Anda di halaman 1dari 26

Konsep Dasar Matematika

LOGIKA MATEMATIKA

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan pengertian tentang logika;
2. Mampu membedakan pernyataan dan bukan penyataan;
3. Memahami tentang nilai kebenaran suatu pernyataan
dan menyusun tabel kebenarannya;
4. Mampu menentukan dan membuat pernyataan
majemuk ;
5. Mampu membuat negasi pernyataan majemuk;
6. Mampu membuat dan membedakan bentuk-bentuk
pernyataan;
7. Mampu menentukan konvers, invers, dan kontraposisi;
8. Mampu membuat contoh pernyataan berkuantor;
9. Menentukan nilai kebenaran pernyataan berkuantor dan
negasinya;
10. Mampu membuktikan validitas suatu argumen;
11. Mampu menarik kesimpulan berdasarkan aturan
yang berlaku dalam logika matematika.

Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam


matematika dan pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga
dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk
menyampaikan pelajaran di sekolah. Dalam Logika
dipelajari metode-metode dan prinsip-prinsip yang dapat
dipakai untuk membedakan cara berpikir benar (correct)
atau tidak benar (incorrect), sehingga dapat membantu
menyatakan ide-ide tepat dan tidak mempunyai arti ganda.
Jadi, dalam ilmu logika hanya mempelajari atau
memperhatikan kebenaran dan kesalahan dari penalaran,
serta penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan atau
lebih.
Dalam mempelajari logika, kita tidak bisa lepas dari
namanya penalaran yang diartikan sebagai penarikan

Logika Matematika Page 1


Konsep Dasar Matematika

kesimpulan dalam sebuah argumen. Banyak juga yang


mengartikan penalaran sebagai cara berfikir, yaitu
penjelasan dalam upaya menunjukkan hubungan antara
dua hal atau lebih berdasarkan sifat-sifat tertentu yang
sudah diakui kebenarannya dengan menggunakan cara-
cara tertentu hingga mencapai suatu kesimpulan.
Secara etimologi, istilah “logika” berasal dari bahasa
yunani, “logos”, yang berarti kata, ucapan, pikiran atau
bisa juga mengandung arti ilmu pengetahuan. Dalam arti
luas, logika berarti suatu metode dan prinsip-prinsip yang
dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang
benar dan pernyataan yang salah.
Pada saat menghadapi kehidupan sehari-hari, kita
dituntut untuk senantiasa menggunakan akal pikiran dalam
melakukan setiap kegiatan yang penuh pemikiran dan
pertimbangan. Kita harus memiliki pola pikir yang tepat,
akurat, rasional dan objektif. Pola berpikir seperti ini
adalah pola berpikir yang terdapat dalam logika.
Pada materi logika matematika ini pembahasannya
meliputi tentang: a) Pernyataan dan nilai kebenaran; 2)
Pernyataan majemuk; 3) Operasi-operasi Logika; 4)
Konversi, inversi, kontraposisi serta pernyataan
berkuantor; 5)Penarikan kesimpulan

A. Pernyataan dan Nilai Kebenaran.


1) Pernyataan
Untuk menyampaikan gagasan atau ide, seseorang
biasanya selalu menggunakan kalimat. Banyak kalimat
yang ada, tetapi untuk menyampaikan suatu ide biasanya
seseorang menggunakan kalimat pernyataan. Pernyataan
diartikan sebagai kalimat yang hanya memiliki satu nilai
kebenaran yaitu salah saja atau benar saja, tetapi tidak
mengandung kedua-duanya secara bersamaan. Sehingga
tidak membuat binggung orang yang membaca atau

Logika Matematika Page 2


Konsep Dasar Matematika

mendengar ide tersebut. Biasanya pernyataan dinotasikan


dengan huruf kecil, seperti p , q , r , s , dan sebagainya.

Contoh 1.1
Dibawah ini adalah contoh-contoh pernyataan
p: manusia pasti akan mati
q : 5+4=10
r : bilangan genap adalah bilangan yang habis dibagi dua
s: jumlah sudut pada segitiga adalah 1800

Suatu kalimat yang bukan termasuk pernyataan


adalah kalimat yang tidak dapat ditentukan benar atau
salahnya atau mengandung makna yang relatif. Kalimat
yang bukan pernyataan biasa dinamakan dengan kalimat
terbuka yaitu pernyataan yang belum bisa dipastikan nilai
kebenarannya.

Contoh 1.2
Dibawah ini adalah contoh – contoh yang bukan
pernyataan
a. Buah jeruk rasanya manis( harus dibuktikan dahulu
kebenarannya?
b. 3+ x=4 ( harus dibuktikan dulu nilai kebenarannya)
c. Jarak antara Bandar Lampung dan Jakarta adalah dekat
(pernyataan relatif)
d. Kamu sudah makan? (kalimat tanya yang tidak
mengandung nilai kebenarannya).
e. Jangan masuk rumah! (kalimat perintah)

2) Nilai Kebenaran
Kebenaran atau kesalahan suatu pernyataan dinamakan
nilai kebenaran dari pernyataan tersebut. Nilai kebenaran
suatu pernyataan p ditulis τ ( p). Jika benar, maka nilai
kebenarannya B, dan jika salah nilai kebenarannya S.

