Anda di halaman 1dari 17

Tugas Makalah Dosen Pengampu

Filsafat Ilmu Dr. Husni Thamrin, M.Si

LOGIKA

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK VII

Isnan Khairi 12030214467


Siti Nurhidayah 12030224183

KELAS IAT V E

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN AJARAN 2022


2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat, taufik hidayah serta inayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Logiic” dengan baik dan tidak
kurang dari waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW.

Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak dan ibu


selaku orang tua dari Isnan Khairi (Bpk. Mukhtar dan Ibu. Ernidawati) serta
orang tua dari Siti Nurhidayah ( alm. Bpk Ersad Sagi dan Ibu. Darni) yang telah
memberikan semangat dan dukungan yang begitu besar kepada kami, sehingga kami
dapat melanjutkan pendidikan kami di UIN SUSKA RIAU yang kami cintai ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen pengampu mata kuliah
Filsafat Ilmu Ustadz Dr. Husni Thamrin, M.Si yang telah memberikan kami
kesempatan waktu dan tempat untuk menyusun makalah ini. Dan tentu juga kami
ucapkan terimakasih kepada teman-teman lokal IAT V E.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Supaya makalah ini dapat menjadi lebih baik dan bisa dimanfaatkan sebagaimana
mestinya. Jika terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah, penulis
mohon maaf sebesar-besarnya.

Pekanbaru, 26 September 2022

Isnan Khairi Siti Nurhidayah

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................I

DAFTAR ISI.............................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Logika Secara Etimologis dan Terminologis...............................3
B. Macam-macam Logika...................................................................................7
C. Kegunaan Logika...........................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12
BIODATA PENULIS...............................................................................................13

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
logika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari kecakapan
untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu ini mengacu kepada
kemampuan rasional untuk mengetahui kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan.
Kata logika sering terdengar dalam percakapan sehari-hari, biasanya
kata tersebut dalam arti menurut akal seperti kalau orang berkata, langkah
yang diambilnya itu logis atau menurut logikanya ia harus marah. Sekilas
bagi kita seperti sudah maklum (mengetahui) dengan persis, apa maksud dari
kata-kata tersebut.1
Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica
scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan
untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu disini mengacu pada
kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada
kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan.
Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Nama ‘logika’ untuk pertama kali muncul pada filsuf Cicero (abad ke-1
sebelum masehi), tetapi masih dalam arti ‘seni berdebat’. Alexander
Aphrodisias (sekitar permulaan abad ke-3 sesudah masehi) adalah orang yang
pertama kali menggunakan kata ‘logika’ dalam arti ilmu yang menyelidiki
lurus tidaknya pemikiran kita.2

1
Ahmad Taufik Nasution, Filsafat ilmu, Yogyakarta:Deepublish, 2016, hlm. 64
2
I Gusti Bagus Rai Utama, Filsafat Ilmu dan Logika, Universitas Dhayana Pura Badung,
2013, hlm. 69.

1
Untuk memahami lebih baik tentang logika ini, maka kami akan
memaparkan lebih detail tentang pembahasan logika. Mudah-mudahan
makalah yang ringkas ini dapat menambah wawasan tentang filsafat ilmu,
khususnya pembahasan tentang logika.
B. Rumusan Masalah
Untuk dapat menjelaskan lebih mendalam mengenai logika di dalam filsafat
ilmu, ada beberapa rumusan masalah yang penulis paparkan. Adapun rumusan
masalah tersebut yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan logika secara etimologis dan terminologis?
2. Apa saja macam-macam logika?
3. Bagaimana kegunaan logika dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas adapun tujuan
dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetaui apa pengertian logika secara etimologis dan
terminologis.
2. Untuk mengetahui macam-macam logika.
3. Untuk mengetahui kegunaan logika dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Logika Secara Etimologis dan Terminologis


