Anda di halaman 1dari 7

1. BAB IPENDAHULUAN.

Latar BelakangLogika matematika merupakan pokok bahasan yang


sangat pentingkarena berhubungan dengan kemampuan berfikir secara logis. Berfikir
secaralogis sangat diperlukan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari karenamerupakan
pendukung keberhasilan suatu tindakan, misalnya dalampengambilan keputusan.Banyak hal
yang perlu kita ketahu mengenai logika. Melalui logikakita dapat mengetahui kebenaran
suatu pernyataan dari suatu kalimat danmengetahui apakah pernyataan pertama sama
maknanya dengan pernyataankedua. Dengan logika, kita juga dapat mengetahui apakah
suatu pernyataanbernilai benar atau salah. Hal terpenting yang akan kita dapatkan
setelahmempelajari logika matematika adalah kemampuan atau keahlian
mengambilkesimpulan dengan benar atau sah.B. Rumusan MasalahAdapun masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagaiberikut:1. Apa yang dimaksud dengan
Logika?2. Apa yang dimaksud dengan pernyataan, kalimat terbuka, dan ingkaran?3.
Operasi-operasi apa saja yang terdapat dalam logika matematika?4. Apa yang dimaksud
dengan tautologi, kontradiksi, dan kontingen?5. Apa yang dimaksud dengan ekuivalensi,
implikasi, konvers, invers, dankontraposisi?6. Apa yang dimaksud kalimat berkuantor?7.
Bagaimana cara menarik kesimpulan dan membuktikan kebenaran suatupernyataan?
2. 3. C. TujuanAdapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:1. Mengetahui apa yang
dimaksud dengan logika.2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pernyataan, kalimat
terbuka, daningkaran.3. Mengetahui operasi-operasi yang terdapat dalam logika
matematika.4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan tautologi, kontradiksi,
dankontingen5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ekuivalensi, implikasi,
konvers,invers, dan kontraposisi.6. Mengetahui apa yang dimaksud kalimat berkuantor?7.
Mengetahui bagaimana cara menarik kesimpulan dan membuktikankebenaran suatu
pernyataan.
3. 4. BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian LogikaSecara etimologis, istilah Logika berasal dari
kata “logos” (Yunani)yang berarti kata, ucapan, fikiran secara utuh, atau bisa juga
mengandungmakna ilmu pengetahuan. Dalam arti luas Logika adalah sebuah metode
danprinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yangbenar
dengan penalaran yang salah.1Dalam mempelajari Logika kita akan berkenalan dengan
istilahpenalaran, yang diartikan sebagai penarikan kesimpulan dalam sebuahargumen.
Penalaran yang sering pula diartiakan cara berfikir, merupakanpenjelasan dalam upaya
memperlihatkan hubungan antara dua hal atau lebihberdasarkan sifat-sifat atau hukum-
hukum tertentu yang sudah diakuikebenarannya dengan langkah-langkah tertentu yang
berakhir dengan sebuahkesimpulan.2Dalam logika kita mempelajari dan meneliti apakah
sebuah penalaranyang kita lakukan itu tepat atau tidak. Untuk dapat berfikir dengan
tepat,logika menawarkan pada kita sejumlah aturan atau kaidah-kaidah yang
harusdiperhatikan agar kesimpulan yang kita peroleh hasilnya tepat.“Dalam menghadapi
kehidupan sehari-hari kita dituntut untukmenggunakan akal fikiran dalam melakukan setiap
kegiatan kita, haruspenuh pemikrian dan pertimbangan. Oleh karena itu, kita
harusmempunyai pola pikir yang tepat, akurat, rasional dan obyektifdisamping dapat berpikir
kritis. Pola berpikir seperti ini adalah polaberpikir atau penalaran yang terdapat dalam
Logika. Oleh karena itu,Logika sangat penting dalam setiap bidang kehidupan manusia”.
(YayaS. Kusumah, 1986: 2)1Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer, (Bandung:
Tarsito, 1986), h. 1.2Ibid.
4. 5. B. Pernyataan, Kalimat Terbuka, dan IngkaranPengertian kalimat dalam kehidupan
sehari-hari adalah kumpulankata, frasa, dan lambang yang mempunyai arti. Dalam
matematika ada duajenis kalimat, yaitu kalimat terbuka dan kalimat tertutup (pernyataan).1.
