KEGIATAN BELAJAR 4
Capaian Pembelajaran:
74
A. Capaian Pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR
75
B. Pokok Materi
KEGIATAN BELAJAR 4
7
C.Uraian Materi
KEGIATAN BELAJAR 4
Contoh:
1) 𝑝: Paris ibukota negara Swiss.
2) 𝑞: Bilangan 6 adalah bilangan genap.
Selanjutnya bagaimanakah menentukan kebenaran suatu pernyataan?
7
mengadakan pengamatan terlebih dahulu (berdasarkan kenyataan
pada saat itu). Jadi, nilai kebenaran ini bersifat relatif. Contoh: Ara
berbaju putih. Alin berkulit putih bersih.
▪ Dasar secara tak empiris (Pernyataan Absolut/Mutlak), yaitu
menentukan nilai kebenaran bilamana nilai kebenaran itu mutlak
tidak tergantung pada situasi dan kondisi atau waktu dan tempat.
Contoh : Bilangan 2 adalah bilangan prima. Ibukota negara Inggris
adalah London.
7
pernyataan.
2) Kalimat terbuka adalah kalimat matematika yang tidak dapat
ditentukan nilai kebenarannya (tidak dapat ditentukan benar
atau salahnya) sampai dilakukan penyelesaian tertentu. Kalimat
terbuka biasanya mengandung unsur atau simbol yang nilainya
tidak diketahui. Unsur atau simbol yang nilainya tidak diketahui
ini biasa disebut dengan variabel atau peubah dan sering
dilambangkan dengan huruf kecil seperti 𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑎, 𝑏, 𝑐, dan
sebagainya. Kalimat terbuka dapat diubah menjadi kalimat
tertutup jika variabelnya diganti dengan nilai tertentu. Contohnya
adalah 3𝑥 + 4 = 10 serta akar kuadrat dari 𝑦 adalah 9.
Catatan:
► Kata sifat tidak bisa dijadikan sebagai unsur tak terdefinisi (undefined
term).
► Jika kata-kata seperti ini dibuat untuk membuat pernyataan, maka
harus didefinisikan terlebih dahulu.
► Misalnya pada kalimat “Ani anak yang pandai", selain butuh
observasi juga harus didefinisikan terlebih dahulu tentang kriteria
“pandai", sehingga tidak menimbulkan penafsiran berbeda.
► Jika pernyataan dan negasinya tidak bisa dinilai benar atau salah,
maka kalimat tersebut dikatakan kalimat tak bermakna. Misalnya,
kalimat “Kakak habis dibagi adik” mempunyai negasi “Kakak tidak
habis dibagi adik”.
Sebagai pembahasan terakhir dalam sub materi ini, kita akan
belajar mengenai tabel kebenaran (truth table). Tabel kebenaran sangat
bermanfaat saat mempelajari logika matematika walaupun para
matematikawan tidak sering menggunakannya dalam keseharian
7
namun tabel kebenaran bisa untuk membantu mengecek kebenaran
bagi para pemula. Ide awalnya adalah dengan merangkum semua
kemungkinan nilai kebanaran dalam satu tabel. Dua pernyataan
dikatakan ekivalen jika keduanya mempunyai hasil tabel
kebenaran
yang sama. Berikut merupakan tabel kebenaran untuk negasi.
𝐴 Bukan 𝐴 (~𝐴)
Benar (B) Salah (S)
Salah (S) Benar (S)
1) Perakit Konjungsi
Konjungsi dari pernyataan 𝑝 dan 𝑞 (ditulis 𝑝 𝖠 𝑞, dibaca “𝑝 dan 𝑞”)
adalah pernyataan majemuk yang bernilai benar hanya apabila
masing-masing 𝑝, maupun 𝑞 bernilai benar, sedangkan untuk
keadaan lain maka dia bernilai salah. Perakit konjungsi disebut
juga perakit penyertaan, karena harus menyertakan semua
komponen-komponennya dan bernilai benar hanya jika semua
komponennya benar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kata
hubung lain yang mempunyai arti yang sama dengan “dan" yaitu :
“yang, tetapi, meskipun, maupun, sedangkan, padahal, sambil,
juga” dan sebagainya.
