Anda di halaman 1dari 6

Pengantar Logika Lembar Kerja Mahasiswa

Ir. Galih Wasis Wicaksono, M.Cs 1/1/21 Logika & Komputasi


MATERI I: PENGANTAR LOGIKA

A. PRETEST
Untuk Lembar Kerja Mahasiswa ini tidak ada kegiatan pretest.

B. PENDAHULUAN
Logika (logic) berasal dari kata bahasa yunani “logos”, yang jika diterjemahkan kedalam bahasa
inggris bermakna “word” atau “speech”. Sehingga definisi logika adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari atau berkaitan dengan prinsip penalaran argument yang valid.
Para pakar sepakat bahwa logika adalah studi tentang kriteria – kriteria untuk mengevaluasi
argument-argumen dengan menentukan mana argument yang valid dan mana argument yang
tidak valid, juga membedakan mana argument yang baik dan yang tidak baik.
Logika juga dapat dipahamai sebagai sistem formal yang menjelaskan peranan sekumpulan
rumus-rumus ataupun sekumpulan aturan untuk derivasi. Derivasi artinya adalah pembuktikan
validitas argument yang kuat dengan didukung kenyataan bahwa kesimpulan yang benar harus
diperoleh dari premis yang benar.
Logika secara umum erat kaitannya dengan penalaran deduktif (deductive reasoning), yakni
narikinan kesimpulan dari premis-premis pembentuknya. Berbeda penalaran induktif (inductive
reasoning) yang membangun kesimpulan dari penelitian atau observasi.
C. ARGUMEN
Argumen adalah usaha untuk mencari kebenaran dari suatu pernyataan berupa kesimpulan
dengan berdasarkan pada kebenaran dari satu kumpulan pernyataan yang disebut premis-
premis. Adapun bentuk argument berupa sekumpulan pernyataan yang terdiri dari premis-
premis dan diikuti satu kesimpulan
Contoh 1:
1. Semua mahasiswa pandai
2. Ahmad adalah mahasiswa
3. Dengan demikian, Ahmad pandai
Pada contoh 1, kalimat 1 dan 2 disebut sebagai premis, diikuti oleh kalimat 3 yang disebut
kesimpulan. Argumen pada Contoh 1 pasti dikatakan logis, karena dibentuk dari premis-premis
yang benar, serta disertai dengan kesimpulan yang benar.
Contoh 2:
1. Semua Manusia berkaki empat
2. Budi seorang manusia
3. Dengan demikian, Budi berkaki empat
Pada contoh 2, secara nalar argumen tersebut memenuhi kaidah bahwa sebuah argument
tersusun atas premis-premis dan diikuti dengan kesimpulan. Akan tetapi melihat konteks kalimat,
maka argumen tersebut akan dinilai tidak logis.
Oleh karena itu, logika juga disebut sebagai Logika Simbol, karena melakukan simbolisasi
terhadap kalimat-kalimat logika, sehingga pernyataan logika yang direpresentasikan dalam
bentuk kalimat, tidak mempengaruhi penarikan kesimpulan dari logika itu sendiri.
Logika saat ini mempengaruhi perkembangan keilmuan bidang computer, dimana logika dapat
diimplementasikan pada baik pada perangkat keras (hardware) maupun juga pada perangkat
lunak (software). Logika menjadi pondasi bagi siapapun yang akan mempelajari sistem computer
lebih lanjut. Selain itu logika juga akan meningkatkan kemampuan berpikir secara komputasi
(computational thinking).
D. SEJARAH LOGIKA
Logika pertama kali dikenal sebagai logika klasik, diperkenalkan oleh aristoteles (384-322 BC).
Aristoteles mengembangkan aturan penalaran silogistik yang benar. Menurutnya silogisme
adalah bentuk argumen yang terdiri dari pernyataan dengan salah satu atau keempat bentuk
berikut:
a. Semua A adalah B (universal affirmative)
b. Tidak A adalah B (universal negative)
c. Beberapa A adalah B (particular affirmative)
d. Beberapa A adalah tidak B (particular negative)
