Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH LOGIKA DALAM BERBAGAI BENTUKNYA

Disusun oleh:
Ridho Abdillah (1920302027)

Dosen pembimbing:
Ahmad Rifai Abun M.Hum.

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2020
Kata pengantar

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugrah darinya kami mampu untuk
menyelesaikan makalah kami dengan judul “Larangan korupsi, kolusi,
menimbun dan memonopoli”.

Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita curahkan kepada


junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan
sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah agama islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh
alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami memimta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali.
Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini
masih memiliki banyak kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada


setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses
penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.

Palembang, 27 desember 2020


Daftar isi

Kata pengantar……………………………………………… 2

Daftar Isi……………………………………………………. 3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………..4

B. Rumusan Masalah………………………………………………….5

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Logika sebagai ilmu pengetahuan……………………………………5

B. Logika sebagai cabang filsafat………………………………………..6

C. Dasar dasar logika…………………………………………………….6

D. Sejarah sejarah logika………………………………………………...7

E. Macam logika…………………………………………………………9

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………10

B. Saran………………………………………………………………..10

C. Daftar pustaka……………………………………………………..10
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
perkembangan logika pada saat sekarang ini sangat pesat sekali
dan hampir setiap saat ada teori-teori baru logika yang tidak dapat
diuraikan keseluruhan dalam modul ini. Logika pada dasarnya dibedakan
antara logika deduktif dan logika induktif, adapun yang akan diuraikan
dalam kesatuan beberapa modul ini hanya logika deduktif, dan yang
berlaku pada saat sekarang ini bukan logika selogistik atau juga bukan
logika tradisional, yang sering disebut dengan logika modern atau logika
simbolik.

Logika modern menggunakan teori himpunan sebagai pangkal


dan sekaligus sebagai bentuk penalarannya. Logika sebagai teori
penyimpulan menggunakan bahasa sebagai ungkapan konsep maupun
pendapat karena pendapat yang terdiri atas hubungan dua konsep tidak
dapat diketahui oleh orang lain sehingga membutuhkan bahasa sebagai
ungkapannya, baik bahasa alami maupun bahasa ilmiah. Fungsi bahasa
salah satu, di antaranya logika dan komunikatif, serta fungsi inilah ilmu
pengetahuan dapat berkembang dengan pesat sesuai dengan
perkembangan pemikiran manusia.

Bahasa yang digunakan dalam logika adalah berbentuk kalimat


yang dapat dinilai benar atau salah, yang disebut juga dengan kalimat
berita. Kalimat ini hanya dua kemungkinan nilainya, benar atau salah
yang berdasar pertimbangan akal, tidak ada penilaian setengah benar atau
setengah salah. Selanjutnya, untuk mendukung pengenalan terhadap
logika ini perlu juga dikemukakan sejarah ringkas logika sehingga dapat
diketahui bentuk logika yang bagaimana perkembangan saat sekarang ini
karena jika belajar logika sekarang berarti logika yang dikembangkan
saat sekarang ini bukan logika tradisional atau logika selogistik, sama
halnya jika belajar matematika adalah matematika yang berlaku saat ini
bukan matematika tradisional. Dalam logika selogistik atau logika
tradisional banyak kelemahan-kelemahannya,

Dengan dasar sejarah logika tersebut, dalam makalah logika ini akan
menggunakan teori-teori yang berlaku saat sekarang, yang kebenaran
bentuk logikanya sesuai dengan isi sehingga materi-materi yang tidak
mendukung dalam penalaran tidak diuraikan dalam makalah ini. Setelah
mempelajari modul pertama ini, diharapkan kalian dapat memahami
tentang pengertian dasar logika dan bahasa yang digunakan dalam logika
serta perkembangan logika sampai saat sekarang.

B. Latar belakang

1. Apa pengertian logika sebagai cabang ilmu pengetahuan

2. Apa pengertian logika sebagai cabang filsafat

3. Bagiamana dasar-dasar logika dan sejarah-sejarah logika

4. Apa macam dari logika

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Logika sebagai ilmu pengetahuan


Logika berasal dari kata yunani kuno λόγος (logos) yang berarti
hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (bahasa latin: logica
scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari
kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan
kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan
pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut
bisa diartikan dengan masuk akal.
Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang objek
materialnya adalah berpikir dengan penalaran, dan objek formal logika
adalah penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.

B. Logika sebagai cabang filsafat


Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis di sini
berarti logika dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam
usaha untuk menaruh pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya,
filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang
lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.
Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan
yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional,
logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap
sebagai cabang matematika. Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses
hidup mencari kebenaran.

