Anda di halaman 1dari 14

METODE PENULISAN KARYA ILMIAH

MEMAHAMI LOGIKA BERPIKIR ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH

Dosen Pengampu :
Drs. Zelhendri Zen, M.Pd.Ph.D

OLEH :
Kelompok 2
1.Nofitra Herman(23004144)
2.Rohida Yurni Matondang(23004033)
3.Muhammad Ridho(23004022)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang Memahami Konsep


Dasar

kurikulum. Penulisan tugas makalah ini merupakan tugas Mata Kuliah dasar dasarr

kurikulum.

Dalam penulisan tugas ini penulis masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki, kritik dan saran
dari semua pihak diharapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas ini.

Padang, 8 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Logika………………………………………………….. 2
B. Berpikir Ilmiah………………………………………………….. 2
C. Konsep dan Etika……………………………………………….. 2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………… 2
B. Saran…………………………………………………………….. 2

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu


secara teratur dan cermat. Harus disadari bahwa setiap orang mempunyai
kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin.
Seseorang yang tidak berpikir, berada sangat jauh dari kebenaran dan
menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan.
Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam dan arti
keberadaan dirinya di dunia.
Akal manusia pada hakikatnya memerlukan aturan dalam
menganalisa berbagai masalah yang ada karena ilmu logika merupakan ilmu
yang mengatur cara berpikir (analisa) manusia, maka keperluan kita kepada
ilmu logika adalah untuk mengatur dan mengarahkan kita kepada suatu cara
berpikir yang benar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian logika ilmu?


2. Apa saja macam-macam logika ilmu?
3. Apa pengertian dari penalaran?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari logika berpikir ilmiah


2. Mengetahui macam-macam logika berpikir ilmu.
3. Mengetahui sikap ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Logika

Pengertian logika secara bahasa diambil dari kata Yunani Kuno (logos), yaitu
ilmu yang mempertimbangkan akal pikiran yang disampaikan lewat bahasa dan kata-
kata. Istilah Logika ini diperkenalkan oleh seorang filsuf di abad 1 SM yang bernama
Cicero. Kala itu artinya seni berdebat. Seiring berjalannya waktu, di abad ke tiga
sesudah masehi, munculah tokoh Alexander Aphrodisias yang memperjuangkan
“logika” sebagai pengukur kewarasan dalam berfikir. Singkat cerita, logika pun
diartikan sebagai kini sebagai cabang ilmu filsafat praktis yang mengacu pada
penalaran. Dimana ilmu logika sebagai penghubung antara ilmu filsafat dengan
ilmu-ilmu lain. Yap, seperti yang kita ketahui selama ini, jika ilmu filsafat adalah
ilmu melahirkan banyak cabang-cabang ilmu turunan yang luar biasa
banyaknya. Jadi jika dibuat kesimpulan, logika sebagai ilmu yang
mempertimbangkan akal secara runtut. Dimana akal tersebut yang dapat dilacak
kembali secara benar, dan terjadi dalam kehidupan nyata, tanpa dibuat-buat.

1.Berpikiran ke masa depan


Berpikiran menggunakan nalar akan mengarahkan kepada proses berpikir
untuk tujuan jangka panjang. Keputusan yang diambil hari ini akan berdampak pada
kehidupan di masa datang. Sehingga atas sikap itu membuat seseorang yang akan
membuat setiap keputusan penting akan berpikir secara logis dan matang dan jangka
waktu panjang.
2.Penuh perhitungan
Orang yang berpikir secara logis juga akan melihat suatu masalah dari berbagai sudut
pandang. Seseorang akan bersikap penuh perhitungan untuk melihat konsekuensi
atas setiap keputusannya.

3.Mengajukan beberapa pertanyaan kreatif


Konsep logika yang baik juga dapat ditelaah dengan mengajukan pertanyaan kreatif.

Logika Menurut Para Ahli

1. Louis O. Kattsof

Menurut Lois O. Kattsof (2004) logika merupakan upaya untuk menguraikan aturan-
aturan untuk mencapai pada kesimpulan. Tentu saja di dasarkan pada ilmu
pengetahuan dan harus adanya premis-premisnya.