Logika Matematika Page 3


Konsep Dasar Matematika

Contoh 1.3
Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan di bawah ini!
p :4 +3=9 ,maka τ ( p )=S
q :tiga dapat membagi habis 9 , maka τ ( q )=B

B. Pernyataan Majemuk
Pernyataan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
pernyataan tunggal dan pernyataan majemuk. Pernyataan
tunggal atau pernyataan sederhana merupakan pernyataan
yang tidak memuat pernyataan lain atau sebagai
bagiannya. Sedangkan pernyataan majemuk adalah
pernyataan yang dapat merupakan kalimat baru yang
didapatkan dengan cara menggabungkan beberapa
pernyataan tunggal.
Dua pernyataan tunggal atau lebih dapat
digabungkan menjadi kalimat baru yang merupakan
pernyataan majemuk. Setiap pernyataan bagian dari
pernyataan majemuk dinamakan komponen-komponen
pernyataan majemuk. Komponen-komponennya tersebut
tidak selalu harus pernyataan tunggal, melainkan mungkin
saja pernyataan majemuk. Akan tetapi yang utama adalah
bagaimana menyatukan pernyataan-pernyataan tunggal
menjadi pernyataan majemuk.
Untuk dapat menggabungkan pernyataan-
pernyataan tunggal menjadi pernyataan majemuk maka
bisa menggunakan kata hubung yang disebut dengan
operasi-operasi pada logika matematika.

C. Operasi- Operasi Logika


Pernyataan majemuk dibentuk dari beberapa
pernyataan tunggal sehingga untuk membentuknya
diperlukan suatu kata hubung. Kata hubung inilah yang
dinamakan sebagai operasi-operas dalam logika
matematika.
1) Negasi

Logika Matematika Page 4


Konsep Dasar Matematika

Operasi negasi atau ingkaran adalah lawan atau


kebalikan dari pernyataan tersebut. Operasi negasi
dilambangkan dengan “ .Jika p dalah pernyataan maka
negasinya adalah p .
Negasi suatu pernyataan yang bernilai benar adalah
salah dan negasi dari suatu pernyataan yang bernilai
salah adalah benar. Sehingga negasi suatu pernyataan
dan negasinya memiliki nilai kebenaran yang
berlawanan.

Contoh 1.4
p :Jakarta adalah ibu kota Indonesia
p :Jakarta bukan ibu kota Indonesia
2) Konjungsi
Salah satu cara untuk menggabungkan pernyataan
tunggal sehingga menjadi pernyataan majemuk adalah
dengan menggunakan kata hubung “dan” atau yang
dikenal dengan nama operasi konjungsi. Operasi
konjungsi dilambangkan dengan ∧.
Pernyataan majemuk dengan kata hubung “dan”
hanya benar jika baik pernyataan pertama maupun
pernyataan kedua sekaligus benar dan bernilai salah jika
salah satu atau kedua-duanya dari pernyataan tunggal
tersebut bernilai salah.
Misalkan p dan q adalah pernyataan. Pernyataan
majemuk p dan q disebut konjungsi dan dilambangkan
dengan p ∧ q . Pernyataan p dan q masing-masing
disebut konjung-konjung. Berikut ini tabel kebenaran
dari operasi konjungsi.
Tabel 1.1
Tabel kebenaran konjungsi
p q p∧q
B B B
B S S
S B S
S S S

Logika Matematika Page 5


Konsep Dasar Matematika

Contoh 1. 5
Buatlah pernyataan majemuk p ∧ q dari pernyataan-
pernyataan berikut ini. Kemudian tentukan nilai
kebenarannya!
1. p :2+ 5<8
q : segitiga sama kaki adalah sama sisi
Maka p ∧ q : 2+5<8 dan segitiga sama kaki adalah
sama sisi.
Sedangkan nilai kebenarannya adalah
τ (p):2+5<8 = Benar (B)
τ (q): segitiga sama kaki adalah sama sisi = Salah
(S)
Sehingga τ ¿
2. p : 3 adalah bilangan ganjil
q : jumlah sudut dalam suatu segiempat adalah 3600
Maka p ∧ q : 3 adalah bilangan ganjil dan jumlah
sudut dalam suatu segiempat adalah 3600.
Sedangkan nilai kebenarannya adalah
τ (p): 3 adalah bilangan ganjil = Benar (B)
τ (q): jumlah sudut dalam suatu segiempat adalah 360 0
= Benar (B).
Sehingga τ ¿

Untuk membentuk pernyataan majemuk tidaklah


diharuskan bahwa pernyataan-pernyataan yang
digabungkan satu sama lainnya mempunyai kaitan arti.
Hal ini juga berlaku untuk pernyataan –pernyataan
majemuk lain yang dibentuk oleh operasi-operasi logika
yang lainnya.

