Anda di halaman 1dari 10

MENGENAL DASAR LOGIKA PREDIKAT

TUGAS MATA KULIAH LOGIKA INFORMATIKA


Dosen Pembimbing: Abdul Charis Fauzan,M.kom

Oleh:
MOCHAMAD BUQORI MUSLIM 1855201033

AHMAD WILDAN ALFARIZY 1855201036

KANA ACHSANUR RIJAL 1855201074

YUNI SULIASTIAWATI 1855201039

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


Fakultas Ilmu Eksakta
Prodi Ilmu komputer
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “menggunakan tablo semantik sebagai alternatif pembuktian
konsistensi”
Kami sangat menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak
bisa lepas dari bantuan banyak pihak, untuk itu kami menghaturkan rasa
hormat dan terimakasih kepada seluruh pihak dalam pembuatan makala ini.
Kami menyadari makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
baik materi atupun penulisan. Namun demikian kami telah berusaha
dengan segala kemampuan dan pengetahuan sehingga dapat selesai dengan
baik. Dan oleh karena itu, dengan rendah hati dan tangan terbuka kami
menerima masukan dan saran untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Kediri, 16 Januari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul..........................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................ii

Daftar Isi..................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

I.I Latar belakang………………………………………………..1

I.II Rumusan Masalah…………………………………………...2

I.III Tujuan Pembahasan………………………………………...2

BAB II Pembahasan

II.I Argumen Pada Logika Predikat ……….....…………………3

BAB III Penutup

I Ringkasan…...............................................................................6

Daftar Pustaka……………………..…………..………………....……7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Sama dengan pembahasan yang pernah kita bahas pada buku seri logika
matematika tentang logika proposisional, dititik beratkan pada pembuktian validitas
suatu argumen gengan berbagsi teknik yang baik, dengan menggunakan tabel kebenaran
sebagai dasar pembuktian.
Selain dari tabel kebenaran, ada pula dengan setrategi pembalikan yang bisa
dibilang bermanfaat untuk pembuktian validitas yang ditekankan pada konsistensi dan
ketidak konsistenan dengan pernyataan-pernyataan di dalam argumen tersebut. Banyak
teknik lain yang memakai stategi perbaikan dan sudah dikenalkan, misalnya tablo
simatik, resolusi dll.
Dengan kata lain, logoka proposisional sudah mampu menangani segala
pernyataan yang sederhana dan banyak dijumpai dalam pristiwa dalam keseharian.
Namun logika proposisional pada kenyaraanya masih belum mampu mengatasi berbagai
argumen dengan isi pernyataan yang rumit serta selalu ada dalam pristiwa keseharian.

1
I.II Rumusan Masalah

1. Bagaimana argumen pada logika predikat?

I.III Tujuan Pembahasan

1. Menjelaskan argumen pada logika predikat.

2. Memahami logika predikat sebagai pengembangan dari logika proposisi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.I Argumen Pada Logika Predikat


Validasi sebuah argumen bisa dibuktikan melalui contoh yang sama dengan
contoh 14-1. Amati contoh argumen brikut:
Contoh 14-2:
1) semua lumba-lumba pasti pandai
2) dolpin adalah seekor lumba-lumba
3) dengan demikian ,dolpin pasti pandai
menurut pemikiran kebnyakan orang akan berpendapat bahwa argumen diatas memiliki
validitas berikur akan dibuktikan dengan logika proposisional, hasilnya tidak bisa
diselesaikan. Olehkarna itu,harus melakukan percibaan untuk pembuktian validitas
tersebut semakin meyakinkan.
Pembuktianya bisa dilakukan dengan menyamakan prosedur logika proposisional
dengan terlebih dahulu menentukan proposisi-proposisinya:
F = semua lumba-lumba pasti pandai
G=dolpin adalah seekor lumba-lumba
H=Dolpin pasti pandai
Setelah itu akan menjadi sebagai berikut:
F Premis 1
G Premis 2
H Kesimpulan
Dengan demikian dalam bemtuk ekspresi logika akan menjadi:
(F Ʌ G) → H
Dalam bentuk logika ekspresi diatas, tidak memiki hukum-hukum logika
proposisional yang bisa digunakan dalam pembuktian validitas argumen tersebut
dikarenakan tidak ada penghubung antara ketiga proposisi yang dipakai.atai tidak
mungkin suatu kesimpulan dapat ditarik dari premis-premis ynag berbeda. Dengan kata
lain tidaak mungkin suatu kesimpulan berupa H dapat dihasilkan dari premis F dan
premis G.
Pada logika proposisional sudah diketahui bahwa kesimpulan harus diambil atau
berasal dari premis-premisnya, atau proposisi inti harus diambil dari premis yang ada,
serta kesimpulan yang bernilai benar harus berasal dari kebenaran nilai premis.
Meskipun sudah diketahui ketiga premis tersebut saling berhubungan erat,
premis 1 hanya berhubungan dengan ‘‘lumba-lumba”, sementara premis 2 dan
kesimpulan berhubungan dengan lumba-limba bernama “dolpin”. Mestinya hubungan
akan selalu ada, dan ketika pernyataan diatas tetap memerlukan tiga huruf untuk
melambangkannya.