2. Poespoprodjo

Sementara menurut Poespoprodjo (2011), pengertian logika merupakan ilmu


pengetahuan yang membutuhkan kecakapan dalam berpikir, bernalar dan berpikir
tepat.

3. Aristoteles

Sementara menurut Aristoteles, pengertian logika adalah ajaran yang mengarahkan


seseorang berfikir ilmiah demi menghasilkan pemikiran atau hal baru. Logika juga
sebagai pengendalian pikiran.

4. Soekadijo

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Soekadijo yang mengartikan logika sebagai
teknik untuk menciptakan ketepatan nalar yang dibuat oleh manusia.

5. William Alston

Lain lagi dengan pendapat William Alston yang mengartikan logika sebagai upaya
menyimpulkan sebuah ilmu secara cerpat guna menyeleksi kesimpulan mana yang
sah dan yang tidak sah.
B. Berpikir Ilmiah

A. Pengertian dan Metode Berpikir Ilmiah


Pemikiran ilmiah adalah pemikiran logis dan empiris. Logika itu logis dan
empiris dibahas secara mendalam atas dasar fakta yang dapat dibenarkan, selain
menggunakan akal untuk merenung, memutuskan, dan mengembangkan.
Berpikir ilmiah adalah proses berpikir atau mengembangkan pemikiran yang
tersusun secara sistematis berdasarkan pengetahuan ilmiah yang ada. Salam
(1997) mengartikan tentang berfikir ilmiah, yaitu proses atau aktivitas seseorang
untuk menemukan atau memperoleh pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah proses
berpikir yang mengarah pada suatu kesimpulan berupa pengetahuan.
Suriasumantri (1999) menyatakan bahwa berpikir adalah bekerjanya pikiran
untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Pemikiran ilmiah adalah operasi
pikiran yang menggabungkan induksi dan deduksi. Berpikir ilmiah adalah
metode berpikir yang didasarkan pada logika deduktif dan induktif. Pemikiran
ilmiah adalah upaya untuk menemukan fakta dan ide yang sebelumnya tidak
diketahui. Sains adalah proses mencari pengetahuan melalui observasi
berdasarkan teori atau generalisasi. Ilmu mencoba memahami alam sebagaimana
adanya, dan kemudian hasil kegiatan ilmiah menjadi alat untuk meramalkan dan
mengendalikan fenomena alam. Cara berpikir ilmiah tidak dapat dipisahkan dari
fakta-fakta peristiwa alam, yang kebenarannya selalu dikaitkan dengan hasil 3
Nur’aeni penelitian eksperimental. Jika suatu teori tidak dapat dibuktikan dengan
pengujian eksperimental dikatakan tidak dapat dipercaya karena tidak memenuhi
kriteria keilmuan.
B. Sarana Berpikir Ilmiah
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan
fungsinya secara baik. Jadi, fungsi sarana berpikir ilmiah adalah untuk
membantu proses metode ilmiah dalam mendapat ilmu atau teori yang lain.
Sarana berpikir ilmiah juga menyandarkan diri, pada proses logika deduktif dan
proses logika induktif, sebagaimana ilmu yang merupakan gabungan antara
berpikir deduktif dan induktif. Implikasi proses deduktif dan induktif
menggunakan logika ilmiah. Logika ilmiah merupakan sarana berpikir ilmiah
yang paling penting (Burhanuddin, 1997). Logika merupakan sarana untuk
berpikir secara sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh 8
Psikologi Eksperimen: Teori dan Implementasi karena itu, berpikir logis dapat
diartikan sebagai cara berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir, seperti,
setengah tidak boleh lebih besar dari pada satu.
1. Bahasa
Bahasa memainkan peran penting dalam kehidupan dan kehidupan manusia,
dan itu lumrah. Universalitas ini membuat orang kurang memperhatikan
bahasa dan menganggapnya sebagai hal biasa seperti bernapas dan berjalan.
a. Perasaan (unsur emosi)
b. Sikap (unsur emosi)
c. Pikiran (unsur penyimpulan).
John W.Santrock menyatakan bahwa bahasa adalah suatu bentuk komunikasi
yang didasarkan pada sistem simbolik, baik lisan, tulisan maupun bahasa
isyarat (Depdiknas, 2003). Bahasa adalah pernyataan pikiran atau emosi dan
alat komunikasi manusia. Oleh karena itu, bahasa merupakan alat
komunikasi berupa simbol-simbol yang digunakan untuk berfikir atau
melakukan penalaran induktif dan deduktif dalam kegiatan ilmiah
(Suryasumantri, 1999).
a. Fungsi Instrumental Penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang
bersifat materi, seperti: makan, minum, dan sebagainya.
b. Fungsi Regulatoris Penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan
tingkah laku.
c. Fungsi Interaksional Penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan
perasaan pemikiran antara seseorang dan orang lain.
d. Fungsi Personal Penggunaan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan
pikiran.
e. Fungsi Heuristik Penggunaan bahasa untuk mengungkap tabir fenomena
dan keinginan untuk mempelajarinya.
f. Fungsi Imajinatif Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi
seseorang dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang dan tidak
sesuai dengan realita (dunia nyata)
g. Fungsi Representasional Penggunaan bahasa untuk menggambarkan
pemikiran dan wawasan serta menyampaikannya pada orang.