Logika berasal dari bahasa Latin logos yang berarti "perkataan".
Istilah logos secara etimologis sebenarnya diturunkan dari kata sifat logike:
"Pikiran" atau "kata". Istilah Mantiq dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja
Nataqa yang berarti "berkata" atau "berucap".3
Istilah dari logika, dilihat dari segi etimologis, berasal dari kata Yunani
logos yang digunakan dengan beberapa arti, seperti ucapan, bahasa, kata,
pengertian, pikiran, akal budi, ilmu. Dari kata logos kemudian diturunkan kata
sifat logis yang sudah sangat sering terdengar dalam percakapan kita sehari-
hari. Orang berbicara tentang perilaku yang logis sebagai lawan terhadap
perilaku yang tidak logis, tentang tata cara yang logis, tentang penjelasan yang
logis, tentang jalan pikiran yang logis, dan sejenisnya. Dalam semua kasus itu,
kata logis digunakan dalam arti yang kurang lebih sama dengan ‘masuk akal’;
singkatnya, segala sesuatu yang sesuai dan dapat diterima oleh akal sehat.4
Nama ‘logika’ untuk pertama kali muncul pada filsuf Cicero (abad ke-
1 sebelum masehi), tetapi masih dalam arti ‘seni berdebat’. Alexander
Aphrodisias (sekitar permulaan abad ke-3 sesudah masehi) adalah orang yang
pertama kali menggunakan kata ‘logika’ dalam arti ilmu yang menyelidiki
lurus tidaknya pemikiran kita.5
Dalam bukunya Introduction to Logic, Irving M.Copi mendefinisikan
logika sebagai suatu studi tentang metode-metode dan prinsip-prinsip yang
digunakan dalam membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak

3
Ainur Rahman Hidayat, Filsafat Berpikir, Pamekasan:Duta Media, 2018, hlm. 1.
4
Ibid
5
I Gusti Bagus Rai Utama, Op Cit, hlm. 69.

3
tepat. Dengan menekankan pengetahuan tentang metode-metode dan prinsip-
prinsip, definisi ini hendak menggaris bawahi pengertian logika semata-mata
sebagai ilmu. Definisi ini tidak bermaksud mengatakan bahwa seseorang
dengan sendirinya mampu bernalar atau berpikir secara tepat jika ia
mempelajari logika. Namun, di lain pihak, harus diakui bahwa orang yang
telah mempelajari logika jadi sudah memiliki pengetahuan mengenai metode-
metode dan prinsip-prinsip berpikir yang mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk berpikir secara tepat ketimbang orang yang sama sekali tidak
pernah berkenalan dengan prinsip-prinsip dasar yang melandasi setiap
kegiatan penalaran. Dengan ini hendak dikatakan bahwa suatu studi yang
tepat tentang logika tidak hanya memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir tepat,
melainkan juga membuat orang yang bersangkutan mampu berpikir sendiri
secara tepat dan kemudian mampu membedakan penalaran yang tepat dari
penalaran yang tidak tepat. Ini semua menunjukkan bahwa logika tidak hanya
merupakan suatu ilmu (science), tetapi juga suatu seni (art). Dengan kata lain,
logika tidak hanya menyangkut soal pengetahuan, melainkan juga soal
kemampuan atau ketrampilan. Kedua aspek ini berkaitan erat satu sama lain.
Pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir harus
dimiliki bila seseorang ingin melatih kemampuannya dalam berpikir;
sebaliknya, seseorang hanya bisa mengembangkan keterampilannya dalam
berpikir bila ia sudah menguasai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir.6
Logika itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, ini berkaitan dengan
kemampuan kita bernalar.
Beruntunglah kita sebagai manusia diberikan kemampuan
penalaran..Jadi pada dasarnya, semua manusia itu secara tidak sadar pasti
menggunakan logikanya dalam menjalani kehidupan. Nah, Logika berasal
dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran
6
Ibid, hlm. 1-2.

4
yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu,
logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika
(ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus,
tepat, dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk
mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan
tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.7
Selain definisi di atas logika juga sering disebut sebagai “jembatan
penghubung” antar filsafat dan ilmu yang artinya teori tentang penyimpulan
yang sah. Nah, penyimpulan yang sah ini sesuai dengan pertimbangan akal
dan runtut sehingga mampu dilacak kembali yang sekaligus juga benar.
Logika bisa juga didefinisikan sebagai teori penyimpulan yang berlandaskan
pada suatu konsep. Dia bisa dinyatakan dalam bentuk kata, istilah, maupun
himpunan. Itulah sebabnya dalam psikotes atau tes IQ pasti ada bagian tes
yang menguji kemampuan penalaran. Jadi dia mengukur seberapa dalam dan
hebatkah kita menggunakan kemampuan penalaran ini.8
Pengertian logika menurut Arsitoteles yaitu: ilmu untuk membuat
penyimpulan yang tepat. Menurutnya logika merupakan batu fondasi yang
penting bagi semua jenis pengetahuan. buah pikirnya yang brilian terkumpul
dalam kompilasi yang diberi nama to organon. Organon berarti alat,
instrument atau metode untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Pasca
Aristoteles ada sebuah kesadaran bahwa logika bukan ilmu yang mandul.
Logika it uterus berkembang seiring kebutuhan manusia. Dengan demikian
logika tidak berhenti sampai dengan logika tradisional yang digagas dan
dikembangakan oleh Aristoteles semata.9

7
Ibid, hlm. 3
8
Ibid, hlm. 4
9
Muhammad Rahmat, Logika Dasar, Bandung: LoGoz Publishing, 2013, hlm. 7.

5
Pengertian logika menurut para ahli yaitu: logika adalah dalam
lingkungan filsafat yang membahas prinsip-prinsip dan hukum-hukum
penalaran dengan tepat, ada juga yang menandaskan bahwa logika adalah
ilmu pengetahuan (science) tetapi sekaligus juga merupakan kecakapan atau
keterampilan (art) untuk berpikir lurus tepat dan teratur ahkhirnya.10
Kata logika dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium. Kaum
Sofis, Socrates dan Plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika. Logika
lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles, Theoprostus dan kaum Stoa. 11 Pada
masa penerjemahan ilmu-ilmu Yunani ke dalam dunia Arab yang dimulai
pada abad II Hijriah logika merupakan bagian yang amat menarik minat kaum
Muslimin. Selanjutnya logika dipelajari secara meriah dalam kalangan luas,
menimbulkan berbagai pendapat dalam hubungannya dengan masalah agama.
Ibnu Salih dan Imam Nawawi menghukumi haram mempelajari mantiq
samapai mendalam. Al-Ghazali menganjurkan dan menganggap baik,
sedangkan menurut Jumhur Ulama membolehkan bagi orang-orang yang
cukup akalnya dan kokoh imannya.12
Tokoh logika fenomenal zaman Islam adalah AlFarabi (873-950 M)
yang terkenal mahir dalam bahasa Grik Tua (Yunani kuno), menyalin seluruh
karya tulis Aristoteles dalam berbagai bidang ilmu dan karya tulis ahli-ahli
pikir Grik lainnya.13
Filofos al-Kindi, mempelajari dan menyelidik logika Yunani secara
khusus dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh al-Farabi. Ia mengadakan
penyelidikan mendalam atas lafal dan menguji kaidah-kaidah mantik dalam
proposisi-proposisi kehidupan sehari-hari untuk membuktikan benar salahnya,
dan tindakan tersebut belum pernah dilakukannya sebelumnya. Selanjutnya
logika mengalami masa dekadensinya yang panjang. Logika menjadi sangat
10
Ibid, hlm. 11.
11
Mundiri, Logika, Depok: Rajawali Pers, 2019, hlm. 2.
12
Ibid, hlm. 3
13
Ainur Rahmat Hidayat, Op Cit, hlm. 17

6
dangkal dan sederhana sekali. Masa itu dipergunakan buku-buku logika
seperti Isagoge dari Porphirius, Fons Scientie dari Jhon Damascenus, buku-
buku komentar logika dari Bothiu, buku sistematisasi logika dari Thomas
Aquinas, kesemuanya ini mengembangkan logika Aristoteles.14
B. Macam-macam Logika
Logika di bagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:
1. Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara
tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika
alamiah manusia ada sejak lahir.
Contoh logika alamiah yaitu: seseorang yang haus pasti ingin minum dan
seseorang yang mengantuk pasti ingin tidur.
2. Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika
ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus
ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah
akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan
lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan
atau paling tidak di kurangi kesesatan tersebut.15
Contoh berpikir ilmiah yaitu: manusia berpikir dengan cermat, objektif
dan abstrak.
Adapun beberapa cara berfikir logis dalam rangka mendapatkan pengetahuan
baru yang benar yaitu sebagai berikut:
a. Induksi adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat
umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran ini diawali dari
kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas lalu diakhiri
dengan pernyataan yang bersifat umum.

