Anda di halaman 1dari 11

KUANTOR

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata kuliah : KONSEP DASAR MATIMATIKA

Dosen Pengampu : Lailatun Nur Kamalia Siregar

Disusun oleh

Semester II / PGMII VI

1.

2.

3.

4. Tirti Dara Lestari (0306213180)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

MEDAM

T.A. 2022 / 2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya
kepada kita semua sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Sholawat serta salam marilah kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Sebagai suri
tauladan umat Islam dan semoga kita mendapatkan syafaatnya kelak pada hari akhir.

Makalah ini dibuat dari hasil pembelajaran pemakalah terhadap referensireferensi yang
pemakalah dapatkan. Tujuan penulisan makalah ini, agar dapat memahami tentang kuantor.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar
matimatika dengan judul “kuantor”.

Dalam penyusunan, penulisan semua proses yang menyangkut terselesaikan makalah ini,
pemakalah ini tidak bekerja sendiri. Banyak pihak yang mendukung kesuksesan makalah ini. Untuk itu,
pemakalah ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu lailatun nur kamalia siregar sebagai dosen mata
kuliah konsep dasar matimatika yang telah memberikan banyak bantuan arahan dan petunjuk yang
sangat jelas sehingga mempermudahkan pemakalah dalam menyelesaikan tugas ini. Terima kasih juga
kepada teman-teman seperjuangan yang telah meluangkan waktunya untuk dapat berdiskusi hingga
selesailah makalah ini.

Pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik cara penulisan
maupun isinya. Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran sehat
demi perbaikan makalah selanjutnya. Akhir kata pemakalah berharap agar makalah ini dapat menjadi
berkat dan bermanfaat bagi kita semua. Aamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Medan, 8 juni 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ABSTARAK

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. KDJ

B. BJHS

C. JFJ

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK

Logika memegang peranan sangat penting di bidang ilmu komputer yang digunakan sebagai
dasar untuk Bahasa Pemrograman, Basis Data, Kecerdasan Buatan, Rekayasa Perangkat Lunak dan lain-
lain. Jika ingin mempelajari ilmu komputer, maka tidak dapat terlepas dari masalah logika. Logika
sebagai salah satu bidang ilmu yang bisa berdiri sendiri, dapat digunakan untuk mengevaluasi dan
mengelompokkan struktur dari argumen - argumen dan pernyataan – pernyataan yang diperoleh dari
studi tentang pengaruh formal sistem dan argumen pada bahasa manusia sehari-hari.

Kuantor merupakan kalimat ekspresi yang memuat kuantitas obyek yang terlibat misalnya ada ,
semua, beberapa , tidak semua dan lain-lain. Kuantor terdiri dari dua bentuk yaitu Kuantor Universal dan
Kuantor Eksistensial. Kuantor Universal memiliki kata – kata yang mengandung makna umum dan
menyeluruh sedangkan Kuantor Eksistensial memiliki kata – kata yang mengandung makna khusus
sebagian. Domain penafsiran kuantor sangat penting untuk menentukan jenis kuantor yang akan
digunakan serta mempengaruhi simbolnya.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Masalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. LOGIKA PROMOSAL

Logika adalah bagian dari matematika, tetapi pada saat yang sama juga merupakan bahasa
matematika. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ada kepercayaan bahwa semua hal dalam
matematika bisa direduksi menjadi logika simbolik dan bisa dibuat menjadi formal sepenuhnya.
Kepercayaan ini, walaupun masih dipegang dalam bentuk modifikasinya sekarang ini, telah
digoyahkan oleh K. Godel pada tahun 1930 ketika ia menunjukkan bahwa selalu ada sejumlah
kebenaran yang tidak bisa diturunkan dalam sistem formal apapun. Studi tentang logika simbolik
biasanya dibagi menjadi beberapa bagian. Yang pertama dan paling mendasar adalah logika
proposisi. Di atasnya nanti adalah logika predikat yang merupakan bahasa matematika.

