Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MATEMATIKA

“LOGIKA MATEMATIKA”

DISUSUN OLEH :

ALHIKMAH FADHILAH : 2213211019


INTAN PUTRI WARDANI : 2213211025
KURNIA CHAIRUN NAJWA : 2213211027
NURAINI : 2213211008
PUTRI AMELIA HUSNA : 2213211010
SITI NURFADILA : 2213211040
TIA AYANG NABILA : 2213211041
TIARA S SALSABILLA : 2213211042

DOSEN PENGAMPUH :
Dr. MOLLI WAHYUNI SSi. MPd

TAHUN AJARAN 2022/2023


PROGRAM STUDI GIZI
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan baik.Makalah “LOGIKA MATEMATIKA” ini
diajukan guna untuk memenuhi tugas dari mata kuliah matematika.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, dan untuk itu kami sebagai penulis dari makalah ini mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kedepannya.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

KELOMPOK 3

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan
pelajaran-pelajaran lainnya, sehingga dapat membantu dan memberikan bekal
tambahan untuk menyampaikan pelajaran di sekolah. Dalam Logika dipelajari
metode-metode dan prinsip-prinsip yang dapat dipakai untuk membedakan cara
berpikir benar (correct) atau tidak benar (incorrect), sehingga dapat membantu
menyatakan ide-ide tepat dan tidak mempunyai arti ganda. Jadi, dalam ilmu logika
hanya mempelajari atau memperhatikan kebenaran dan kesalahan dari penalaran,
dan penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan atau lebih.

Logika matematika adalah cabang logika dan matematika yang


mengandung kajian matematis logika dan aplikasi kajian ini pada bidang-bidang
lain di luar matematika. Logika matematika berhubungan erat dengan ilmu
komputer dan logika filosofis. Tema utama dalam logika matematika antara lain
adalah kekuatan ekspresif dari logika formal dan kekuatan deduktif dari sistem
pembuktian formal. Logika matematika sering dibagi ke dalam cabang-cabang dari
teori himpunan, teori model, teori rekursi, teori pembuktian, serta matematika
konstruktif. Bidang-bidang ini memiliki hasil dasar logika yang serupa.

Melalui logika kita dapat mengetahui kebenaran suatu pernyataan dari suatu
kalimat dan mengetahui apakah pernyataan pertama sama maknanya dengan
pernyataan kedua. Misalkan, apakah pernyataan “Jika sekarang adalah hari Minggu
maka sekolah libur.” sama artinya dengan “Jika sekolah libur maka sekarang adalah
hari Minggu.”? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu kita perlu mengetahui aturan-
aturan dalam logika.

Banyak hal yang perlu kita ketahui mengenai logika. Dengan logika, kita
juga dapat mengetahui apakah suatu pernyataan bernilai benar atau salah. Hal
terpenting yang akan didapatkan setelah mempelajari logika matematika adalah
kemampuan atau keahlian mengambil kesimpulan dengan benar atau sah. Logika

3
matematika memberikan dasar bagi sebuah pengambilan kesimpulan dan dapat
digunakan dalam banyak aspek kehidupan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah


1. Apa yang dimaksud logika Matematika, pernyataan, dan kalimat terbuka?
2. Operasi-operasi apa saja yang terdapat dalam logika matematika?
3. Bagaimana konversi, invers, dan kontraposisi dari suatu implikasi?
4. Apa yang dimaksud tautologi dan kontradiksi?
5. Apa yang dimaksud pernyataan berkuantor?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui nilai kebenaran dari suatu
pernyataan, operasi-operasi yang terdapat dalam logika matematika, mengetahui konvers, invers
dan kontraposisi dari suatu implikasi, mengetahui mengenai tautologi dan kontradiksi,
pernyataan berkuantor serta cara pengambilan kesimpulan dalam logika matematika.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian nilai kebenaran

