Anda di halaman 1dari 59

(DASAR-DASAR LOGIKA)

(Mid Test Dasar-Dasar Logika)

OLEH :

SRI UMI RAHAYU.M

E051191039

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PRODI ILMU PEMERINTAHAN

2019
1. Coba jelaskan pengertian tentang logika ,sejarah logika,manfaat logika, dan
pembagian logika! Menurut anda, apa pentingnya belajar logika, dan apa
sumbangsih logika dalam ilmu yang anda geluti (ilmu Pemerintahan) ?
Jawab :
a. Pengertian Logika
“ Logika” adalah bahasa latin berasal dari kata “Logos” yang berarti perkataan atau sabda .
Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah Mantiq, kata Arab yang diambil dari kata
kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap.
Dalam bahasa sehari-sehari kita sering mendengar ungkapan serupa: alasanya tidak logis,
argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal, dan
tidak logis adalah sebaliknya.
Dalam buku Logis and Language of Education, mantiq disebut sebagai “penyelidikan
tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir benar, sedangkan dalam kamus Munjid disebut
sebagai “Hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir”.
Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.
Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah
Logika adalah bahasa latin berasal dari kata logos yang berarti perkataan atau sabda
logika juga berkaitan dengan bagaimana kita berpikir baik atau buruknya sesuatu serta logika
juga biasanya mempunyai objek tetapi dalam sudut pandang yang berbeda
Dalam bahasa sehari-hari, perkataan logika merujuk pada cara berfikir atau cara hidup
atau sikap hidup tertentu, yakni masuk akal, yang wajar, yang beralasan atau berargumen.
Logika atau Mantiq secara terminilogi adalah ilmu yang mempelajari mengenai kaidah-
kaidah atau hukum berpikir yang ketika diaplikasikan sebagai realitas menjadikan seseorang
terhindar dari kesalahan berfikir.
Salah satu yang tidak dapat dipisahkan dari pembahasan Logika adalah Akal yang
merupakan alat untuk berpikir.
Logika Menurut pendapat saya

Logika adalah salah satu ilmu yang berasal dari pengetahuan yang biasanya terdapat
sudut pandang yang berbeda dalam satu objek atau bisa juga dikatakan bersifat universal, dalam
logika memerlukan akal sehat untuk memilih peryataan yang tepat karena logika salah satu teori
dalam filsafat untuk menentukan kebenaran yang bersal dari peryataan atau fenomena. Timbul
pertayaan apa perbedaan logika dan etika ? Logika berbicara mengenai benar atau salahnya
sedangkan etika berkaitan dengan baik buruknya.

b. Sejarah Logika
Logika berasal dari bahasa yunani dari kata logos yang artinya ucapan atau pengertian.
Asal mulanya logika yaitu berawal dari tales yang mengembangkan takhayul, dogeng-dogeng
dimana pada saat itu belum muncul yang namanya logika. Akhinya tales yang mengembangkan
logika ini. Dia menyampaikan bahawa air itu jiwanya alam semesta. Akan tetapi itu belum
sempurna, kemudian disempurnakan oleh Aristoteles dengan alasan bahwa sumur yang hidup
butuh air . kemudian sejarah logika ini turun ke murid-muridnya dan dimunculkan kembali oleh
zeno tahun 334 SM.
Kata “Logika” rupa-rupanya dipergunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium. Kaum
Sofis, Socrates dan Plato harus dicatat sebagai perintis lahirnya Logika. Logika lahir sebagai
ilmu atas jasa Aristoteles, Theoprostus dan kaum Stoa.
Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam
semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu. Sejak saat Thales sang filsuf
mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato juga
telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini. Pada masa Aristoteles logika masih
disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai yang berangkat dari yang benar,
dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang
masih  diragukan kebenarannya.Pada salah seorang muridnya, Aristoteles yang menjadi
pemimpin, melanjutkan pengembangn logika. Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan
oleh Zeno dari Citium pelopor . Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus dan Sextus
Empiricus , dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode
geometri.Porohyus membuat suatu pengantar (eisagoge) pada Categoriae, salah satu buku
Aristoteles. Boethius menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan
menambahkan komentar-komentarnya. Johanes Damascenus menerbitkan Fons Scienteae.

Awal lahirnya ilmu logika tidak dilepaskan dari upaya para ahli pikir Yunani. Mereka
berusaha menganalisis kaidah-kaidah berpikir dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
membuat kesimpulan. Ahli pikir yang memelopori perkembangan logika sejak awal lahirnya
dalah Aristoteles. Karya-karya beliau bukan saja di bidang logika, namun juga di pelbagai ilmu,
baik ilmu alam maupun ilmu sosial. Perkembangan logika setelah masa Aristoteles banyak
dilanjutkan oleh para muridnya, di antaranya Theoprastus dan Porphyrius.

Theosparstus adalah pemimpin aliran paripatetik (warisan gurunya) yang telah


menyumbangkan pemikiran tentang pengertian yang mungkin (yaitu pengertian yang tidak
mengandung kontradiksi dalam dirinya) dan sifat asasi dari setiap kesimpulan (harus mengikuti
unsur terlemah dalam pangkal pikir).

Adapun phorpyrius adalah seorang ahli pikir dari Iskandariah yang amat terkenal dalam
bidang logika. Yang telah menambahkan satu bagian baru dalam pelajaran baru dalam logika,
yang dinamakan eisagoge. Dalam pelajaran ini dibahas lingkungan zat dan sifat di dalam alam
yang sering disebut klasifikasi. Pada masa beliau, logika telah berkembang ke pelbagai wilayah,
seperti Athena, Antiokia, Iskandariah, dan Roma.

Di samping jasa para muridnya tersebut, perkemangan logika juga mengalami kendala.
Pada tahun 325 M, di mana Kaisar Konstantin bertakhta, telah berlangsung sidang gereja
pertama di dunia, yaitu Nicae yang dihadiri para Bishop dan Patriach. Salah satu keputusan yang
diambil adalah membatasi pelajaran logika hanya sampai perihermenias, sedangkan bagian-
bagian lain dilarang.

Sebagai dampak dari pelarangan ini, muncul inisiatif dari seorang komentator, yaitu
Boethius (480-524 M) untuk menterjemahkan buku Logika dari bahasa Yunani (Greek) ke dalam
bahasa latin. Buku yang diterjemahkan tersebut adalah termasuk yang dilarang, sebagai
konsekuensinya Boethius dijatuhi hukuman mati. Sejak saat itulah pelajaran logika di Barat
hampir selama seribu tahun juga mengalami kematian pemikiran.

Upaya untuk mengembangkan logika, tampak dari upaya beberapa filsuf Islam yang aktif
menyalin buku-buku karya Aristoteles ke dalam bahasa Arab.   Di antara filsuf Islam tersebut
adalah Johana bin Pafk yang menyalin buku kategori Aristoteles menjadi Manqulatul-Assyarat li
Aristu, Ibnu Sikkit Jakub   Al-Nahwi (803-859 M) memberi komentar dan tambahan dalam
bukunya Ishlah    fil-Manthiqi, Jakub bin Ishak Al-Kindi (791-863 M) menyalin bagian-bagian
logika Aristoteles dan memberi komentar satu per satu. Penyalinan bagian-   bagian ini tidak
dilarang oleh kaum gereja.

c. Manfaat Logika
 Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara
rasional,kritis dan tepat
 Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat dan objektif.
 Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara
tajam dan mandiri
 Meningkatkan cinta akan keberanian dan menghindari kekeliruan
 Melatih jiwa manusia agar dapat memperhalus jiwa pikiranya
 Mendidik kekuatan akal pikiran dan mengembangkannya sebaik-baiknya
 Studi Logika mendidik kita berpikir jernih dan kritis
 Logika memungkinkan kita melaksanakan displin intelektual yang
diperlukan dalam menyimpulkan atau menarik kesimpulan
Manfaat logika untuk kehidupan sehari-hari adalah sebagai usaha untuk menemukan
segala solusi dalam sebuah permasalahan dengan mempertimbangkan berbagai aspek penting
bukan hanya dari segi manfaat nya melainkan dari benar atau salahnya suatu tindakan. Logika
dapat mengajarkan kita untuk berpikir secara dengan cara serius dan menyeluruh guna
mendapatkan kebenaran dari segala situasi yang terjadi dan menerapkan hukum dan patokan
yang harus dipenuhi.

Membantu Manusia Berpikir Cermat, Objektif, Abstrak


Dalam menemukan suatu kesimpulan. Logika akan mengajarkan pada berpikir secara
cermat yakni teliti melihat semua detail yang ada dan tidak meninggalkan suatu jejak yang
tertinggal, tidak berpihak sehingga apa yang dihasilkan tidak mempengaruhi penilaian secar
pribadi maupun golongan, Berpikir abstrak juga diandalkan untuk menemukan suatu masalah
yang terkadang tidak masuk dalam akar pikiran manusia. Menggali suatu kebenaran sangat sulit
layaknya mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Diterapkan dalam Kajian Ilmu Apapun
Logika digunakan dalam semua objek kajian mulai dari filsafat, matematika hingga hukum.
Hanya beberapa hal yang berbeda, jika logika matematika menganalisis mengenai suatu
pernyataan matematika dengan asas silogisme, kontradiksi dan lain lain, logika dalam ilmu
hukum sangat penting untuk menemukan sebuah kebenaran yang sejati dari sebuah
permasalahan kehidupan nyata yang terjadi sehingga proses nya lebih membutuhkan waktu yang
lebih lama dibanding dengan pembuktian logika matematika.

Dengan belajar logika mampu meningkatkan daya analisis yang kian bertambah.
Pengambilan keputusan akan diambil secara benar dengan mempertimbangkan hal-hal yang
sudah terlihat, terbaca dan dipahami dalam proses menemukan kesimpulan. Dalam proses
mengatur dan manajemen waktu belajar logika memiliki artian penting dalam setiap aspek
kehidupan. Layaknya manfaat psikologi bagi remaja, berpikir rasional dan kemampuan analisis
berpikir yang meningkatkan akan mampu meningkatkan citra diri dan kecintaan terhadap sebuah
kebenaran yang ditemukan.
Manfaat logika mampu mengajarkan manusia untuk tidak secara langsung menganggap
benar dan salah suatu tragedi (masalah), belajar untuk menemukan fakta yang mendasarinya dan
mengajarkan untuk dapat bersifat jujur terhadap diri sendiri dan orang lain jika hasil atau
kesimpulan yang diterima tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Semoga Bermanfaat.

