Dosen Pengampu :
Drs. Zelhendri Zen, M.Pd.Ph.D
OLEH :
Kelompok 2
1.Nofitra Herman(23004144)
2.Rohida Yurni Matondang(23004033)
3.Muhammad Ridho(23004022)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
kurikulum. Penulisan tugas makalah ini merupakan tugas Mata Kuliah dasar dasarr
kurikulum.
Dalam penulisan tugas ini penulis masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki, kritik dan saran
dari semua pihak diharapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Logika………………………………………………….. 2
B. Berpikir Ilmiah………………………………………………….. 2
C. Konsep dan Etika……………………………………………….. 2
A. Kesimpulan……………………………………………………… 2
B. Saran…………………………………………………………….. 2
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Konsep Logika
Pengertian logika secara bahasa diambil dari kata Yunani Kuno (logos), yaitu
ilmu yang mempertimbangkan akal pikiran yang disampaikan lewat bahasa dan kata-
kata. Istilah Logika ini diperkenalkan oleh seorang filsuf di abad 1 SM yang bernama
Cicero. Kala itu artinya seni berdebat. Seiring berjalannya waktu, di abad ke tiga
sesudah masehi, munculah tokoh Alexander Aphrodisias yang memperjuangkan
“logika” sebagai pengukur kewarasan dalam berfikir. Singkat cerita, logika pun
diartikan sebagai kini sebagai cabang ilmu filsafat praktis yang mengacu pada
penalaran. Dimana ilmu logika sebagai penghubung antara ilmu filsafat dengan
ilmu-ilmu lain. Yap, seperti yang kita ketahui selama ini, jika ilmu filsafat adalah
ilmu melahirkan banyak cabang-cabang ilmu turunan yang luar biasa
banyaknya. Jadi jika dibuat kesimpulan, logika sebagai ilmu yang
mempertimbangkan akal secara runtut. Dimana akal tersebut yang dapat dilacak
kembali secara benar, dan terjadi dalam kehidupan nyata, tanpa dibuat-buat.
1. Louis O. Kattsof
Menurut Lois O. Kattsof (2004) logika merupakan upaya untuk menguraikan aturan-
aturan untuk mencapai pada kesimpulan. Tentu saja di dasarkan pada ilmu
pengetahuan dan harus adanya premis-premisnya.
2. Poespoprodjo
3. Aristoteles
4. Soekadijo
Tidak jauh berbeda dengan pendapat Soekadijo yang mengartikan logika sebagai
teknik untuk menciptakan ketepatan nalar yang dibuat oleh manusia.
5. William Alston
Lain lagi dengan pendapat William Alston yang mengartikan logika sebagai upaya
menyimpulkan sebuah ilmu secara cerpat guna menyeleksi kesimpulan mana yang
sah dan yang tidak sah.
B. Berpikir Ilmiah
2. Matematika
2. Statistika
Kata statistik, secara etimologi, berasal dari kata “status” (bahasa latin)
yang memiliki persamaan arti dengan kata “state” (bahasa Inggris), yang
berarti negara (bahasa Indonesia). Pada mulanya kata statistik diartikan
sebagai “kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data
kuantitatif) maupun berwujud bukan angka (data kualitatif), yang
mempunyai arti penting dan kegunaan bagi suatu negara”. Namun pada
perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi dengan
kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif).
C. Langkah-langkah Berpikir Ilmiah
1. Merumuskan masalah
2. Merumuskan hipotesis
3. Mengumpulkan data
4. Verifikasi data uji hipotesis
5. Kesimpulan
1. Pengertian Etika
Etika (etimologi), berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti watak
kesusilaan atau adat.
Pengertian umum etika dari Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: (1) ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajuban
moral (akhlak), (2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
(3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat.
stilah etika dalam ajaran Islam tidak sama dengan apa yang diartikan oleh
para ilmuwan barat. Bila etika barat sifatnya berkisar sekitar manusia, maka
etika Islam bersifat berkisar sekitar Tuhan. Dalam etika Islam suatu
perbuatan sellau dihubungkan dengan amal saleh atau dosa, dengan pahala
atau siksa, dengan surga atau neraka.
Sementara itu, Bertens (1993: 4) mengartikan etika sebagai ilmu yang
mempelajari adat kebiasaan, termasuk di dalamnya moral yang mengandung
nilai dan norma yang menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok
orang bagi pengaturan tingkah lakunya.
Etika (Yunani Kuno: ethikos, berarti timbul dari kebiasaan) adalah cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar penilaian moral.
Etika, seperti halnya pendidikan juga mempunyai embrio yang bisa
berkembang seperti berikut:
1. Ajaran moral
2. Moral
3. Falsafah mora
4. Falsafah moral menghasilkan teori-teori etika
5. Teori-teori etika
6. Asas-asas etika
a. Tulus
b. Sopan santun
c. Rajin
d. Pantang menyerah
e. Tekun
f. Fokus
Sedangkan di dalam buku terjemah Ta’lim Muta’allim karangan Aliy As’ad
disebutkan etika dalam lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Menghargai Ilmu
b. Menghormati guru
c. Memuliakan Kitab
d. Menghormati Teman
e. Sikap Khidmat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. SARAN
Di dalam membuat sebuah karya ilmiah diharapkan harus berdasarkan
satu hasil penelitian dan dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya, bukan
hasil rekam atau pemikiran seseorang tanpa adanya penelitian dan harus
sesuai dengan kenyataan yang terjadi dan tidak di terka-terka.
Daftar Pustaka