PernyataanPernyataan adalah sebuah kalimat yang memiliki nilai logika(kebenaran) benar
atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah.Dengan kata lain, pernyataan adalah
sebuah kalimat yang sudah dapatditentukan nilai kebenarannya, yaitu benar atau salah.
Benar dan salahmaksudnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Nama lain
daripernyataan adalah kalimat deklaratif atau proposisi.3Berikut ini adalah contoh suatu
pernyataan dan nilai kebenarannya:a. “Bangun datar persegi memiliki empat titik sudut”,
pernyataan inibenar.b. “Nilai x yang memenuhi 2x = 10 adalah 6”, pernyataan ini salah.c. “3
adalah bilangan prima”, pernyataan ini benar.d. “7 kurang dari 6”, pernyataan ini salah.Perlu
diketahui bahwa setiap pernyataan adalah kalimat, tetapitidak setiap kalimat merupakan
pernyataan. Kalimat-kalimat yang bukanpernyataan ini tidak atau belum dapat ditentukan
nilai kebenarannya,seperti kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat seru.2. Kalimat
TerbukaKalimat terbuka adalah suatu kalimat yang belum dapat ditentukannilai
kebenarannya karena masih belum memuat variabel. Variabel ataupeubah adalah lambang
yang digunakan untuk mewakili anggotasembarang dari suatu semesta
pembicaraan.43Siswanto, Theory and Application of Mathematics, (Solo: Bilingual, 2009), h.
248.4Ibid.
5. 6. Berikut ini cuontoh kalimat terbuka:a. 3x + 3 = 7b. 2 log x = 1c. x2– 6x + 9 = 0d. y – 3 <
4Suatu kalimat terbuka dapat berubah menjadi pernyataan apabilavariabelnya diganti suatu
konstanta, yaitu lambang yang mewakili anggotadari suatu semesta pembicaraan.
Konstanta pengganti variabel yangmenyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang
bernilai benardisebut penyelesaian kalimat terbuka atau penyelesaian. Kumpulan
semuapenyelesaian disebut himpunan penyelesaian. Kalimat terbuka juga dapatdiubah
menjadi pernyataan dengan menggunakan kuantor.3. Kata Hubung Logika dan IngkaranJika
terdapat dua pernyataan atau lebih, kita dapat membentuksebuah pernyataan baru dengan
menggunakan kata hubung logika.Pernyataan-pernyataan yang dibentuk dengan
menggunakan kata hubunglogika dinamakan pernyataan majemuk atau pernyataan
komposisi,sedangkan pernyataan-pernyataan yang membentuk pernyataan
majemukmasing-masing disebut komponen pernyataan majemuk. Nilai
kebenaranpernyataan majemuk ghanya ditentukan oleh nilai kebenaran komponen-
komponen pembentuknya dan tidak diharuskan adanya hubungan antarkomponen
pembentuknya.5Pernyataan-pernyataan majemuk diantaranya adalah sebagai berikut:a.
Konjungsi, kata hunbungnya “dan” dilambangkan dengan “⋀”.b. Disjungsi, kata hunbungnya
“atau” dilambangkan dengan “⋁”.c. Implikasi, kata hunbungnya “Jika ... maka ...”
dilambangkan dengan“→”.d. Biimplikasi, kata hunbungnya “... jika dan hanya jika ...”
dilambangkandengan “↔”.5Ibid., h. 250.
6. 7. Selain menggunakan kata hubung logika, suatu pernyataan barujuga dapat dibentuk
dengan menggunakan ingkaran (negasi), yaitupernyataan baru yang bernilai benar apabila
pernyataan semula bernilaisalah demikian pula sebaliknya.Cara membentuk ingkaran dari
suatu pernyataan yaitu denganmenambahkan kata “tidak/bukan” atau “tidak benar bahwa”
sesuaiberdasarkan aturan tata bahasa yang benar.Jika suatu pernyataan ndinotasikan
dengan “p” maka negasi daripernbyataan p dinotasikan dengan “~p” dibaca negasi p.p
~pBSSBKeterangan: B = BenarS = SalahBerikut ini contoh dari ingkaran:a. p : 100 habis
dibagi 5.~p : Tidak benar bahwa 100 habis dibagi 5.~p : 100 tidak habis dibagi 5.b. q :
Semua ikan bernafas dengan insang.~q : Tidak semua ikan bernafas dengan insang.~q :
Tidak benar bahwa semua ikan bernafas dengan insang.c. r : 3 adalah faktor dari 13.~r :
Tidak benar bahwa 3 adalah faktor dari 13.~r : 3 bukan faktor dari 13.C. Operasi-operasi
dalam Logika Matematika1. KonjungsiKonjungsi adalah pernyataan yang dibentuk dari dua
pernyataan pdan q yang dirangkai dengan menggunakan kata hubung “dan”.