d. Pembagian Logika

Sistematisasi logika dapat diklsaifikasikan menjadi beberapa bagian, tergantung dari mana
kita meninjaunya.
Pertama, dari segi obyeknya. Pada bagian ini logika dapat dibedakan menjadi dua, (1)
logika formal atau mantiq as-shuwari, (2) logika material atau mantiq al-maddi. Hal ini sudah
dijelaskan pada sub “Obyek Logika”.
Kedua, dari segi kualitasnya. Disini Mantiq/logika dapat dibedakan menjadi Naturalis
(Mantiq al-Fithri), yaitu kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan manusia. Akal manusia
yang normal dapat berjalan dan bekerja secara spontan sesuai hukum-hukum logika dasar.
Bagaimanapun rendahnya intelegensi seseorang ia dapat membedakan bahwa sesuatu itu adalah
berbeda dengan sesuatu yang lain, dan bahwa dua kenyataan yang bertentangan adalah tidak
sama.
Tetapi dalam mengahadapi permasalahan yang rumit dan dalam berfikir, manusia banyak
dipengaruhi oleh kecendrungan pribadi disamping bahwa pengetahuan manusia sangat terbatas
mengakibatkan tidak mungkin terhindar dari kesalahan. Nah, untuk mengatasai kenyataan yang
tidak bisa ditanggulangi oleh Mnatiq al-Fitri, manusia menyusun hukum-hukum patokan-patokan
, rumus-rumus berfikir lurus. Logika inilah yang disebut dengan Logika Artifisialis atau Logika
Ilmiah (Mantiq As-Suri) yang bertugas membantu Mantiq Al-Fitri. Mantiq ini memperhalus,
mempertajam, serta menunjukkan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja lebih teliti,, efisien,
mudah dan aman. Ketiga, dari segi metodenya, mantiq/logika dapat dibedakan atas Logika
Tradisional (Mantiq al-Qadim) dan Logika Modern (Mantiq al-Hadits). Logika tradisional adalah
logika Aristoteles, dan logika para Logikus yang lebih kemudian, tetapi masih mengikuti system
Logika Aristoteles. Sedangkan Logika Modern tumbuh dan berkembang mulai pada abad XIII.
Mulai abad ini ditemukan sistem baru, metode baru yang berlainan dengan sisitem Logika
Aristoeteles. Saatnya dimulai sejak Raymundus Lullus menemukan metode baru logika yang
disebut Ars magna.
Adapun Logika menurut The Liang Gie (1980) terbagi menjadi lima bagian:
1.      Logika makna luas dan logika makna sempit
Dalam arti sempit istilah tersebut dipakai searti dengan deduktif atau logika
formal. Sedangkan dalam arti yang lebih luas pemakaiannya mencakup kesimpulan-
kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem penjelasan di susun dalam
ilmu alam serta meliputi pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.

2.      Logika Deduktif dan Induktif


            Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas pelajaran
yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan sebagai
kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul menurut bentuknya saja. Logika
induktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang betul
dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.
3.      Logika Formal dan Material
Logika formal adalah mempelajari asas aturan atau hukum-hukum berfikir yang
harus ditaati agar orang dapat berfikir dengan benar mencapai kebenaran. Logika material
mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai hasil-hasil logika formal dan
mengujinya dengan kenyataan praktis sesungguhnya. Logika material mempelajari
sumber-sumber dan asalnya pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan dan akhirnya
merumuskan metode ilmu pengetahuan itu. Dan sekarang, logika formal adalah ilmu
yang mengandung kumpulan kaidah cara berfikir untuk mencapai kebenaran.

4.      Logika Murni dan Terapan


Logika murni adalah merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan
logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-pernyataan
dengan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam suatu cabang ilmu dari sitilah yang
dipakai dalam pernyataan dimaksud. Logika terapan adalah pengetahuan logika yang
diterapkan dalam setiap cabang ilmu bidang-bidang filsafat dan juga dalam pembicaraan
yang menggunakan bahasa sehari-hari.

5.      Logika Falsafati dan Matematik


Logika falsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian logika yang
masih berhubungan sangat erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika
kewajiban dengan etika atau logika arti dengan metafisika. Adapun logika matematik
serta bentuk lambang yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna ganda atau
kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa.

e. Menurut Anda Apa Logika Penting

Menurut saya logika sangat penting dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya di dunia
pendidikan saja tetapi dalam dunia lingkungan sosial yang dimana untuk menentukan atau
menganalisis hal yang benar maupun hal yang salah, logika juga penting dalam berpikir kritis
untuk memecahkan suatu masalah dalam logika juga dapat menghindarkan diri dari informasi
yang bersifat hoax, serta melatih daya pikir seseorang dalam berkata ataupun meyimpulkan.
f. Apa Sumbangsih Logika Dalam Ilmu Pemerintahan

Menurut saya logika sangat berpengaruh dalam ilmu pemerintahan kita bisa melihat dari kata
ilmu yang dimana dalam mempelajari ilmu perlunya logika yang berdasarkan pengalaman
dengan metode yang terstruktur serta hasil dari penyelidikan yang objektif dan universal .
Dalam pemerintahan berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab sesorang dalam melayani
disini pegambilan keputusan dan berpikir secara kritis sangat diperlukan. Logika juga berkaitan
dengan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan,pelayanan,pembagunan dan
pengaturan.

2. Apa perbedaan dari ilmu, kebenaran dan pemikiran ? mengapa antara ilmu,
kebenaran, dan pemikiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan? Bagaimana upaya untuk mendaptkan kebenaran? Jelaskan dan
berikan contoh !

Jawab :

a. Perbedaan Ilmu, Kebenaran,dan Pemikiran

 Ilmu

Logika yang sedang kita pelajari adalah ilmu . dalam bahasa Indonesia “Ilmu” seimbang
artinya dengan “science” dan dibedakan pemakainya secara jelas dengan kata “pengetahuan”.
Dengan kata lain ilmu dan pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar.

Pengetahuan adalah hasil dari aktivitas mengetahui, yakni tersingkapnya suatu kenyataan
ke dalam jiwa hinggs tidak ada keraguan terhadapnya.

Ilmu menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh
pengetahuan. Pengetahuan dari obyek-obyek sejenis dikelompokan dan disistematisasikan
menjadi kelompok-kelompok tertentu sehingga melahirkan ilmu yang beraneka ragam seperti
yang kita kenal adalah hasil dari pengelompokan pengetahuan sejenis.
Dalam pengetahuan modern dikenal pembagian ilmu atas kelompok ilmu a posteriori,
dan kelompok ilmu a priori. Ilmu a posteriori adalah ilmu pengetahuan yang kita pereloh dari
pengalaman indrawi seperti Ilmu Kimia, Ilmu Alam dan ilmu pengalaman dan eksperimen. Ilmu
a priori adalah ilmu-ilmu yang tidak kita pereleh dari pengalaman dan percobaan, tetapi
bersumber pada akal itu sendiri.Ilmu menurut saya adalah hal yang dimana bisa dipelajari dan
bisa diajarkan secara umum.

 Kebenaran

Benar pada dasarnya adalah persesuain antara pikiran dan kenyataan. Ukuran kebenaran
adalah persesuain atau tidak adanya pertentangan dari awal hingga akhir. Benar bukan berarti
fakta karena kebenaran biasanya ada yang bersifat akan berubah atau tidak mutlak.

 Pemikiran

Pemikiran adalah aksi (act) yang menyebabkan pikiran mendapatkan pengertian baru
dengan perantara hal yang sudah diketahui. Yang beraksi dalam pemikiran, bukan hanya pikiran
atau akal budi saja tetapi sesungguhnya manusia secara keseluruhan. Proses pemikiran adalah
suatu pergerakan mental dari satu hal menuju hal lain, dari proposisi satu ke proposisi ke
proposisi lainnya dari apa yang sudah diketahui kdqre hal yang yang belum diketahui.

b. Mengapa antara ilmu,kebenaran, dan pemikiran menjadi satu kesatuan

Jika dikaitkan dengan logika ilmu itu biasanya berasal dari pemikiran untuk mencapai
suatu kebenaran. Ilmu pada dasarnya aktivitas kita sendiri untuk mengetahui yang di dasari atas
pengetahuan yang dilandaskan juga dengan pemikiran yang logis intinya bisa masuk akal yang
bertujuan untuk menentukan Hukum-hukum,asas-asas, patokan-patokan logika membimbing
akal menempuh jalan yang paling efisien untuk mencapai kebenran.
c. Bagaimana untuk mendapatkan kebenaran

Untuk mencari kebenaran sebenarnya sama halnya dengan pemecahan masalah yang
pernah saya pelajari, yaitu:

 Mencari tau terlebih dahulu apa yang menjadi objek utamanya


 Mencari sumber informasi yang sebanyak-banyaknya
 Menyelesaikanya dan Mengevaluasinya

Berpikir kritis merupakan metode utama dalam logika dengan mengidentifikasi suatu
peryataan dengan baik artinya bisa mengetahui kebenaran secara mutlak.

Ada dua cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru
yang benar, yaitu melalui metode induksi dan metode deduksi.

Induksi adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-
kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari kenyataan –kenyaaan yang bersifat
khusus dan terbatas diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif kita
mendapat pengetahuan yang terpercaya, meskipun tidak melalui penelitian lebih dahulu.
Pengetahuan ini dapat secara cermat dan kritis.

Contoh kebenaran dalam kehidupan Sehari-hari yaitu air direbus pasti


mendidih,peryataan sesingkat ini merupakan suatu kebenaran yang bersifat mutlak, jika
seseorang beranggapan bahawa air direbus akan menjadi es batu maka secara universal
mengatakan salah atau tidak logis.
3. Apa yang dimaksud dengan kata dan definisi ? Mengapa kata menjadi penting
dalam pembahasan logika ? Jelaskan pula makna kata konotatif dan denotative,
serta berikan contoh! Bagaimana cara membuat definisi dan apa saja unsur-
unsur definisi itu ? Jelaskan dan berikan contoh ?

Jawab :

a. Kata dan Definisi

Kata mempunayai beberapa pengertian yaitu :

 Positif, negatif, privatif

Sesuatu kata mempunyai pengertian positif apabila mengandung penegasan adanya


sesuatu seperti adanya ilmu dan sebagainya. Suatu kata mempunyai pengertian negative apabila
di awali dengan salah satu dari kata tidak.Suatu kata mempunyai pengertian privative apabila
tidak adanya sesuatu seperti tidak adanya ilmu.

 Universal, particular, singular, dan kolektif

Suatu kata mempunyai pengertian universal apabila ia memngikat keseluruhan


bawahannya tanpa kecuali seperti rumah adalah keseluruhan tanpa kecuali.

Suatu kata mempunyai pengertian particular apabila ia mengikat bawahan yang banyak,
tetapi tidak mencakup keseluruhan anggota predikatnya seperti sebagian manusia.

Suatu kata mempunyai pengertian singular apabila anggota yang menjadi bawahan kata
yang satu yang dibedakan atas nama unik, nama diri.

Suatu kata mempunyai pengertian kolektif apabila mengikat sejumlah barang yang
mempunyai persamaan diri yang membentuk satu kesatuan seperti semua pemain bersama-sama
membentuk regu, tetapi tidak bisa dikatakan setiap pemain adalah regu.
 Konkret dan abstrak

Suatu kata mempunyai pengertian apabila ia merujuk pada suatu benda yang memiliki
eksistensi tertentu. Sedangkan menurut abstrak apabila ia membahas mengenai sifat, keadaan,
kegiatan, yang dilepas dari objek tertentu, seperti kesehatan.

 Mutlak dan relative

Suatu kata mempunyai pengertian mutlak apabila ia dapat di pahami dengan sendirinya
tanpa membutuhkan dengan benda lain sedangkan relative tidak dapat dipahami dengan
sendirinya, tetapi harus selalu ada hubungan dengan benda lain.

 Univok, equivok dan analog

Univok adalah kata yang mempunyai suatu makna yang jelas tidak membingungkan,
sedamgkan equifok adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu. Analog juga adalah
kata yang dalam pemakaiannya mempun yai makna yang berbeda dengan makna aslinya tetapi
masih mempunyai persamaan juga.

 Bermakna dan tak bermakna

Setiap makna yang mempunyai konotasi dan denotasi disebut kata bermakna atau
konotatif. Kebanyakan kata masuk kelompok ini. Sebagian lain adalah kata yang tidak
mempunyai denotasi yakni tidak mempunyai cakupan seperti gatot kaca.

Kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari
satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan
beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Kata menurut pendapat saya adalah alat komunikasi atau alat penghubung yang bisa
dikaitkan dengan bahasa yang dimana merupakan identitas suatu negara atau budaya .

Definisi adalah pengetahuan yang kita butuhkan. Dalam kehidupan ilmuah maupun
kehidupan sehari-hari. Mendefinisi adalah meyebut sekelompok karakteristik suatu kata sehingga
kita dapat mengetahui pengertiannya serta dapat membedakan kata lain yang menunjuk objek
yang lain pula.

Definisi adalah suatu batasan atau arti, bisa juga dimaknai kata, frasa, atau kalimat yang
mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas.

Definisi menurut saya adalah metode untuk menentukan ciri khas dari suatu objek untuk
membedakan nya dnegan yng lain.

b. Makna konotatif dan denotative serta berikan contoh

Makna denotatif adalah makna sebenarnya atau makna yang memang sesuai dengan
pengertian yang dikandung oleh kata tersebut. Kata makan artinya  memasukkan sesuatu ke
dalam mulut , dikunyah, dan ditelan. Arti kata makan tersebut adalah makna denotatif. Makna
denotatif disebut juga makna umum.

  Makna konotatif  adalah bukan makna sebenarnya. Dengan kata lain, makna kias atau
makna tambahan. Contoh kata putih bisa bermakna suci atau tulus tapi juga dapat bermakna
menyerah atau polos.

kalimat denotasi: Budi memakan apel.

Kalimat konotasi: : kecelakaan di jalan tol telah memakan banyak korban. (memakan:
mengakibatkan)

kalimat denotasi: Dia suka baju berwarna hitam.

Kalimat konotasi: : Dia tidak suka kampanye hitam. (kampanye hitam: kampanye jahat)

kalimat denotasi: Budi memiliki tangan yang panjang.

Kalimat konotasi: Temannya ternyata seseorang yang panjang tangan. (panjang tangan: suka
mencuri)

kalimat denotasi: Kepalanya sangat besar.


c. Cara membuat definisi dan unsur-unsur definisi

Agar pembuatan definisi terhindar dari kekeliruan perlu kita perhatikan patokan
berikut :
 Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang
didefinisikan. Misalnya merpati adalah burung yang dapat terbang cepat
( Banyak burung yang dapat terbang cepat bukan merpati ). Sedangkan
definisi yang sempit misalnya kursi adalah tempat duduk yang dibuat dari
kayu bersandaran, dan berkaki (banyak juga kursi yang tidak dibuat dari
kayu )
 Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan. Definisi yang
melanggar patokan ini disebut definisi sirkuler, berputar atau toutologi, atau
tahsilul hasil seperti wajib adalah perbuatan yang harus dikerjakan oleh setiap
orang.
 Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang justru membungunkan yang
biasa disebut dengan obscurum per obscurius artinya menjelaskan sesuatu
dengan keterangan yang justru lebih tidak jelas. Seperti sejarah adalah
samudera pengalaman yang selalu bergelombang tiada putus-putusnya.
 Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif. Seperti indah adalah
sesuatu yang tidak jelek. Kata tidak itu melambangkan pengunaan peryataan
yang negative.

Mendefinisi adalah menyebut sekelompok karakteristik suatu kata sehingga kita dapat
menegetahui pengertianya serta dapat membedakan kata lain yang menunjuk pada obyek yang
lain. Karakteristik itu tidak lain adalah genera(jenis) dan differentia(sifat pembeda). Jadi
mendefinisi suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembedanyang dikandungnya.
Mengapa menyebut genera? Genera kita sebut untuk mendapatkan pikiran kita, karena dengan
genera suatu barang atau benda akan mudah dikenal sedangkan differentia berkaitan dengan
pengertianya untuk menghadirkan sifat pembedanya.
4. Jelaskan pengertian dari klasifikasi dan proposisi ! Mengapa dalam klasifikasi
dikenal ada pembagian dan pengelongan ? Jelaskan dan berikan contoh!
Jelaskan pula proposisi yang bersifat ketegorik,hipotetik dan disjungtif!
Jelaskan dan berikan contoh ?

Jawab :
a. Pengertian klasifikasi dan proposisi

Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda
menurut spesianya.
Ada beberapa pengertian mengenai klasifikasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau
standar yang ditetapkan. Klasifikasi berguna untuk pengelompokan yang tidak lain agar kita
mudah dalam menghubungkan satu dengan yang lainya. Misalnya manusia primitive
mengelompokkan binatang menjadi binatang berbisa dan tidak berbisa.

Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti
penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau
dibuktikan benar tidaknya.

Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna
yang semua peryataan pikiran yang mengungkapkan keinginann dan kehendak tidak dapat dinilai
dan salahnya bukanlah proposisi

Dalam logika dikenal adanya dua macam proposisi, menurut sumbernya, yaitu proposisi
analitik dan proposisi sintetik. Proposisi analitik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai
pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya, seperti:

Mangga adalah buahan-buahan.

Kuda adalah hewan.

Ayah adalah orang laki-laki.


Kata hewan pada contoh kuda adalah hewan pengertianya sudah terkandung pada subyek
kuda. Jadi predikat pada proposisi analitik tidak mendatangkan pengetahuan baru. Untuk menilai
benar tidaknya proposisi serupa kita lihat ada tidaknya pertentangan dalam diri peryataan itu.
Proposisi analitik disebut juga proposisi a priori.

Proposisi sinttik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan
menjadi keharusan bagi subyeknya , seperti:

Pepaya ini manis .

Gadis itu gendut.

Onasis adalah kaya raya.

Kata manis pada proposisi. Gadis ini manis pengertianya belum terkandung pada
subyeknya, yaitu gadis. Jadi kata manis merupakan pengetahuan baru yang didapat melalui
pengalaman.Singkatnya,proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar
atau salah.

b. Pembagian dan penggolongan

Pembagian adalah membagi suatu jenis kepada spasia untuk yang dicakupnya. Perlu kita
pahami bahwa pembagian logika atas jenis dan spasia suatu benda adalah tidak mutlak.
Pembagian membicarakan mengenai dontasinya. Jika definisi merupakan analisis konotasi maka
pembagian merupakan analisis denotasi. Jadi pembagian merupakan penjelasan yang lebih
lengkap mengenai suatu genera pada spesianya.

Berdasarkan pembedaan keseluruhan maka pembagian ini ada pembagian logis dan
pembagian realis.
a)    Pembagian Logis
Pembagian logis adalah pemecahbelahan keseluruhan ke dalam bagian-bagiannya yang
membentuknya. Pembagian ini ada dua, yaitu pembagian universal dan pembagian dikotomi.
1. Pembagian Universal, apabila suatu genus dibagi ke dalam semua spesiesnya atau terma
umum dibagi ke dalam terma khusus yang menyusunnya. Misalnya, makhluk dibagi atas
manusia, gorilla, kerbau, kera, dan sebangsanya. Pembagian seperti ini ada kekurangan dan
kelebihannya.
Kekurangannya adalah kadangkala manusia punya keterbatasan untuk menyebutkan
semua spesiesnya sehingga sering ditambah dengan dan lain-lain, dan sebagainya, dan
seterusnya. Padahal bisa saja yang dimaksudkan adalah dan lainnya lupa, dan seterusnya
bingung, dan tidak tahu. Kelebihannya adalah jelas anggotanya dan terperinci
2. Pembagian dikotomi, apabila pemecahannya hanya dibedakan menjadi dua golongan yang
saling terpisah, yang satu merupakan terma positif dan yang lain terma negative. Contoh
pembagian ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Porphyry dalam karyanya Isagoge, yakni
dari summun genus ke infirma spesies.
Pembagian dikotomi ini juga memiliki kekurangan dan kelebihannya. Kekurangannya
adalah anggotanya tidak jelas, atau tidak terperinci bahkan bisa jadi tidak ada anggotanya.
Kelebihannya adalah mudah cara membaginya karena hanya dibagi menjadi dua bagian.
     b). Pembagian Realis
        Pembagian realis adalah pemecahbelahan berdasarkan atas susunan benda. Pembagian ini
ada dua macam, yaitu:
1.    Pembagian esensial, yaitu pemecahbelahan sesuatu hal ke bagian-bagian dasar yang
menyusunnya, misalnya manusia dibagi atas badan dan jiwa; air dibagi atas dua hydrogen dan
satu oksigen (H20)
2.    Menyertai perwujudannya, misalnya, manusia dibagi atas warna kulit, ada kulit putih, hitam,
ssawo matang, dan lain sebagainya.
Hukum-hukum Pembagian
 Pembagian harus berjalan menurut sebuah asas tunggal, yakni harus mengikuti prinsip
atau sudut pandang yang sama. Sesuatu asas pembagian dapat dipilih sehubungan
dengan maksud pembagian, tetapi apabila sekali telah dipilih maka hendaknya jangan
diubah selama proses masih berlangsung. Misalnya jika membagi bangunan gedung
menurut asas fungsinya tidak boleh beralih menurut gaya arsitekturnya selama
pembagian itu berlangsung.
 Pembagian harus lengkap dan tuntas, yakni spesies yang merupakan bagian-bagian
penyusunnya bila dijumlahkan harus sama dengan genusnya. Artinya kalau kita
membagi-bagikan sesuatu hal maka bagian yang diperincikan harus mencakup semua
bagiannya. Bagian itu tidak hanya mencakup beberapa bagiannya saja. Jika bagian-
bagian itu dijumlah, hasilnya tidak kurang dan tidak lebih dari kesatuan yang dibagi-
bagikannya.
 Pembagian harus jelas terpisah bagian-bagiannya, yakni spesies penyusun genus harus
terpisah yang satu dengan yang lain. Artinya, bagian yang satu tidak boleh memuat
bagian yang lain. Tidak boleh terjadi adanya tumpang tindih antara bagian yang satu
dengan bagian lainnya.