3) Disjungsi
Suatu pernyataan majemuk yang terdiri dari dua
pernyataan tunggal yang dihubungkan dengan kata
hubung “atau” dinamakan operasi disjungsi dengan

Logika Matematika Page 6


Konsep Dasar Matematika

lambangnya adalah ∧. Kedua pernyataan pembentuk


disjungsi ini dinamakan disjung-disjung. Disjungsi dua
pernyataan p dan q dapat ditulis p ∨q . Dalam kehidupan
sehari-hari, kata “atau” dapat berarti salah satu atau
kedua-duanya, dapat berarti salah satu tetapi tidak kedu-
duanya. Berdasarkan kata “atau” tersebut munculah dua
macam disjungsi yaitu disjungsi eksklusif dan disjungsi
inklusif.
 Disjungsi eksklusif yaitu dua pernyataan bernilai
benar apabila hanya satu dari dua pernyataan yang
bernilai benar. Disjungsi eksklusif dua pernyataan
p dan q ditulis p ∨q .
 Disjungsi inkusif yaitu dua pernyataan yang
bernilai benar apabila paling sedikit satu dari
keduanya yang bernilai benar.
Disjungsi inklusif dua pernyataan p dan q ditulis
p ∨q .

Disjungsi p ∨q bernilai benar jika salah satu p atau q ,


atau keduanya adalah benar. Disjungsi bernilai salah
hanya jika keduanya p dan q adalah salah. Berikut ini
tabel kebenaran dari operasi disjungsi.
Tabel 1.2
Tabel kebenaran Disjungsi
p q p∨ q
B B B
B S B
S B B
S S S

Contoh 1.6
Buatlah pernyataan majemuk p ∨ q dari pernyataan-
pernyataan berikut ini. Kemudian tentukan nilai
kebenarannya!
1. p :3× 5=15
q :2 adalah FPB dari12 dan 16

Logika Matematika Page 7


Konsep Dasar Matematika

Maka p ∨ q: 3 ×5=15 atau 2 adalah FPB dari 12


dan 16.
Sedangkan nilai kebenarannya adalah
τ ( p) :3 ×5=15 = Benar (B)
τ ( q ) :2 adalah FPB dari12 dan 16=Salah (S )
Sehingga τ ¿
2. p : 7 adalah bilangan komposit
q : √ 5 adalah bilangan bulat
Maka p ∨ q: 7 adalah bilangan komposit atau √ 5
adalah bilangan bulat.
Sedangkan nilai kebenarannya adalah
τ ( p ) :7 adalah bilangan komposit = Salah (S)
τ ( q ) : √5 adalah bilangan bulat=Salah (S)
Sehingga τ ¿
4) Implikasi
Untuk memahami implikasi, pelajarilah uraian
berikut. Misalnya, Azizah berjanji pada Hamidah , “
Jika sore nanti tidak hujan, maka saya akan
mengajakmu menonton “.
Janji Azizah ini hanya berlaku untuk kondisi
dimana sore nanti tidak hujan. Akibatnya, jika nanti
sore hujan, tidak ada keharusan bagi Azizah untuk
mengajak Hamidah menonton. Misalnya sore ini tidak
hujan dan Azizah mengajak Hamidah nonton, Hamidah
tidak akan kecewa karena Azizah memenuhi janjinya.
Akan tetapi, jika sore ini hujan, dan Azizah tetap
mengajak Hamidah menonton, Hamidah tentu merasa
senang sekali. Jika sore ini hujan dan Azizah tidak
mengajak Hamidah menonton, tentunya Hamidah akan
memakluminya. Bagaimana jika sore ini tidak hujan
dan Aizizah tidak mengajak Hamidah menonton? Itu
akan lain lagi ceritanya. Tentunya Hamidah akan
merasa kecewa dan menganggap Azizah tidak menepati
janjinya.
Misalkan:

Logika Matematika Page 8


Konsep Dasar Matematika

p :Sore tidak hujan


q :Azizah mengajak Hamidah menonton
Pernyataannya” Jika sore nanti tidak hujan, maka
Azizah akan mengajak Hamidah menonton”. Dapat
dinyatakan sebagai “jika p makaq atau dilambangkan
dengan “ jika p ⟶ q . Suatu pernyataan majemuk
dengan bentuk “ jika p makaq disebut implikasi. Pada
implikasi ini p disebut hipotesis atau antisenden atau
premis dan q disebut konklusi atau konsekuen.
Implikasi bernilai salah hanya jika hipotesis p
bernilai benar dan konklusi q bernilai salah. Untuk
kasus lainnya adalah benar. Perhatikan tabel kebenaran
berikut operasi.

Tabel 1.3
Tabel kebenaran Implikasi
p q p →q
B B B
B S S
S B B
S S B

Terdapat perbedaan antara implikasi dalam keseharian dan


implikasi dalam logika matematika. Dalam keseharian,
pernyataan hipotesis/antisenden p haruslah memiliki
hubungan dengan pernyataan konklusi/konsekuen q .
Misalnya pada contoh implikasi sebelumnya, “ Jika sore
nanti tidak hujan, maka Azizah akan mengajak Hamidah
menonton”. Terdapat hubungan sebab akibat. Dalam
logika matematika, pernyataan hipotesis/antisendan p
tidak harus mempunyai hubungan dengan
konklusi/kesimpulan q .