7. 8. Konjungsi pernyataan p dan pernyataan q dinotasikan sebagai berikut:p ⋀ q (dibaca: p
dan q)Misalnya kita akan menyusun suatu konjungsi dari dua pernyataanberikut:p : Ada
kendraan bermotor.q : Tersedia bahan bakar.Konjungsi dari dua pernyataan tersebut adalah
sebagai berikut:p ⋀ q : Ada kendaraan bermotor dan tersedia bahan bakar.Karena konjungsi
merupakan suatu pernyataan maka dapat ditentukan nilaikebenarannya, yaitu benar saja
atau salah saja dan bukan keduanya.Nilai dan tabel kebenaran Konjungsi.p q p ⋀
qBBSSBSBSBSSS2. DisjungsiDisjungsi adalah pernyataan yang dibentuk dari dua
pernyataan pdan q yang dirangkai dengan menggunakan kata hubung “atau”.Disjungsi
pernyataan p dan pernyataan q dinotasikan sebagai berikut:p ⋁ q (dibaca: p atau q)Misalnya
kita akan menyusun suatu disjungsi dari dua pernyataan berikut:p : Ada media elektronik.q :
Ada media cetak.Disjungsi dari dua pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:p ⋁ q : Ada
media elektronik atau media cetak.
8. 9. Nilai dan tabel kebenaran Konjungsi.p q p ⋁ qBBSSBSBSBBBS3. ImplikasiImplikasi
adalah pernyataan majemuk yang disusun dari dua buahpernyataan p dan q dalam bentuk
“jika p maka q”.Implikasi pernyataan p dan pernyataan q dinotasikan sebagai berikut:p → q
(dibaca: jika p maka q)Misalnya kita akan menyusun suatu disjungsi implikasi dari
duapernyataan berikut:p : 2m× 2n= 2m + n.q : 24× 23= 27.Implikasi dari dua pernyataan
tersebut adalah sebagai berikut:p → q : Jika 2m× 2n= 2m + nmaka 24× 23= 27.Dari
pernyataan ini, bagian “jika 2m× 2n= 2m + n” dinamakan alasan atausebaba dan bagian
“maka 24× 23= 27” dinamakan kesimpulan atau akibat.Nilai dan tabel kebenaran Implikasi.p
q p → qBBSSBSBSBSBB
9. 10. 4. BiimplikasiBiimplikasi adalah pernyataan yang disusun dari dua buahpernyataan p
dan q yang dirangkai dengan menggunakan kata hubung“jika dan hanya jika”. Biimplikasi
pernyataan p dan pernyataan qdinotasikan sebagai berikut:p ↔ q (dibaca: p jika dan hanya
jika q)Misalnya kita akan menyusun suatu biimplikasi dari dua pernyataanberikut:p : Dua
garis saling berpotongan tegak lurus.q : Dua garis saling membentuk sudut 900.Biimplikasi
dari dua pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:p ↔ q : Dua garis saling berpotongan
tegak lurus jika dan hanya jikakedua garis saling membentuk sudut 900.Nilai dan tabel
kebenaran Biimplikasi.p q p ↔ qBBSSBSBSBSSBD. Tautologi, Kontradiksi, dan Kontingen1.
TautologiTautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benaruntuk semua
kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataankomponennya.6Untuk dapat
membuktikan apakah suatu pernyataan merupakantautologi, kita dapat menggunakan tabel
kebenaran.6Sartono Wirodikromo, Matematika untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga,
2004), h.159.
