Anda di halaman 1dari 10

LOGIKA MATEMATIKA

Permasalahan yang muncul mengenai materi logika

KELOMPOK 1

NURFIDHEA DWIDELIA (20700117002)

MASITA (20700117017)

DENDY SETYO ANGGORO (20700117020)

A.ANUGRAHWATI MISMAR (20700117041)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2018
A. Logika Matematika

Dalam logika matematika, kita belajar untuk mementukan nilai dari suatu pernyataan,

baik bernilai benar atau salah. Pernyataan sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Pernyataan tertutup (kalimat tertutup) adalah suatu pernyataan yang sudah memiliki

nilai benar atau salah. Contoh :

- 5 adalah bilangan ganjil (pernyataan bernilai benar)

- 1+1 = 4 ( pernyataan bernilai salah)

2. Pernyataan terbuka (kalimat terbuka) adalah suatu pernyataan yang belum dapat

ditentukan nilai kebenarannya karena adanya suatu perubah atau variabel. Contoh :

2x +1 > 3

- Untuk x = 2, pernyataan bernilai benar

- Untuk x = 0, pernyaatn bernilai salah

Di dalam logika matematika juga, kita belajar tentang pernyataan kuantor, pernyataan

majemuk,dan pernyataan ingkaran.

1. Pernyataan Kuantor

Pernyataan kuantor adalah bentuk logika matematika berupa pernyataan yang

memiliki kuantitas. Dalam pernyataan kuantor, pada umumnya terdapat kata semua,

seluruh, setiap, beberapa, ada, dan sebagian.

Kata-kata yang senilai dengan seluruh, semua, setiap termasuk dalam kuantor

universal dan kata-kata yang senilai dengan sebagian, beberapa, ada termasuk dalam

kuantor eksistensial. Kuantor universal dan kuantor eksistensial saling beringkaran.

: semua orang adalah sarjana (Kuantor universal)

: sebagian orang adalah tidak sarjana

2. Pernyataan Ingkaran

Ingkaran atau negasi adalah kebalikan nilai dari suatu pernyataan, dimana ketika
suatu pernyataan bernilai benar, maka negasinya bernilai salah dan saat suatu
pernyataan bernilai salah, negasinya bernilai benar. Ingkaran atau negasi dari

pernyataan dilambangkan dengan .

3. Pernyataan Majemuk

Pernyataan majemuk adalah beberapa pernyataan dapat dibentuk menjadi satu

pernyataan dengan menggunakan kata penghubung logika seperti dan, atau, maka

dan jika dan hanya jika.

Tabel Kebenaran Konjungsi

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sifat dari konjungsi adalah bernilai

benar jika kedua pernyataan penyusun dari peryataan majemuk keduanya bernilai

benar.

Tabel Kebenaran Disjungsi

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sifat dari disjungsi adalah bernilai

salah jika kedua pernyataan penyusun dari peryataan majemuk keduanya bernilai
salah.
Tabel Kebenaran Implikasi

Pada sifat implikasi ini, , p disebut sebagai hipotesa dan q sebagai

konklusi. Pada implikasi ini akan bernilai salah ketika konklusi salah dan hipotesa

benar.

Tabel Kebenaran Biimplikasi

Pada sifat biimplikasi, penyataan majemuk akan bernilai benar jika kedua

pernyataan penyusunnya bernilai sama, keduanya benar atau keduanya salah.

Bentuk Ekuivalen Pernyataan Majemuk

Pernyataan majemuk yang memiliki nilai sama untuk semau kemungkinannya

dikatakan ekuivalen. Notasi ekuivalen dalam logika matematika adalah “ “.


Ingkaran Pernyataan Majemuk
Ingkaran Konjungsi:

Ingkaran Disjungsi:

Ingkaran Implikasi:

Selain itu, dalam pernyataan majemuk, dikenal juga pernyataan majemuk

bersusun. Pernyataan majemuk bersusun merupakan pernyataan yang disusun lebih

dari 2 pernyataan berbeda, misalnya p,q, dan r.