Contoh 1.7
Tentukan nilai kebenaran dari implikasi berikut!
1. Jika 2 ×3=9 maka 3 adalah bilangan prima

Logika Matematika Page 9


Konsep Dasar Matematika

2. Jika sin 600 =1 maka 1 adalah bilangan genap


3. Jika 4 adalah bilangan komposit maka 9 adalah
bilangan prima.
Jawab
1. p :2× 3=9 , τ ( p ) =¿ Salah
q : 3 adalah bilangan prima, τ ( q )=¿ Benar
Alasan Salah, kesimpulan Benar. Jadi implikasi
bernilai Benar.
2. p :sin 600=1, τ ( p )=¿Salah
q : 8 adalah bilangan prima, τ ( q )=¿ Salah
Alasan Salah, Kesimpulan Salah. Jadi Implikasi
bernilai Benar.
3. p : 4 adalah bilangan komposit, τ ( p )=¿Benar
q : 9 adalah bilangan prima, τ ( q )=¿Salah
Alasan Benar, Kesimpulan Salah. Jadi Implikasi
bernilai Salah.

5) Biimplikasi
Perhatikan pernyataan berikut:
“ Jika sore ini hujan maka jalan raya basah”
Jika jalan raya basah, apakah selalu disebabkan oleh
hujan? Tentu saja tidak selalu, karena jalan raya basah
bisa saja disebabkan disiram. Pernyataan seperti ini
merupakan sebuah implikasi.
Sekarang, perhatikan pernyataan berikut!
“Jika orang masih hidup maka dia masih
bernafas”

Jika seseorang masih bernafas, apakah bisa dipastikan


orang tersebut masih hidup? Ya, karena jika sudah
tidak bernafas, pasti orang tersebut sudah meninggal.
Pernyataan yang demikian dinamakan biimplikasi atau
bersyarat ganda. Pernyataan biimpikasi dilambangkan
dengan “↔” yang berarti “ jika dan hanya jika “.
Biimplikasi “ p ↔q “ ekuivalen dengan “ jika p makaq

Logika Matematika Page 10


Konsep Dasar Matematika

dan jika q maka p”, yang dapat dinotasikan sebagai


( p →q ) (q → p).
Biimplikasi p dan q bernilai benar jika keduanya
p dan q adalah benar atau jika keduanya p dan q
bernilai salah. Untuk kasus lainnya biimplikasi bernilai
salah. Perhatikan tabel kebenaran biimplikasi

Tabel 1.4
Tabel kebenaran Biimplikasi
p q p ↔q
B B B
B S S
S B S
S S B

Contoh 1.9
Tentukan nilai kebenaran dari biimplikasi berikut!
1. 23+ 4=27 jika dan hanya jika 27 adalah bilangan
komposit.
2. ∆ ABC siku-siku di C jika dan hanya jika a 2+ b2=c 2
3. 2+5=7 jika dan hanya jika 7 adalah bilangan genap
Jawab
1. p :23+4=27 , τ ( p ) =B
q :27 adalah bilangan komposit , τ ( q )=B
Jadi , τ ( p ⟺ q ) =B
2. p :∆ ABC siku−siku di C , τ ( p ) =B
2 2 2
q : a + b =c , τ ( q )=B
Jadi , τ ( p ⟺ q ) =B
3. p :2+ 5=7 , τ ( p )=B
q :7 adalah bilangan genap , τ ( q )=S
Jadi , τ ( p ⟺ q ) =S

D. Negasi Pernyataan Majemuk

Logika Matematika Page 11


Konsep Dasar Matematika

Setiap pernyataan mempunyai negasi atau


ingkatran. Suatu pernyataan yang bernilai benar , maka
negasinya akan bernilai salah, dan sebaliknya. Begitu
juga dengan pernyataan majemuk, sebagai gabungan dari
beberapa pernyataan pernyataan majemuk juga
mempunyai ingkaran atau negasi. Berikut ini dijelaskan
negasi dari pernyataan majemuk yaitu negasi dari
konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.

1. Negasi Konjungsi
Pernyataan majemuk konjungsi mempunyai
urutan nilai kebenaran BSSS. Oleh karena itu, negasi
pernyataan majemuk konjungsi harus mempunyai
urutan nilai kebenaran SBBB. Negasi dari pernyataan
majemuk konjungsi dilambangkan dengan ( p ∧ q).
Negasi dari pernyataan majemuk bentuk konjungsi atau
ditulis ( p ∧ q) adalah p ∨∼ q .
Secara matematis, definisi negasi dari konjungsi dapat
dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran, dengan urutan
nilai kebenaran dari pernyataan ( p ∧ q) akan sama
dengan nilai kebenaran pernyataan p ∨∼q .
Berikut ini tabel nilai kebenaran untuk negasi
konjungsi adalah sebagai berikut:
Tabel 1.5
Nilai Kebenaran Negasi Konjungsi
p q p ∧q ( p ∧ q) p ∼q p ∨∼ q
B B B S S S S
B S S B S B B
S B S B B S B
S S S B B B B

Contoh 1. 10
Tentukan negasi dari pernyataan : “3 adalah bilangan
ganjil dan jumlah sudut dalam suatu segiempat adalah
3600”

Logika Matematika Page 12


Konsep Dasar Matematika

Jawab
Misal p : 3 adalah bilangan ganjil, q :jumlah sudut dalam
suatu segiempat adalah 3600, maka:
p ∧q :3 adalah bilangan ganjil dan jumlah sudut dalam
suatu segiempat adalah 3600
Negasinya adalah p ∨∼q :“3 bukan bilangan ganjil atau
jumlah sudut dalam suatu segiempat bukan 3600”.

2. Negasi Disjungsi
Pernyataan majemuk Disjungsi mempunyai urutan
nilai kebenaran BBBS. Oleh karena itu, negasi pernyataan
majemuk Disjungsi harus mempunyai urutan nilai
kebenaran SSSB. Negasi dari pernyataan majemuk
Disjungsi dilambangkan dengan ( p ∨ q) adalah p ∧∼ q
.
Secara matematis, definisi negasi dari disjungsi
dapat dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran, dengan
urutan nilai kebenaran dari pernyataan ( p ∨ q) akan sama
dengan nilai kebenaran pernyataan p ∧∼q .
Berikut ini adalah tabel nilai kebenaran untuk
negasi disjungsi adalah sebagai berikut:
Tabel 1.6
Nilai Kebenaran Negasi Disjungsi
p q p ∨q ( p ∨ q) p ∼q p ∧∼ q
B B B S S S S
B S B S S B S
S B B S B S S
S S S B B B B

Contoh 1. 11
Tentukan negasi dari pernyataan : “ Atik sholat di masjid
atau di mushola “
Jawab:
Misal p :Atik sholat di masjid, q :Atik sholat di mushola,
maka:
p ∨q :Atik sholat di masjid atau di mushola

Logika Matematika Page 13


Konsep Dasar Matematika

Negasinya adalah p ∧∼q :“Atik tidak sholat di masjid


dan tidak di mushola”

3. Negasi Implikasi
Pernyataan majemuk Implikasi mempunyai urutan
nilai kebenaran BSBB. Oleh karena itu, negasi pernyataan
majemuk Implikasi harus mempunyai urutan nilai
kebenaran SBSS. Negasi dari pernyataan majemuk
Implikasi dilambangkan dengan ( p → q) adalah p ∧∼q .
Secara matematis, definisi negasi dari implikasi dapat
dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran, dengan urutan
nilai kebenaran dari pernyataan ( p → q) akan sama
dengan nilai kebenaran pernyataan p ∧∼ q . Berikut ini
tabel nilai kebenaran untuk negasi implikasi.

Tabel 1.7
Nilai Kebenaran Negasi Implikasi

p q p →q ( p → q) p ∼q p ∧∼q
B B B S B S S
B S S B B B B
S B B S S S S
S S B S S B S

Contoh 1. 12
Tentukan negasi dari pernyataan : “ Jika Adi naik kelas
maka Ayah membelikan sepeda”

Jawab
Misal p : Adi naik kelas, q :Ayah membelikan sepeda,
maka:
p →q : Jika Adi naik kelas maka Ayah membelikan sepeda
Negasinya adalah p ∧∼ q :“ Adi naik kelas dan Ayah tidak
membelikan sepeda”.

Logika Matematika Page 14


Konsep Dasar Matematika

4. Negasi Biimplikasi
Pernyataan majemuk Biimplikasi mempunyai urutan
nilai kebenaran BSSB. Oleh karena itu, negasi pernyataan
majemuk Biimplikasi harus mempunyai urutan nilai
kebenaran SBBS. Negasi dari pernyataan majemuk
Biimplikasi dilambangkan dengan ( p ↔ q) adalah
( p ∧∼ q ) ∨(q ∧∼ p).
Secara matematis, definisi negasi dari Biimplikasi dapat
dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran, dengan urutan
nilai kebenaran dari pernyataan ( p ↔ q) akan sama
dengan nilai kebenaran pernyataan ( p ∧∼ q ) ∨(q ∧∼ p)..
Tabel 1.8
Nilai Kebenaran Negasi Biimplikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
p q p ↔q ( p ↔ q) ∼ p ∼q p ∧∼ q q∧∼ p ∨
7 8
B B B S S S S S S
B S S B S B B S B
S B S B B S S B B
S S B S B B S S S

Contoh 1. 13
Tentukan negasi dari pernyataan : “Ani naik kelas jika dan
hanya jika Ani rajin belajar”

Jawab
Misal p : Ani naik kelas, q :Ani rajin belajar, maka:
p ⇔q : Ani naik kelas jika dan hanya jika Ani rajin belajar
Negasinya adalah ( p ∧∼ q ) ∨(q ∧∼ p).:“ Ani naik kelas
dan tidak rajin belajar atau Ani rajin belajar dan tidak naik
kelas”.