Logika adalah ilmu tentang penalaran (reasoning). Penalaran berarti mencari bukti validitas dari
suatu argumen, mencari konsistensi dari pernyataan – pernyataan, dan membahas materi tentang
kebenaran dan ketidakbenaran. Logika Klasik atau Logika Tradisional, pertama kali diperkenalkan
oleh Aristoteles, seorang filsuf dan ahli sains dari Yunani, sehingga logika yang diperkenalkannya
disebut Logika Aristoteles. Aristoteles mengembangkan suatu aturan – aturan untuk penalaran
silogistik yang benar. Menurutnya, suatu silogisme adalah suatu argumen yang terbentuk dari
pernyataan – pernyataan dengan salah satu atau keempat bentuk berikut ini: 1. Semua A adalah B 2.
Tidak A adalah B 3. Beberapa A adalah B 4. Beberapa A adalah tidak B Huruf A dan B di atas
menggantikan suatu kata benda, misalnya “manusia”, “hewan”, “mawar”, dan sebagainya, yang
disebut terms of syllogism. Suatu silogisme yang berbentuk sempurna disebut well-formed
syllogism, jika memiliki dua buah premis dan satu kesimpulan, di mana setiap premis memiliki satu
pokok (term) bersama dengan kesimpulan dan satu lagi pokok bersama dengan premis lainnya.
Dalam logika klasik, aturan – aturan telah dirumuskan agar suatu well-formed syllogism dapat
dipastikan merupakan suatu bentuk argumen yang valid atau tidak valid.

Logika Modern atau Logika Simbolik dikembangkan dari Logika Aristoteles oleh Augustus De
Morgan dan George Boole, para ahli matematika Inggris dari pertengahan abad XIX. Logika modern
mengenalkan simbol – simbol untuk kalimat yang lengkap dan perangkai- perangkai (connectives)
yang akan merangkainya, misalnya “and”, “or”, “if…then…”, dan sebagainya. Dalam bentuk yang
biasa, semua well-formed sentences di dalam logika modern memiliki satu nilai saja dari dua nilai
berikut yaitu benar (true) atau salah (false). Nilai benar dapat diganti angka 1 sedangkan nilai salah
diganti dengan angka 0. Inilah yang disebut logika dua nilai (two –valued-logic atau bivalent), karena
hanya memiliki dua kemungkinan nilai yaitu benar atau salah.

Ekspresi logika adalah istilah lain dari logika proposisional, nama lain dari bentuk – bentuk logika
termasuk proposisi majemuk. Dengan kata lain ekspresi logika adalah proposisi- proposisi yang
dibangun dengan variabel – variabel logika yang berasal dari pernyataan atau argumen. Jadi variabel
logika atau variabel proposisional merupakan huruf – huruf tertentu yang dirangkai dengan
perangkai logika, dapat dinamakan ekspresi logika atau formula. Setiap ekspresi logika dapat bersifat
atomik atau majemuk tergantung dari variabel proposisional yang membentuknya bersama
perangkai yang relevan. Proposisi atomik berisi satu variabel proposisional sedangkan proposisi
majemuk berisi minimum satu perangkai dengan lebih dari satu variabel proposisional. Well formed
formulae (wff).

a. Proposisi

Di matematika, kita selalu mengasumsikan bahwa setiap pernyataan yang disebut proposisi
selalu jelas maksudnya dan tidak ambigu sehingga hanya ada dua kesimpulan tentang
pernyataan itu, yaitu benar atau salah dan tidak ada pilihan lain selain keduanya. Hal ini berbeda
dengan pernyataan dalam kehidupan seharihari yang tidak selalu bisa ditentukan kebenarannya
dan bermakna ganda, terutama pernyataan politik. Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar
atau salah, tetapi tidak keduanya sekaligus.

- Contoh proposisi

Bukit tinggi adalah ibukota propinsi Sumatera Barat. Sebuah segitiga memiliki tiga sudut dalam.
2 + 6 = 9 Sembilan adalah salah satu bilangan prima. Semua pernyataan di atas bisa ditentukan
nilai kebenarannya dan hanya memiliki satu nilai kebenaran.

- Contoh bukan proposisi

Lukisan Affandi itu indah sekali. Semoga lekas sembuh. x + 6 = 9. Semua pernyataan pada contoh
terakhir bukan proposisi. Yang pertama adalah suatu pertanyaan, dan yang kedua merupakan
suatu perintah, dan karenanya bukan proposisi. Yang ketiga memiliki nilai kebenaran yang
relatif, sebagian orang akan menilai BENAR, tapi sebagian yang lain mungkin berpikir nilainya
SALAH. Jadi, memiliki dua nilai kebenaran. Selanjutnya, pernyataan keempat merupakan suatu
harapan. Pernyataan yang terakhir nilai kebenarannya masih bersifat terbuka bergantung pada
nilai x.

b. Ingkaran penghubung logika

Dari satu atau lebih proposisi tunggal, kita bisa membentuk proposisi baru dalam bentuk
ingkaran/negasi (-) atau menggunakan penghubung logika (logical connectives). Ada empat
penghubung logika yang kita kenal, yaitu: konjungsi (∧), disjungsi (∨), implikasi (⇒), dan
biimplikasi (⇔).