2. Matematika

Matematika merupakan bahasa yang merepresentasikan sederet makna


dalam suatu pernyataan yang akan diungkapkan. Simbol matematika adalah
“buatan manusia” dan hanya memiliki makna setelah diberi makna. Bahasa
lisan memiliki beberapa kekurangan yang mungkin dapat menimbilkan
gangguan. Sehingga, matematika dapat digunakan untuk mengatasi
kekurangan bahasa lisan. Matematika adalah bahasa yang dirancang untuk
menghilangkan sifat bahasa lisan yang tidak jelas, kompleks, dan emosional.
Matematika adalah salah satu puncak dari ilmu pengetahuan yang sangat
baik. Selain pengetahuan matematika itu sendiri, matematika juga
menyediakan bahasa, proses, dan teori yang memberi ilmu suatu bentuk
kekuatan. Fungsi matematika sangat penting dalam perkembangan berbagai
ilmu pengetahuan. Misalnya, kalkulasi matematis telah menjadi dasar desain
teknik, metode matematika dapat memberikan inspirasi ide-ide di bidang
sosial dan ekonomi, bahkan pemikiran matematika dapat menambah warna
pada arsitektur dan lukisan.

2. Statistika
Kata statistik, secara etimologi, berasal dari kata “status” (bahasa latin)
yang memiliki persamaan arti dengan kata “state” (bahasa Inggris), yang
berarti negara (bahasa Indonesia). Pada mulanya kata statistik diartikan
sebagai “kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data
kuantitatif) maupun berwujud bukan angka (data kualitatif), yang
mempunyai arti penting dan kegunaan bagi suatu negara”. Namun pada
perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi dengan
kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif).
C. Langkah-langkah Berpikir Ilmiah
1. Merumuskan masalah
2. Merumuskan hipotesis
3. Mengumpulkan data
4. Verifikasi data uji hipotesis
5. Kesimpulan

C.Konsep dan Etika

1. Pengertian Etika

Etika (etimologi), berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti watak
kesusilaan atau adat.

Pengertian umum etika dari Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: (1) ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajuban
moral (akhlak), (2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
(3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat.
stilah etika dalam ajaran Islam tidak sama dengan apa yang diartikan oleh
para ilmuwan barat. Bila etika barat sifatnya berkisar sekitar manusia, maka
etika Islam bersifat berkisar sekitar Tuhan. Dalam etika Islam suatu
perbuatan sellau dihubungkan dengan amal saleh atau dosa, dengan pahala
atau siksa, dengan surga atau neraka.
Sementara itu, Bertens (1993: 4) mengartikan etika sebagai ilmu yang
mempelajari adat kebiasaan, termasuk di dalamnya moral yang mengandung
nilai dan norma yang menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok
orang bagi pengaturan tingkah lakunya.
Etika (Yunani Kuno: ethikos, berarti timbul dari kebiasaan) adalah cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar penilaian moral.
Etika, seperti halnya pendidikan juga mempunyai embrio yang bisa
berkembang seperti berikut:
1. Ajaran moral
2. Moral
3. Falsafah mora
4. Falsafah moral menghasilkan teori-teori etika
5. Teori-teori etika
6. Asas-asas etika