E. Bentuk-Bentuk Pernyataan
1. Ekuivalensi
Misalkan terdapat dua pernyataan yaitu
pernyataan A dan B, maka pernyataan A dan B

Logika Matematika Page 15


Konsep Dasar Matematika

dikatakan ekuivalensi jika memiliki nilai


kebenaran yang sama. A ekuivalensi B
dilambangkan dengan A ≡ B . Berikut ini contoh
ekuivalensi
Tabel 1.9
Contoh Ekuivalensi
p q ∼ p ∼q ∼ p ∨q p →q
B B S S B B
B S S B S S
S B B S B B
S S B B B B
Ekuivalen

2. Kontradiksi
Kontradiksi adalah suatu pernyataan yang semua
nilai kebenarannya salah (S), tanpa memandang
nilai kebenaran dari komponen-komponenya.
Tabel 1.10
Contoh Kontradiksi
p p p ∧∼ p
B S S
S B S

3. Tautologi
Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu
bernilai benar (B) apapun kondisi pernyataan yang
membentuknya. Berikut ini contoh tabel kebenaran
untuk tautologi
Tabel 1.11
Contoh Tautologi
4. p p p ∨∼ p
5. B S B
6. S B B

4. Kontingensi

Logika Matematika Page 16


Konsep Dasar Matematika

Kontingensi merupakan suatu pernyataan


majemuk yang nilai kebenarannya dapat bernilai
benar dan dapat pula bernilai salah apapun kondisi
pernyataan yang membentuknya. Berikut ini contoh
tabel kebenaran untuk Kontingensi.

Tabel 1.12
Contoh Kontingensi
p q p →q q→ p ( p →q ) ↔( q → p)
B B B B B
B S S B S
S B B S S
S S B B B

F. Konvers, Invers, dan Kontraposisi

Misal p dan q pernyataan. Pernyataan majemuk


implikasi p dan q adalah pernyataan gabungan antara
p dan q dengan kata hubung “ jika ... maka...” dan
dilambangkan p → q .
Pernyataan majemuk bentuk implikasi mempunyai
konvers, invers, dan kontraposisi.
Konvers dari implikasi p →q adalah q → p
Invers dari implikasi p →q adalah p → q
Kontraposisi implikasi p →q adalah q → p

Contoh 1.14
Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi
“ jika hari ini hujan maka hari ini berawan”
Jawab
Misal: p :hariini hujan , q :hariini berawan maka
Konversnya adalah q → p: “ jika hari ini berawan maka
hari ini hujan”
Inversnya adalah p → q : “ jika hari ini tidak hujan
maka hari ini tidak berawan”

Logika Matematika Page 17


Konsep Dasar Matematika

Kontraposisinya adalah q → p : “ jika hari ini tidak


berawan maka hari ini tidak hujan”

G. Pernyataan Berkuantor dan Negasinya


Sebelum membahas mengenai pernyataan berkuantor,
terlebih dahulu kita bahas fungsi pernyataan suatu fungsi
pernyataan adalah suatu kalimat terbuka dalam semesta
pembicaraanya (semesta pembicaraanya diberikan secara
eksplisit dan implisit).
Pernyataan dalam matematika sering dinyatakan
sebagai fungsi pernyataan. Fungsi pernyataan ditulis
sebagai p( x ) yang bersifat bahwa p( x ) bernilai benar atau
salah (tidak keduanya) untuk setiap x ( x adalah anggota
dari semesta pembicara). Jadi, p(x ) merupakan suatu
pernyataan.
Suatu fungsi pernyataan akan menjadi suatu
pernyataan jika variabe yang ada diganti dengan kata
“ada” atau “semua” dari semesta yang ada. Jika semesta
tidak disebutkan secara eksplisit, semesta pembicaraan
dari fungsi pernyataan adalah bilangan real (R).

Contoh 1. 15
p ( x ) :1+ x> 5
p ( x ) merupakan fungsi pernyataan pada A = himpunan
bilangan asli. Tetapi p ( x ) bukan merupakan fungsi
pernyataan pada K = himpunan bilangan kompleks.

Dari contoh di atas terlihat bahwa fungsi pernyataan p ( x )


yang didefinisikan pada himpunan tertentu akan bernilai
benar jika variabelnya diawali dengan kata “ untuk semua”
anggota semesta pembicaraan, “beberapa” anggota
semesta pembicaraan”, atau “tidak ada” anggota semesta
pembicaraan yang memenuhi. Sehingga dapat dijelaskan
bahwa Kuantor adalah suatu lambang yang menunjukkan
generalisasi suatu kalimat terbuka.

Logika Matematika Page 18


Konsep Dasar Matematika

Ada dua macam kuantor, yaitu kuantor eksistensial


(khusus) dan kuantor universal (umum)

Kuantor Eksistensial (khusus)


Simbol ∃ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau
“untuk paling sedikit satu” disebut kuantor eksistensial.
Jika p ( x ) adalah fungsi pernyataan pada himpunan tertentu
di B (himpunan semesta) maka ( ∃ x ∈ B ) p ( x ) atau ∃ x , p(x )
adalah suatu pernyataan yang dibaca ” ada x elemen B
sedemikian hingga p(x ) merupakan pernyataan benar.