Penggolongan kebalikan dari pembagian, sehingga sering dinyatakan bahwa kedua hal
itu saling berhubungan yang berbalikan. Pembagian dimulai dari suatu keseluruhan dan melalui
proses yang logis bergerak menurun ke dalam unsure-unsur yang semakin lama semakin kecil
sampai tercapainya unsure yang terendah. Sebaliknya yang bergerak ke arah yang berlawanan
disebut penggolongan, yakni dari barang-barang, kejadian, fakta, atau proses alam kodrat
individual yang beraneka coraknya, menuju ke arah keseluruhan yang sistematis dan bersifat
umum sampai tercapainya genus yang tertinggi.
Macam-macam Penggolongan
        Dalam mengadakan pembedaan macam penggolongan yang menjadi pedoman adalah sifat
bahan yang akan digolongkan dan keinginan dari orang yang mengadakan penggolongan. Kedua
segi itu dapat dipakai untuk mengadakan pembedaan yang biasanya disebut penggolongan
kodrati dan penggolongan buatan. Adapun penggolongan gabungan antara keduanya disebut
penggolongan perantara atau diagnostic.
 Penggolongan kodrati ditentukan oleh susunan kodrati, sifat, dan atribut yang dapat
ditemukan dari bahan-bahan yang tengah diselidiki
 Penggolongan buatan ditentukan oleh suatu maksud yang praktis dari seseorang, seperti
untuk mempermudah penanganannya dan untuk menghemat waktu serta tenaga
 Penggolongan diagnostic merupakan gabungan yang tidak sepenuhnya kodrati dan juga
tidak sepenuhnya buatan, yang coraknya mungkin dapat dijumpai dalam suatu bidang
yang baru atau yang untuk sebagian berkembang seperti ilmu-ilmu social.
Hukum Penggolongan
 Penggolongan harus hanya ada satu asas tertentu
 Penggolongan harus sampai tuntas dan jelas
.  Unsure-unsur sebagai bagian untuk menyusun konsep universal harus jelas terpisah satu dengan
yang lain
Manfaat Penggolongan/Klasifikasi
        Penggolongan adalah sebuah metode unifikasi yang dapat membantu pikiran kita untuk
melihat sekilas fenomena pengelompokan yang kiranya memiliki banyak variasi. Klasifikasi juga
memungkinkan pikiran kita untuk memahami benang merah yang terdapat dalam hubungan
antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Klasifikasi dapat membantu kita untuk
memahami benda atau objek menurut struktur kodratnya ataupun menurut struktur bagaimana
sang penggolong supaya lebih mudah mencermatinya.

c. Proposisi kategorik,hipotetik,disjungtif

  Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyatan tanpa adanya


syarat,seperti:
    Hasan sedang sakit    
Anak yang tinggal di asrama adalah mahasiswa
Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapkan
            Prorosisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term  subyek, satu term
predikat, satu kopula dan satu quantifier.
    Subyek, sebagaimana kita ketahui ,adalah term yang menjadi pokok pembicaraan.
Predikat adalah term yang menerangkan subyek.
Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat.Quantifier
adalah kata yang menunjukkan banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek

Proposisi hipotetik merupakan proposisi yang kebenarannya dinyatakan atau digantung


pada syarat tertentu. Pada proposisi hipotetik kopulanya adalah “jika, apbila, manakala“.
Proposisi hipotetik kopula menghubungkan dua buah pernyatan. Misal: “ jika permintaan
bertambah maka akan naik harga“. Pada dasrnya terdiri dari dua proposisi kategorik
“permintaan bertambah” dan“harga akan naik“. Jika dan maka adalah kopulanya. Permintaan
bertambah sebagai pernyatan pertama disebut sebab atau antecedent dan harga akan naik sebagai
pernyataan kedua  disebut akibat atau konsekuen.
                  Proposisi hipotetik mempunyai dua bentuk. Pertama, bila A adalah B maka A adalah C,
seperti :Bila hasan rajin ia akan naik kelas. Jika tanaman sering diberi pupuk ia akan subur.
Manakala seseorang dihina, maka ia akan marah.
Kedua, bila A adalah B maka C adalah D seperti :
Bila hujan, Saya naik becak. Bila keadilan tidak dihiraukan maka rakyat akan menuntut.Bila
permintaan bertambah, maka harga naik.
Menurut sebab dan akibat proposisi hipotetik ada dua yaitu;
1)       .Hubungan kebiasaan, seperti;
Bila pecah perang, harga akan membubung.
Jika hujan turun , saya tidak akan pergi.
Manakala ia lulus, ayahnya akan member hadiah yang menarik.
2)       Hubungan keharusan, seperti ;
           Bila matahari terbit maka waktu sholat subuh habis.
           Bila nyawa meninggalkan badan maka berakhirla kegiatan
           Jasmani kita.                                                                        
           Bila sesuatu itu hidup maka ia membutuhkan air.

                                  Proposisi disjunktif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah kategorika. Sbuah
proposisi disyunktif seperti: proposisi jika tidak benar maka salah; dan jika dianalisis menjadi :”
proposisi itu benar” dan “proposisi itu salah”. kopula yang berupa jika dan maka dapat
mangubah dua proposisi kategorik menjadi disyunktif. kopula proposisi disyungtif berfariasi
sekali seperti :     
         Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.
                        Hasan di rumah atau di sekolah.
                        Jika bukan Hasan yang mencuri maka budi.
          proposisi disyunktif kopulanya menghubungkan dua buah alternative. Ada dua bentuk
proposisi disyunktif. proposisi disyunktif sempurna mempunyai alternative kontradiktif,
sedangkan proposisi disyunktif tidak sempurna alternatifnya tidak kontradiktif.
5. Apa yang dimaksud dengan oposisi dan peryataan yang sama ? mengapa oposisi
penting dipelajari dalam logika? Apa saja masalah yang muncul di dalam
oposisi dari peryataan yang sama? Jelaskan pula teknik eduksi, berikan contoh-
contohnya!

Jawab :

a. Opisisi dan peryataan yang sama

Oposisi dalam logika diartikan dengan pertentangan antara dua pernyataan atas dasar
pengolahan term yang sama. Pertentangan disini diartikan juga dengan hubungan logis, yaitu
hubungan yang di dalamnya terkandung adanya suatu penilaian benar atau salah terhadap dua
pernyataan yang diperbandingkan.

2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, oposisi adalah pertentangan antara 2 unsur bahasa
untuk memperlihatkan arti perbedaan.

3. Oposisi adalah perbedaan 2 kalimat di dalam paragraf, dan perbedaan itu ada yang benar dan
ada yang salah.

Oposisi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Oposisi Sederhana

Oposisi yang berupa hubungan logis antara dua pernyataan tunggal atas dasar term yang
sama. Tetapi perbedaan dalam kualitas dan kuantitas. Term satu-satunya disini merupakan
predikat.

Contoh : Semuanya adalah korupsi

Ada sebagian yang tidak korupsi

Kata korupsi sebagai predikat yang tidak mempunyai term sebagai subyek yang saling
dihubungkan secara logis dengan bentuk pernyataan yang berbeda. Namun berbeda kualitas dan
kuantitas. Kemudian dalam oposisi sederhana dibedakan menjadi empat macam, yaitu : oposisi
kontraris, oposisi sub kontraris, oposisi kontradiktoris, dan oposisi subalternasi.

2. Oposisi Kompleks

Oposisi yang berupa hubungan logis antara dua pernyataan atas dasar dua term yang sama
sebagai subyek dan predikat, tetapi berbeda dalam kuantitas atau kualitasnya atau berbeda
kedua-duanya atau pertentangan antara dua proposisi kategoris dengan term yang sama dan
berbeda dalam satu hal.

Contoh : Semua peserta bimbingan tes perintis Yogyakarta ingin masuk Perguruan Tinggi Negeri

Ada peserta bimbingan tes perintis Yogyakarta yang tidak ingin masuk Perguruan Tinggi Negeri

Pernyataan yang Sama (Penyimpulan Eduksi)

Permasalahan Setiap pernyataan A, E, I atau O dapat ditarik permasalahan yang tersirat di


dalamnya. Permasalahannya bagaimana dapat dibuat sebuah pernyataan yang memiliki makna
sama dengan kalimat aslinya tetapi berbeda dalam redaksinya lanjutan Proses ini dalam logika
disebut penyimpulan Eduksi.

Penyimpulan eduksi adalah cara mengubah suatu proposisi kepada proposisi lain tanpa
mengubah makna, disamping memberi pedoman apakah dua proposisi kategorik atau lebih
mempunyai makna yang sama atau berbeda.[7]

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar atau mengungkapkan proses eduksi ini,
seperti pernyataan “apa yang saya sampaikan bukan tidak beralasan” sebagai upaya menekankan
pernyataan “apa yang saya sampaikan beralasan”. Juga pada waktu menghadapi beberapa
pernyataan kategorik kita sering menganalisis, apakah mereka menyatakan pengertian atau satu
pengertian yang dinyatakan dalam beberapa cara.

Pentingnya oposisi dalam logika

Penting dikarenakan dalam kehidupan perlu adanya pertentangan pendapat dalam lingkup
sosial dikarenakan agar lingkungan tidak melulu satu suara musti ada yang menentang agar
terjadi keseimbangan dalam berfikir.
Masalah yang muncul dalam oposisi

1. Kompetisi

Kompetisi merupakan bentuk oposisi yang lunak (kurang keras)yang di alamnya


sekelompok orang atau seseorang berjuang unttuk mencapai tujuannya tanpa menjatuhkan
sainganya,seperti halnya perebutan juara kelas,persaingan kota terbesih di indonesia. Dan
persaingan untuk menjadi dewan PBB,kompetisi juga pasti ada di setiap negara,daerah
provinsi,desa, kampung hingga keluarga, contoh kometisi yang ada di keluarga adalah, anak
yang saling mencari perhatian ke orang tuanya dengan menunjukan prestasi yang mampu dia
raih,agar dia mendapat pujian dari orang tuanya,seperti itulah kompetisi selalu ada di lingkungan
manapun

2. Konflik

Konflik mrupakan proses oposisi keras yang dalam prosesnya individu atau kelompok
berusaha merintangi,menghalangi,merugikan atau bahkan menindas lawanya guna untuk
mencapai tujuanya,seperti halnya israel (yahudi) yang selalu menindas palestina (islam) seperti
itulah konflik dimana kelompok atau individu menghalalkan segala cara untuk mencapai
tujuanya, konfik sendiri tidak hanya terjadi di negara,tapi juga bisa terjadi di kampus,desa
provinsi bahkan keluarga ingat kah anda dengan qabil dan habil dimana qabil sang kakak
membunuh adiknya hanya untuk mendapatkan istri yang cantik,dan tidak mau dengan calon
istrinya yang jelek itulah konflik, bahkan yang lebih kecil dari keluarga yaitu konflik
batin,semua orang juga pasti pernah merasakan konflik batin.

Masalah yang muncul dalam pernyataan yang sama

Saya tidak menemukan masalah dalam pernyataan yang sama dari berbagai referensi baik
dari buku, link, blog, website kami tidak menemukan artikel yang memuat permasalahan yang
muncul dalam peryataan yang sama.
Teknik eduksi beserta contohnya

Pengertian Eduksi

Eduksi merupakan penyimpulan langsung dari suatu proposisi ke proposisi lain dengan
pengolahan term yang sama. Pengolahan term dalam eduksi dapat juga berbentuk penukaran
kedudukan term atau berbentuk menegasikan term atau juga gabungan keduanya. Ada juga
keterangan yang menjelaskan bahwa eduksi adalah pernyataan dalam bentuk nyataan A, E, I, dan
O dapat ditarik permasalahan lain yang tersirat didalamnya dan permasalahan itu semakna
dengan per aslinya tetapi beda dalam redaksinya.

Eduksi berfungsi menginformasikan bagaimana seharusnya mengubah suatu proposisi


kepada proposisi lain tanpa mengubah makna, disamping itu memberi pedoman apakah dua
proposisi kategorik atau lebih mempunyai makna yang sama atau berbeda. Sebagai contoh yaitu
pernyataan berikut “apa yang saya sampaikan bukan tidak beralasan” sebagai penekanan
pernyataan “apa yang saya sampaikan beralasan”. Untuk memudahkan dalam penalaran eduksi,
maka proposisi kategoris harus dianalisis luas term antara subjek dan predikat.

Tehnik- tehnik eduksi ini secara sederhana ada 3 macam, yaitu :

- Konversi merupakan penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan
predikat dari suatu proposisi tanpa mengubah makna yang dikandungnya. Menukar kedudukan
yang dimaksud di sini ialah, term sebagai subjek dalam premis menjadi predikat dalam
kesimpulan, dan sebaliknya term sebagai predikat dalam premis menjadi subjek dalam
kesimpulan. Penyimpulan bentuk konversi kuantitas proposisi ada yang sama dan ada yang
berubah atau dengan kata lain konversi sama kuantitas dan konversi beda kuantitas.

