14
Kalimat
Bukan Pernyataan
Pernyataan/ Kalimat Tanya, terbuka, perintah,
Proposisi/deklaratif harapan
Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya karena masih
mengandung peubah (variabel). Sehingga, jika peubah tersebut diganti dengan suatu konstanta dalam
semestanya, akan dihasilkan suatu pernyataan.
Contoh:
a. 5p – 10 = 15, p ∈ A.
2
b. x +2 x−15>0
c. Patung itu adalah patung proklamator bangsa Indonesia.
d. 3x + 7 = y, x dan y ∈ C
Perhatikan kalimat a, jika p diganti dengan 5, maka kalimat tersebut menjadi pernyataan 25 –
10 = 15, dan pernyataan ini bernilai benar. Tetapi jika p diganti dengan 3, maka akan terbentuk
pernyataan 15 – 10 = 15 yang bernilai salah.
Kalimat tertutup
Kalimat tertutup adalah kalimat yang tidak memuat peubah (variabel) dan dapat ditentukan nilai
kebenarannya.
Contoh :
1. 12 + 5 = 17 (benar).
2. 8 – 15 = 7 (salah).
4) s : 10 – 3 < 5 (S)
~s : Tidak benar bahwa 10 – 3 < 5 (B)
atau ~s : 10 – 3 ≥ 5 (B)
16
Berdasarkan definisi di atas, dapat dibuat table kebenaran untuk ingkaran (negasi) sebagai
berikut:
p ~p
B S
S B
Sesungguhnya penambahan kata “bukan” atau “tidak benar” pada pernyataan semula
tidaklah cukup. Bagaimana negasi dari kalimat “ Semua siswa SMK adalah atlet”? Untuk
menentukan ingkaran atau negasi yang efektif dari pernyataan yang bervariasi, dapat
menggunakan tabel berikut :
Contoh :
Tentukan negasi dari pernyataan di bawah ini :
a. Semua binatang berkaki empat.
b. Ada ikan yang bernafas dengan paru-paru.
c. Ada manusia yang tidak dapat hidup di daerah pegunungan.
d. Semua siswa SMK tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.
e. 3 + 12 : 4 < 5
Jawab:
Negasi dari pernyataan-pernyataan di atas adalah sebagai berikut:
a. Ada binatang yang tidak berkaki empat.
b. Semua ikan tidak bernafas dengan paru-paru.
c. Semua manusia dapat hidup di daerah pegunungan.
d. Ada beberapa siswa SMK yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.
e. 3 +12 : 4 ≥ 5
Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk adalah suatu pernyataan baru yang diperoleh dari penggabungan
beberapa pernyataan tunggal dengan kata hubung kalimat tertentu, yaitu dan, atau, tetapi,
jika . . . . maka . . . ., . . . . jika dan hanya jika . . . ., dan lain-lain. Berikut beberapa contoh
kalimat majemuk.
a. Sepeda motor merupakan alat transportasi paling murah tetapi dapat
membahayakan pengemudinya.
b. Jika musimhujan, maka di Jakarta terjadi banjir.
c. Saham adalah surat berharga dan diperjualbelikan di bursa efek.
Dalam pelajaran logika (matematika), kata hubung kalimat diterjemahkan sebagai kata
hubung logika yaitu konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.
17
2. Konjungsi
Perhatikan kalimat “Bunga melati berwarna putih dan berbau harum”. Kalimat tersebut
berarti “Bunga melati berwarna putih” dan “Bunga melati berbau harum”. Penggabungan
dua pernyataan dengan menggunakan kata hubung “dan” membentuk sebuah kalimat
majemuk, disebut konjungsi.
Konjungsi dari pernyataan p dan q adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari
pernyataan p dan q dengan menggunakan kata penghubung “dan”. Konjungsi dilambangkan
dengan notasi “⋀”. Jika p dan q dua pernyataan, maka p ⋀ q (dibaca : p dan q).