Contoh 1. 16
Benar atau salahkah pernyataan berkuantor
( ∃ x ∈ R ) (2 x−1 ≥5) ?, ( R = Bilangan Real)?
Jawab
( ∃ x ∈ R ) ( 2 x−1 ≥ 5 ) mempunyai arti “ada suatu x sehingga
berlaku 2 x−1≥ 5 . Jelas ini merupakan pernyataan yang
benar, karena kita dapat menemukan x yang memenuhi
pertidaksamaan 2 x−1≥ 5 , misalnya x=3.

Negasi Kuantor Eksistensial


Negasi kuantor eksistensial adalah kuantor
universal. Sebagai contoh, pernyataan “ ada x ∈ R
sedemikian hingga x 2< 0 dapat dinegasikan dengan
pernyataan “ semua x ∈ R memenuhi x 2< 0 . Secara
simbolik:
: [ ( ∃ x ) , p ( x ) ]=( ∀ x ) [: p ( x ) ]
Kuantor Universal (Umum)
Simbol ∀ dibaca “untuk semua” atau “untuk
setiap” disebut kuantor universal. Jika p( x ) adalah fungsi
pernyataan pada himpunan tertentu di B (himpunan
semesta) maka ( ∀ x ∈ B ) p ( x ) atau ∀ x , p( x) adalah suatu
pernyataan yang dibaca “untuk setiap x elemen B
sedemikian hingga p(x ) merupakan pernyataan benar”.

Logika Matematika Page 19


Konsep Dasar Matematika

Contoh 1. 17
Benar atau salahkah pernyataan berkuantor
( ∀ x ∈ R )( 2 x+1>5 ) ?
Jawab
( ∀ x ∈ R )( 2 x+1>5 ) mempunyai arti “ untuk semua x
berlaku 2 x+1>5 . Jelas ini merupakan pernyataan yang
salah, karena kita dapat menemukan x yang tidak
memenuhi pertidaksamaan 2 x+1>5 , misalnya x=1

Negasi Kuantor Universal


Misalkan ada pernyataan p : semua bilangan prima adalah
ganjil.
Jika dapat menemukan paling sedikit 1 bilangan prima
yang tidak ganjil, maka pernyataan p di atas salah.
Dengan demikian, negasi dari semua x bersifat A, adalah
“ada (paling sedikit satu) x tidak bersifat A”.
Jadi, negasi kuantor universal adalah kuantor eksistensial.
Secara simbolik dapat ditulis:
: [ ( ∀ x ) , p ( x ) ] = (∃ x ) [: p ( x ) ]

H. Argumen, Validitas dan Penarikan Kesimpulan


1. Argumen
Argumen merupakan serangkaian pernyataan-
pernyataan yang mempunyai ungkapan pernyataan
inferensi(penarikan kesimpulan). Dalam argumen terdapat
kata : jadi, sehingga, oleh karena itu, dan sebagainya.
Pernyataan- pernyataan yang terletak sebelum kata jadi
disebut premis, sedangkan pernyataan yang terletak
setelah kata jadi disebut konklusi.
Tabel 1.13
Contoh kelompok Pernyataan dalam Argumen
Premis 1 Jika Idul Fitri adalah berkah, maka
Idul Fitri merupakan saat yang
mengesankan
2 Jika Idul Fitri adalah penuh
keindahan, maka Idul Fitri

Logika Matematika Page 20


Konsep Dasar Matematika

merupakan suatu kebahagiaan


3 Idul Fitri adalah berkah atau penuh
keindahan
Konklusi Jadi Idul Fitri merupakan saat yang
mengesankan atau merupakan suatu
kebahagiaan

2. Validitas Argumen
Suatu argumen dikatakan valid (syah) jika
konklusinya merupakan akibat logis dari premis-
premisnya, tanpa memandang kebenaran atau kesalahan
pernyataan-pernyataan pembentuknya. Untuk lebih
memperdalam pemahaman mengenai validitas argumen
ini, mari perhatikan contoh berikut.
Contoh 1. 18
P1 : Jakarta Ibu Kota Indonesia →B
P2 : 2 adalah bilangan genap →B
K : Jadi, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa →B
Argumen ini invalid, meskipun semua premisnya bernilai
benar, tetapi konklusinya bukan akibat logis premis-
premisnya.

Contoh 1. 19
P1 : Semua bilangan prima adalah ganjil
→S
P2 : 3 adalah bilangan prima →B
K : Jadi, 3 adalah bilangan ganjil →B

Argumen ini valid, meskipun ada premis yang


pernyataanya bernilai salah, tetapi konklusinya merupakan
akibat logis dari premis-premisnya.

3. Penarikan Kesimpulan
Suatu argumen yang mengandung dua pernyataan
tunggal atau lebih, jika pembuktiannya menggunakan
tabel kebenaran, cara kerjanya panjang dan seringkali

Logika Matematika Page 21


Konsep Dasar Matematika

membosankan. Pada bagian ini kita akan membahas


mengenai cara singkat, langsung, dan tepat yang dapat kita
gunakan, yaitu dengan “menurunkan “ konklusi
argumennya. Maksudnya adalah menurunkan konklusi
dari premis-premisnya dengan menggunakan rangkaian
argumen dasar yang sudah diketahui valid.