2) Perakit Disjungsi
Disjungsi dari pernyataan 𝑝 dan 𝑞 (ditulis 𝑝 ∨ 𝑞, dibaca “𝑝 atau 𝑞”)
adalah pernyataan majemuk yang bernilai salah hanya apabila
masing-masing 𝑝 dan 𝑞 salah, sedangkan untuk keadaan lain ia
bernilai benar. Disjungsi disebut juga alternatif, karena cukup
8
salah satu saja komponennya benar maka disjungsinya benar.
Disjungsi yang didefinisikan seperti demikian disebut disjungsi
inklusif (lemah/weak). Disjungsi ini yang banyak dibicarakan
dalam matematika dan jika dikatakan 𝑝 atau 𝑞 maka yang
dimaksud adalah disjungsi inklusif ini.
1) jika 𝑝, maka 𝑞;
2) setiap kali 𝑝, (maka) 𝑞;
3) 𝑝 hanya jika 𝑞;
8
4) 𝑝 syarat cukup (sufficient) untuk 𝑞;
5) 𝑞 syarat perlu (necessary) untuk 𝑝:
6) 𝑞 asal saja 𝑝;
Setelah mengetahui cara membaca bentuk implikasi di atas,
tentunya kita perlu memahami apa itu syarat cukup dan syarat perlu.
Berikut diberikan penjelasannya.
8
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa hanya kontraposisi yang
memiliki nilai kebenaran yang sama dengan p . Maka dapat
q
dikatakan bahwa p q ~ q ~ ( p ekuivalen dengan
~ q ~ p ) p q
E. Biimplikasi
Bentuk
p q memiliki arti yang sama dengan ( p q) (q p)
yang dibaca jika p maka q, dan jika q maka p. Maka nilai kebenaran
pada tabel di atas dapat dijelaskan sebagaimana tabel di bawah ini:
8
Bagaimanakah penerapannya dalam bidang matematika?
Berikut ini adalah salah satu contohnya.
► Biimplikasi banyak dipergunakan dalam mendefinisikan sesuatu,
misalnya: “Persegipanjang disebut persegi jika dan hanya jika
masing-masing sudutnya 90∘ dan keempat sisinya sama panjang".
► Di sini terkandung pengertian bahwa jika suatu persegipanjang
adalah persegi, maka keempat sudutnya masing-masing 90∘ dan
keempat sisinya sama panjang.
► Sebaliknya jika suatu persegipanjang masing-masing sudutnya 90∘
dan keempat sisinya sama panjang, maka persegipanjang itu
disebut persegi.
Selanjutnya tentu muncul pertanyaan ”Bagaimana bentuk negasi
dari biimplikasi?”
Negasi bimplikasi 𝑝 ↔ 𝑞 adalah ~𝑝 ↔ 𝑞, di mana ~𝑝 ↔ 𝑞
ekivalen dengan 𝑝 ↔ ~𝑞 dan [(𝑝 𝖠 ~𝑞) ∨ (𝑞 𝖠 ~𝑝)].
Setelah kita mendapatkan hasil dari suatu tabel kebenaran,
terkadang kita menemui hasil yang keseluruhannya bernilai benar saja,
atau bernilai saja. Dari fenomena tersebut, akhirnya diperkenalkanlah
istilah tautologi dan kontradiksi. Untuk latar belakangnya dapat Anda
baca dari uraian berikut.
► Beberapa pernyataan dapat digabung untuk membentuk pernyataan
majemuk.
► Pernyataan-pernyataan tunggal 𝑝1, 𝑝2, …, 𝑝𝑛 dapat membentuk
suatu pernyatan majemuk yang dihubungkan oleh berbagai
perakit.
► Dilihat dari nilai kebenarannya, ada dua jenis kalimat majemuk
yang istimewa, yaitu kalimat majemuk yang selalu bernilai benar
dan kalimat majemuk yang selalu bernilai salah, terlepas dari nilai
kebenaran masing-masing komponennya.
► Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar
(dalam segala hal) tanpa memandang nilai kebenaran komponen-
komponennya.