Berikut beberapa contoh kalimat konjungsi.
a. p : Saham adalah surat berharga.
q : Saham diperjualbelikan di bursa efek.
p ⋀ q : Saham adalah surat berharga dan diperjual belikan di bursa efek.
b. p : Empat adalah bilangan komposit.
q : Empat adalah bilangan ganjil.
p ⋀ q : Empat adalah bilangan komposit dan ganjil
Kata hubung “dan” dalam konjungsi dapat diganti dengan kata tetapi, sehingga, walaupun,
maupun, dan kemudian selama artinya tetap sama. Suatu konjungsi tidak diharuskan
adanya hubungan antara komponen-komponennya.
Nilai kebenaran konjungsi pernyataan p dan q bergantung pada nilai kebenaran pernyataan
p dan q, yaitu selalu mengikuti ketentuan “konjungsi p ⋀ q bernilai benar jika p dan q
keduanya bernilai benar, dalam hal lain bernilai salah”. Berikut adalah tabel nilai kebenaran
konjungsi.
p q p⋀q
B B B
B S S
S B S
S S S
18
3. Disjungsi
Disjungsi dari pernyataan p dan q adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari
pernyataan p dan pernyataan q dengan menggunakan kata penghubung “atau”. Disjungsi
dilambangkan dengan notasi “⋁”. Jika p dan q dua pernyataan maka p⋁q dibaca “p atau q”.
Disjungsi dalam keseharian dapat memiliki arti ganda. Misalkan “Setelah lulus SMP, Andi
akan melanjutkan ke SMA atau SMK”. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa Andi setelah
lulus SMP akan melanjutkan ke SMA atau SMK, tetapi tidak mungkin melanjutkan ke dua
sekolah tersebut. Pernyataan majemuk ini disebut disjungsi eksklusif. Perhatikan
pernyataan berikut : “Dua bilangan prima atau genap”. Pernyataan ini dapat diartikan dua
tidak hanya bilangan prima saja atau bilangan genap saja, tetapi dua juga bilangan genap
dan prima. Disjungsi seperti ini disebut disjungsi inklusif. Pada bahasan ini, kita hanya akan
mempelajari disjungsi inklusif. Untuk selanjutnya disjungsi diartikan sebagai dijungsi
inklusif. Berikut beberapa contoh disjungsi inklusif.
a. p : ponsel adalah alat komunikasi.
q : ponsel adalah alat transportasi.
p⋁q : Ponsel adalah alat komunikasi atau transportasi.
4. Implikasi
Banyak pernyataan dalamkomunikasi sehari-hari, takterkecuali dalam matematika, yang
merupakan pernyataan bersyarat. Ciri utamapernyataan ini adalah berbentuk
“jika….maka….”. Misalnya,
a. Jika kamu bekerja keras, maka kamu akan berhasil.
b. Andi akan lulus UN jika rajin belajar.
Pernyataan majemuk “jika p maka q” yang dibentuk dari pernyataan p dan q disebut
implikasi dan ditulis p⇒q.
19
Pernyataan p⇒q dapat dibaca:
Jika p, maka q,
p berimplikasi q,
q hanya jika p
q jika p, atau
q asal saja p.
Dalam implikasi p⇒q, p disebut anteseden (hipotesis) atau syarat cukup bagi q dan q
disebut konsekuen atau syarat perlu bagi p. seperti halnya konjungsi dan disjungsi, dalam
implikasi juga tidak diharuskan adanya hubungan antara komponen-komponennya.
Perhatikan contoh berikut,
1. p : Hari ini hujan.
q : Setiap hari pada bulan April turun hujan.
p⇒q : Jika hari ini hujan, maka setiap hari pada bulan April turun hujan.
2. p : 23 = 8
q : 11 adalah bilangan prima.
p⇒q : Jika 23 = 8 maka 11 adalah bilangan prima.
Tentu saja sebuah implikasi dapat bernilai benar atau salah. Nilai kebenaran implikasi p⇒q
dapat dilihat pada table kebenaran berikut.
p q p⇒q
B B B
B S S
S B B
S S B
Dari tabel di atas, dapat dikatakan nilai kebenaran implikasi p dan q adalah sebagai berikut:
“Implikasi p⇒q bernilai salah jika p bernilai benar dan q bernilai salah, dalam hal lain
implikasi bernilai benar.
Jawab :
Dengan menggunakan tabel kebenaran implikasi, kita selesaikan contoh di atas.
a. p : Indonesia Negara maju. (Salah)
q : Semua penduduk Indonesia sejahtera. (Salah)
p⇒q : Jika Indonesia Negara maju, maka semua penduduknya sejahtera.