2. Perbedaan Etika, Moral, dan Akhlak


Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai
suatu masyarakat tertentu, etika lebih bayak diakitakan dengan ilmu atau
filsafat. Oleh karena itu, jika dibandingkan moral, etika lebih bersifat lokal
atau khusus dan etika bersifat umum
Selain etika dan moral, dikenal pula istilah akhlak. Kata akhlak merupakan
bentuk jamak dari kata khuluq , artinya tingkah laku, perangai, dan tabiat.
Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang
mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan
direnungkan lagi. Dengan demikian, akhlak pada dasarnya adalah sikap yang
melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku
atau perbuatan.
Para ahli mengemukakan pengertian secara istilah akhlak tersebut. Ibnu
Miskawaih (seorang ahli pikir Islam, wafat tahun 241 H) dalam bukunya
“Tahzib al-Akhlaq” mengemukakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Selanjutnya Imam al-Ghazali
(yang dikenal sebagai al-Hujjatul Islam) dalam bukunya Ihya’ Ululum al-Din
seperti yang dikemukakan oleh Hamzah Yakub mengemukakan bahwa
akhlak itu ialah kenbiasaan jiwa yang tetap yang terdapat dalam diri manusia
yang dengan mudah dan tak perlu berpikir menumbuhkan perbuatan-
perbuatan dan tingkah laku manusia.
3.Penerapan Etika di Lembaga Pendidikan

Karena murid berada di dalam bimbingan seorang atau beberapa orang


guru, maka selayaknya dia memperhatikan adab atau etika dalam
berhubungan dengan gurunya. Di dalam buku karakter guru profesional
karangan Hamka Abdul Aziz adalah adab murid yang paling dasar yaitu
sebagai berikut:

a. Tulus
b. Sopan santun
c. Rajin
d. Pantang menyerah
e. Tekun
f. Fokus
Sedangkan di dalam buku terjemah Ta’lim Muta’allim karangan Aliy As’ad
disebutkan etika dalam lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Menghargai Ilmu

b. Menghormati guru

c. Memuliakan Kitab

d. Menghormati Teman

e. Sikap Khidmat
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemahaman mengenai berikir ilmiah sangat penting bagi mahasiswa


baru.
Mulai dari memahami apa itu konsep berfikir ilmiah sehingga memiliki
gambaran
tentang hal tersebut. Kemudian karakteristik sikap berfikir ilmiah juga
perlu
diperhatikan agar hal ini diinternalisasi dengan baik oleh mahasiswa. Kerangka
berpikir ilmiah akan menuntun mahasiswa dalam mengembangkan pola
pikir
ilmiahnya sehingga siap mengenyam pendidikan tinggi dengan berbagai
kegiatan
ilmiah didalamnya.

B. SARAN
Di dalam membuat sebuah karya ilmiah diharapkan harus berdasarkan
satu hasil penelitian dan dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya, bukan
hasil rekam atau pemikiran seseorang tanpa adanya penelitian dan harus
sesuai dengan kenyataan yang terjadi dan tidak di terka-terka.
Daftar Pustaka

K,Iman,Pengantar Logika,http://parapemikir.com/p ngantar-logika.html

Logika,Pengertian,Sejarah dan Urgensinya,http://bahauddin-


amyasi.blogspit.com/2008/12/logika-pengertian-sejarah-dan.html

Lorena,Bagus,Kamus Filsafat, Penerbit Gramedia Pustaka Utama,Jakarta 1996

Ofm, Alex Lanjut,Logika Selayang Pandang,Penerbit Kanisius, Jogjakarta 2008

Rapar, Jan Hendrik, Pengantar Logika, Asas-asas penalaran Sistematis,Penerbit Kanisius,


Indonesia 1996

Anda mungkin juga menyukai