10. 11. Contoh tautologi:a. Buatlah sebuah tabel kebenaran pernyataan untuk membuktikan
bahwa(p ⋀ q) → q merupakan tautologi.Penyelesaian:p q p ⋀ q (p ⋀ q) →
qBBSSBSBSBSSSBBBBb. Buatlah sebuah tabel kebenaran pernyataan untuk membuktikan
bahwap ⋁ ~p merupakan tautologi.Penyelesaian:p q ~p p ⋁
~pBBSSBSBSSSBBBBBBBerdasarkan pada kolom paling kanan kedua tabel di atas,
tampakbahwa (p ⋀ q) → q dan p ⋁ ~p selalu bernilai benar untuk setiap nilaikebenaran dan
komponennya. . Oleh karena itu, pernyataan (p ⋀ q) → qdan p ⋁ ~p adalah suatu
tautologi.2. KontradiksiKontradiksi adalah suatu pernyataan yang selalu bernilai salahuntuk
setiap nilai kebenaran dari komponen-komponennya. Seperti padatautologi, untuk
membuktikan apakah suatu pernyataan merupakankontradiksi, kita dapat menggunakan
tabel kebenaran.Contoh kontradiksi:
11. 12. Tunjukan bahwa pernyataan majemuk q ⋀ (p ⋀ ~q) merupakansuatu
kontradiksi.Penyelesaian:P q ~q p ⋀ ~q q ⋀ (p ⋀ ~q)BBSSBSBSSBSBSBSSSSSSPada
kolom yang paling kanan dari tabel di atas, tampak bahwa q ⋀(p ⋀ ~q) selalu bernilai salah
untuk setiap kebenaran dari komponennya.Oleh karena itu, pernyataan q ⋀ (p ⋀ ~q) adalah
suatu kontradiksi.3. KontingenKontingen adalah pernyataan yang nilai kebenarannya
merupakankumpulan dari nilai B dan S, di luar tautologi dan kontradiksi.Contoh
kontingen:Tunjukan bahwa pernyataan p ⋀ [q ⋀ (p ⋁ q)] merupakan
suatukontradiksi.Penyelesaian:P q p ⋁ q q ⋀ (p ˅ q) p ⋀ [q ⋀ (p ⋁
q)]BBSSBSBSBBBSBSBSBSSSPada kolom paling kakan tabel di atas, tampak bahwa
nilaikebenaran p ⋀ [q ⋀ (p ⋁ q)] bernilai salah dan benar untuk setiapkebenaran dari
komponennya. Oleh karena itu, p ⋀ [q ⋀ (p ⋁ q)]merupakan kontingen.
12. 13. E. Ekuivalensi1. Membuktikan Pernyataan Majemuk dengan Menggunakan
TabelKebenaranDua pernyataan dikatakan ekuivalen apabila kedua pernyataantersebut
mempunyai nilai kebenaran yang sama. Dua pernyatan p dan qyang ekuivalen dinotasikan
dengan p ≡ q.7Contoh:Dengan menggunakan tabel kebenaran, selidikilah
apakahpernyataan-pernyataan berikut ekuivalen.a. ~ (p ⋁ q) dengan ~p ⋀ ~qb. p ⋀ (q → r)
dengan (p ⋀ q) → (p ⋀ r)Penyelesaian:a. ~ (p ⋁ q) dengan ~p ⋀ ~qp q ~p ~q p ⋁ q ~ (p ⋁ q)
~p ⋀ ~qBBSSBSBSSSBBSBSBBBBSSSSBSSSBDari tabel di atas, tampak bahwa nilai
kebenaran ~ (p ⋁ q) samadengan nilai kebenaran ~p ⋀ ~q. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ~
(p ⋁q) ≡ ~p ⋀ ~q.7Siswanto, op.cit., h. 282.
13. 14. b. p ⋀ (q → r) dengan (p ⋀ q) → (p ⋀ r)P q r p⋀q p⋀r q→r p ⋀ (q→r) (p ⋀ q) → (p ⋀
r)BBBBSSSSBBSSBBSSBSBSBSBSBBSSSSSSBSBSSSSSBSBBBSBBBSBBSSSSBSBB
BBBBDari tabel di atas, tampak bahwa nilai kebenaran p ⋀ (q → r)tidak sama dengan nilai
kebenaran (p ⋀ q) → (p ⋀ r). Jadi, dapatdisimpulkan bahwa p ⋀ (q → r) tidak ekuivalen
dengan (p ⋀ q) → (p ⋀r).2. Negasi dari Pernyataan MajemukNegasi dari suatu pernyataan
majemuk dapat dibentuk dari negasipernyataan-pernyataan tunggal dengan menggunakan
ukuivalensi, yaituapabila permyataan-pernyataan majemuk itu mempunyai nilai
kebenaranyang sama dengan pernyataan majemuk negasi dari komponen-
komponennya.8Dalam hal ini, terdapat ekuivalensi sebagai berikut:a. ~(p ⋀ q) ≡ ~p ⋁ ~qb.
~(p ⋁ q) ≡ ~p ⋀ ~qc. ~(p → q) ≡ p ⋀ ~qd. ~(p ↔ q) ≡ (p ⋀ ~q) ⋁ (q ⋀ ~p)8Ibid., h. 284.
14. 15. Contoh:a. Buktikan bahwa ~(p ⋀ q) ≡ ~p ⋁ ~q.Bukti:p q ~p ~q p ⋀ q ~(p ⋀ q) ~p ⋁
~qBBSSBSBSSSBBSBSBBSSSSBBBSBBBTerbukti bahwa ~(p ⋀ q) ≡ ~p ⋁ ~q.b. Tuliskan
negasi dari pernyataan-pernyataan berikut:1) Nia adalah anak yang pandai dan pendiam.2)
Jika Anik mendapat nilai bagus maka ia naik kelas.Penyelesaian:1) Nia adalah anak yang
tidak pandai dan dan pendiam.2) Anik mendapat nilai bagus maka ia tidak naik kelas.3.
Membuktikan Pernyataan Majemuk tanpa Menggunakan TabelKebenaranUntuk
membuktikan kebenaran suatu pernyataan majemuk dapatdilakukan dengan menggunakan
tabel kebenaran. Akan tetapi, pembuktiandengan cara tersebut kurang efisien. Oleh karena
itu, kita dapatmembuktikan kebenaran suatu pernyataan majemuk dengan
menggunakansifat-sifat ekuivalensi, diantaranya sebagai berikut:a. * p ⋁ p ≡ p(p ⋁ q) ⋁ r ≡ p
⋁ (q ⋁ r)p ⋁ q ≡ q ⋁ pp ⋁ (q ⋀ r) ≡ (p ⋁ q) ⋀ (p ⋁ r)~(p ⋁ q) ≡ ~p ⋀ ~q
15. 16. * p ⋀ p ≡ p(p ⋀ q) ⋀ r ≡ p ⋀ (q ⋀ r)p ⋀ q ≡ q ⋀ pp ⋀ (q ⋁ r) ≡ (p ⋀ q) ⋁ (p ⋀ r)~(p ⋀ q) ≡ ~p
⋁ ~qb. ~(~p) ≡ pc. ~(p → q) ≡ p ~qp → q ≡ ~p ⋁ qp → (q ⋀ r) ≡ (p → q) ⋀ ~(p → r)d. p ↔ q ≡
(p → q) ⋀ (q → p)F. Implikasi, Konvers, Invers, dan KontraposisiSeperti yang telah kita
ketahui, bahwa dua buah pernyataan atau lebihdapat dibentuk menjadi suatu kalimat
majemuk. Pernyataan-pernyataanmajemuk yang menggunakan kata hubung “ → “ adalah
implikasi, konvers,invers, dan kontraposisi yang didefinisikan sebagai berikut.Jika p dan q
adalah suatu pernyataan, maka pernyataan majemuk:1. p → q disebut implikasi (diketahui)2.
q → p disebut konvers dari p → q3. ~p → ~q disebut invers dari p → q4. ~q → ~p disebut
kontraposisi dari p → qDengan menggunakan tabel kebenaran, kita dapat melihat
nilaikebenaran dari masing-masing pernyataan baru tersebut. Tabel kebenarannyaadalah
sebagai berikut.Pernyataan Implikasi Konvers Invers Kontraposisip q ~p ~q p → q q → p ~p
→ ~q ~q → ~pBBSSBSBSSSBBSBSBBSBBBBSBBBSBBSBB
16. 17. Dengan memperhatikan nilai kebenaran pada tabel di atas, dapatdisimpulkan sebagai
berikut:1. Implikasi ekuivalen dengan kontraposisinya.p → q ≡ ~q → ~p2. Konvers suatu
implikasi ekuivalen dengan inversnya.q → p ≡ ~p → ~qContoh:Tentukan konvers, invers,
dan kontraposisi dari implikasi “Jika PQRSadalah persegi, maka PQRS adalah persegi
panjang”.Pentelesaian:Konvers : Jika PQRS adalah pesegi panjang, maka PQRS adalah
persegi.Invers : Jika PQRS bukan persegi, maka PQRS bukan persegi
panjang.Kontraposisi : Jika PQRS bukan pesegi panjang, maka PQRS bukan persegi.G.