(Salah)
20
Jawab:
a. Konklusi dari implikasi yaitu luas lingkaran dengan jari-jari 2 cm adalah 4π cm 2
merupakanpernyataan yang bernilai benar, agar implikasi tersebut bernilai
benar maka alasan dapat bernilai salah atau bernilai benar, sehingga berapapun
nilai x tidak mempengaruhi nilai kebenaran implikasi.
b. Hipotesis dari implikasi adalah Semarang ibukota Jawa Tengah bernilai benar,
agar implikasi tersebut bernilai benar alasan juga bernilai benar, sehingga:
x2 – 3x – 28 = 0
⇔ (x – 7)(x + 4) = 0
⇔ x = 7 atau x = -4
5. Biimplikasi
Selain pernyataan kondisional (implikasi), seringkali kita menemukan pernyataan majemuk
yang menunjukkan dua peristiwayang terjadi serentak. Dalam logika matematika,
pernyataan majemukyang dibentuk dari dua pernyataan dengan kata hubung “….jika dan
hanya jika….” Disebut biimplikasi. Biimplikasi yang dibentuk dari pernyataan p dan q ditulis
p⇔q. Pernyataan p⇔q dapat dibaca :
p jika dan hanya jika q
jika p maka q dan jika q maka p.
Pada biimplikasi p⇔q, p disebut syarat perlu dan cukup bagi q dan q syarat perlu dan
cukup bagi p. Nilai kebenaran pernyataan ini dapat dilihat pada tabel berikut:
p q p⇔q
B B B
B S S
S B S
S S B
Dari tabel di atas, dapat dikatakan: “Biimplikasi p⇔q bernilai benar jika p dan q bernilai
sama, dalam kasus lain biimplikasi bernilai salah”. Perhatikan contoh berikut:
1. Tentukan nilai kebenaran dari biimplikasi berikut :
a. Manusia dapat hidup jika dan hanya jika ada oksigen.
b. Semua bilangan prima ganjil jika dan hanya jika 7 termasuk bilangan prima.
c. 5 < 1 jika dan hanya jika 32 > 9
Jawab:
a. p : Manusia dapat hidup. (Benar)
q : Ada oksigen. (Benar)
p⇔q : Manusia dapat hidup jika dan hanya jika ada oksigen (Benar)
b. p : Semua bilangan prima ganjil. (Salah)
q : 7 termasuk bilangan prima. (Benar)
p⇔q : Semua bilangan prima ganjil jika dan hanya jika 7 termasuk bilangan
prima. (Salah)
c. p : 5 < 1 (Salah)
q : 32 > 9 (Salah)
p⇔q : 5 < 1 jika dan hanya jika 32 > 9 (Benar)
2. Tentukan nilai x agar biimplikasi berikut bernilai benar !
a. x2 – 2x – 15 < 0 jika dan hanya jika Bandung ibukota propinsi Jawa Barat.
b. √7 merupakan bilangan rasional jika dan hanya jika x bilangan asli lebih dari
4
21
Jawab :
a. Biimplikasi dari dua pernyataan akan bernilai benar jika komponennya
mempunyai nilai kebenaran yang sama. “Bandung ibukota propinsi Jawa
Barat” adalah pernyataan yang benar. Agar biimplikasi bernilai benar maka x
harus merupakan penyelesaian x2 – 2x – 15 < 0.
x2 – 2x – 15 < 0
⇔ (x – 5)(x + 3) < 0
⇔ -3 < x < 5
22
6. Buatlah implikasi dari pernyataan berikut ini !
a. p : Gajah berbadan besar.
q : Harimau binatang pemakan rumput.
b. p : Kucing binatang yang bertelur.
q : 2 ⤬ 7 = 49.
7. Buatlah biimplikasi dari pernyataan di bawah ini !
a. p : 5 adalah bilangan asli
q : 5 adalah bilangan real.
b. p : 7 > -5
q : -5 < -7
8. Lengkapilah tabel nilai kebenaran berikut ini !
∼(p⋀q
p q ∼p ∼q p⋀q p⋁q p⇒q p⇔q ∼(p⋁q)
)
B B
B B
S S
S S
23
C. INGKARAN (NEGASI) DARI PERNYATAAN MAJEMUK
Hasil pada dua kolom terakhir adalah sama, sehingga terbukti ~(p⋀q)≡ ~p⋁~q.