- Inversi merupakan penyimpulan langsung dengan cara menegaskan subjek dan predikat pada
suatu proposisi. Inversi ini ada 2 macam, inversi penuh dan inversi sebagian. Inversi penuh, yaitu
mengasikan subjek dan predikat dari proposisi semula. Inversi sebagian, yaitu menegasikan
subjek dan menetapkan predikat dari proposisi semula.

- Kontraposisi merupakan penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan
predikat serta menegasikannya. Kontraposisi juga ada dua macam, sama seperti inversi, yakni
kontraposisi penuh dan kontraposisi sebagian. Kontraposisi penuh ialah menukar kedudukan
subjek dan predikat serta menegaskan keduanya dari proposisi semula. Kontraposisi sebagian
ialah menukar kedudukan subjek dan predikat serta hanya menegasikan predikat proposisi
semula menjadi subjek dalam kesimpulan.

Menurut pendapat lain tehnik-tehnik eduksi itu ada empat macam yaitu :

 Konversi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain
yang semakna dengan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan aslinya.
Subyek pernyataan pertama menjadi predikat dan predikatnya menjadi subyek pada
proposisi yang baru. Jadi kita beralih dari pernyataan tipe S P kepada tipe P S. Contoh:
Tidak satu pun mahasiswa adalah buta huruf. Tidak satu pun yang buta huruf adalah
mahasiswa. Selain itu, tidak selamanya dengan pembalikan begitu saja akan diduga
proposisi baru yang benar, seperti: Semua kuda adalah binatang Semua binatang adalah
kuda (salah). Pernyataan asli disebut Kontervend, sedangkan pernyataan baruyang
dihasilkan disebut Konverse.

Agar didapat konverse yang Pernyataan bentuk A harus benar perlu diperhatikan patokan
berikut: dikonversikan menjadi I Konvertend : Semua kuda adalah binatang Konverse : Sebagian
binatang adalah kuda. Konvertend : Semua mahasiswa terdidik Konverse : Pernyataan bentuk
IqSebagian yang terdidik adalah mahasiswa. konversinya bentuk I juga Konvertend : Sebagian
cendikiawan boros Konverse q: Sebagian yang boros adalah cendikiawan. Pernyataan E
konversinya bentuk E juga Konvertend : Semua yang saleh bukan pencuri Konverse : Semua
pencuri bukan orang yang saleh.

 Konvertend : Tida satu pun orang yang sukses adalah malas Konverse : Tidak satu pun
orang yang malas adalah sukses

Pernyataan tidak dapat dikonversikan. Konvertend : Sebagian binatang bukan gajah


Konversi : Sebagian gajah bukan binatang (Salah) Konvertend : Sebagian manusia bukan guru
Konversi : Sebagian guru bukan manusia (Salah). Catatan: Dalam proses konversi kita tidak
terikat semata-mata dengan kata-kata pada pernyataan aslinya, tetapi boleh saja menambah untuk
menjaga agar makna proposisi semula tidak berubah. Contoh: Konvertend : Sebagian anjing
berkutu Konversi : Sebagian binatang yang berkutu adalah anjing.
Pernyataan bentuk singular konversinya diperlakukan sebagaimana bentuk universal.
Manakala proposisinya positif diperlakukan sebagaimana bentuk A dan apabila negatif
diperlakukan sebagaimana bentuk E, seperti: Konvertend : Hasan adalah lelaki yang sabar
Konverse : Sebagian lelaki yang sabar adalah Hasan Konvertend : Fatimah adalah bukan gadis
yang ceroboh Konverse : Semua gadis yang ceroboh adalah bukan Fatimah Kesimpulan: Bentuk
A, dibalik dan diubah menjadi Bentuk I, tinggal dibalik sajaBentuk E, tinggal dibalik sajaBentuk
O, tidak bisa dikonversikan.

 Observasi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain
yang semakna dengan mengubah kualitas pernyataan aslinya. Jika pernyataan semua
positif, maka permasalahan yang dihasilkan negatif, begitu sebaliknya. Pernyataan Tipe S
P menjadi Tipe S tak P Atau Pernyataan Tipe S tak P menjadi Tipe S P Pernyatan yang
asli disebut obvertend dan pernyataan yang dihasilkan disebut obverse. Obverse dari
keempat bentuk proposisi adalah: Bentuk A menjadi E Obvertend : Semua makhluk
adalah fana Observe :Semua makhluk adalah bukan non-fana Obvertend : Apa dapat
membakar Observe : Api bukan tak-dapat membakar

Bentuk I menjadi O Obvertend : Sebagian dokter mata keranjang Observe : Sebagian


dokter bukan tak- mata keranjang. Obvertend : Sebagian mahasiswa curang Observe : Sebagian
Bentuk E menjadi AØmahasiswa bukan non-curang. Obvertend : Semua cendikiawan tidak buta
huruf Observe : Semua cendikiawan buta huruf Obvertend : Semua harimau bukan pemakan
rumput Obverse Bentuk O : Semua harimau pemakan rumput. menjadi I Obvertend : Sebagian
manusia tidak suka merokok. Obverse : Sebagian manusia non-suka merokok. Obvertend :
Sebagian cendekiawan tak pandai bicara. Obverse : Sebagian cendekiawan non-pandai bicara.

Kontraposisi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain
yang semakna, dan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan asli dan
mengontradiksikan masing-masingnya. Permasalahan tipe S P kepada permasalahan tipe: tak-P
tak-S Pernyataan aslinya disebut kontraponend dan pernyataan yang dihasilkan disebut
kontrapositif.Secara bertahap proses penyimpulan Bentuk A, menjadi A kontrapositif dari semua
bentuk sebagai berikut: Kontraponend : Semua binatang adalah fana Obverse : Semua binatang
adalah bukan tak-fana Konverse : Semua yang tak-fana adalah bukan binatang
Obverse : Semua yang tak-fana adalah non-binatang. (Proposisi Kontrapositif)

Bentuk I Kontraponend : Sebagian cendikiawan pemarah Obverse : Sebagian


cendikiawan bukan non-pemarah Konverse Bentuk E, menjadi O (Tidak bisa dikonversikan)
Kontraponend : Semua emas bukan benda gas Obverse : Semua emas adalah non-benda gas
Konverse : Sebagian yang non-benda gas adalah emas Obverse : Sebagian yang non-benda gas
adalah bukan non-emas Bentuk O, menjadi O(Proposisi kontrapositif) Kontraponend : Sebagian
pegawai tidak jujur Obverse : Sebagian pegawai non-jujur Konverse : Sebagian yang non-jujur
adalah pegawai Obverse : Sebagian yang non-jujur adalah bukan non-pegawai (Prosisi
kontrapositif). Contoh proposisi kontrapositif secaralangsung:o Kontraponend

Semua patroit adalah pemberani Kontrapositif : Semua yang non- pemberani adalah non-
patriot.oKontraponend : Semua perjudian tidak diizinkan Kontrapositif : Sebagian yang non-
diizinkan adalah bukan non-perjudian.

Inversi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang
semakna dengan pengontradiksikan subyek dan predikat pernyataan aslinya. Permasalahan tipe S
P menjadi tipe tak-S tak-P Dalam proses penyimpulan inversi hanya bisa diterapkan untuk
permasalahan A dan E saja. Selain itu patokan lain yang perlu diperhatikan adalah: Bila
pernyataan aslinya bentuk A maka proposisi yang dihasilkan I dan bila E yang dihasilkan adalah
O.Pernyataan asli disebut Invertend dan pernyataan yang dihasilkan disebut Inverse.
Contoh:Invertend: Semua dokter adalah cerdasInverse : Sebagian yang non-dokter adalah non-
cerdasIntervend: Semua pendengki tidak bahagiaInverse : Sebagian yang non- pendengki bukan
tak bahagia.
6. Apa yang dimaksud dengan silogisme? Jelaskan bentuk serta hukum silogisme!
Apa perbedaan antara silogisme kategorik, hipotetik, dan disjungtif! Jelaskan
serta berikan contohnya! Apa itu dilema, dan bagaimana cara mengatasi
dilema?
1. Pengertian
Silogisme Kategorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorik.
Proposisinya yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat
dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis
minor (premis yang termnya menjadi subjek).
Demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan
proposisi universal. Sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus
partikular atau singular, tetapi bisa juga proposisi universal, tetapi ia diletakkan di bawah
aturan pangkalan umumnya. Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan yang
berbeda dari pangkalan umumnya, tetapi bisa juga merupakan kenyataan yang lebih
khusus dari permasalahan umumnya. Dengan demikian satu pangkalan umum dan satu
pangkalan khusus dapat dihubungkan dengan berbagai cara, tetapi habungan itu harus
diperhatikan kualitas dan kuantitasnya agar kita dapat mengambil konklusi yang valid.
Contoh;
Semua tanaman membutuhkan air (premis mayor)
M P
Akasia adalah tanaman (premis minor)
S M

Akasia membutuhkan air (konklusi)

S P

Keterangan :
S = subjek P = predikat M = middle term

2. Hukum-Hukum Silogisme Kategorik


a. Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
Semua yang halal menyihatkan
Sebagian makanan tidak menyihatkan
Sebagian makanan tidak halal dimakan
b. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga.
Contoh:
Semua korupsi tidak disenangi
Sebagian pejabat adalah korupsi
Sebagian pejabat tidak dasenangi
c. Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
Beberapa politikus tidak jujur
Banyak cendikiawan adalah politikus, jadi:
Banyak cendikiawan tidak jujur
d. Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak menghasilkan kesimpulan apapun, kerana
tidak ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan
dapat diambil bila sediitnya salah satu premisnya positif, kesimpulan dapat ditarik dari
dua premis negatif adalah tidak sah.
Contoh:
Kerbau bukan bunga mawar
Kucing bukan bunga mawar
…….. (Tidak ada kesimpulan)
Paling tidak salah satu dari term penengah harus tertebar (mencakup)
e. Dari dua premis yang term penengahnya tidak tertebar akan menghasilkan kesimpulan
yang salah.
Contoh:
Semua ikan berdarah dingin
Binatang ini berdarah dingin, jadi:
Binatang ini adalah ikan
(Padahal bisa juga binatang melata)
f. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada
premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah.
Contoh:
Kerbau adalah binatang
Kambing bukan kerbau, jadi:
Kambing bukan binatang
(Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis adalah positif)
g. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor.
Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain,
Contoh:
Bulan itu bersinar di langit
Januari adalah bulan, jadi
Januari bersinar di langit
h. Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term subyek, term predikat dan term middle.
Apabila terdiri dari sebuah term tidak bisa diturunkan konklusi, begitu pula bila terdiri
dari dua atau lebih dari tiga term.

3. Absah dan Benar

Absah (valid) berkaitan dengan prosedur peyimpulanya, konklusi sesuai dengan


patokan atau tidak. Dikatakan valid apabila sesuai dengan patokan di atas dan dikatakan
tidak valid bila sebaliknya. Benar berkaitan dengan proposi dalam siloglisme dan
didukung sesuai fakta atau tidaknya.

Keabsahan dan kebenaran dalam silogisme merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan untuk mendapatkan konklusi yang sah dan benar. Konklusi yang benar
sangat berhubungan dengan premis dan prosedur yang sah.

Variasi-variasinya adalah sebagai berikut:

a. Prosedur valid,premis salah dan konklusi benar


Semua yang baik itu haram. (salah)
Semua yang memabukan itu baik. (salah)
Jadi : Semua yang memabukan itu haram.(benar)
b. Prosedur invalid (tak sah) premis benar konklusi salah
Plato adalah filosof.(benar)
Aristoteles bukan Plato.(benar)
Jadi : Aristoteles bukan filosof.(salah)
c. Prosedur invalid, premis salah konklusi benar.
Sebagian besi bernyawa.(salah)
Sebagian logam bernyawa.(salah)
Jadi : sebagian logam adalah besi.(benar)
d. Prosedur valid premis salah dan konklusi salah.
Semua yang keras tidak berguna. (salah)
Adonan roti adalah keras. (salah)
Jadi : Adonan roti tidak berguna. (salah)
Konklusi silogisme hanya bernilai manakala diturunkan dari premis yang benar dan
prosedur yang valid.Dalam silogisme tidak menghadirkan kebenaran baru, tetapi
kebenaran yang sudah terkandung pada premis-premisnya. Suatu silogisme menurunkan
konklusi yang dijamin kebenaranya, manakala premis-premisnya benar dan prosedur
peyimpulan valid.

4. Bentuk-bentuk Silogisme

Bentuk silogisme dibedakan atas letak medium (term penengah=middle term). Ada
empat macam bentuk silogisme, yaitu:
Figur I :
Medium menjadi subyek pada premis mayor dan menjadi predikat premis pada
premis minor.
Semua yang dilarang Tuhan megandung bahaya.
Mencuri adalah dilarang Tuhan.
Jadi : Mencuri adalah mengandung bahaya.
Figur II :
Medium menjadi predikat baik pada premis mayor maupun premis minor.
Semua tumbuhan membutuhkan air.
Tidak satu pun benda mati membutuhkan air.
Jadi : Tidak satu pun benda mati adalah tumbuhan.
Figur III :
Medium menjadi subyek pada premis mayor maupun premis minor.
Semua politikus adalah pandai berbicara.
Beberapa politikus adalah sarjana.
Jadi : Sebagian sarjana adalah pandai berbicara.
Figur IV:
Semua pendidik adalah manusia.
Semua manusia akan mati.
Jadi : Sebagian yang kaan mati adalah pendidik.
Keempat figur ini jika dinyatakan dalam bentuk lambang adalah sebagai berikut:
S=Subyek : Figur I
M=Medium: Figur II,III
S= Predikat: Figur IV
Setiap proposisi dalam susunan silogisme bisa dalam bentuk A,I,E atau O. Karena itu
premis mayor,premis minor ataupun konklusi bisa berkemungkinkan dalam bentuk A,I,E atau O
dari semua ini akan berbentu angka 4 dan keseluruhan nya 256 hanya terdapat 24 bentuk yang
sah ,4 bentuk merupakan kelompok figur I, 4 bentuk merupakan kelompok figur II, 6 bentuk
figur III dan 5 bentuk merupakan kelompok figur IV.
Untuk memudahkan ingatan tentang kesemua bentuk yang sah, ahli logika abad
pertengahan menuliskan dalam sajak.Sekarang kita ambil contoh dari masing-masing bentuk itu.

Figur kesatu:
Medium menjadi subyek pada premis mayor dan menjadi predikat pada premis
minor. Ketentuan khusus bagi bentuk-bentuk dalm figur ini adalah:
1. Premis mayor harus universal
2. Premis minor harus afirmatif
Kita akan mengambil satu contoh bantuk yang sah dari figur ini adalah :
-A A A (Barbara), misalnya:
Misalnya semua mahasiswa bisa baca tulis.
Semua laki-laki itu adalah mahasiswa.
Jadi: Semua laki-laki itu bisa baca tulis.
Figur kedua:
Medium menjadi predikat pada premis mayor dan premis minor. Ketentuan
khusus bagi bentuk-bentuk dalam figur ini adalah:
1. Premis mayor harus universal
2. Premis minor kualitasnya harus berbeda dengan premis mayornya.

Kita akan mengambil satu contoh bantuk yang sah dari figur ini adalah :

-E A E (Cecare), misalnya:
Tidak satupun ateis bertuhan.
Semua kaum muslimin bertuhan.
Jadi: Tidak satu pun kaum muslimin adalah ateis.

Figur ketiga:
Medium menjadi subyek pada premis mayor dan premis minor.Peraturan
khususnya adalah:
1. Premis minor harus afirmatif.
2. Konklusi harus particular.
Kita akan mengambil satu contoh bantuk yang sah dari figur ini adalah :
-A I I (Datisi), misalnya:
Semua mahasiswa terdidik.
Sebagian mahasiswa curang.
Jadi: Sebagian yang curang terdidik.

Figur keempat:
Medium menjadi predikat pada premis mayor dan menjadi subyek pada premis
minor. Peraturan khususnya adalah:
1. Bila premis mayor afirmatif, maka minor harus universal
2. Apabila premis minor negatif, maka premis mayor harus universal.
Kita akan mengambil satu contoh bantuk yang sah dari figure ini adalah:
-E A O (Fesapo), misalnya:
Tidak ada pencuri disenangi.
Semua yang disenangi adalah suku menolong.
Jadi: Sebagian yang suka menolong adalah bukan pencuri.

5. Silogisme Bukan Bentuk Baku

Semua contoh silogisme ketegorik yang telah kita bicarakan adalah silogisme dalam
bentuk standar, yakni silogisme yang terdiri dari tiga proporsi, tiga term, dan konklusinya selalu
disebut sesudah premis-premisnya. Akan tetapi, bentuk standar ini dalam pembicaraan sehari-
hari jaran diguunakan. Kelainan dari bentuk standar dapat terjadi karena:

a. Tidak menentu letak konklusinya.


b. Atau disana seolah-olah terdiri lebih dari tiga term.
c. Atau hanya terdapat dua premis tanpa konklusi atau hanya terdapat satu premis dan satu
konklusi.
d. Atau karena proporsinya lebih dari tiga.

(1) Tidak menentu letak konklusi

Dalam bentuk baku, konklusi selalu disebut paling akhir tapi paling kita sering
mendengar ungkapan serupa:

- Hanako pasti rajin karena ia adalah teknisi Jepang dan semua teknisi Jepang adalah rajin.
- Semua profesor adalah cerdas, maka Hasan tentu cerdas karena ia adalah seorang
profesor.
- Setiap orang yang curang dalam ujian adalah orang yang tidak percaya pada diri sendiri,
Budi tentu tidak percaya pada diri sendiri karena ia curang dalam ujian.

Pada contoh pertama konklusi disebut paling awal sedangkan pada contoh kedua dan
ketiga pada pertengahan. Contoh tersebut bila kita kembalikan pada bentuk standar adalah
sebagai berikut:

Semua teknisi Jepang adalah rajin.

Hanako adalah teknisi Jepang.

Jadi: Hanako adalah rajin.


Semua profesor adalah cerdas.

Hasan adalah profesor..

Jadi: Hasan adalah cerdas.

Setiap orang yang curang dalam ujian adalah orang yang tidak percaya pada diri sendiri.

Budi adalah curang dalam ujian.

Jadi: Budi adalah tidak percaya pada diri sendiri.

Sekarang marilah kita analisis brntuk silogisme serupa dari argumen berikut:

Oleh karena setiap mahasiswa IAIN mengerjakan shalat ia tentu mahasiswa IAIN karena ia
mengerjakan shlalat.

Langkah pertama dalam menganalisis argumen serupa adalah menentukan konklusinnya.


Proporsi yang berfungsi biasanya ditandai kata: maka, jadi, tentu, karena itu, oleh karena itu,
oleh karena itu maka, dan sebagainya. Bila indicator-indikator itu tidak ada maka penentuannya
berdasarkan kecerdasan kita. Setelah kita temukan konklusinya maka proporsi yang tersisa pasti
adalah premis-premisnya. Premis biasanya ditandai dengan ‘karena’, atau ‘oleh karena’ tetapi
tidak pernah dengan ‘itu’, sebab ‘oleh karena itu’ adalah indikator kkonklusi. Sekarang kia
tinggal menetukan mana premis mayor dan mana premis minor. Ini tidak sukar karena premis
yang termnya menjadi subyek pada konklusi tentulah premis minor sedangkan premis yang
termnya menjadi predikat konklusi tentunya premis mayor. Dengan langkah serupa maka
siilogisme di atas dapat kita kembalikan pada bentuk standar menjadi:

Setiap mahasiswa IAIN mengerjakan shalat.

Ia mengerjakan shalat.

Jadi: ia adalah mahasiswa IAIN.

Bila kita perhatikan, argumen tersebut tidak benar, karena kedua mediumnya tidak tertebar,
jadi melanggar patokan. Dalam kenyataan argumen tersebut segera kita ketahui kesalahannya
karena ternyata banyak orang mengerjakan shalat toh ia bukan mahasiwa IAIN.
(2) Seolah-olah Terdiri dari Tiga Term

Pada silogisme bentuk standar kita ketahui bahwa ia hanya terdiri dari tiga term, yaitu term
mayor term minor dan term penengah. Apabila terdiri lebih dari tiga term maka akan melahiran
kesimpulan yang salah. Tetapi dalam kenyataan kita sering menjumpai bentuk silogisme yang
memiliki lebih dari tiga term. Bentuk ini akan melahirkan konklusi yang sah dangan sarat:

a. Apabila dua term di antaranya mempunyai pegertian yang sama, seperti:


Semua manusia adalah tidak kekal.
Sokrates adalah manusia.
Jadi sokrates adalah fana.

Di sini antara ‘tidak kekal’ dan ‘fana’ mempunyai pengertian yang sama, maka argument
tersebut sah. Argue itu dapat pula dinyatakan:

Semua manusia adalah tidak kekal.

Sokrates adalah manusia.

Jadi : Sokrates pada suatu hari akan mati.

Argumen berikut meskipun tampaknya terdiri lebih dari tiga term, tetapi abash :

Semoga logam dapat menghantarkan panas.

Seng adalah logam.

Jadi : Seng mampu menghantarkan panas.

Semua Jiwa adalah kekal.

Jiwa manusia adalah jiwa.

Jadi : Jiwa manusianntidak akan rusak.

b. Apabila term tambahan hanya meruppakan pembuktian atau penegasan dari


prroposisinya, seperti :

Semua pahlawan adalah agung karena mereka mau berkorban untuk kepentingan umum.
Diponegoro adalah pahlawan.

Jadi : Diponegoro adalha agung.

Semua profesor adalah pandai karena ia mengetahui semua bidang pengetahuan yang
menjadi spesialisnya.

Hasan adalah profesor karena telah dilantik kemarin.

Jadi : Hasan adalah pandai.

Argumen serupa ini disebut : Epicherema.

(3) Proporsinya Kurang Dari Tiga

Dalam ungkapan sehari-hari, dalam radio, surat kabar, buku-buku, dan pidato-pidato jarang
sekali silogisme yang disebut keseeluruhan proporsinya. Orang sering benar tidak menyatakan
salah satu proporsinya, adakalanya premis mayor, adakalanya premis minor, dan adakalanya
konklusi. Silogisme kategorik yang tidak dinyatakan salah satu proporsinya disebut :
Entimen.Ada tiga macam bentuk entimen yaitu :

a. Entimen premis mayor tidak dinyatakan, seperti :

Ini salah, jadi harus diperbaiki.

Bila dikemmbalikan dalam bentuk standar menjadi.

Semua yang standar harus diperbaiki.

Ini salah, jadi :

Ini harus diperbaiki.

b. Entimen premis minor tidak dinyatakan, seperti :

Ia berhak bersuara, karena semua anggota MPR berhak bersuara.

Bila kita kembalikan dalam bentuk standar menjadi :

Semua anggota MPR berhak bersuara.