► Kontradiksi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai salah
(dalam segala hal) tanpa bergantung nilai kebenaran dari
komponennya.
8
F. Ingkaran dari Suatu Implikasi dan Biimplikasi
8
dengan huruf-huruf terakhir dari abjad seperti 𝑥, 𝑦, dan 𝑧.
(i) 𝑥 adalah bilangan asli
(ii) Manusia berbaju merah
(iii) Bentuk umum fungsi linier adalah 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
Secara garis besar, kuantor dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu
kuantor universal dan kuantor eksistensial.
► Definisi 8: Kuantor universal, dinotasikan dengan ∀, adalah
sebuah frasa “untuk semua”.
► Contoh
1. Untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑅, 𝑥2 ≥ 0. Penulisan dengan simbol kuantor :
∀𝑥 ∈ 𝑅, (𝑥2 ≥ 0). Perhatikan bahwa penggunaan tanda kurung
dimaksudkan untuk menandai bagian yang dikuantifikasi.
2. Untuk setiap bilangan rasional 𝑥 dan 𝑦, hasil kali 𝑥𝑦 dan
jumlahan 𝑥 + 𝑦 adalah rasional. Penulisan dengan simbol
kuantor:
∀𝑥 ∈ 𝑄 ∀𝑦 ∈ 𝑄, (𝑥𝑦 ∈ 𝑄 and 𝑥 + 𝑦 ∈ 𝑄 ) atau ∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝑄 ,
(𝑥𝑦 ∈ 𝑄 and 𝑥 + 𝑦 ∈ 𝑄 )
Selanjutnya untuk kuantor eksistensial dijelaskan sebagai berikut.
► Definisi 9: Kuantor eksistensial, dinotasikan dengan ∃, adalah
sebuah frasa “terdapat” atau “beberapa” atau “ada”.
► Contoh
1. Terdapat 𝑥 ∈ 𝑍 sehingga 𝑥2 = 4”.Catatan: kata “terdapat”
bukan berarti “hanya ada satu”.
2. Terdapat 𝑥 ∈ 𝑍 sehingga 𝑥2 = 5”.
3. “∃𝑥 ∈ 𝑍(𝑥2 − 4𝑥 + 3 = 0)”. Dibaca: terdapat suatu bilangan
bulat 𝑥 sehingga 𝑥2 − 4𝑥 + 3 = 0.
Dengan demikian, bagaimana negasi dari kuantor itu?
Perhatikan penjelasan berikut.
► Jika kita ingin menegasikan suatu pernyataan 𝑝 yang berkuantor,
maka ubah setiap ∀ ke ∃ dan setiap ∃ ke ∀, dan juga gantilah 𝑝
dengan negasinya.
► ~{∀(𝑥), 𝑝(𝑥)} ≡ {∃(𝑥)}{~𝑝(𝑥)}
► ~{∃(𝑥), 𝑝(𝑥)} ≡ {∀(𝑥)}{~𝑝(𝑥)}
8
H. Ingkaran Pernyataan Berkuantor
8
Catatan: kebenaran premisnya tidak menyediakan jaminan yang
kuat untuk kebenaran kesimpulannya.
⮚ Contoh Argumen yang Valid
o Zeno adalah seekor kura-kura.
o Semua kura-kura ompong.
o Oleh karena itu, Zeno ompong.
Kemudian bagaimana struktur penulisan argumen itu? Berikut
akan diberikan salah satu cara menuliskan premis-premis beserta
kesimpulannya.
Contoh:
Premis 1 : Jika harta Anda telah mencapai nisab, maka Anda wajib
berzakat.
Premis 2 : Harta Anda telah mencapai nisab.