Contoh:
Tentukan negasi dari pernyataan berikut :
a. 2 + 3 = 5 dan 5 bilangan prima.
b. Hendri mengkonsumsi vitamin dan berolahraga setiap hari.
c. Semua siswa berada di dalam kelas dan belajar.
Jawab:
a. 2 + 3 ≠ 5 atau 5 bukan bilangan prima.
b. Hendri tidak mengkonsumsi vitamin atau tidak berolah raga setiap hari.
c. Tidak semua siswa berada didalam kelas atau tidak semua siswa belajar.
Keadaan yang dinyatakan disjungsi di atas adalah Rani melakukan salah satu atau kedua
kegiatan tersebut, yaitu Rani pergi ke sekolah atau bermain di rumah Ima. Ingkaran dari
pernyataan ini adalah “Rani tidak pergi ke sekolah dan tidak bermain di rumah Ima”, yang
menyatakan Rani tidak melakukan satu pun dari kegiatan di atas.
Nilai kebenaran pada dua kolom terakhir adalah ekuivalen atau setara, sehingga dapat
disimpulkan bahwa negasi dari pernyataan disjungsi p⋁q adalah ~p⋀~q.
Berdasarkan pembahasan pada negasi konjungsi dan negasi disjungsi dapat disimpulkan
bahwa:
~(p⋀q)≡ ~p⋁~q
p⋁q ≡ ~p⋀~q
Kedua aturan tersebut disebut hukum De Morgan.
Keadaan yang dinyatakan implikasi di atas adalah jika matahari bersinar cerah terjadi,
maka hariini tidak terjadi hujan. Ingkaran (negasi) pernyataan yang bertentangan dengan
pernyataan ini adalah “Matahari bersinar cerah dan hari ini hujan”.
Secara umum negasi pernyataan p⇒q adalah p⋀~q, atau ditulis p⇒q ≡ p⋀~q.
Nilai kebenarannya dapat dilihat pada table berikut:
26
D. INVERS, KONVERS DAN KONTRAPOSISI.
Definisi:
Konvers dari implikasi p ⇒ q adalah q ⇒ p
Invers dari implikasi p ⇒ q adalah ~p ⇒ ~q
Kontraposisi dari implikasi p ⇒ q adalah ~q ⇒ ~p
Ingkaran dari implikasi p ⇒ q adalah p ⋀ ∼q
ekuivalen
ekuivalen
Saling ingkar
E. PENARIKAN KESIMPULAN
Penarikan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan adalah bagian penting dalam logika
matematika. Biasanya kita memulai dengan pernyastaan-pernyataan tertentu yang diterima
kebenarannya dan kemudian berargumentasi untuk sampai pada konklusi (kesimpulan)
yang ingin dibuktikan. Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu
kesimpulan diasumsikan benar terjadi dan disebut premis. Suatu premis dapat berupa
aksioma yang diterima kebenarannya tanpa pembuktian, hipotesa, definisi, atau pernyataan
yang telah dibuktikan sebelumnya.
Dalam membuktikan suatu dalil atau menurunkan suatu hasil dari kebenaran-kebenaran
yang diketahui digunakan pola argumentasi, yaitu penarikan kesimpulan atau konklusi dari
beberapa pernyataan atau premis yang diketahui dengan didasarkan atas prinsip-prinsip
logika.
Kesimpulan dapat bernilai valid (sah) dan ada juga yang tidak valid (tidak sah) tergantung
dari premis-premis penyusunnya. Kesimpulan atau konklusi dikatakan berlaku atau sah,
bila konjungsi dari premis-premis berimplikasi konklusi. Sebaliknya, bila konjungsi dari
28
premis-premis tidak berimplikasi, maka kesimpulan dikatakan tidak sah. Sehingga, suatu
kesimpulan dikatakan sah bila premis-premisnya benar, maka konklusinya juga benar.
Untuk menentukan sah atau tidaknya suatu kesimpulan kita dapat menggunakan ketiga
prinsip berikut, yaitu modus ponens, modus tollens, dan silogisme.
