jika hari ini hujan maka hari ini berawan”
Jawab
Misal: p :hariini hujan , q :hariini berawan maka
Konversnya adalah q → p: “ jika hari ini berawan maka
hari ini hujan”
Inversnya adalah p → q : “ jika hari ini tidak hujan
maka hari ini tidak berawan”
Contoh 1. 15
p ( x ) :1+ x> 5
p ( x ) merupakan fungsi pernyataan pada A = himpunan
bilangan asli. Tetapi p ( x ) bukan merupakan fungsi
pernyataan pada K = himpunan bilangan kompleks.
Contoh 1. 16
Benar atau salahkah pernyataan berkuantor
( ∃ x ∈ R ) (2 x−1 ≥5) ?, ( R = Bilangan Real)?
Jawab
( ∃ x ∈ R ) ( 2 x−1 ≥ 5 ) mempunyai arti “ada suatu x sehingga
berlaku 2 x−1≥ 5 . Jelas ini merupakan pernyataan yang
benar, karena kita dapat menemukan x yang memenuhi
pertidaksamaan 2 x−1≥ 5 , misalnya x=3.
Contoh 1. 17
Benar atau salahkah pernyataan berkuantor
( ∀ x ∈ R )( 2 x+1>5 ) ?
Jawab
( ∀ x ∈ R )( 2 x+1>5 ) mempunyai arti “ untuk semua x
berlaku 2 x+1>5 . Jelas ini merupakan pernyataan yang
salah, karena kita dapat menemukan x yang tidak
memenuhi pertidaksamaan 2 x+1>5 , misalnya x=1
2. Validitas Argumen
Suatu argumen dikatakan valid (syah) jika
konklusinya merupakan akibat logis dari premis-
premisnya, tanpa memandang kebenaran atau kesalahan
pernyataan-pernyataan pembentuknya. Untuk lebih
memperdalam pemahaman mengenai validitas argumen
ini, mari perhatikan contoh berikut.
Contoh 1. 18
P1 : Jakarta Ibu Kota Indonesia →B
P2 : 2 adalah bilangan genap →B
K : Jadi, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa →B
Argumen ini invalid, meskipun semua premisnya bernilai
benar, tetapi konklusinya bukan akibat logis premis-
premisnya.
Contoh 1. 19
P1 : Semua bilangan prima adalah ganjil
→S
P2 : 3 adalah bilangan prima →B
K : Jadi, 3 adalah bilangan ganjil →B
3. Penarikan Kesimpulan
Suatu argumen yang mengandung dua pernyataan
tunggal atau lebih, jika pembuktiannya menggunakan
tabel kebenaran, cara kerjanya panjang dan seringkali
Modus Ponen
Berikut adalah suatu ilustrasi mengenai penalaran
kondisional.
Jika saya lapar, maka saya makan.
Ternyata saya lapar.
Jadi, saya makan.
Penalaran kondisional menjelaskan hubungan antara dua
kondisi, dalam ilustrasi di atas adalah kondisi lapar dn
makan. Hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai:
p ⇒q
p
∴q
Modus Tollen
Dari konteks yang sama, sekarang kita lihat bahwa suatu
pernyataan kondisional atau pernyataan impliksi yang
benar dengan konsekuen yang salah harus mempunyai
antisendan yang salah. Argumen ini dinamakan modus
tollen. Dengan bentuk :
p ⇒q
q
∴ p
EVALUASI BAB I
1. Diketahui pernyataan-pernyataan:
p : Sungai Bengawan Solo tercemar
q : Masyarakat sekitar Sungai Bengawan Solo sakit
perut
Tulislah pernyataan majemuk berikut:
a. p
b. q
c. p ∧q
d. p ∨q
e. ∼ p ∧q
f. p ∨∼ q
g. ∼ p ∨∼q
h. p ⇒q
i. p ⇔q