Kalimat Kuantor dan Negasinya1. Kuantor UniversalMisalkan p(x) adalah suatu kalimat
terbuka, dengan x anggotahimpunan semesta pembicaraan S.Pernyataan:(∀x ∈ S) p(x) atau
(∀x) p(x)Dibaca “untuk setiap x, berlakulah p(x) disebut kalimat berkuantoruniversal
(universal quatifier). Penggunaan kata “untuk setiap” padakuantor universal senilai dengan
kata “untuk semua”, “untuk tiap-tiap”,dan “untuk seluruh”.Contoh:a. Tuliskan kalimat untuk
“Untuk setiap n anggota himpunan bilangna asliN, berlaku n anggota himpunan bilangna real
R” dengan notasimatematika.Penyelesaian:
17. 18. Kalimat tersebut adalah kalimat kuantor universal sehingga dengannotasi matematika
dapat ditulis (∀n) n ∈ N → n ∈ .b. Jika semesta pembicaraannya bilangan real R, tentukan
nilai kebenarandari (∀x) (x + 3 < 6).Penyelesaian:(∀x) (x + 3 < 6) bernilai salah. Misalkan
diambil salah satu nilai x = 4.Akibatnya, 4 + 3 < 6 (bernilai salah). Dengan demikian, tidak
berlakuuntuk setiap x ∈ R.2. Kuantor EksistensialMisalkan p(x) adalah suatu kalimat terbuka
pada suatu himpunansemesta pembicaraan S.Pernyataan:(∃x ∈ S) p(x) atau (∃x) p(x)Dibaca
“terdapat x sehingga p(x)” disebut kalimat kuantor eksistensial(existential quantifier). Kata
“terdapat” senilai dengan kata “ada”,“beberapa”, “untuk suatu”, dan “untuk paling sedikit
satu”.Contoh:Tentukan nilai kebenaran dari kalimat berkuantor eksistensialberikut jika x dan
y adalah anggota himpunan bilangna real R.a. (∃x) (x2– 6x + 8 = 0)b. (∃x) (x2+ 9 <
0)Penyelesaian:a. (∃x) (x2– 6x + 8 = 0) bernilai benar. Misalkan diambil x = 2 atau x = 4.b.
(∃x) (x2+ 9 < 0) bernilai salah.Untuk x ∈ R, x2≥ 0, sedangkan 9 > 0. Jadi. Tidak mungkin
duabilangan real positif jika dijumlahkan hasilnya bernilai negatif.
18. 19. 3. Ingkaran (Negasi) Kalimat BerkuantorNegasi kalimat berkuantor universal adalah
kalimat berkuantoreksistensial, sedangkan negasi kalimat berkuantor eksistensial
adalahkalimat berkuantor universal.9Jika terdapat kalimat berkuantor universal (∀x) p(x) dan
kalimatberkuantor eksistensial (∃x) p(x), negasi dari keduanya ditulis sebagaiberikut:~[(∀x)
p(x)] ≡ (∃x) ~ p(x)~[(∃x) p(x)] ≡ (∀x) ~p(x)Contoh:Tentukan negasi dari kalimat kuantor
berikut jika x dan y adalahanggota himpunan bilangan real.a. (∀x) (x + 7 ≤ 9)b. (∃x) (x2=
x)Penyelesaian:a. ~[(∀x) (x + 7 ≤ 9)] ≡ (∃x) ~(x + 7 ≤ 9)≡ (∃x) (x + 7 > 9)b. ~[(∃x) (x2= x)] ≡
(∀x) ~(x2= x)≡ (∀x) (x2≠ x)H. Penarikan KesimpulanUntuk membuktikan suatu sifat atau
menyelidiki kebenaran dari suatukesimpulan berdasarkan kebenaran yang sudah diketahui,
dapat digunakanpola argumentasi berdasarkan prinsip-prinsip logika. Kesimpulan ditarik
daribeberapa pernyataan yang diasumsikan benar terjadi. Asumsi-asumsi itudisebut juga
premis. Suatu penarikan kesimpulan dikatakan sah atau validapabila implikasi dari konjungsi
premis-premis dengan konklusi merupakantautologi. Sebaliknya, apabila premis-premis tidak
memberikan informasi9Ibid., h. 294.
19. 20. yang cukup untuk mendukung kesimpulan yang diambil maka dikatakanpenarikan
kesimpulan tidak valid.10Prinsip-prinsi yang digunakan untuk menganbik kesimpulan,
antaralain modus ponen, modus tollens, dan silogisme.1. Modus PonenPenarikan
kesimpulan dengan menggunakan modus ponendidasarkan pada prinsip “Jika p → q benar
maka q pasti benar”. Prinsiptersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:Premis 1 : p →
qPremis 2 : pKonklusi : ∴ qTanda “∴” dibaca “maka” atau “jadi”.Prinsip di atas dibaca: Jika p
→ q benar dan p benar maka q benar.Sahnya modus ponen dapat dibuktikan dengan tabel
kebenaran pernyataanmajemuk “[(p → q) ⋀ p] → q”.P q p → q (p → q) ⋀ p (p → q) ⋀ p] →
qBBSSBSBSBSBBBSSSBBBBPada tabel tersebut tampak bahwa pada kolom kelima
nilaikebenarannya adalah “benar” seluruhnya. Oleh karena itu, (p → q) ⋀ p] →q merupakan
suatu tautulogi.10Ibid., h. 297.