1. Modus Ponens
Modus Ponen adalah argumentasi atau penarikan kesimpulan yang disajikan dalam
bentuk sebagai berikut :
Premis 1 : p⇒q
Premis 2 : p _
Konklusi : q
Modus ponens menyatakan apabila diketahui “Jika p maka q” benar dan p benar,
disimpulkan q benar. Keabsahan kesimpulan dari modus ponens dapat diperoleh dengan
membuktikan nilai kebenaran pernyataan “((p⇒q)⋀p)⇒q” dengan tabel nilai kebenaran.
2. Modus Tollens
Modus Tollens adalah argumentasi yangdisajikan dalam bentuk sebagai berikut:
Premis1 : p⇒q
Premis 2 : ~q _
Konklusi : ~p
Modus Tollens menyatakan apabila diketahui “Jika p maka q” benar dan q tidak benar,
disimpulkan p tidak benar. Keabsahan kesimpulan modus Tollens dapat diperoleh
dengan membuktikan pernyataan “((p⇒q)⋀~q)⇒~p” dengan tabel nilai kebenaran
2. Premis 1 : Jika suatu Negara tidak ada korupsi, maka semua penduduknya tidak
miskin.
Premis 2 : Ada penduduk Negara India yang miskin.
Konklusi : Di Negara India ada korupsi.
3. Silogisme
Silogisme adalah argumentasi yang disajikan dalam bentuk sebagai berikut :
Premis 1 : p⇒q
Premis 2 : q⇒r
Konklusi : p⇒r
Silogisme menyatakan apabila “jika p maka q” benar dan “jika q maka r” benar,
disimpulkan “jika p maka r” benar. Keabsahan silogisme juga dapat dibuktikan dengan
tabel nilai kebenaran bahwa pernyataan “((p⇒q)⋀ (q⇒r)⇒(p⇒r)” merupakan
tautologi.
((p⇒q)⋀(q⇒r))⇒(p⇒r
p q r p⇒q q⇒r p⇒r (p⇒q)⋀(q⇒r)
)
B B B B B B B B
B B S B S S S B
B S B S B B S B
B S S S B S S B
S B B B B B B B
S B S B S B S B
S S B B B B B B
S S S B B B B B
Contoh :
1. Premis 1 : Jika Tina pergi ke rumah nenek, maka Tina kehujanan.
Premis 2 : Jika Tina kehujanan, maka Tina masuk angin.
Konklusi : Jika Tina pergi ke rumah nenek, maka Tina masuk angin.
30
Konklusi : jika hari ini hujan, maka saya memakai jaket.
3. Premis 1 : Jika hari ini hari Minggu, maka ayah tidak bekerja.
Premis 2 : Jika ayah tidak bekerja, maka kami pergi bersama.
Konklusi : Jika hari ini hari minggu, maka kami pergi bersama.
4. Premis 1 : Jika malam ini ada siaran pertandingan sepak bola, maka Rizki
menonton sampai selesai.
Premis 2 : Jika Rizki menonton sampai selesai, maka Rizki tidak tidur.
Konklusi : Jika malam ini ada siaran pertandingan sepak bola, maka Rizki tidak
tidur.
Selain argumen-argumen di atas, valid atau tidaknya suatu argument dapat diselidiki
dengan menggunakan tabel nilai kebenaran.
Seperti dijelaskan sebelumnya suatu argument dinyatakan valid jika implikasi dari
konjungsi premis-premisnya dengan konklusi merupakan suatu tautologi.
(P1 ⋀P2) ⇒ Konklusi (tautologi)
Contoh :
1. Selidikilah valid atau tidak argument berikut:
Premis 1 : Jika permintaan barang meningkat, maka harga barang mahal.
Premis 2 : Harga barang mahal.
Konklusi : Permintaan barang meningkat.
Jawab:
Misal, p : “Jika permintaan meningkat” dan q : “Harga barang mahal, maka dapat
ditulis
Premis 1 : p⇒q
Premis 2 : q _
Konklusi : p
Nilai kebenaran argumen atau penarikan kesimpulan di atas dapat dibuktikan
dengan tabel nilai kebenaran dari pernyataan ((p⇒q)⋀q)⇒p.