Penarikan Kesimpulan (Logika Matematika)

Penarikan kesimpulan adalah konklusi dari beberapa pernyataan majemuk

(premis) yang saling terkait. Dalam penarikan kesimpulan terdiri dari beberapa cara,

yaitu:

Contoh Soal Logika Matematika:

1. Premis 1 : Jika Andi rajin belajar, maka Andi juara kelas


Premis 2 : Andi rajin belajar
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah ….
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :p
Kesimpulan : q (modus ponens)
Jadi kesimpulannya adalah Andi juara kelas.
2. Premis 1 : Jika hari hujan, maka sekolah libur
Premis 2 : sekolah tidak libur
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah ….
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan :~ p (modus tollens)
Jadi kesimpulannya adalah hari tidak hujan.
3. Premis 1 : Jika Ani nakal, maka Ibu marah
Premis 2 : Jika Ibu marah, maka Ani tidak dapat uang saku
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah …
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan : (silogisme)
Jadi kesimpulannya adalah Jika Ani nakal, maka Ani tidak dapat uang saku.

B. Permasalahan yang dialami siswa dalam materi logika matematika

Beberapa masalah yang dihadapi siswa dalam materi logika adalah ;

1. Berdasarkan pengamatan A.Anugrahwati Mismar


Siswa terkadang kesulitan dalam menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan
majemuk. Solusinya adalah memperkuat konsep materi, yaitu menelaah kalimat
matematikanya, memahami tabel kebenaran, memahami tanda hubung, dan sering
berlatih.

2. Berdasarkan pengamatan Dendy Setyo Anggoro


a. Pernyataan Berkuantor
Dalam hal ini, permasalahan yang sering ditemukan dari peserta didik adalah
penulisan simbol atau lambang matematis. Permasalahan tersebut ditemukan dalam
pernyataan kuantor khusus (kuantor eksistensial). Dalam kuantor eksistensial,
pernyataannya menggunakan lambang matematis ∃. Namun, peserta didik sering
ditemukan menggunakan lambang matematis ∋. Walaupun terkesan sepele, bisa
berakibat fatal dalam pembacaan notasi pernyataannya.
b. Pernyataan Majemuk Bersusun
Dalam hal ini, permasalahan yang sering ditemukan dari peserta didik adalah
penulisan simbol atau lambang matematis. Permasalahan tersebut ditemukan dalam
pernyataan ekuivalen. Lambang matematis ≡ yang digunakan dalam penulisan
ekuivalen. Namun, masih ada peserta didik menggunakan lambang matematis =.
Padahal, lambang matematis = sudah dikenal secara umum.
c. Pernyataan Ingkaran
Dalam hal ini, permasalahan yang sering ditemukan dari peserta didik adalah
penggunaan bahasa. Penggunaan kata “tidak” maupun “bukan” menjadi
permasalahan dalam menyesuaikan bahasa dengan pernyataan yang ada. Kita berikan
gambaran berikut.

B merupakan pernyataan bernilai benar


S merupakan pernyataan bernilai salah

“Jika suatu pertanyaan (p) benar, maka ingkaran akan bernilai salah. Begitu pula
sebaliknya.”

Contoh 1:
p : Besi memuai jika dipanaskan (B)
~p : Besi tidak memuai jika dipanaskan (S)

Contoh 2:
p : Semua unggas adalah burung (B)
~p : Ada unggas yang bukan burung (S)

d. Pernyataan Majemuk
Dalam hal ini, permasalahan yang sering ditemukan dari peserta didik adalah
penulisan simbol atau lambang matematis. Permasalahan tersebut ditemukan dalam
pernyataan yang mengandung konjungsi maupun disjungsi. Dalam konjungsi,
pernyataannya menggunakan lambang matematis ∧. Namun, peserta didik sering
ditemukan menggunakan lambang matematis ∨ yang melambangkan disjungsi.
3. Berdasarkan Pengamatan Masita
Masalah masalah dalam logika matematika:
a. Membedakan yang mana pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat terbuka)
Contoh:
Jam tangan ini mahal.
Kalimat ini bukan merupakan suatu pernyataan karena memiliki nilai
kebenaran yang relatif, yaitu ukuran mahal untuk setiap orang bisa berbeda
beda.Menurut seseorang mahal, bisa saja menurut orang lain tidak mahal.
Jadi, nilai kebenarannya bisa benar dan bisa juga salah. Sedangkan dalam
pernyataan hanya memuat satu nilai kebenaran apakah itu bernilai benar atau
bernilai salah dalam satu kalimat.
b. Menggunakan pernyataan berkuantor universal dan pernyataan berkuantor
ekstensial pada kaliamt yang tepat.
Contoh:
Semua mamalia hidup di air
Ada mamalia yang hidup di air
Kalimat pertama adalah pernyataan berkuantor universal namun nilai
kebenarannya salah. Sedangkan kalimat kedua adalah pernyataan berkuantor
ekstensial dengan nilai kebenaran yang benar. Jadi perlu ditekankan pada
peserta didik bahwa universal mewakili kata untuk setiap, semua dan
sejenisnya namun pada ekstensial mewakili kata ada, terdapat, beberapa dan
sejenisnya.

c. Menentukan ingkaran dari kalimat berkuantor universal dan kalimat berkuantor


ekstensial.

Contoh:

Tentukan ingkaran dari:

-) “semua penduduk indonesia makan nasi”


Ingkarannya: ada penduduk indonesia yang tidak makan nasi

-) Ada nilai x sehingga x + 1 = 5

Ingkarannya : untuk setiap x berlaku x + 1 ≠ 5

Jadi tekankan pada murid bahwa ingkaran dari pernyataan berkuantor universal
adalah pernyataan berkuantor ekstensial, begitupun sebaliknya.

4. Berdasarkan pengamatan Nurfidhea Dwidelia

a. Membedakan konjungsi dan disjungsi.


Banyak siswa yang terkadang antara lupa-lupa ingat dengan kata penghubung
matematika konjungsi (^) dan disjungsi (v). Sehingga saat menentukan nilai
kebenaran antara p ^ q dan p v q, kadang mereka menukar atau membolak balik
sifatnya.
Solusi :
Kita perlu menekankan pada siswa bahwa konjungsi bisa disebut kata
penghubung ‘dan’ , sedangkan disjungsi disebut kata penghubung ‘atau’ dalam
matematika. Adapun untuk siswa yang sulit membedakan konjungsi dan
disjungsi bukan dari segi sifat, melainkan dari segi tanda. Mereka harus banyak-
banyak diberi latihan soal, agar terbiasa dan tidak sulit membedakan.
b. Membedakan ingkaran konjungsi dan ingkaran disjungsi.
Banyak siswa yang terkadang menulis ~(p ^ q) ekuivalen dengan ~p ^ ~q, atau
menulis ~(p v q) ekuivalen dengan ~p v ~q. Padahal hal itu salah besar.
Solusi :
Kita perlu mengingatkan kepada siswa bahwa ingkaran artinya lawannya atau
kebalikannya. Sehingga apabila ~( p ^ q) maka ekuivalen dengan ~p v ~q.
Begitupun sebaliknya, apabila ~(p v q) ekuivalen dengan ~p ^ ~q
c. Kesulitan menetukan nilai kebenaran apabila pernyataannya lebih dari satu.
Banyak siswa yang kewalahan saat menentukan nilai kebenaran dari 3 atau lebih
pernyataan, seperti p,q dan r.
Solusi :
Kita perlu menekankan pada siswa bahwa, menentukan nilai kebenaran dari 3
atau 4 lebih pernyataan berbeda, sama saja langkah-langkahnya saat menetukan
nilai kebenaran dari 2 pernyataan berbeda. Contoh, ada 3 pernyataan yaitu p, q,
dan r. Jika ingin ditentukan nilai kebenarannya melalui penghubung disjungsi
misalnya, maka tentukan dulu nilai kebenaran dari p v q, setelah itu tentukan nilai
kebenaran dari (p v q ) v r. Artinya, ini dilakukan dengan cara bersusun atau satu
per satu.

Anda mungkin juga menyukai