3
Jika argumen diatas akan dibuktikan kebenaranya dengan logika proposisional,
mungkin masih dapat diperbaiki pernyataanya untuk dapat dibuat proposisinya karna
logika proposisional memperbolehkan perbaikan kata dalam suatu pernyataan, misalnya
sebahai brikut :
Contoh 14-3
(1) jika dolpin merupakan lumba-lumba,maka ia pasri pandai
(2) dolpin adalah lumba-lumba
(3) dengan demikian, ia pasti pandai
maka ekspresi logika yangdibentuk dari proposisi-proposisi relevan adalah :
Q → E Premis 1
Q Premis 2
E Kesimpulan
Dalam bebtuk ekspresi logika adalah:
Pada logika proposisional, ekspresi logika diatas sudah benar karena kesimpulan
diambil dari premis-premisnya. Wujud ekspresi diatas merupakan ,modus ponens
shingga bisa ditulis:
{ Q → E } ‫ =׀‬Q
Masalah yang terjadi adalah pernyaraan tersebut tidak memuat semua ide pda
pernyataan di argumen yang pertama, yang menunjukan pernyataan “semua lumba-
limba pandai”. Pokok pikiran dalam pernyataan yrtsebut tidak tersalurkan pada argumen
kedua karena hanya menunjukan seekor lumba-lumba bernama dolpin, bukan semua
lumba-lumba.
Contoh 14-1
(1) jika dolpin seekor lumba-lumba,maka ia pasti pandai
(2) luna seekor lumba-lumba
(3) dengan demikian, ia pasti pandai
siapakah “ia” yang berada pada kesimpulan? Apakah dolpin atau luna?
Seandainya premis 1 duganti menjadi “jika luna seekor lumba-lumba,maka ia
pasti pandai”,maka pernyataan tersebut sudah tepat. Akan tetapi,argumen tersebut
mengarah kepada dua masalah yakni dolpin dan luna sehingga kata “ia”, sebagai kata
ganti tunggal, tidak bisa berperan dengan tepat, karena bisa berarti dolpin dan bisa
berarti luna.
Jadi suatur aegumen sangat kuat logikanya, memang ada yang tidak dapat
ditangani logika proposisi.oleh karna itu logika proposisi diperluas menjadi logika
predikat (predicate logic) atau kalkulus predikat (predicate calculus) atau secara
keseluruhan first order predicate logic (fopi).
Untuk mencari kemiripan pernyataan dalam argumen logika predikat, diperlukan
sebuah yang mampu menghubungkan. Seperti contah trakhir penghubungan antara
dolpin dan luna keduanya adalah lumba=lumba. Hal lain untuk mengidentifikasi

4
individu-individunya, yaitu dolpin dan luna, perlu dicari properti dan predikatnya. Ini
merupakan langkah pertama logika predikat sebelum membuktikan validitasunya.
Secara keseluruhan, predikat dipakai untuk menjelaskan properti, yakni hubungan
antara beberapa individu. Lihat contoh kecil sebagai brikut :
Contoh 14-5
 erik dan caca berpacaran
pada logika proposisional akan dibagi menjadi dua pernyataan, yakni “erik
berpacaran” dan “caca berpacaran”. Kedua pernyataan tersebut akan menjadi aneh
karena jelas yang diinginkan tidak seperti itu. Pada bagian ini tidak diketahui dengan
siapa erik atau caca berpacaran padahal pada pernyataan pertama diketahui badwa erik
dengan caca atau caca dengan erik.
Menggunakan logika predikat, kata “berpacaran” pada bagian diatas amerupakan
predikat, sedangkan individu yang berupa entitas dihubungakan dengan predikat
tersebut, yakni erik dan caca disebut trem. Pada logika predikat berfungsi sama seperti
kata benda (noun) pada bahasa inggris.
Sebagai penambah term dan predikat, orang yang memakai kuantor(quantifier),
sedangkan prosesnya disebut pengkuantoran (quantification).kuantor mendeteksi
seberapan banyak perulangan pada pernyataan tersebut yang bernilai benar, trutama
kuantor universal (universal quantifier) yang menyampaikan suatu pernyataan tertentu
yang bernilai benar. Kuantor lainya adalah kuantor eksistensial yang menyampaikan
bahwa suatu pernyataan kadang-kadang bernilai benar atau mungkinjuga salah.
Padapernyataan “semua lumba-lumba pasti pandai” maka kaliamat “semua’’ secara
unversal bernilai benar.
Dilihat dari pernyataan diatas maka hubungan antara logika predikat dan logika
proposisional menjadi jelas, logika proposisional menjadi universal atau menjadi
umum.oleh sebabp itu selain term,predikat dan kantor, logika predikat juga mempunyai
proposisi-proposisi dan perangkain sebagai bagian dari pembahasan dan proses
manipulasinya.
Sebuah bagian yang penting dari logika predikat adalah fungsi proposional
(prostional function) atau bisa disebut fungsi saja. Fungsi tampil penting dalam
penggunaan persamaan-persamaan sebab ia bertugas persis seperti variabel perangkai
logika, dan setelah itu membentuk ekspresi logika. Dari yang sederhana hingga yang
rumit serta digunakan sebagai bahan untuk manipulasi secara matematis.
Bagai para ahli dlm bidang ilmu komputer, logika predikat berperan sangat penting
dengan alasan-alasan. Pertama, logika predikat memberi alasan logis yang mendasar
bahasa pemrograman logika, misalnya: prolog dan LISP.kedua, logika bredikan bisa
mendorong perkembangan kebutuhan aplikasi komputer.

5
BAB III

PENUTUP
III.I RINGKASAN

1. Argumen yang tidak bisa diselesaikan dengan logika proposisional diselesaikan


menggunakan logika predikat.
2. Semua yang ada pada logika proposisional tetap digunakan oleh logika predikat,
seperti perangkai, namun yang dirangkai sekarang adalah fungsi proposisional.
3. Logika predikat merupakan pengembangan dari logika proposisional dengan
menambah pengkuantoran dan istilah-istilah baru. Seperti term, kuantor,
predikat, fungsi dan sebagainya.

6
Daftar Pustaka
F. Soesianto & Djoni Dwijono. 2006.Logika Matematika Untuk Ilmu Komputer.
Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai