oleh
PASUNDAN CIMAHI
2022
KETERANGAN BUKU
BAB 1
APA ITU LOGIKA ?
A. PENGERTIAN LOGIKA
1. Sejarah Perkataan Logika
Nama logika pertama kali ada dalam filsuf Cicero (abad ke-1 Sebelum Masehi), namun
dalam arti seni berdebat. Alexander Aphrodisasi (kurang lebih pada permulaan abad ke-
tiga Sesudah Masehi) merupakan orang pertama yang mempergunakan istilah logika pada
arti ilmu yang mempelajari lurus tidaknya pemikiran kita.
(K.Bertens,1975,hml.137-138).
2. Beberapa Batasan Logika dari Para Filsuf dan Ilmuan antara lain:
1. Habullah Bakry
Logika adalah ilmu pengetahuan yang mengatur tentang penelitian hokum-hukum akal
manusia sehingga menyebabkan pikirannya dapat mencapai kebenaran. Logika juga
mempelajari aturan-aturan dan cara berfikir yang dapat menyampaikan manusia
kepada kebenaran dan logika mempelajari pekerjaan akal dipandang dari aspek benar
atau salah.
2. N. Drijakara
Logika adalah ilmu pengetahuan yang memandang hukum-hukum susuna atau bentuk
pikiran manusia yang menyebabkan pikiran dapat mencapai kebenaran.
3. Fudyartanta
Logika adalah ilmu yang mempelajari secara mendalam tentang kebenaran berfikir.
Dengan kata lain, logika adalah ilmu radikal tentang berfikir yang benar,supaya
hasilnya benar.
4. Nuril Huda
Logika adalah ilmu yang mempelajari dan merumuskan kaidah-kaidah dan hukum-
hukum sebagai pegangan untuk berfikir tepat dan praktis bagi mencapai kesimpulan
yang valid dan pemecahan persoalan yang bijaksana.
5. Poedjawijatna
Logika adalah filsafat budi (manusia) yang mempelajari tekhnik berfikir untuk
mengetahui bagaimana manusia berfikir dengan semestinya.
6. A.B Hutabarat dalam bukunya Logika (1967),yang merupakan terjemahan bebas dari
karya A. Vloemans dan Regis Jolivet
Logika adalah ilmu berfikir yang tepat,dan sekedar dapat menunjukkan adanya
kekliruan di dalam rantai proses pemikiran sehingga kekeliruan itu dapat
dielakkan,maka hakikat dari logika dapa pula disebut tekhnik berfikir. Sebagai ilmu
berfikir yang tepat maka tujuannya adalah untuk memperjelas isi atau komprehensi
serta luasnya atau ekstensi dari suatu pengertian atau istilah dengan mempergunakan
definisi-definisi yang tajam.
B. OBJEK LOGIKA
Objek logika merupakan suatu bahan dari penelitian atau pembentukanpengetahuan. Yang
dibedakan sebagai 2 objek,yaitu :
1. Objek material,yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu. Atau merupakan suatu halyang diselidiki,dicermati atau disoroti suatu disiplin
ilmu. Objekmaterial meliputi apa saja,baik nyata ataupun hal yang abstrak.
2. Objek formal,yaitu sudut pandang yang ditunjukan dalam bahan dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan atau dari sudut mana objek material itu disorot.
C. SEJARAH LOGIKA
Awal lahirnya logika tidak bisa dilepaskan dari upaya para Yunani. mereka berusaha
menganalisis kaidah-kaidah berfikir dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
menciptakan kesimpulan. Ahli piker yang mempelopori perkembangan logika semenjak
lahirnya Aristoteles (248-322 SM). Perkembangan logika setelah masa Aristoteles
dilanjutkan oleh para muridnya, antara lain Theoprastus dan Porphyrius.
Theoprastus merupakan pemimpin genre peripatetic (warisan gurunya) yang sudah
menyumbangkan pemikiran mengenai pengertian yang mungkin (yaitu pengertian yang
tidak mendukung pertentangan dalam dirinya) dan sifat asasi berdasarkan setiap
kesimpulan ( wajib mengikuti unsur terlemah dalam pangkal pikir). Phorphyrius adalah
seorang ahli piker dari Iskandariah yang amat terkenal dalam bidang logika. Yang telah
menambahkan satu bagian baru dalam pelajaran baru dalam logika,yang dinamakan
eisagoge.
Dalam upaya mengembangkan akal, tampak dari upaya beberapa filsuf Islam yang aktif
menyalin buku-buku karya Aristoteles kedalam bahasa Arab. Memasukiabad ke-14, banyak
reaksi yang timbul terhadap pelajaran mengenai logika. Merekadilihat terlalu memuja akal
fikiran dalam mencari kebenaran sebagai akibatnya banyak tuduhan ekstrem kepada pemuja
akal ini. Perkembangan akal semakin redup dengan jatuhnya Andalusia pada pertengahan
Abad ke-20 hanya beberapa karya logika yang lahir,diantaraya karya Ibnu Khaldun, Al-
Duwani dan Al-Akhdhari.
Kegunaan akal :
1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berfikir
secararasional,kritis,lurus,tepat,tertib,metodis,dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berfikirsecara abstrak,cermat,dan objektif
3. Menambah kecerdasan danmeningkatkan kemampuan berfikir secara tajam dan
mandiri.
4. Meningkatkan cinta akan kebenaran, menghindari kekeliruan dan kesesatan. (Jan
Hendrik Rapar,1996).
Manfaat logika :
1. Teoritis, yaitu logika sebagai ilmu banyak menampilkan dalil-dalil, tentang aturan
berfikir logis,dengan demikian logikamengajarkan mengenai berfikir yang seharusnya.
2. Praktis, yaitu logika semakin tajamdan tinggi kemampuannya (kritis) dalam hal
khayalan logis (kemampuan dalammenggambarkan sesuatu yang akan terjadi).
F. PEMBAGIA LOGIKA
Pembagian logika,yaitu :
1. Logika Makna luas dan Logika Makna Sempit
2. Logika Deduktif dan Logika Induktif
3. Logika Formal dan Logika Material
4. Logika Murni dan Logika Terapan
5. Logika Filsafati dan Logika Matematik.
BAB 2
UNSUR-UNSUR PENALARAN
Pengertian disebut juga seabgai konsep atau ide. Konsep merupakan sebuah kata yang berasal
daribahasa Latih conceptus (kata benda masculinum) yang dibuat berdasarkankata conceptum
yang berasal dari kata kerja concipio yang berartimengambil kedalam dirinya,
menerima,mengisap,menampung,menyerap,atau menangkap.Conceptus berarti
cerapan,bayangan pada pikiran,pengertian dantangkapan. Dalam akal pengertian diartikan
menjadi logika manusiamengena suatu objek. Term merupakan pernyataan lahiriah dari
pengertian.
Komprehensi dapat disamakan dengan isi. Eksistensi disamakan dengan kuluasan atau
cakupan. Setiap pengertian memiliki isi dan cakupan. Komprehensi dirumuskan
keseluruhanarti yang dimaksudkan oleh suatu term. Sedangkan keberadaan merupakan
keseluruhanhal yang ditunjuk oleh term.
1. Pembagian
Pembagian dalam logika diartikan memecah belah atau menceraikan secara jelas ke bagia-
bagian dari sesuatu holistik. Keseluruhan dibedakan menjadi holistik logis (sebagaipredikat
masing-masing bagiannya) dan holistik realis (holistik yangtidak bisa dijadikan predikat
masing-masing bagiannya).
a. Macam-macam pembagian
1. Pembagian logis
2. Pembagian Realis
b. Hukum-Hukum Pembagian
2. Penggolongan
3. Penggolongan diagnostik merupakan gabungan yang tidak sepenuhnya kodrati dan juga
tidak sepenuhnya buatan.
b. Hukum Penggolongan
3. Unsur-unsur menjadi bagian buatmenyusun konsep universal wajib kentara terpisah satu
menggunakan yang lain.
c. Manfaat penggolongan/klasifikasi
2. Memungkinkan pikiran kita buattahu benang merah yang masih ada pada interaksi antara
objek yang satumenggunakan objek lainnya.
C. DEFINISI
Definisidiartikan sebagai penjelasan apa yang dimaksudkan dengan suatu term,atau dengan
kata lain definisi merupakan sebuah pernyataan yang memuat penjelasanmengenai arti suatu
term.
1. Macam-Macam Definisi
a. Definisi Nominalis menjelaskansebuah kata dengan kata lain yang lebih generik
dimengerti. 6 macam definisinominalis,yaitu :
1) Definisi sinonim
2) Definisi simbolis
3) Definisi etimologis
4) Definisi semantic
5) Definisi stipulatif
6) Definisi denotative
b. Definisi Realis
Definisi Realis merupakan penjelasan mengenai hal yangditandai oleh suatu term. Terbagi atas
dua macam :
a. Definisi analitis
b. Definisi konotatif
a. Definisi aksidental
b. Definisi kausal
c. Definisi Praktis
1. Definisi opersional
2. Definisi persuasif
3. Definisi fungsional
2. Syarat-Syarat Definisi
4. Sebuah definisi sedapat mungkinwajib dinyatakan pada bentuk rumusan yang positif.
5. Sebuah definisi wajib dinyatakansecara singkat dan kentara terlepas berdasarkan rumusan
yang kabur atau bahasa kiasan.
D. DASAR-DASAR PENALARAN
Logika atau berfikir sebagai proses bekerjanya akal merupakan karakteristik hakiki dari
manusia. Hal ini tidak bisa
diketahui oleh manusia bila tidak diungkapkan dalam bentuk bahasa. Bahasa disini merupakan
pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia.
a. Fungsi Bahasa
1. Fungsi ekspresif atau emotif tampak dalam pencurahan rasa takut dan takjub yang
dilakukan dalampemujaan-pemujaan,demikian juga pencurahan seni suara maupun seni sastra.
2. Fungsi efektif atau praktis tampak jelas untuk menyebabkan dampak psikologis terhadap
orang lain dan sebagai akibatnya memengaruhi tindakan mereka terhadap aktivitas atau
perilaku tertentu yang diinginkan.
3. Fungsi simbolis dicermati pada arti luas,mencakup fungsi logis dan komunikatif, lantaran
arti dinyatakan dalam simbol-simbol bukan untuk menyatakan fakta saja, namun juga untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
b. Prinsip kontradiksi
Bagian Kedua
PENALARAN PROPOSISI KATEGORIS
BAB 3
PENALARAN LANGSUNG DAN PROPOSISI KATEGORIS
Penalaran adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi.
Penalaran terdiri atas penalaran langsung dan tidak langsung.
Proposisi kategoris merupakan suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan 2 term menjadi
subjek dan predikat dan bisa dinilai benar atau salah.
3.Kopula, hal yang mengunkapkan adanya hubungan antara subjek dan predikat,bisa
mengiyakan atau mengingkari ,yang memperlihatkan kualitas pernyataan.
1.Penalaran Perlawanan/Oposisi
*bila yang satu salah, yang lain bisa benar,namun pula bisa salah.
2.Penalarn Eduksi
Penalaran eduksi adalah bentuk penalaran langsungdari suatu proposisi ke proposisi lain
dengan pengolahan term yang sama. Edukasi bisa dibagi menjadi 3, yaitu konversi,inversi,dan
kontraposisi. apabila dianalisis subjek dan predikat,terdapat 7 proposisi kategoris menjadi
berikut :
5.Proposisi Partikular
BAB 4
PENALARAN TIDAK LANGSUNG PROPOSISI KATEGORIS
Penalaran tidak langsung adalah penalaran yang didasarkan atas dua proposisi atau
lebih sebagai premis kemudian disimpulkan. Penalaran tidak langsung ada tiga,yakni
induksi,deduksi,dan penyimpulan kausal.
A.INDUKSI
yang berlaku secara generik. Maka induksi dalam bentukan ini disebut generalisasi.
*Ciri-ciri Induksi,yaitu :
1.Premis-premis dari induksi merupakan proposisi empiris yang langsung kembali kepada
suatu observasi indra atau proposisi dasar. Proposisi dasar menunjuk pada fakta.
2.Kesimpulan penalaran induksi itu lebih luas daripada yang dinyatakan di dalam premis-
premisnya.
❖ Syarat-Syarat Generalisasi
Penalaran yang menyimpulkan suatu konklusi bersifat generik dan premis-premis yang berupa
proposisi empiris itu disebut generalisasi.
Generalisasi menurut Soekadijo (1994) harus memenuhi 3 syarat antara lain :
2.Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal,artinya tidak boleh terbatas dalam
ruang dan waktu.
Dalam induksi, tidak ada konklusi yang memiliki nilai kebenaran yang pasti. Yang
ada hanya konklusi dengan probabilitas terendah atau tinggi.
1.Makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induksi,makin tinggi probabilitas
kesimpulannya dan sebaliknya.
2.Makin besar jumlah faktor analogi di dalam premis, makin rendah probabilitas
kesimpulannya dan sebaliknya.
3.Makin besar jumlah faktor disana loginya pada pada premis, makin tinggi probabilitas
kesimpulannya dan sebaliknya.
B.DEDUKSI
Deduksi merupakan merogoh suatu konklusi yang hakikatnya telah tercakup di dalam suatu
proposisi atau lebih. Dalam deduktif, output bisnis itu berupa ketentuan mengenai konklusi
yang shahih, yaitu bentuk konklusi, yang kalau premisnya benar,
kesimpulannya tentu pula benar.
C.PENYIMPULAN KAUSAL
Penyimpulan kausal banyak digunakan, baik dalam perenungan filsafati maupun dalam
penelitian ilmiah, yaitu penarikan kesinpulan yang didasarkan atas hubungan
sebab akibat. Metode kausal dibedakan menjadi lima macam, yaitu :
2.Metode perbedaan
4.Metode sisa
BAB 5
SILOGISME KATEGORIS
Silogisme merupakan proses menggabungkan tiga proposisi, dua menjadi dasar penyimpulan,
satu menjadi konklusi. Silogisme kategoris berarti argument yang terdiri atas tiga proposisi
kategoris yang saling berkaitan, 2 sebagai dasar penyimpulan(premis), satu sebagai konklusi
yang ditarik (konklusi). Seluruh argument mengandung 3 proposisi, yakni:
3. Pengertian yang tidak terdapatdalam konklusi, namun masih ada pada kedua premis
disebut term antara/pembanding (M).
B. BENTUK DAN MODUS SILOGISME
1. Silogisme Sub-Pre
2. Silogisme Bis-Pre
3. Silogisme Bis-Sub
4. Silogisme Pre-Sub
Susunan silogisme terdapat 64, tentu saja tidak semuanya benar. Beberapa susunan silogisme
yang benar itu diberi nama dengan menggunakan ketiga huruf yang melambangkan bentuk
proposisi mayor,minor, dan konklusi. Berikut ini susunan silogisme yang benar dengan nama-
namanya :
1. Dua hal yang sama,jika yang satu diketahui sama dengan hal ketiga,yang lain pun pasti sama.
2. Dua hal yang sama,jika sebagian yang satu termasuk pada hal ke 3, sebagian yang lain pun
termasukdi dalamnya.
3. Antara 2 hal,jika yang satu sama dan yang lain berbeda dengan hal ke 3,2 hal itu berbeda.
4. Jika sesuatu hal diakuisebagai sifat yang sama dengan keseluruhan maka diakui juga sebagai
sifat oleh bagian-bagian keseluruhan itu.
5. Jika sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sama dengan bagian dari suatu keseluruhan maka
diakui juga sebagai bagian keseluruhan itu.
6. Jika sesuatu hal diakui sebagai sifat yang mencakup keseluruhan maka mencakup juga bagian-
bagian pada keseluruhan itu.
7. Jika sesuatu hal tidak diakui oleh keseluruhan maka tidak diakui juga oleh bagian-bagian pada
keseluruhan itu.
Terdapat 8 kaidah yang berlaku dalam penyusunan silogisme kategoris. Masing- masing
4menyangkut term dan 4 menyangkut proposisi. Kaidah-kaidah tadi sebagaiberikut :
8. Term
a. Silogisme tidak boleh mengandung kurang atau lebih dari 3 term (minor,mayor,menengah).
b. Term antara (pembanding) tidak boleh masuk kedalam konklusi
c. Term subjek dan predikat dalam konklusi tidak boleh lebih luas menurut term premis
d. Term antara (pembanding) harussekurang-kurangnya satu kali muncul sebagai term atau
pengertian universal.
2. Proposisi
b. Kedua premis tidak boleh negative. Premis yang keduanya negative tidak bisa melahirkan
konklusi.
1. Entimema
Entimema merupakan suatu bentuk silogisme yang hanya mengungkapkan premis atau
konklusi saja atau keduanya namun terdapat satu premis yang tidak dinyatakan.
2. Epikheirema
Epikheirema merupakan suatu bentuk silogisme yang salah satu atau ke 2 premisnya disertai
dangan alasan. Premis yang disertai dengan alasan itu sebenarnya adalah konklusi dari
silogisme tersendiri.
3. Sorites
Sorite merupakan suatu bentuk silogisme yang premisnya berkait-kaitan lebih berdasarkan dua
proposisi,sehingga kesimpulannya berbentuk hubunganantara salah satu term proposisi
pertama dengan salah satu term proposisiterakhir yang keduamya buka term pembanding.
4. Polisilogisme
Bagian Ketiga
SISTEM NILAI KEBENARAN
BAB 6
PENGOLAHAN PROPOSISI MAJEMUK
Proposisimajemuk merupakan pernyataan yang terdiri atas 2 bagian yang bisa dinilai benar
atau salah. Proposisi majemuk bisa dibedakan menjadi tiga,yaitu propsisi
hipotesisi,proposisi disjungtif,dan proposisi konjungtif.
1.Proposisi Hipotesis
Proposisi hipotesis merupakan pernyataan yang tersdiri atas 2 bagian, yang hubungan kedua
bagian itu merupakan ketergantungan yang satu sebagai entesenden (premis) dan yang satu
sebagai konsekuaen (kesimpulan). Proposisi hipotesis terbagi atas 2 :
Proposisi ini ditandai dengan “atau”. Proposisi dibagi menjadi tiga macam,yaitu :
b.Disjungdi Inklunsif (ditandaidengan ‘dan atau’ salah satu keduanya bisa benar,tidak bisa
keduanya salah.
c.Disjungsi Alterntif menegaskan bahwa 2 predikat dihubungkan dengan subjek yang sama.
Yang ditandai dengan “…dan…”.
3.Proposisi Konjungtif
Proposisi beragam yang menegaskan bahwa 2 predikat dihubungkan dengan subjek yang sama.
Proposisi ini ditandai menggunakan “…dan…”.
BAB 7
SILOGISME MAJEMUK DAN DILEMA
D. DILEMA
Dilema merupakan suatu silogisme yang terdiri atas 2 pilihan serba galat . Macam-macam
dilema : Dilema Konstruktif dan Dilema Destruktif.
b)Bagian-bagian disjungsi yang disebutkan harus bertentangan secara eksplisit satu dengan
yang lain.
c)Konsekuensi yang dihasilkan dari masing-masing bagian disjungsi harus bersifat sah.
BAB 8
KESESATAN FORMAL DAN BAHASA
Sesat pikir merupakan proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidaklogis,salah
arah,dan menyesatkan,suatu gejala berfikir yang salah disebabkanadanya pemaksaan prinsip-
prinsip akal tanpa memperhatikan relevansinya.(Sumaryono,1999).
*Sesat pikir dapat terjadi dalam :
a) Definisi
b) Penggolongan
c) Perlawanan
B. SUMBER-SUMBER KESESATAN
Dalamlogika deduktif, kita dengan gampang memperoleh kesesatan karena adanya kata-kata
yang dianggap homonym,yaitu istilah yang mempunyai banyak arti yang dalam logika
umumnya disebut kesalahan sematik atau bahasa. Selain itu, bisa pula lantaran prasangka
pribadi,pengamatan yang tidak lengkap atau kurang teliti,kesalahanklasifikasi atau
penggolongan tidak lengkap atau tumpang-tindih maupun masihcampur aduk.
BAB 9
KESESATAN RELEVANSI
1. Jeli dan cermat terhadap berbagai kesalahan dalam menalar, juga supaya kita sanggup
mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan tersebut sehingga mungkin kita selamat dari
penalaran palsu.
2. Penelitian terhadap peranan bahasa dan penggunaaannya
3. Mengupayakan agar setiap kata atau kalimat mempunyai makna yang tegas dan jelas.