(p⇒q)⋀
p q p⇒q ((p⇒q)⋀q)⇒p
q
B B B B B
B S S S B
S B B B S
S S B S B
Jawab :
Misal p : Ibukota Inggris adalah London, dan q : Ibukota Inggris adalah New York,
maka dapat ditulis :
31
Premis 1 : p⋁q
Premis 2 : p
Konklusi : ~q
Dapat dilihat pada tabel di atas, pernyataan ((p⋁q)⋀p)⇒~q bukan tautologi, maka
penarikan kesimpulan di atas tidak valid.
d. P1 : Jika saya lulus SMK, maka saya akan bekerja sebagai tenaga teknisi.
P2 : Saya tidak bekerja sebagai teknisi.
2. Selidikilah argumen di bawah ini, sah atau tidak dengan tabel kebenaran !
a. P1 : Jika Santi rajin belajar, maka ia akan menjadi pintar.
P2 : Santi pintar
∴ Santi rajin belajar.
32
b. P1 : Jika di Indonesia tidak ada korupsi, maka semua penduduknya tidak miskin.
P2 : Ada penduduknya yang miskin.
∴ Di Indonesia masih ada korupsi.
e. P1 : p ⇒ q
P2 : ∼q
∴p
f. P1 : ∼p ⋁ q
P2 : p ⇒ q
∴q
g. P1 : p ⇒ ∼q
P2 : ∼q ⇒ ∼r
∴ ∼r
h. P1 : ∼p ⇒ ∼q
P2 : q ⇒ ∼r
∴ ∼p ⇒ ∼r
p q ∼p → q a. BBSS
b. BBSB 33
c. BSBB
d. BBBS
e. SBBB
B B
B S
S B
S S
4. Diberikan tiga pernyataan masing-masing adalah p, q, dan r. Jika p dan q pernyataan yang
bernilai benar dan negasi dari pernyataan “p →q” benar maka di antara pernyataan berikut
ini yang benar adalah . . . .
a. ∼p → r
b. q → ∼p
c. r ∨ ∼p
d. r →∼p
e. (p ∧ ∼r) ↔ (r ∨ q)
5. Jika p pernyataan bernilai benar dan q bernilai salah, pernyataan majemuk di bawah ini
bernilai benar, kecuali . . . .
a. p ∨ q
b. p ∧ ∼q
c. ∼p ⇒ q
d. ∼p ∧ p
e. ∼(p ⇒ q)
6. Jika p pernyataan bernilai benar dan q juga bernilai benar maka pernyataan berikut yang
bernilai benar adalah . . . .
a. (p ∨ ∼q) → (∼p ∧ ∼q)
b. (p ∧ q) → ∼q
c. (∼p ∨ ∼q) → ∼q
d. (p ∨ q) ∧ ∼q
e. (p ∧ q) → ∼p
7. Jika p : Alfa motor dua tak dan q : Alfa produk Yamaha
Pernyataan yang setara dengan ∼(p ∧ q) adalah . . . .
a. Alfa bukan motor dua tak dan Alfa bukan produk Yamaha
b. Alfa bukan motor dua tak atau Alfa produk Yamaha
c. Alfa motor dua tak atau Alfa bukan produk Yamaha
d. Alfa bukan produk Yamaha jika Alfa bukan motor dua tak
e. Alfa bukan motor dua tak atau Alfa bukan produk Yamaha
8. Ingkaran (negasi) dari pernyataan “Ada montir yang tidak berpendidikan” adalah . . . .
a. Ada montir yang berpendidikan
b. Semua montir tidak berpendidikan
c. Montir kurang berpendidikan
d. Semua montir berpendidikan.
e. Tidak ada montir yang berpendidikan
9. Negasi dari pernyataan “Tidak seorang pun siswa SMK yang tidak prakerin” adalah . . . .
a. Tidak seorang pun siswa SMK prakerin
b. Semua siswa SMK prakerin
c. Semua siswa SMK tidak prakerin
d. Beberapa siswa SMK tidak prakerin
e. Beberapa siswa SMK prakerin
10. Negasi dari pernyataan “Untuk setiap nilai x berlaku x2 = x · x” adalah . . . .
a. Semua nilai x berlaku x2 = x · x
b. Sebagian nilai x berlaku x2 = x · x
c. Setiap nilai x tidak berlaku x2 = x · x
d. Ada nilai x yang tidak berlaku x2 = x · x
e. Ada nilai x yang berlaku x2 = x · x
11. Pernyataan berikut yang bernilai benar adalah . . . .
a. 108 habis dibagi 3 dan 21 bilangan prima
b. 23 < 7 dan 24 = 6
34
c. √ 169 = 12 atau 11 2
= 144
d. Jika 7 bilangan prima maka 4 = 4√
e. Jika belah ketupat mempunyai satu sumbu simetri, maka luas layang-layang sama
dengan diagonal pertama kali diagonal kedua.