14
Mundiri, Op Cit, hlm. 3-4.
15
I Gusti Bagus Rai Utama, Op Cit. hlm. 69

7
Contohnya: kita mempunyai fakta bahwa kambing mempunya mata,
kucing mempunyai mata dan binatang-binatang yang lainnya juga
mempunyai mata, dari pernyataan tersebut kita dapat menarik kesimpulan
yang bersifat umum yakni semua binatang mempunyai mata.
b. Deduksi adalah cara berfikir dari pernyataan yang bersifat umum menuju
ke kesimpulan yang bersifat khusus, dengan demikian kegiatan berfikir
yang berlawanan dengan induksi.
Contohnya: semua makhluk hidup memerlukan udara (premis mayor)
Dewi adalah makhluk hidup (premis minor)
Jadi Dewi memerlukan udara (kesimpulan)
Kesimpulan tersebut diambil menurut penalaran deduktif, sebab
kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua permis yang mendukungnya.
c. Analogi adalah cara berfikir dengan cara membuktikan dengan hal yang
serupa dan sudah diketahui sebelumnya. Disini penyimpulan dilakukan
secara tidak langsung, tetapi dicari suatu media atau penghubung yang
mempunyai persamaan dan keserupaan dengan apa yang akan dibuktikan.
Contohnya: jarak antara kos dan kampus sangat mirip dengan jarak antara
kos dan simpang panam.16
C. Kegunaan Logika
Ilmu Mantik yang bertujuan membimbing manusia ke arah berfikir benar,
logis, dan sistematis mempunyai manfaat yang banyak. Di antaranya dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1. Membuat daya pikir menjadi lebih tajam dan berkembang melalui latihan-
latihan berfikir. Oleh karenanya akan mampu menganalisis serta
mengungkap permasalahan secara runtut dan ilmiah.
2. Membuat seseorang berfikir tepat sehingga mampu meletakkan sesuatu
pada tempatnya dan mengerjakan sesuatu tepat pada waktunya (berfikir
efektif dan efisien).
16
Ibid, hlm. 69-70

8
3. Membuat seseorang mampu membedakan alur pikir yang benar dan alur
pikir yang keliru, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang benar
dan terhindar dari menarik kesimpulan yang keliru.
4. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara
rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
5. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
6. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara
tajam dan mandiri.
7. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan
menggunakan asas-asas sistematis.
8. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan
berpkir, kekeliruan serta kesesatan.
9. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.17

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
17
Ibid, hlm. 8-9.

9
Istilah dari logika, dilihat dari segi etimologis, berasal dari kata
Yunani logos yang digunakan dengan beberapa arti, seperti ucapan, bahasa,
kata, pengertian, pikiran, akal budi, ilmu. Dari kata logos kemudian
diturunkan kata sifat logis yang sudah sangat sering terdengar dalam
percakapan kita sehari-hari.
Kata logika dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium. Kaum
Sofis, Socrates dan Plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika. Logika
lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles, Theoprostus dan kaum Stoa. Tokoh
logika fenomenal zaman Islam adalah Al Farabi (873-950 M) yang terkenal
mahir dalam bahasa Grik Tua (Yunani kuno), menyalin seluruh karya tulis
Aristoteles dalam berbagai bidang ilmu dan karya tulis ahli-ahli pikir Grik
lainnya.
Logika di bagi menjadi dua macam yaitu,logika alamiah dan logika
ilmiah. Adapun beberapa cara berfikir logis dalam rangka mendapatkan
pengetahuan baru yang benar yaitu induksi, deduksi, analogi dan komparasi.
Adapun kegunaan logika diantaranya yaitu, membuat daya pikir menjadi lebih
tajam dan berkembang melalui latihan-latihan berfikir. Membuat seseorang
berfikir tepat sehingga mampu meletakkan sesuatu pada tempatnya dan
mengerjakan sesuatu tepat pada waktunya (berfikir efektif dan efisien). Dan
embuat seseorang mampu membedakan alur pikir yang benar dan alur pikir
yang keliru, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang benar dan
terhindar dari menarik kesimpulan yang keliru.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis sangat menharapkan saran serta kritik dari para pembaca dan
dosen pengampu agar makalah ini dapat menjadi lebih baik. Dan sehingga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Ainur Rahmat, 2018, Filsafar Berpikir, Pamekasan: Duta Media.


Nasution, Ahmad Taufik, 2016, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Deepublish.

11
Mundiri, 2019, Logika, Depok: Rajawali Pers.
Rai Utama, I Gusti Bagus, 2013, Filsafat Ilmu dan Logika, Universitas Dhayana Pura
Badung.
Rakhmat, Hidayat, 2013, Logika Dasar, Bandung: LoGoz Publishing.

BODATA PENULIS

Nama : Isnan Khairi

12
Tempat/Tanggal Lahir: Alam Panjang/ 22 Juli 2002
Alamat : Alam Panjang, kec. Rumbio Jaya, Kab. Kampar, Riau.
SD : SDN 003 Alam Panjang
SMP : MTS YPUI Teratak
SMA : MAPN Alam Panjang
Perguruan Tinggi : UIN SUSKA RIAU

Nama : Siti Nurhidayah


Tempat/Tanggal Lahir: Tanjung Medan/ 17 Oktober 2001
Alamat : Desa Tanjung Medan, kec. Tambusai Utara, Kab. Rohul, Riau
SD : SDN 013 Tambusai Utara
SMP : SMP N 5 Tambusai Utara
SMA : SMAS Babussalam
Perguruan Tinggi : UIN SUSKA RIAU

13

Anda mungkin juga menyukai