Ia anggota MPR, jadi :

Ia berhak bersuara.

c. Entimen karena konklusi tidak dinyatakan, seperti :

Semua profesor luas pengetahuannya dan ia seorang profesor.

Bila kita kembalikan dalam bentuk standarnya, menjadi :

Semua profesor luas pengetahuannya.

Ia seorang profesor, jadi : ia luas pegetahuannya.

Untuk menguji abash tidaknya argument entimen jauh lebih sult disbanding silogisme
kategorik bentuk standar. Kita perlu menyatakan dulu proposisi yang tersembunyi, kemudian
terapkkan patokan yang ada,, abash atau tidak. Mengembalikan ppernyataan sehari-hari dalam
bentuk silogistik serta menguji keabsahannya, adalah latihan yang sangat berharga untuk
membentuk daya analitik yang tajam dalam menilai argument sehari-hari.

Marilah kita selidiki argument berikut :

“Ia adalah seorang komunis karena berpendapat demikian”.

Selintas argument tersebut tidak membawa keberatan apa-apa, tetapi menjadi lain manakala
kita kembalikan kepada bentuk standar. Pertama kita analisis dahulu untuk menemukan
konklusinya. ‘Ia adalah komunis’ tentulah konklusinya. ‘Ia’ adalah subjek dan ‘komunis’
predikatnya. Kita ingat bahwa subjek konklusi diturunkan dari premis minor. Premis yang
mengandung ‘ia’ adalah proposisi premis minor. Dengan demikian, proposisi ‘ia berpendapat
demikian’ (dalam pernyataan semula hanya disebut karena pendapat demikian) adalah premis
minor. Sekarang bisa kita ketahui bahwa yang tidak dinyatakan adalah premis mayornya.
Bagaimanakah bunyi proposisi premis mayornya? Kita ingat bahwa predikat konklusinya
diturunkan dari premis mayor. Jadi term ‘komunis’ merupakan bagian dari proposisi premis
mayor. Dengan melihat pada predikat premis minor, maka dappat kita ketahui bahwa bunyi
proposisi premis mayornya adalah ‘semua orang komunis berpendapat demikian’. Argumen di
atas bila kita susun dalam bentuk standar akan menjadi :
Semua orang komunis berpendapat demikian.

Ia berpendapat demikian, jadi :

Ia seorang komunis.

Bila kita perhatikan, silogise tersebut tidak sah, sebab middle term tidak satu pun tersebar,
jadi menyalahi patokan.

Sekarang kita uji lagi argument yang berbunyi :

Semua anjing adalah taat maka sebagian makhluk yang galak adalah taat.

Kita temukan dulu konklusinya yaitu penyataan ‘Sebagian makhluk yang galak adalah taat’`
Term ‘Makhluk yang galak’ sebagai subjek dari konklusi tidak terdapat pada premis, jadi dapat
diketahui bahwa yang disembunyikan di sini adlah premis minor. Proposisi ‘Semua anjing
adalah taat’ tentu premis mayor. Term ‘taat’ pada premis mayor, mejadi predikat pada konklusi.,
jadi tentu bukan bagian dari premis minor. Dengan melihat term subjek pada konklusi dan subjek
pada premis mayor, maka dapat kita tentukan bunyi proposisi premis minornya yakni: ‘Sebagian
anjing adalah makhluk yang galak’. Jadi dalam bentuk standar, argument mejadi :

Semua anjing adalah taat.

Sebagian anjing adalah makhluk yang galak, jadi:

Sebgian makhluk yang galak adalah taat.

Memperhatikan patokan silogisme ternyata rgumen tersebut sah.

(4) Proposisinya Lebih dari Tiga

Sering terjadi kesalahan tidak dapat diselesaikan dengan pertolongan satu silogisme. Premis-
premisnya ada kemungkinan membutuhkan beberapa argument untuk mendukungnya. Hal ini
menyebabkan serangkaian silogism yang bertalian erat satu sama lain. Argumen yang terdiri dari
serangkaian silogisme kkategorik disebut Sorite. Pada sorite, kkonklusi silogisme pertama
menjadi premis pada silogisme selanjutnya, contoh :

Semua wanita berambut pirang adalah wanita cantik.


Sebagan guru adalah perempuan berambut pirang.

Jadi : Sebgian guru adalah wanita cantik.

Semua guru adalah manusia teerdidik.

Jadi sebagian wanita terdidik adalah wanita cantik.

Semua diplomat adalah manusia yang pandai bertaktik.

Sebagian pejabat pemerintah adalah diplomat.

Jadi, sebagan pejabat pemerintah adlah manusia yang pandai bertakik.

Semua pejabat pemerintah adalah mengurusi kepentingan umum.

Jadi sebagian manusia yang mengurusi epentingan umum adalah manusia yang pandai bertaktik.

Dalam kehidupan sehari-hari jarang sekali sorite yang diungkapkan seluruh proposisinya
seperti di atas. Ada kecenderungan memadatkan sorite itu dengan tidak menyebut salah satu atau
beberapa proposisinya. Contoh di atas hanya dinyatakan sebagai berikut:

Semua perempuan yang berambut pirang adalah wanita cantik.

Sebagian guru adalah perempuan berambut pirang.

Semua guru adalah manusia terdidik.

Jadi sebagian manusia terdidik adalah wanita cantik.

Semua diplomat adalah manusia yang pandai bertaktik.

Sebagian pejabat pemerintah adalah diplomat.

Semua pejabat pemerintah mengurusi kepentingan umum.

Jadi, sebagian manusia yang mengurusi kepentingan umum adalah manusia yang pandai
bertaktik.
Kadang-kadang sorite tidak hanya tersusun dari dua silogisme kategorik, tetapi lebih,
seperti :

Ini kayu.

Tiap kayu adalah tumbuhan.

Jadi ini adalah tumbuhan.

Tiap tetumbuhan bertumbuh.

Setiap yang bertumbuh membutuhkan makanan.

Jadi ini membutuhkan makanan.

Semua yang membututhkan makanan adalah tidak abadi.

Jadi, ini tidak abadi.

Dalam percakapan sehari-hari, silogisme ini hanya diucapkan sebagai berikut:

Ini kayu.

Setiap kayu adalah tetumbuhan.

Setiap yang bertumbuh membutuhkan makanan.

Setiap yang membutuhkan makanan tidak abadi.

Jadi ini tidak abadi.

Dengan memperhatikan contoh-contoh sorite di atas ternyata, konklusi silogisme pertama


menjadi premis pada silogisme selanjutnya, dan konklusi pada silogisme kedua juga menjadi
premis pada silogisme ketiga, dan begitu seterusnya.

Beberapa contoh silogisme dalam kehidupan sehari-hari adalah:

Orang yang tidak mengendalikan keinginannya, ingin akan seribu barang.

Orang yang banyak sekali kebutuhannya tidak tentram hatinya.


Orang yang tidak tentram atinya, tidak bahagia.

Jadi orang yang tidak mengendalikan keinginannya tidak bahagia.

Semua sarjana berpendidikan.

Semua yang berpendidikan luas pengetahuannya.

Semua yang luas pengetahuannya dapat mengatasi masalah yang banyak.

Jadi semua sarjana dapat mengatasi masalah yang banyak.

Pada sorite yang tidak dinyatakan beberapa proposisinya, ternyata predikat pada
proposisinya selalu menjadi subjek proposisi selanjutnya. Kesimpulannya, subyek proposisi
pertama dihubungkan dengan predikat proposisi terakhir.

Pada sorite jenis ini, predikat proposisi yang paling awal harus dituliskan keseluruhan
termnya, tidak boleh dipotong. Apabila term predikat ada kata tidak disebut dalam proposisi
selanjutnya, akan mengakibatkan kekeliruan seperti:

Hasan memukul Budi.

Budi memukul Marno. Jadi,

Hasan memukul Marno.

Predikat pada proposisi pertama adalah ‘memukul Budi’ tetapi dalam proposisi
selanjutnya dituliskan ‘Budi’ saja. Kekeliruan ni dapat dilihat pada contoh berikut:

Jono melihat burung alap-alap.

Burung alap-alap melihat burung prenjak, jadi:

Jono melihat burung prenjak.

Manusia makan daging ayam.

Ayam makan kotoran, jadi:

Manusia makan kotoran.


Maria membeli buku.

Buku dibuat dai kertas, jadi

Maria beli kertas.

B. Silogisme Hipotetik
1. Pengertian
Silogisme hipotetik adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik,
sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik yang menetapkan atau mengingkari term
antecedent atau term konsekuen premis mayornya. Sebelum melangkah lebih jauh, kita harus
mengetahui apa yang dimaksud dengan premis mayor dan premis minor. Premis mayor adalah
keputusan pertama, premis memiliki arti kalimat yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan.
Premis mayor berarti pangkal pikir yang memuat term mayor dari silogisme itu, dimana nantinya
akan timbul menjadi predikatdalam kesimpulan. Sedangkan premis minor ialah keputusan kedua.
Premis minor artinya pangkal pikiran yang kecil dari silogisme, dimana nantinya akan timbul
menjadi predikat dalam kesimpulan.
Sebenarnya silogisme hipotetik tidak mempunyai premis mayor maupun premis minor karena
kita ketahui premis mayor itu mengandung term predikat pada konklusi, sedangkan premis minor
itu mengandung term subyek pada konklusi.
Pada silogisme hipotetik, term konklusi adalah term yang kesemuanya dikandung oleh premis
mayornya, mungkin bagian anteseden dan mungkin pula bagian konsekuennya tergantung oleh
bagian yang diakui atau dipungkiri oleh premis minornya. Kita menggunakan istilah itu secara
analog, karena premis pertama mengandung permasalahan yang lebih umum, maka kita sebut
premis mayor, bukan karena ia mengandung term mayor. Kita menggunakan istilah premis
minor, bukan karena ia mengandung term minor, tetapi lantaran memuat pernyataan yang lebih
khusus.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik :
1) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
Saya naik becak (konklusi)
2) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
Sekarang bumi telahbasah (minor).
Jadi hujan telah turun (konklusi)
3) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan
timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
4) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila mahasiswa turun kejalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun kejalanan.

2. Hukum-hukum Silogisme Hipotetik


Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibandingkan dengan
silogisme kategorik. Tetapi yang penting disini adalah menentukan kebenaran konklusinya bila
premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan , jadwal hukum
silogisme hipotetik adalah:
1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan berikut:

Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi


Nah, peperangan terjadi.
Jadi harga bahan makanan membubung tinggi.

Di sini diakui bahwa bila pecah perang, harga bahan makanan membubung tinggi,
merupakan suatu hubungan kausalitas yang diakui kebenarannya.Bila peperangan betul terjadi,
berarti antecedent terlaksana, maka konsekuennya juga akan terlaksana. Ini sesuai dengan
patokan pertama, sehingga kesimpulan ‘Harga bahan makanan membubung tinggia dalah benar’.

Sekarang bagaimana bila peperangan tidak terjadi? Apakah berarti harga bahan makanan
tidak membubung tinggi? Membubungnya harga bahan makanan tidak hanya terlaksana bila
perang terjadi, tetapi bisa oleh sebab lain, misalnya karena permintaan naik sedangkan kuantitas
barang tidak bertambah atau bila kuantitas barang berkurang meskipun permintaan tidak naik.
Jadi pecahnya peperanganhanya merupakan salah satu sebab naiknya harga bahan makanan. Bila
perang tidak terjadi, harga barang bisa naik oleh sebab lain yang mendahuluinya. Dalam hal ini
berlaku kemungkinan kedua.

Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi.