12. Negasi dari pernyataan “Jika biaya sekolah gratis, maka semua penduduk Indonesia pandai”
adalah . . . .
a. Biaya sekolah gratis dan semua penduduk Indonesia pandai.
b. Biaya sekolah gratis atau ada penduduk Indonesia yang pandai.
c. Biaya sekolah gratis dan ada penduduk Indonesia yang tidak pandai.
d. Jika sekolah gratis, maka ada penduduk Indonesia pandai.
e. Jika sekolah gratis, maka penduduk Indonesia tidak pandai.
13. Negasi dari pernyataan “Jika x > 2 maka y < 4” adalah . . . .
a. x < 2 dan y < 4
b. x ≤ 2 dan y ≤ 4
c. x > 2 dan y < 4
d. x ≥ 2 dan y ≤ 4
e. x > 2 dan y ≥ 4
14. Invers dari pernyataan “Jika 3 ⤬ 5 = 15 maka 3 + 5 = 8” adalah . . . .
a. Jika 3 + 5 = 8 maka 3 ⤬ 5 = 15
b. Jika 3 + 5 ≠ 8 maka 3 ⤬ 5 = 15
c. Jika 3 + 5 ≠ 8 maka 3 ⤬ 5 ≠ 15
d. Jika 3 ⤬ 5 = 15 maka 3 + 5 ≠ 8
e. Jika 3 ⤬ 5 ≠ 15 maka 3 + 5 =8
15. Konvers dari pernyataan ∼p → r adalah . . . .
a. p → r
b. ∼r → p
c. r → ∼p
d. p → ∼r
e. ∼p → ∼r
2 4
16. Pernyataan di bawah ini yang ekuivalen dengan “Jika log 3=a maka log 81=2 a “
adalah . . . .
2
a. Jika log 3≠a maka 4 log 81≠2 a
4 2
b. Jika log 81=2 a maka log 3=a
4 2
c. Jika log 81≠2 a maka log 3≠a
2
d. log 3=a atau 4 log 81=2 a
4
e. log 81≠2 a atau2 log 3=a
17. Pernyataan majemuk “Eko anak yang rajin dan pandai” ekuivalen dengan pernyataan. . . .
a. Eko anak yang tekun dan disiplin
b. Tidak benar bahwa Eko anak yang tidak rajin atau tidak pandai
c. Eko bukan anak yang rajin atau bukan anak pandai
d. Jika Eko anak yang rajin maka ia pandai
e. Jika Eko pandai maka ia anak yang rajin.
18. Ingkaran untuk kontraposisi dari p ⇒ q adalah . . . .
a. ∼q ∨ p
b. q ∧ p
c. p ∨ ∼q
d. ∼q ∧ p
e. q ⇒ p
19. “Semua siswa SMK Teknik pandai menyetir mobil” ingkarannya adalah . . . .
a. Setiap siswa SMK Teknik tidak pandai menyetir mobil.
b. Tidak benar bahwa siswa SMK Teknik pandai menyetir mobil.
35
c. Ada siswa SMK Teknik yang tidak pandai menyetir mobil
d. Beberapa siswa SMK Teknik yang pandai menyetir mobil
e. Ada siswa SMK Teknik yang pandai menyetir mobil.
20. Perhatikan argumen berikut :
1) p → q (B) 2) p → q (B) 3) p → q (B)
∼p (B) ∼q (B) p (B)
Jadi ∼q (B) Jadi ∼p (B) Jadi ∼q(B)
Dari penarikan argumen di atas yang sah adalah . . . .
a. 1)
b. 2)
c. 3)
d. 1) dan 2)
e. 2) dan 3)
36
37