Variabel A dan B dapat digantikan dengan suatu benda atau obyek yang kemudian disebut
sebagai terms of syllogism. Sebuah silogisme dinyatakan sempurna (well formed syllogism) jika
memiliki dua buah premis dan satu kesimpulan, dengan masing-masing premis dan kesimpulan
memiliki satu term.
Logika modern atau logika simbolik dikembangkan oleh de Morgan (1806-1871) dan George
Boole (1815-1864). Logika modern mengenalkan simbol-simbol untuk kalimat yang lengkap dan
perangkai-perangkai seperti “dan”, “atau”, “jika-maka”, “jika dan hanya jika” serta
perangkai/operator lainnya.
Logika modern dijadikan dasar pembuatan aljabar boole yang dikembankan oleh George Boole
dan menjadi dasar teori tentang pengembangan komputer digital serta microprosesor yang
banyak digunakan saat ini.
Logika dalam bentuk dasar hanya memiliki satu dari dua nilai yakni:
1. True atau Benar atau T atau 1
2. False atau Salah atau F atau 0
Logika matematika yang menangani bentuk logika yang menangani 2 nilai (benar atau salah)
adalah:
a. Logika Proposisional: Logika ini berfokus pada pernyataan-pernyataan dalam golongan
proposisi.
Contoh logika proposisi:
1. Manusia tidak abadi
2. Soekarno adalah manusia
3. Dengan demikian, Soekarno tidak abadi
b. Logika Predikat: Logika ini berfokus pada predikat yang menyertai suatu pernyataan
dalam kalimat.
Contoh logika predikat:
1. Semua gajah memiliki belalai
2. Bona seekor gajah
3. Dengan demikian, Bona memiliki belalai
Perkembangan logika juga mengarah kepada Logika Banyak Nilai (many-valued logic), yang tidak
hanya berkutat pada nilai True atau False, tetapi juga dapat diterapkan pada nilai ketiga, baik
yang bersifat netral atau nilai yang memiliki antara yakni antara 0 sampai dengan 1. Salah satunya
ialah jenis Logika Fuzzy yang dikenalkan oleh Lotfi A. Zadeh (1973).
E. PENGANTAR LOGIKA PROPOSISI
Pengertian proposisi adalah setiap pernyataan yang hanya memiliki satu nilai benar atau salah
disebut sebagai proposisi. Sehingga logika proposisi adalah logika yang menangani, memproses
atau memanipulasi penarikan kesimpulan secara logis dari proposisi-proposisi yang digunakan.
Contoh 3:
1. Wati sedang belajar
2. DKI Jakarta adalah Ibu Kota Negara Indonesia yang terletak di pulau Jawa
Kedua kalimat pada Contoh 3 tersebut berbeda secara bahasa, misal kalimat 1 hanya terdiri dari
subyek dan predikat. Sedangkan kalimat kedua terdiri atas subyek, predikat dan keterangan.
Meskipun demikian dalam proposisi tidak dianggap sebagai masalah selama pernyataan tersebut
memiliki nilai benar atau salah.
Agar dapat lebih memahami konsep kalimat proposisi dan bukan kalimat proposisi, perhatikan
Contoh dibawah ini:
Contoh 4:
1. Yogyakarta adalah kota pelajar. (Proposisi Benar).
2. 2+2=4. (Proposisi Benar).
3. Semua manusia adalah fana. (Proposisi Benar).
4. 4 adalah bilangan prima. (Proposisi Salah).
5. 5x12=90. (Proposisi Salah).
6. Dimanakah letak pulau bali? (Bukan Proposisi)
7. Pandaikah dia? (Bukan Proposisi)
8. Andi lebih tinggi daripada Tina. (Bukan Proposisi)
9. 3x-2y=5x+4. (Bukan Proposisi)
10. x+y=2. (Bukan Proposisi)
kalimat proposisi juga dapat digabungkan dengan kalimat proposisi lainnya sehingga membentuk
kalimat proposisi majemuk. Seperti pada contoh berikut:
Contoh 5:
1. Anda harus belajar dengan rajin atau Anda akan gagal dalam studi
Berdasarkan contoh 5 diatas, kalimat proposisi majemuk tersebut terdiri atas 2 kalimat proposisi
tunggal atau yang kemudian dikenal dengan proposisi atomik.