C. Dasar dasar logika


Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan
bahwa kesahian (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk
logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk
menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau
bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional
Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika
formal.
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.
1) . Penalaran deduktif
Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif, adalah
penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif.
Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau
merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif
dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah
argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya
merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Contoh argumen deduktif:

1. Setiap mamalia punya sebuah jantung


2. Semua kuda adalah mamalia
3. Setiap kuda punya sebuah jantung

2) . penalaran induktif
Penalaran induktif, kadang disebut logika induktif, adalah penalaran yang
berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai
kesimpulan umum.
Contoh argumen induktif:

1. Kuda Sumba punya sebuah jantung


2. Kuda Australia punya sebuah jantung
3. Kuda Amerika punya sebuah jantung
4. Kuda Inggris punya sebuah jantung
5. Setiap kuda punya sebuah jantung
D. Sejarah logika

1. Masa yunani kuno


Logika dimulai sejak Thales (624-SM - 548-SM), yunani pertama
yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan
jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam
semesta.
Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip
atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika
induktif.
Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian
disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik
kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa
air adalah jiwa segala sesuatu.
Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta yang menurut
Aristoteles disimpulkan dari:

1. Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)


2. Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
3. Air jugalah uap
4. Air jugalah es
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe
alam semesta.
Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah
mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427SM-347SM) juga
telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.
Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara
khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proporsi yang
benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang
berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari
logika Aristoteles adalah silogisme
Buku Aristoteles to oraganon (alat) berjumlah enam, yaitu:

1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian


2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan
3. Analtyca posterioria tentang pembuktian.
4. Analytica priora tentang Silogisme.
5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.
6. De sohisticis elencis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.
Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi
pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika.
Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari
Citium 334 SM - 225 SM pelopor kaum stoa. Sistematisasi logika terjadi
pada masa Galenus (130M - 201SM) dan Sextus Empiricus 200 M, dua
orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan
metode geometri.porohyus(232 - 305) membuat suatu pengantar
(eisagoge) pada categoriae, salah satu buku Aristoteles.Boethius (480-524)
menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan
menambahkan komentar- komentarnya.St. Yohannes dari
damaskus (674 - 749) menerbitkan fons scienticae.

2. Logika abad pertengahan


Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti de
interpretatione, eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih
digunakan.
St. Thomas aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha
mengadakan sistematisasi logika.
Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:

1. Petrus hispanus(1210 - 1278)


2. Roger bacon (1214-1292)
3. Raymundus lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru
yang dinamakan Ars magna, yang merupakan semacam aljabar
pengertian.
4. William ochan (1295 - 1349)
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni
diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan
karyanya leviathan dan john locke (1632-1704) dalam an essay
concerning understandingFrancis bocan(1561- 1626) mengembangkan
logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya novum organum
scientanum.J.s mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan
pada pemikiran induksi dalam bukunya System of logic Lalu logika
diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:

1. Gotfried leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars


Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan
pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
2. George boole (1815-1854)
3. John venn (1834-1923)
4. Gottlob frege (1848 - 1925)
Lalu chares sanders pierce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat
yang pernah mengajar di johns hopkins university,melengkapi logika
simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce
(peirces’s law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai
tanda (generaal theory of signs)
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan
terbitnya pricipia mathemathica tiga jilid yang merupakan karya bersama
Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William
Russel (1872 - 1970).
Logika simbolik lalu diteruskan oleh ludwig
wittgenstein (1889-1951), rudolf carnalp (1891-1970), kurt
godel (1906-1978), dan lain-lain.

E. Macam-macam logika
1. Logika sebagai matematika
Logika masuk ke dalam kategori matematika murni karena matematika
adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika
kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau
simbol-simbol matematik (logika simbolik). Logika tersistematisasi
dikenalkan oleh dua orang dokter medis, galenus (130-201 M) dan sextuc
empiricus (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan
menerapkan metode geometri.
Puncak logika siombolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan
terbitnya principa mathemathica tiga jilid yang merupakan karya
bersama alfred north whitehead (1861 - 1914) dan william
russel (1872 - 1970).

2. Logika alamiah
Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara
tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subjektif. Kemampuan logika
alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan
memberi contoh penerapan dalam kehidupan nyata.

3. Logika ilmiah
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi.
Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang
harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah
inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah,
dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan
kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logika merupakan suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala tempat dan
suasana, karena logika mendidik manusia bersifat objektif, tegas dan
berani Logika juga mempelajari hokum yang digunakan untuk
membedakan penalaran antara yang benardengan yang salah.Mempelajari
ilmu logika sangat bermanfaat untuk setiap orang, karenamanusia
diciptakan oleh Tuhan dengan diserta iakal aga rmampu berpikir logis
dan sesuai dengan fakta yang ada dalam masyarakat. Logika harus
dipakai oleh semua orang dalam setiap pemikirannya, karena dengan
logika manusia diarahkan untuk berpiki rcerdas, objektif, tajam dan
benar.Selain itu,logika juga mampu meningkatkan cinta terhadap
kebenaran, serta menghindari kekeliruan.

B. Saran
Sebagai manusia biasa kami bisa berbuat salah dalam pembuatan kami
dari itu kami minta saran teman-teman untuk megkoreksi makalah kami
ini.

C. Daftar pustaka
Carney, J. D. (1970). Introduction to Symbolic Logic. New Jersey:
Prentice-Hall, Englewood Cliffs
Copi, Irving M. (1978). Introduction to Logic. 5 th ed. New York:
Macmillan. __________. (1979). Symbolic Logic. 5 th ed. New York:
Macmillan.
Fisk, M. (1964). A Modern Formal Logic. New Jersey: Prentice-Hall,
Englewood Cliffs.
Hurley, P. J. (2000). A Concise Introduction to Logic. 7 th ed. Belmont:
Wadsworth
Joesoef Sou’yb, H.M. (1983). Logika. Jakarta: Pustaka Alhusna. Noor Ms
Bakry.
(1996). Logika Simbolik. Yogyakarta: Liberty. ____________. (2001).
Logika Praktis, Bagian I. Edisi 2. Yogyakarta: Liberty.

Anda mungkin juga menyukai