Dalam ilmu logika (logika matematika), salah satu yang dibahas adalah terkait dengan
kalimat. Kalimat yang dimaksud, dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu kalimat terbuka dan
kalimat tertutup. Kalimat terbuka merupakan kalimat yang nilai kebenarannya belum bisa
dipastikan. Biasanya menggunakan kalimat tanya.
Sedangkan, kalimat tertutup merupakan sebaliknya, yaitu kalimat yang nilai
kebenarannya sudah pasti. Nilai kebenaran yang dimaksud, adalah benar atau salah (bukan
sekaligus kedua-duanya). Misalnya, 2+11=13. Ini sudah jelas, bahwa nilai kebenarannya
adalah benar
Nilai kebenaran dalam suatu kalimat (dalam konteks logika matematika) sudah pasti
melalui pembuktian tertentu. Seperti pada contoh di atas, 2+11=13, nilai kebenarannya
adalah benar. Di sini sudah melewati proses pembuktian, sehingga nilai kebenarannya
dikatakan benar.
Apakah informasi/berita itu benar atau salah (bukan kedua-duanya). Tanpa kita
mengetahui nilai kebenaran dari suatu informasi atau berita yang dimaksud, maka bisa jadi
kita salah sangka dan gagal paham. Barangkali, informasi atau berita yang benar kita anggap
salah. Sebaliknya, informasi atau berita yang salah kita anggap benar.
Ini juga yang menjadi salah satu penyebab maraknya berita hoax yang beredar di dunia
maya, oleh karena tidak adanya proses pengecekan nilai kebenaran dari para warganet.
Sehingga, informasi atau berita tersebut tidak jelas kebenarannya.

Makanya, perlu dilakukan pengecekan dan kroscek, demi keabsahan dan keshahihan
sebuah kabar yang dimaksud, sehingga nilai kebenarannya jelas (benar atau salah). Dengan
demikian, kita bisa mengetahui bahwa kabar yang dimaksud benar atau salah adanya.

B. Kalimat Terbuka, Kalimat Tertutup, dan Kalimat Bukan Pernyataan

 Pernyataan / kalimat tertutup

Pernyataan(kalimat tertutup) adalah kalimat yang mempunyai nilai benar saja atau
salah saja, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Kebenaran atau kesalahan sebuah pernyataan
dinamakan nilai kebenaran dari pernyataan tersebut. Suatu pernyataan biasanya dilambangkan
dengan huruf kecil, misalnya p, q, r, dan seterusnya. Setiap pernyataan adalah kalimat, tetapi
tidak semua kalimat merupakan pernyataan.
Contoh :
a. Jakarta adalah ibu kota Negara Republik Indonesia.

5
b. 5 adalah bilangan genap.

c. Kemana anda pergi?

Kalimat (a) merupakan pernyataan yang bernilai benar, kalimat (b) merupakan
pernyataan yang bernilai salah dan kalimat (c) bukan merupakan pernyataan, karena tidak
bernilai benar atau salah Kalimat-kalimat yang tidak termasuk pernyataan, adalah:
a. Kalimat perintah

b. Kalimat pertanyaan

c. Kalimat keheranan

d. Kalimat harapan

 Kalimat Terbuka

Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih memuat perubahan (variabel), sehingga
belum dapat ditentukan nilai benar atau salahnya. Variabel adalah simbol untuk menunjukkan
suatu anggota yang belum spesifik dalam semesta pembicaraan. Untuk memahami pengertian
kalimat terbuka, perhatikan contoh berikut.
a) X adalah bilangan prima
b) b) X+5 = 10
Pada kalimat a, belum dapat ditentukan nilai benar atau salahnya,
tergantung pada nilai x.
Pada kalimat b juga belum diketahui benar atau salahnya, jika x diganti
dengan 5 maka kalimat tersebut menjadi benar. Tetapi jika x diganti dengan
angka lain, maka akan terbentuk pernyataan salah.

Kalimat Bukan Pernyataan

Kalimat bukan pernyataan adalah kalimat yang tidak bisa ditentukan nilai benar
atau salahnya, atau mengandung pengertian relatif.
Contoh:

a) Kota Bandung sangat jauh

Kalimat yang relatif , karena jauh dekat suatu tempat itu relatif, tergantung
pada tempat tinggal seseorang.
b) Apa kamu suka lari pagi?

Ini adalah suatu kalimat pertanyaan bukan pernyataan

c) Tolong sampaikan salam!


6
Ini merupakan suatu kalimat perintah.

C. Ingkaran (Negasi)
Negasi dari suatu pernyataan adalah kebalikan dari pernyataan tersebut. Jika
pernyataan bernilai benar, maka negasi dari pernyataan tersebut bernilai salah. Negasi
pernyataan p dinyatakan dengan “~p”. Jika p suatu perrnyataan bernilai benar, maka
~p bernilai salah. Sebaliknya jika p bernilai salah maka ~p bernilai benar.