a. Anda harus belajar dengan rajin
b. Anda akan gagal dalam studi.
Kalimat proposisi majemuk diatas juga menggunakan perangkai/ operator logika “atau”. Akan
tetapi perhatikan kalimat dengan multi subyek yang mengecoh pada saat pembentukan kalimat
majemuk, seperti contoh berikut:
Contoh 6:
1. Ayah dan Ibu pergi ke tempat nenek
Sekilas jika merujuk pada maksud kalimat, maka kalimat pada Contoh 6 dianggap sebagai
proposisi atomik. Namun, ketika diuraikan kalimat tersebut merupakan proposisi majemuk yang
terdiri atas:
a. Ayah pergi ke tempat nenek
b. Ibu pergi ke tempat nenek
Kalimat proposisi atomik tersebut dirangkaikan dengan perangkai/ operator logika “dan”. Selain
itu perhatikan juga penggunaan negasi yang mengecoh karena penggunaan lawan kata. Negasi
merupakan nilai kebalikan dari suatu kalimat proposisi. Perhatikan contoh berikut:
Contoh 7:
1. Ahmad kenyang
2. Ahmad tidak lapar
3. Ahmad tidak kenyang
4. Ahmad lapar
Keempat kalimat tersebut bukanlah kalimat yang sama, dan juga bukan lawan kata dari salah
satu kalimat lainnya. Keempat kalimat tersebut merupakan kalimat proposisi yang menggunakan
unary operator (satu operator) yakni pada kalimat 2 dan 3 pada Contoh 7 diatas. Jika ditelaah
kalimat proposisi Ahmad tidak lapar merupakan negasi dari kalimat proposisi Ahmad lapar,
demikian halnya kalimat proposisi Ahmad tidak kenyang merupakan negasi dari kalimat
proposisi Ahmad kenyang.
Sehingga pemberian nilai (value) pada kalimat proposisi sangat penting untuk menguatkan
konteks kalimat tersebut, sebelum disimbolisasikan. Pemberian nilai pada kalimat proposisi
berupa nilai True atau T dan False atau F sangat bergantung pada pengetahuan manusia di dunia
nyata. Padahal tidak ada satupun yang bersifat mutlak di dunia nyata. Perhatikan contoh berikut:
Contoh 8:
1. Jika Malang adalah kota madya, maka Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur
Kalimat tersebut dapat memiliki nilai benar (True), jika mengetahui informasi tentang Malang,
Surabaya, Jawa Timur, kota madya dan ibukota. Akan tetapi bagi mereka yang tidak mengetahui
informasi tersebut, misalnya warga negara asing, maka bisa saja nilai dari kalimat proposisi
tersebut adalah salah (False). Dengan demikian perlu mengubah kalimat proposisi ke dalam
bentuk simbol yang dikenal dengan istilah variabel, untuk menghindari penafsiran berbeda
terhadap nilai suatu kalimat. Pemberian nilai dapat dilihat pada Contoh 9.
Contoh 9:
1. Ahmad kenyang
2. Ahmad lapar
3. Ahmad tidak kenyang
4. Ahmad tidak lapar
▪ A = Ahmad kenyang
▪ B = Ahmad lapar
▪ ¬A = Ahmad tidak kenyang
▪ ¬B = Ahmad tidak lapar
F. POSTTEST
1. Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan proposisi?
a. Apakah jawabanmu benar Budi?
b. Wati pergi kuliah
c. Tutup pintu itu Andi!
d. 4 adalah bilangan prima
e. Suriname terletak di benua asia.
2. Apa bentuk kebalikan (negasi) dari proposisi berikut?
a. Hari ini adalah hari minggu
b. 2+3 = 5
c. Candi Borobudur tidak terletak di DIY
d. Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa
e. 7 adalah bilangan ganjil
3. Tentukan manakah dari kalimat berikut yang atomik dan majemuk. Jika majemuk, uraikan
menjadi atomik.
a. Budi pintar, demikian juga Wati.
b. Budi mengerjakan tugas yang sama dengan Wati
c. Budi mengerjakan tugas atau Wati membantu Ibu
d. Wati dan Budi sama-sama tidak hadir
e. Budi belajar sungguh-sungguh atau Wati tidak lulus ujian

Anda mungkin juga menyukai