c. Negasi

Negasi atau ingkaran dari suatu proposisi didefinisikan sebagai bukan kasus proposisi tersebut.
Negasi dilambangkan dengan (-). Kita dapat membuat pernyataan negasi/ingkaran dari suatu
pernyataan dengan menambahkan atau menghilangkan kata ”tidak” atau ”bukan” pada
pernyataan awalnya.

d. Konjungsi

Konjungsi adalah proposisi majemuk yang dihubungkan oleh kata ”dan” atau ”yang”. Konjungsi
dilambangkan dengan ∧. Kita definisikan bahwa pernyataan ”P dan Q” bernilai BENAR jika P
BENAR dan Q BENAR dan pernyataan ”P dan Q” bernilai SALAH jika P SALAH atau Q SALAH.
e. Disjungsi

Disjungsi adalah proposisi majemuk yang dihubungkan oleh kata ”atau”. Disjungsi dilambangkan
dengan ∨. Kita definisikan bahwa pernyataan ”P atau Q” bernilai BENAR jika P BENAR atau Q
BENAR dan pernyataan ”P atau Q” bernilai SALAH jika P SALAH dan Q SALAH.

f. Implikasi

Implikasi adalah proposisi majemuk yang berbentuk ”jika..., maka....” dan dilambangkan dengan
=> Pernyataan ”P => Q” dapat dibaca ”jika P, maka Q”. Dalam hal ini P disebut anteseden,
sedangkan Q disebut konsekuen.

B. METODE KUANTOR

Kuantor terdiri dari dua bentuk yaitu Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial. Kuantor
Universal memiliki kata – kata yang mengandung makna umum dan menyeluruh sedangkan
Kuantor Eksistensial memiliki kata – kata yang mengandung makna khusus sebagian. Domain
penafsiran kuantor sangat penting untuk menentukan jenis kuantor yang akan digunakan serta
mempengaruhi simbolnya.

Cara terbaik untuk membuat notasi simbol dengan logika predikat adalah dengan contoh –
contoh yang relevan, seperti berikut ini: Dumbo adalah seekor gajah, sehingga notasi nya
adalah: G (d) Notasi di atas dapat dibaca “gajah Dumbo” atau dengan pernyataan lain “Dumbo si
gajah”. Inilah yang dinamakan fungsi proposisi. Perannya sama dengan variabel proposisional
pada logika proposisional sehingga disebut juga fungsi proposisional. Predikat pada notasi di
atas menggunakan huruf besar, sedangkan variabel atau konstanta individual (objek)
menggunakan huruf kecil.

C. KUANTOR UNIVERSAL (UNIVERSAL QUANTIFIER).

Kuantor universal menunjukkan bahwa setiap objek dalam semestanya mempunyai sifat kalimat yang
menyatakannya. Kita dapat meletakkan kata-kata “Untuk semua/setiap x” di depan kalimat terbuka yang
mengandung variabel x untuk menghasilkan kalimat yang mempunyai suatu nilai kebenaran. Nilai x
ditentukan berdasarkan semesta pembicaraannya. Kuantor universal disimbolkan dengan “”. Kuantor
universal mengindikasikan bahwa sesuatu bernilai benar untuk semua individual- individualnya.
Perhatikan kalimat berikut ini : “Semua gajah mempunyai belalai” Maka jika predikat “mempunyai
belalai” diganti dengan simbol B maka dapat ditulis : G(x) B(x), dapat dibaca “Jika x adalah gajah,
maka x mempunyai belalai” Tetapi kalimat di atas belum berupa kalimat berkuantor karena kalimat
diatas belum memuat kata “semua”. Untuk itu perlu ditambahkan simbul kuantor universal sehingga
menjadi (x)(G(x) B(x)), jadi sekarang dapat dibaca ” Untuk semua x, jika x adalah gajah, maka x
mempunyai belalai”. Pernyataan-pernyataan yang berisi kata ”semua”, ”setiap”, atau kata lain yang sama
artinya, mengindikasikan adanya pengkuantifikasian secara universal, maka dipakai kuantor universal.
Dalam bahasa inggris, misalnya untuk orang ada kata ”every people”, ”all people”, ”anybody”, “each
people”, dan lain-lainnya. Misalnya jika diketahui pernyataan logika, ”Setiap mahasiswa harus belajar
dari buku teks”, jika ingin ditulis dalam logika predikat, maka ditentukan misal B untuk “ harus belajar
dari buku teks”, sehingga jika ditulis B(x), berarti “x harus belajar dari buku teks”. Kata “Setiap
mahasiswa” mengindikasikan bernilai benar untuk setiap x, maka penulisan yang lengkap adalah : (x) Bx,
dibaca “Untuk setiap x, x harus belajar dari buku teks”. Akan tetapi notasi diatas belum sempurna karena
x belum menunjuk mahasiswa, maka harus lebih ditegaskan dan sebaiknya ditulis : (x)(M(x) B(x)),
dibaca “Untuk setiap x, jika x mahasiswa, maka x harus belajar dari buku teks”.