Kesimpulan : Anda wajib berzakat
2. Modus Tollens
Penarikan kesimpulan secara modus tolens dapat disajikan sebagai
berikut:
8
Contoh:
Premis 1: Jika beragama Islam, maka wajib mengerjakan sholat
Premis 2: Dino tidak mengerjakan sholat
Kesimpulan: Dino tidak beragama Islam
3. Silogisme
Penarikan kesimpulan secara silogisme dapat disajikan sebagai
berikut :
Contoh:
9
D.Latihan
KEGIATAN BELAJAR 4
9
E.Referensi Tambahan
KEGIATAN BELAJAR 4
9
Analisis Materi Ajar
9
2. Daftar materi yang sulit
dipahami pada Kegiatan
Belajar (KB) 2
9
1. Daftar peta konsep (istilah dan
definisi) pada Kegiatan Belajar
(KB) 4
9
4. Berdasarkan permasalahan
diatas, lakukan identifikasi
materi yang sulit di
implementasikan dalam
pembelajaran sehari-hari di
sekolah
7. Sebutkan langkah-langkah
pengukuran/evaluasi
ketercapaian perbaikan atas
permasalahan tersebut
9
10. Hal yang dilakukan untuk
membantu diri dalam
pembelajaran berikutnya
4. Berdasarkan permasalahan
diatas, lakukan identifikasi
materi yang sulit di
implementasikan dalam
pembelajaran sehari-hari di
sekolah
9
Sarana dan prasarana,
tingkat kesulitan materi dll.)
7. Sebutkan langkah-langkah
pengukuran/evaluasi
ketercapaian perbaikan atas
permasalahan tersebut
9
Judul Modul Modul GKMI-MTK
4. Berdasarkan permasalahan
diatas, lakukan identifikasi
materi yang sulit di
implementasikan dalam
pembelajaran sehari-hari di
sekolah
9
6. Kembangkan materi ajar
berbasis masalah yang
dianalisis dalam
pembelajaran di kelas
7. Sebutkan langkah-langkah
pengukuran/evaluasi
ketercapaian perbaikan atas
permasalahan tersebut
1
Judul Modul Modul GKMI-MTK
4. Berdasarkan permasalahan
diatas, lakukan identifikasi
materi yang sulit di
implementasikan dalam
pembelajaran sehari-hari di
sekolah
1
6. Kembangkan materi ajar
berbasis masalah yang
dianalisis dalam
pembelajaran di kelas
7. Sebutkan langkah-langkah
pengukuran/evaluasi
ketercapaian perbaikan atas
permasalahan tersebut
1
Daftar Pustaka
Bennet, A., Burton, L., & Nelson, L. 2011. Mathematics for Elementary
Teachers. USA: Mc Graw Hill.
Kennedy, L.M, & Tipps, S. 1994. Guiding Children’s Learning of
Mathematics.
California: Wadsworth Publishing Company.
Nisfulaila, I. 2018. Modul Logika dan Pembuktian. Malang: UIN Maulana
Malik Ibrahim.
Oberste-Vorth, R.W., & Mouzakitis, A. 2003. Bridge to Abstract Mathematics.
Florida: University of South Florida.
NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. USA: The
National Council of Teachers of Mathematics, Inc.
Mukmin, M. I. 2018. Modul Statistika Pendidikan (Statistika Deskriptif Berbasis
Microsoft Excel 2010). Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
Musser, G., Burger, W., & Peterson, B. 2011. Mathematics for Elementary
Teachers: A Contemporary Approach. USA: John Willey & Sons.
Riedesel, C.A., Schwartz J.E., & Clements, D.H. 1996. Teaching Elementary
School Mathematics. Boston: Allyn & Bacon.
Rofiki, I. 2018. Modul Logika Matematika. Malang: UIN Maulana Malik
Ibrahim.
Walpole, R. E., & Myers, R. H. 1983. Probability and Statistics for Engineers
and Scientists. New York: Macmillan Publishing Co.
1
Glosarium
1
Radian Satuan ukuran sudut, dengan 1 radian adalah
ukuran sudut di pusat lingkaran yang panjang busur
di hadapannya sama panjang dengan panjang jari-
jari lingkarannya.
Sebangun Bangun-bangun geometri dikatakan sebangun jika
dan hanya jika bangun-bangun geometri tersebut
mempunyai bentuk sama, tetapi tidak harus
berukurannya sama.
Sudut Gabungan dua sinar garis yang titik pangkalnya
berhimpit.
Tautologi Suatu pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar
untuk setiap nilai kebenaran komponen-
komponennya
Teorema Pernyataan yang kebenarannya harus dibuktikan.