P ~P
B S B
S B S
~ (~P) = P

Contoh:
P : Tokyo ibu kota Jepang (B) ~p : Tokyo bukan ibu kota Jepang (S) Keterangan :
B= Benar
S= Salah

D. Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk adalah suatu pernyataan baru yang diperoleh dari gabungan
beberapa pernyatan tunggal dengan kata penghubung kalimat tertentu, yaitu
diskonjungsi ( atau), konjungsi (dan), implikasi (maka), biimplikasi (jika dan hanya
jika).
Istilah Lambang Kata Penghubung
Diskonjungsi ˅ ...atau...
Konjungsi ˄ ...dan...

Implikasi → Jika...maka...
Biimplikasi ↔ ...jika dan hanya
jika...

a. Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan majemuk yang merupakan gabungan dari
dua pernyataan atau lebih dengan kata penghubung “dan” dan disimbolkan
dengan “ ”. Jika ˄ p dan q dua pernyataan maka p q˄ (dibaca p dan q). Kata
penghubung “dan” dalam konjungsi dapat diganti dengan kata tetapi,
sehingga, walaupun, maupun, dan kemudian selama artinya tetap sama.

7
Nilai kebenaran konjungsi pernyataan p dan q bergantung pada nilai
kebenaran p dan q, yaitu selalu mengikuti ketentuan “konjungsi p q˄ bernilai
benar jika p dan q keduanya bernilai benar, dalam hal lain bernilai salah”.
Contoh:
P : segitiga memiliki tiga sisi. (B) q : 2 x 3 = 5. (S)
p q˄ : segitiga memiliki tiga sisi dan 2 x 3 = 5. (S) p : Satu minggu terdiri dari
tujuh hari. (B) q : Bulan Mei terdiri dari31 hari. (B) p q˄ : Satu minggu terdiri
dari tujuh hari dan Bulan Mei terdiri dari 31 hari. (B)

b. Diskonjungsi
Diskonjungsi adalah pernyataan majemuk yang merupakan gabungan
dua pernyataan atau lebih dengan kata penghubung “atau”. Diskonjungsi
Tabel kebenaran konjungsi

p q p q^

B B B

B S S

S B S

S S S

dilambangkan dengan notasi “ ”. Jika ˅ p dan q dua pernyataan, maka p


q ˅ dibaca “p atau q”.
Tabel kebenaran diskonjungsi.
p q pq˅

B B B
B S B
S B B
S S S

P : 2 adalah bilangan genap. (B) q : 52 = 25. (B)

8
p q˅ : 2 adalah bilangan genap atau 5 2 = 25. (B) P : Ada 12 bulan dalam satu
tahun. (B) q : Bulan April terdiri dari 31 hari. (S) p q˅ : Ada 12 bulan dalam
satu tahun atau bulan April terdiri dari 31 hari. (B)
P : 13 adalah bilangan genap. (S) q : 2X 4 = 25. (S)
p q˅ : 13 adalah bilangan genap atau 2X 4 = 25. (S)

c. Implikasi
Implikasi adalah pernyataan majemuk yang merupakan gabungan dua
kalimat atau lebih dengan kata penghubung “jika...maka...” dilambangkan
dengan “ => ”
Pernyataan majemuk “jika p maka q” yang dibentuk dari pernyataan p dan q
disebut implikasi dan ditulis p => q.

p q p=> q

B B B

B S S

S B B

S S B

Contoh:
p : Ada hewan berkaki dua. (B) q : Kucing berkaki dua. (B) p=>q : Jika ada
hewan berkaki dua maka kucing berkaki dua.
(B).

d. Biimplikasi
Biimplikasi adalah pernyataan majemuk yang merupakan gabungan dari
dua pernyataan dengan kata penghubung “...jika dan hanya jika...”,
dilambangkan dengan “... <=> ...”. Pernyataan “p ↔ q” dibaca “ p jika dan
hanya jika q “. Biimplikasi merupakan gabungan dua implikasi , maka: P ↔ q
=(p => q) ˄ (q => q)
Tabel kebenaran biimplikasi
p q P< = > q
B B B
B S S
S B S

9
S S B

Biimplikasi akan bernilai benar jika kedua pernyataan p dan q bernili


sama, dalam kasus lain biimplikasi bernilai salah.
Contoh:
p : 2 > 4. (S) q : 2 X 7 <. (S)

p=>q : 2 > 4 jika dan hanya jika 2 X 7 <. (S)

E. Negasi Pernyataan Majemuk

a. Negasi Konjungsi
Pernyataan konjungsi ( ) bila˄ diingkarkan menjadi ( ).˅ ~ (p q)˄
=~ p q˅
Pernyataan ekuivalen ~ (p q)˄ dengan ~ p ~q,˅ jadi secara umum negasi
pernyataan (p q˄ ) adalah ~ p q.˅
Contoh
P : Saya suka membaca buku. q : Saya tidak suka menonton TV.
p q˄ : Saya suka membaca buku dan tidak
suka menonton TV.
Maka ~ (p q˄ ) = ~p q ˅ : Saya tidak suka membaca buku dan suka
menonton TV.
b. Negasi Diskonjungsi
Pernyataan diskonjungsi ( )˅ bila diingkarkan menjadi ( ).˄ ~(p q˅ ) =~
p ~q˄ Contoh:
P : Mira pergi ke sekolah. q : Mira bermain di rumah.
Maka, p q ˅ : Mira pergi ke sekolah atau bermain di rumah.
Keadaan yang dinyatakan diskonjungsi di atas adalah Mira melakukan
salah satu atau kedua kegiatan tersebut, yaitu Mira pergi ke sekolah atau Mira
bermain di rumah. Negasi dari pernyataan ini adalah “ Mira tidak pergi ke
sekolah dan tidak bermain di rumah”, yang menyatakan Mira tidak melakukan
satupun dari kegiatan diatas.

c. Negasi Implikasi
Implikasi tidak bisa dinegasikan secara langsung, harus dibah dulu
menjadi bentuk disjungsi, baru bisa dilakukan proses negasi.

10
Secara umum, negasi pernyataan p => q adalah p ~q ˄ atau ditulis:
~(p => q) = q ~q˄ P : Matahari bersinar cerah. q : Hari ini tidak hujan. p =>q :
Jika matahari bersinar cerah, maka hari ini tidak hujan. Keadaan yang
dinyatakan implikasi di atas adalah jika matahari bersinar cerah terjadi, maka
hari ini tidak terjadi hujan. Negasi pernyataan yang bertantangan dengan
pernyataan ini adalah “ Matahari bersinar cerah dan hari ini hujan”.

d. Negasi Biimplikasi
Negasi pernyataan p => q adalah ~p =>q atau p =>q, ditulis:
~ (p ↔ q) = ~p => q atau ~ (p ↔q) = p ↔ ~q

F. Tautologi dan Kontradiksi


Tautologi adalah kalimat majemuk yang selalu benilai benar untuk seluruh
kemungkinannya. Kontradiksi adalah kalimat majemuk yang selalu bernilai salah
seluruh kemungkinannya.

p q ~p p^~q (p^~q) =>p


B B S S B
B S B B B
S B S S B
S S B S B

p ~q)˄ => p merupakan tautologi karena nilai kebenarannya selalu benar.

p (~p q)˄ ˄ merupakan kontradiksi karena nilai kebenarannya selalu salah.

G. Konvers, Invers, dan Kontraposisi


Dari sebuah implikasin “ p => q “ dapat dilakukan operasi konvers, invers dan
kontraposisi, yaitu sebagai berikut.
• Menukar antisenden dengan konsekuen, atau sebaliknya sehingga diperoleh
implikasi baru yang disebut konvers dari implikasi itu. Konvers dari “ p => q “
adalah “ q => p “ dan berlaku sebaliknya.
• Menegasikan antisenden dan konsekuen, sehingga diperoleh implikasi baru
yang disebut invers dari implikasi itu.
Invers dari “ p => q” adalah “ ~p => ~q “ dan berlaku sebaliknya.
• Menegasikan antisenden dan konsekuen, kemudian menukar letaknya sehingga
diperoleh kontraposisi dari implikasi itu.
Kontraposisi dar “ p => q ” adalah “ ~q => ~p “ dan berlaku sebaliknya.

11
Contoh:
p : Saya optimis. q : Saya sukses. p =>q : Jika saya optimis maka saya
sukses.
Jika p => q kontaposisinya adalah ~q = ~p, bila ditulis dalam kalimat menjadi:
“Jika saya tidak sukses, maka saya tidak optimis”

H. Penarikan Kesimpulan

a. Modus Ponens
Modus ponens adalah argumentasi atau penarikan kesimpulan yang disajikan
dalam bentuk sebagai berikut:
Premis 1 : p => q
Premis 2 : p
Konklusi : q
Modus ponens menyatakan apabila diketahui “ jika p maka q” benar, maka p
benar, disimpulkan q benar.
Contoh:
Premis 1 : Jika n bilangan gnap, maka n2 bilangan genap.
Premis 2 : 4 bilangan genap.
Konklusi : 42 merupakan bilangan genap.

b. Modus Tollens
Modus tollens adalah argumentasi yang disajikan dalam bentuk sebagai berikut:
Premis 1 : p => q
Premis 2 : ~p
Konklusi : ~q
Modus tollens menyatakan apabila diketahui “jika p maka q” benar, tidak
benar,maka r benar.
Contoh:
Premis 1 : Jika Nia berpikir positif, maka masalah akan cepat selesai. Premis
2: Masalah tidak cepat selesai.
Konklusi : Nia tidak berpikir positif.
.
c. Silogisme

12
Silogisme adalah argumentasi yang disajikan dalam bentuk sebagai berikut:
Premis 1 : p => q Premis 2 : q => r
Konklusi : p => r
Silogisme menyatakan apabila “ Jika p maka q” benar, dan “jika q maka r”
benar, disimpulkan “jika p maka r” benar.s Contoh:
Premis 1 : Jika saya rajin bersedekah, maka rezeki saya semakin banyak.
Premis 2 : Jika rezeki saya banyak, maka saya bahagia.
Konklusi : Jika saya rajin bersedekah, maka saya bahagia.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

13
Berdasarkan uraian di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa ilmu logika matematika
bisa diterapkan untuk membantu cabang ilmu matematika lain dalam menyusun kalimat
matematika, lalu membuktikan pernyataan- pernyataan di dalamnya sehingga pernyataan
menjadi bersifat universal dan dapat dipahami oleh matematikawan serta pembelajar
matematika di seluruh penjuru dunia.
Selain itu, cabang ilmu logika matematika juga turut membantu umat manusia dalam
mengasah alur berpikir yang benar serta membentuk suatu pemikiran yang sistematis dan
logis. Oleh karena itu, ketika dihadapkan dengan sebuah masalah, umat manusia diharapkan
dapat mengaplikasikan teori logika matematika ini sehingga masalah yang dihadapi bisa
terselesaikan secara rasional.
Dalam logika matematika ada dua kalimat yang penting, yaitu kalimat pernyataan dan
kalimat terbuka serta terdapat juga operasi logika, yaitu negasi (ingkaran), konjungsi,
disjungsi, implikasi dan biimplikasi. Dari suatu implikasi dapat dibentuk implikasi lain, yaitu
konvers, invers dan kontraposisi. Metode atau cara yang digunakan dalam penarikan
kesimpulan, yaitu modus ponens, modus tollens dan silogisme.

B. SARAN
Demikian makalah yang kami susun ini, semoga memberi manfaat bagi para pembaca.
Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan terkait isi makalah ini, kami
mempersilakan untuk menghubungi salah satu anggota kelompok kami. Kami memohon
maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-lambung-mangkurat/matematika/
matematika-kel2-logika-matematika/36786855

14
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/622432/mod_forum/attachment/587742/Tugas
%20Proyek%201_Kelompok%202.pdf?forcedownload=1

https://files.osf.io/v1/resources/c4dq8/providers/osfstorage/6024ac0573c9fe01540772d4?
action=download&direct&version=1

Soehardjo.1996. Dasar Matematika. Surakarta: UNS Press

http://bloogeragus.blogspot.co.id/2014/03/makalah-logika-informatika_23.html http://achieve-

ourdreams.blogspot.co.id/2012/05/makalah-logika-matematika.html

http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/11/makalah-logika-matematika.html

Jusmawati,S.Pd., M.Pd.Matematika dasar. Makassar : 2014

Lipschutz, Seymour dan George G. hall. 1988. Matematika Hingga. Jakarta: Penerbit
Erlangga

Fitri Lianingsih, Dkk, Super Modul Matematika, Jakarta : PT. Grasindo. Maulana,
Konsep Dasar Matematika dan Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis- Kreatif,
Sumedang: UPI, 2017.

Reni Dewi Susanti, Dasar-Dasar Logika Dalam Matematika, Malang :


APPTI, 2020.
Rubyanto, Goenawan, Matematika Dasar untuk PGSD, Malang : Gunung
Samudera,2015.

Ruseffendi, E.T, Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru Edisi
keempat, Bandung: Tarsito, 1989.

Yayuk, Erna, Suko Prasetyo, Kajian Matematika SD, Malang : UMM


Press,2019

15
16

Anda mungkin juga menyukai