Langkah untuk melakukan pengkuantoran universal :

Perhatikan pernyataan berikut ini : “Semua mahasiswa harus rajin belajar” Untuk melakukan
pengkuantoran universal pada pernyataan tersebut maka dilakukan langkah-langkah seperti berikut :

1. Carilah lingkup (scope) dari kuantor universalnya, yaitu “Jika x adalah mahasiswa, maka x harus rajin
belajar”. Selanjutnya akan ditulis : mahasiswa(x) harus rajin belajar(x).

2. Berilah kuantor universal di depannya (x)(mahasiswa(x) harus rajin belajar(x)).

3. Ubahlah menjadi suatu fungsi (Ax)(M(x) B(x))

Contoh 2.8 :

- ”Semua tanaman hijau membutuhkan air untuk tumbuh ”. Jika x adalah tanaman hijau, maka
x membutuhkan air untuk tumbuh Tanaman hijau(x) membutuhkan air untuk tumbuh(x)
(x) (Tanaman hijau(x) membutuhkan air untuk tumbuh(x)) (x)(T(x) A(x))

- ”Semua artis adalah cantik”. Jika x adalah artis, maka x cantik, Artis(x) cantik(x). (x)
( Artis(x) cantik(x)) (x)(A(x) C(x))
D. . KUANTOR EKSISTENSIAL (EXISTENSIAL QUANTIFIER)

Kuantor eksistensial menunjukkan bahwa diantara objek-objek (term –term) dalam semestanya,
paling sedikit ada ada satu term/objek yang memenuhi sifat kalimat yang menyatakannya. Kita dapat
meletakkan kata-kata : “Terdapat…..”, “Beberapa x bersifat…..”, “Ada……”, “Paling sedikit ada satu
x………” di depan kalimat terbuka yang mengandung variabel x. Kuantor eksistensial disimbolkan dengan
””. Kuantor eksistensial mengindikasikan bahwa sesuatu kadang-kadang bernilai benar untuk individu-
individualnya. Dalam bahasa inggris, penggunaan kuantor eksistensial dapat ditunjukkan dengan
penggunaan kata kata: ”some”,” there is”, ”at least one”, dan kata-kata lain yang sama artinya
Perhatikan kalimat berikut ini : ” Ada pelajar yang memperoleh beasiswa berprestasi ” Untuk melakukan
pengkuantoran eksistensial pada pernyataan tersebut, dilakukan langkkah-langkah sebagai berikut :

1. Carilah scope dari kuantor-kuantor eksistensialnya, yaitu :

“Ada x yang adalah pelajar, dan x memperoleh beasiswa berprestasi “. Selanjutnya akan ditulis :
Pelajar(x) memperoleh beasiswa berprestasi(x)

2. Berilah kuantor eksisitensial di depannya. (x) (Pelajar(x) memperoleh beasiswa berprestasi(x))

3. Ubahlah menjadi suatu fungsi. (x)(P(x) B(x))

E. KALIMAT BERKUANTOR
Contoh 2.9:

1. “Beberapa orang rajin beribadah”. Jika ditulis dengan menggunakan logika predikat, maka:

”Ada x yang adalah orang, dan x rajin beribadah”.

(x)(Orang(x) rajin beribadah(x))

(x)(O(x) I(x))

2. “Ada binatang yang tidak mempunyai kaki”.

“Terdapat x yang adalah binatang, dan x tidak mempunyai kaki”.

(x)(binatang(x) tidak mempunyai kaki(x))

(x)(B(x) K(x))

3. Misalkan B adalah himpunan bilangan bulat. Tentukan nilai kebenaran

(x B)(x2=x).

(x B)(x2=x) dapat dibaca “Terdapat x yang adalah bilangan bulat dan x memenuhi x 2=x”. (x B)
(x2=x) akan bernilai benar jika dapat ditunjukkan paling sedikit ada satu bilangan bulat yang
memenuhi x2=x. Misal x= -1, maka (-1)2=1 Tidak memenuhi X= 1, maka (1)2=1 Memenuhi Karena ada
satu nilai yang memenuhi, yaitu x=1, maka pernyataan di atas bernilai benar.

Anda mungkin juga menyukai