20. 21. Contoh:Premis 1 : Jika segitiga ABC sama sisi maka AB = AC = BC.Premis 2 : Segitiga
ABC sama sisi.Konklusi : Jadi, AB = AC = BC.2. Modus TollensPenarikan kesimpulan pada
modus Tollens didasarkan pada prinsip“Jika p → q benar dan q tidak benar maka p pasti
tidak benar”. Prinsiptersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:Premis 1 : p → qPremis 2 :
~qKonklusi : ∴ ~pPrinsip ini dibaca : Jika p → q benar dan ~q benar maka ~p
benar.Kebenaran dari modus tollens dapat dibuktikan denganmenggunakan tabel kebenaran
kontraposisi.Contoh:Premis 1 : Jika segitiga ABC siku-siku di titik B maka AC2= AB2+
BC2.Premis 2 : AC2≠ AB2+ BC2.Konklusi : Jadi, segitiga ABC tidak siku-siku di titik B.3.
SilogismePenarikan kesimpulan dengan silogisme berdasarkan prinsip “Jikap → q benar
dan q → r benar maka p → r pasti benar”. Prinsip tersebutdapat dirumuskan sebagai berikut:
21. 22. Premis 1 : p → qPremis 2 : q → rKonklusi : ∴ p → rKebenaran dari silogisme dapat
dilihat pada tabel kebenaran [(p →q) ⋀ (q → r)] → (p → r) adalah suatu tautologi.P q r p→q
q→r p→r (p→q) ⋀(q→r)[(p→q) ⋀ (q→r)]→
(p→r)BBBBSSSSBBSSBBSSBSBSBSBSBBSSBBBBBSBBBSBBBSBSBBBBBSSSBSBBB
BBBBBBBContoh:Premis 1 : Jika guru Matematika tidak masuk sekolah maka murid-murid
bercengkrama.Premis 2 : Jika murid-murid bercengkrama maka mereka
bergembira.Konklusi : Jadi, jika guru Matematika tidak masuk sekolah maka
merekabergembira.I. PembuktianPembuktian suatu sifat dalan matematika menunjukan
kebenaran sifatdalam matematika secara logika.
22. 23. 1. Pembuktian dengan Bukti LangsungPembuktian dengan bukti langsung digunakan
untuk membuktikansifat dalam matematika dengan implikasi p → q. Pembuktian
inimenggunakan nilai kebenaran pernyataan (implikasi), yaitu jika diketahuip bernilai benar
(anteseden benar) dan implikasi bernilai benar, kemudiandengan langkah-langkah yang
benar, pasti dihasilkan q yang bernilai benar(konsekuen bernilai benar).11Contoh:Buktikan
bahwa jika x + 2 = 5 maka x = 3.Bukti:Diketahui x + 2 = 5. Kemudian, akan dibuktikan bahwa
x = 3. Karena x + 2= 5 maka x + 2 – 2 = 5 – 2 atau x = 3. Jadi, terbukti bahwa jika x + 2 =
5maka x = 3.2. Pembuktian dengan Bukti TerbalikPembuktian dengan bukti terbalik
menggunakan prinsip modustollens. Terdapat dua cara dalam pembuktian dengan bukti
terbalik, yaitukontraposisi dan kontradiksi.a. KontraposisiPembuktian dengan kontraposisi
digunakan untuk membuktikansifat matematika yang mempunyai implikasi p → q. Nilai
kebenaransuatu implikasi sama dengan nilai kebenaran kontraposisinya. Olehkarena itu,
pembuktian dengan kontraposisi dari sifat matematikadengan implikasi p → q dilakukan
dengan menunjukan kebenaran sifatmatematika ~q → ~p.12Misalkan akan dibuktikan sifat
matematika p →q. Pembuktiandilakukan dengan membuktikan ~q → ~p. Dalam hal ini,
diketahui ~qbernilai benar dan implikasi bernilai benar, kemudian dengan langkah-langkah
yang benar, pasti dihasilkan ~p yang benar.11Ibid., h. 304.12Ibid., h. 305.