Modus Ponen
Berikut adalah suatu ilustrasi mengenai penalaran
kondisional.
Jika saya lapar, maka saya makan.
Ternyata saya lapar.
Jadi, saya makan.
Penalaran kondisional menjelaskan hubungan antara dua
kondisi, dalam ilustrasi di atas adalah kondisi lapar dn
makan. Hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai:
p ⇒q
p
∴q

Rumus di atas merupakan bentuk argumen valid yang


dikenal dengan nama modus ponen.

Modus Tollen
Dari konteks yang sama, sekarang kita lihat bahwa suatu
pernyataan kondisional atau pernyataan impliksi yang
benar dengan konsekuen yang salah harus mempunyai
antisendan yang salah. Argumen ini dinamakan modus
tollen. Dengan bentuk :
p ⇒q
q
∴ p

Logika Matematika Page 22


Konsep Dasar Matematika

EVALUASI BAB I
1. Diketahui pernyataan-pernyataan:
p : Sungai Bengawan Solo tercemar
q : Masyarakat sekitar Sungai Bengawan Solo sakit
perut
Tulislah pernyataan majemuk berikut:
a. p
b. q

Logika Matematika Page 23


Konsep Dasar Matematika

c. p ∧q
d. p ∨q
e. ∼ p ∧q
f. p ∨∼ q
g. ∼ p ∨∼q
h. p ⇒q
i. p ⇔q

2. Tuliskan negasi dari pernyataan


a) 2 bilangan prima dan 2 + 3 sama dengan 5
b) Pada malam Idul Fitri Andi pergi ke masjid dan
bertakbiran
c) Putri adalah ilmuwan dan budayawan.
d) Jika Nina bekerja keras, maka Nina akan kaya
3. Tentukan nilai kebenaran dari :
a) 3 bilangan prima atau 5 bilangan genap
b) 6 bilangan prima dan 3 bilangan ganjil
c) jika 2 + 3 = 5 , maka 4 + 5 = 7
d) 2+2=4 ⇔ 3+4=8
4. Jika :
a : Lisa gadis yang cantik
b: Lisa gadis cerdas
nyatakan pernyataan dibawah ini dengan
menggunakan a, b, dan simbol-simbol logika
matematika:
a) Lisa gadis yang cantik dan tidak cerdas
b) Lisa gadis yang tidak cantik dan tidak cerdas
c) Jika lisa bukan gadis yang cantik maka ia gadis
yang cerdas
d) Lisa gadis yang cantik dan cerdas
e) Jika lisa gadis yang cantik maka ia gadis yang
cerdas
f) Jika lisa gadis yang tidak cantik maka ia tidak
cerdas
5. Tentukan negasi dari pernyataan:

Logika Matematika Page 24


Konsep Dasar Matematika

a) Najwa lulus ujian dan ia senang


b) Jika hari ini hujan maka sungai meluap
c) Semua mahluk hidup perlu makan dan minum
d) Beberapa mahasiswa tidak mengikuti upacara
e) Jika Ali seorang mahasiswa maka ia
mempunyai NIM
6. Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari
setiap pernyataan implikasi berikut”
a) Jika harga BBM naik, maka harga kebutuhan
sehari-hari naik
b) Jika Intan siswa SMA, maka ia lulusan SMP
c) Jika Carla siswa yang pandai, maka ia lulus tes
d) Jika harga turun, maka permintaan naik
e) Jika segitiga ABC tumpul, maka salah satu
sudutnya lebih besar dari 90 0
7. Selidiki apakah pernyataan berikut merupakan
Tautologi atau kontradiksi
a) [ ( p ⇒q ) ∧ p ] ⇒ q
b) ( p ⇒r ) ⇔ ( p ∨q )
c) ( p ⇒q ) ⇒ q
8. Diketahui pernyataan :”Ada segitiga sama kaki
yang bukan segitiga sama sisi”. Tulislah
pernyataan tersebut dalam bentuk simbolik!
Kemudian tentukan negasinya!
9. Tentukan nilai kebenaran dan negasi pernyataan
berkuantor berikut jika semesta pembicarannya
x= {1 , 2, 3 , 4 ,5 }
a) ∀ x(4+ x<10)
b) ∃ x (4+ x=7)
c) ∀ x(4+ x ≤ 7)
d) ∃ x (4+ x >8)
10. Tulislah kesimpulan yang sah dari premis-premis
berikut:
a) Diketahui :

Logika Matematika Page 25


Konsep Dasar Matematika

Premis 1 : jika Siti rajin belajar, maka ia lulus


ujian
Premis2: Jika Siti lulus ujian maka Ayah
membelikan sepeda
b) Diketahui:
Premis 1: jika Mariam rajin belajar maka ia
pandai
Premis 2: jika Mariam pandai maka ia lulus
SBMPTN

Logika Matematika Page 26

Anda mungkin juga menyukai