23. 24. Contoh:Buktikan bahwa jika x dan y bilangan ganjil maka x + y bilangna
genap.Bukti:Kontraposisi dari implikasi “Jika x dan y bilangan ganjil maka x+ y bilangna
genap” adalah “Jika x + y bukan bilangan genap maka xdan y bukan bilangna
genap”.Diketahui x + y bukan bilangan genap, berarti x + y bilanganganjil. Oleh karena itu, x
atau y merupakan bilangna ganjil berarti x atauy bukan bilangan genap. Jadi, terbukti bahwa
jika x atau y bilanganganjil maka x atau y bilangna genap.b. KontradiksiPembuktian dengan
kontradiksi dapat digunakan untukmembuktikan sifat matematika yang merupakan suatu
implikasi. Untukmembuktikan sifat matematika yang merupakan suatu implikasi p →
q,diandaikan tidak q. Selanjutnya, jika dihasilkan kontradiksi (sesuatuyang salah misalkan
tidak p karena yang diketahui adalah p), berartipengandaian salah. Oleh karena itu,
pengandaian harus diingkar. Jadi,diperoleh q. Sedangkan untuk membuktikan sifat
matematika yangberupa sifat p, diandaikan tidak p. Selanjutnya, jika dihasilkankontradiksi
(sesuatu yang salah misalkan 1 bilangan genap), berartipengandaian salah. Oleh karena itu,
pengandaian harus diingkar.13Contoh:Buktikan bahwa 2 + 4 = 6.Bukti:Andaikan 2 + 4 ≠ 6
maka 2 + 4 – 4 ≠ 6 – 4 atau 2 ≠ 2. Hal inikontradiksi dengan ketentuan bahwa 2 = 2.
Pengandaian 2 + 4 ≠ 6 harusdiingkar sehingga 2 + 4 = 6. Jadi, terbukti 2 + 4 = 6.13Ibid., h.
306.
24. 25. 3. Pembuktian dengan Induksi MatematikaPembuktian dengan induksi matematika
digunakan untukmembuktikan sifat matematika yang memuat bilangan asli. Misalkan
akandibuktikan bahwa untuk setiap n bilangan asli, berlaku P(n). Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:a. Dibuktikan berlaku P(n) untuk n = 1.b. P(n) dianggap
benar untuk n = k. Selanjutnya, dibuktikan bahwa P(n)benar untuk n = k + 1.c. Dari langkah
a dan b, disimpulkan bahwa untuk setiap n bilangan asliberlaku P(n).Contoh:Buktikan bahwa
untuk setiap n bilangan asli, 4n– 1 habis dibagi 3.Bukti:a. Untuk n = 1 maka 4n– 1 = 41– 1 =
4 – 1 = 3 habis dibagi 3.b. Dianggap benar untuk n = k, berarti 4k– 1 habis dibagi 3.
Selanjutnya,untuk n = k + 1 berlaku sebagai berikut:4k + 1– 1 = (4k× 4) – 1= [4k× (3 + 1)] –
1= [(4k× 3) + (4k× 1)] – 1= (3 × 4k) + (4k– 1)Karena 3 × 4kdan 4k– 1 habis dibagi 3 maka 4k
+ 1– 1 =(3 × 4k) + (4k–1) habis dibagi 3.c. Dari langkah a dan b, disimpulkan bahwa untuk
setiap n bilangan asli,berlaku 4n-1 habis dibagi 3.
25. 26. BAB IIIKESIMPULANLogika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang dapat
memisahkansecara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang
salah.Dalam mempelajari logika matematika pasti berhubungan dengan istilahpernyataan,
kalimat majemuk dan ingkaran. Pernyataan-pernyataan majemukdiantaranya adalah
sebagai berikut:1. Konjungsi, kata hunbungnya “dan” dilambangkan dengan “⋀”.2. Disjungsi,
kata hunbungnya “atau” dilambangkan dengan “⋁”.3. Implikasi, kata hunbungnya “Jika ...
maka ...” dilambangkan dengan “→”.4. Biimplikasi, kata hunbungnya “... jika dan hanya
jika ...” dilambangkandengan “↔”.Di dalam logika matematika terdapat beberapa jenis
operasi yangdigunakan, diantaranya yaitu operasi konjungsi, disjungsi, implikasi.

Anda mungkin juga menyukai