Nah, peperangan tidak terjadi, jadi:Harga bahan makanan tidak membubung tinggi.
(tidaksah = salah)

Sekarang, bila harga bahan makanan membubung tinggi, apakah peperangan pasti
terjadi?

Membubungnya harga bahan makanan tidak hanya disebabkan oleh terjadinya


peperangan. Karena itu harga bahan makanan naik tidak harus disebabkan oleh terjadinya
peperangan, tetapi mungkin oleh sebab lain.

Di sini berlaku kemungkinan ketiga, Bila terjadi peperangan harga bahan


makanan membubung tinggi. Nah, sekarang harga bahan makanan membubung
tinggi, jadi Peperangan terjadi. (tidaksah = salah)

Sekarang bagaimana jika harga bahan makanan tidak membubung tinggi? Bila harga
bahan makanan tidak membubung tinggi berarti tidak ada sebab yang mendahuluinya, termasuk
peperangan yang menjadi salah satu sebabnya. Di sini terjadi kemungkinan keempat:

Bila peperangan terjadi harga bahan makanan membubung tinggi.


Nah, harga bahan makanan tidak membubung tinggi, jadi:

Peperangan tidak terjadi.

C. Silogisme Disjunktif

Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornnya keputusan disjungtif,


sedangkan premis minornya keputusan kategorika yang mengakui atau mengingkari salah satu
alternatif yang disebut oleh premis mayor.

Istilah premis mayor dan premis minor di sini adalah secara analog, bukan penggunaan
semestinya. Silogisme ini ada dua macam, silogisme disjungtif dalam arti sempit dan
silogisme disjungtif dalam arti luas.

Silogisme disjungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif.

Contoh : Ia lulus atau tidak lulus.

Ternyata ia lulus, jadi

Ia bukan tidak lulus.

Silogisme disjungtif dalam arti luas premis mayornya mempunyai alternatif bukan
kontradiktif.

Contoh : Hasan di rumah atau di pasar.

Ternyata tidak di rumah.

Jadi di pasar.
Silogisme disjungtif dalam arti sempit maupun dalam arti luas mempunyai dua
tipe, yaitu:

1. Premis minornya mengingkari salah satu alternatif konklusinya adalah mengakui


alternatif yang lain.
2. Premis minornya mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari
alternatif yang lain.

Hukum-hukum silogisme disjungtif

1. Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila
prosedurnya valid.
2. Silogisme disjungtif dalam arti luas, kebenarannya konklusif dibagi menjadi dua:
a. Bila premis minor mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah atau benar.
b. Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif, konklusinya tidak sah atau salah.

D. Dilema

1. Pengertian
Dilema adalah argumentasi, bentuknya merupakan campuran antara silogisme hipotetik
dan silogisme disyungtif. Hal ini terjadi karena premis mayornya terdiri dari dua proposisi
hipotetik dan premis minornya satu proposisi disyungtif. Dalam dilema, terkandung konsekuensi
yang kedua kemungkinannya sama berat. Adapun konklusi yang diambil selalu tidak
menyenangkan. Dalam debat, dilemma dipergunakan sebagai alat pemojok, sehingga alternatif
apapun yang dipilih, lawan bicara selalu dalam situasi tidak menyenangkan.

2. Cara mengatasi dilema

Ada beberapa cara yang dapat kita pakai dalam mengatasi dilemma yang kita hadapi.

1) Dengan meneliti kausalitas premis mayor.

Sering benar, dalam dilema terdapat hubungan kausalitas tidak benar yang dinyatakan
dalam premis mayornya. Dalam contoh diatas dikemukakan bahwa motivasi peningkatan belajar
tidak berguna atau tidak membawa hasil. Konklusi ini tidak benar, karena ditarik dari premis
mayor yang mempunyai hubungan kausalitas tidak benar. Tidak semua mahasiswa yang tidak
suka belajar mempunyai sebab yang sama. Dari sekian banyak mahasiswa yang tidak suka
belajar, bisa disebabkan kurangnya kesadaran, sehingga motivasi sangat berguna bagi mereka,
untuk mengatasi dilemma model ini kita tinggal menyatakan bahwa premis tidak mempunyai
dasar kebenaran yang kuat.

2) Dengan meneliti alternatif yang dikemukakan.

Mungkin sekali alternatif pada permasalahan yang ditengahkan tidak sekedar ditanyakan,
tetapi lebih dari itu. Pada masa yang lalu seorang pemimpin sering berkata : pilihlah soekarno
atau biarlah Negara ini hancur. Benarkah hanya Soekarno yang hanya bisa menyelamatkan
Negara ini? Apakah tidak ada orang lain yang bisa menggantikannya? Tentu saja ada sehingga
alternatifnya lebih dari dua.

3) Dengan kontra dilema.

Banyak sekali dilemma yang dihadapkan kepada kita merupakan alat pemojok yang
sebenarnya tidak mempunyai kekuatan, maka dilema itu dapat dinyatakan dalam bentuk yang
lain yang mempunyai konklusi yang berlainan dengan penampilan yang semula. Sebagai contoh
adalah pendapat orang yang menyatakan bahwa hidup ini adalah penderitaan, hendak memaksa
keyakinan itu dengan mengajukan dilema kepada kita sebagai berikut :

Bila kita bekerja maka kita tidak bisa menyenangkan diri kita. Bila kita bekerja kia tidak
mendapat uang. Jadi bekerja atau tidak bekerja, kita dalam keadaan tidak menyenangkan.

Dilema itu dapat kita jawab dengan kontra dilema sebagai berikut :

Bila kita bekerja, kita mendapat uang.

Bila kita tidak bekerja kita dapat menyenangkan diri kita.

Jadi bekrja atau tidak, selalu menyenangkan kita.

4) Dengan memilih alternative paling ringan.

Jalan terakhir adalah memilih alternative paling ringan. Pada dasarnya tidak ada dilema
yang menampilkan alternatif yang benar-benar sama beratnya. Dalam dilema yang serupa di
bawah ini kita hanya dapat memilih alternatif yang paling ringan.
Apabila tuan masih tercatat sebagai pegawai negeri, maka tuan tidak bisa menduduki
jabatan tertinggi pada PT. “Buana Jaya” ini. Untuk menduduki jabatan tetinggi di PT ini maka
anda harus rela melepas status tuan sebagai pegawai negeri. Sementara itu anda berat melepas
pekerjaan sebagai pegawai negeri, sedagkan bila tidak menjabat pimpinan pendapatan anda di Pt
itu tetap sedikit.

7. Jelaskan pengertian dari generalisasi dan analogi! Mengapa generalisasi dan analogi
penting dipelajari dalam logika? Jelaksan dan berikan contoh! Sebutkan macam – macam
generalisasi dan analogi! Jelaskan dan berikan contoh! Apa perbedaan antara generalisasi
empiric, ilmiah, dan generalisasi dengan penjelasan? Mengapa ada analogi yang pincang?
Jelaskan dan berikan contoh!

a. Pengertian Generalisasi

Di dalam buku Logika, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari
sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena
sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. ( Mundiri, 1994 : 127 )

Menurut Gorys Keraf dalam buku Argumentasi dan Narasi, Generalisasi adalah suatu
proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu
inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tadi. ( Gorys Keraf, 1994 : 43 ).

Sama halnya dalam buku Dasar-dasar Logika yang menyatakan bahwa generalisasi
adalah ”sesuatu yang beberapa kali terjadi dalam kondisi tertentu, dapat diharapkan akan selalu
terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi”. ( Surajiyo dkk, 2005 : 240 )

Kesimpulan itu hanya suatu harapan, suatu kepercayaan, karena penalaran induktif tidak
mengandung nilai kebenaran yang pasti, akan tetapi hanya suatu probabilitas suatu peluang. Dan
hasil penalaran generalisasi induktif itu sendiri juga disebut generalisasi (proposisi universal).
(Soekadijo,1991 : 134)

Dalam keterangan lain dikatakan Generalisasi dalam ilmu mantiq disebut istiqro' atau
istinbat). Generalisasi adalah istidlal yang di dasarkan atas memepelajari terhadap sesuatu yang
kecil dengan sunggug-sungguh darinya aqal bisa mengambil kesimpulan umum. Atau yang lebih
umum mengenai generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena
individual yang diselidiki. Dengan begitu, hukum yang disimpulkan dari fenomena yang
diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki, oleh karena itu, hukum yang
dihasilkan oleh penalaran generalisasi tidak pernah sampai kepada kebenaran pasti tetapi hanya
sampai kepada kebenaran kemungkinan besar.

b. Pengertian Analogi

Analogi adalah kesimpulan yang ditarik dengan jalan menyampaikan atau


memperbandingkan suatu fakta khusus dengan fakta khusus lain. Pemikiran ini juga bisa disebut
pemikiran melalui persamaan atau pemikiran melalui analogi atau disebut analogi logis.

Analogi merupakan salah satu jenis penalaran induksi. Penalaran ini bertolak dari suatu
kejadian khusus lainnya yang semacam, selanjutnya disimpulkan bahwa jika benar kejadian
khusus yang pertama, maka akan benar pula kejadian berikutnya yang semacam tersebut.

Analogi kadang-kadang disebut juga Analogi Induktif yaitu proses penalaran dari satu
fenomena menuju fenomena lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi
pada fenomena yang pertama akan terjadi juga pada fenomena yang lain, demikian pengertian
analogi jika kita hendak memformulasikan dalam suatu batasan. Dengan demikian dalam setiap
tindakan penyimpulan analogik terdapat tiga unsur yaitu: peristiwa pokok yang menjadi dasar
analogi, persamaan prinsipal yang menjadi pengikat dan ketiga fenomena yang hendak kita
analogikan.

Sebagian besar pengetahuan kita disamping didapat dengan generalisasi juga didapat
dengan penalaran Analogi. Jika kita membeli sepasang sepatu (peristiwa) dan kita berkeyakinan
bahwa sepatu itu akan enak dan awet dipakai (fenomena yang dianalogikan), karena sepatu yang
dulu dibeli ditoko yang sama (persamaan prinsip) awet dan enak dipakai maka penyimpulan
serupa adalah penalaran analogi. Begitu pula jika berkeyakinan bahwa buku yang barusaja kita
beli adalah buku yang menarik karena kita pernah membeli buku dari pengarang yang sama yang
ternyata menarik.
c. Mengapa analogi dan generalisasi penting dalam logika

Tentu sangat penting katna analogi dan generalisasi adalah metode tata cara penarikan
suatu kesimpulan tanpa analogi dan generalisasi kita tidak dapat menaril kesimpulan dengan
benar tanpa melewati metode-metode yang di tetapkan.

Contoh Analogi dan Generalisasi

- Analogi

Contoh dari penyimpulan analogik adalah:

Kita mengetahui betapa kemiripan yang terdapat antara bumi yang kita tempati ini
dengan planet-planet lain, seperti Saturnus, Mars, Yupiter, Venus dan Mercurius. Planet-planet
ini kesemuannya mengelilingi matahari sebagaimana bumi, meskipun dalam jarak dan waktu
yang berbeda, semuanya meminjam sinar matahari, sebagaimana bumi. Planet-planet itu berputar
pada porosnya sebagaimana bumi, sehingga padanya juga berlaku pergantian siang dan malam.
Sebagiannya mempunyai bulan yang memberikan sinar manakala matahari tidak muncul dan
bulan-bulan ini meminjam sinar matahari sebagaimana bulan pada bumi. Mereka semua sama,
merupakan hukum subyek dari gravitasi sebagaimana bumi. Atas dasar persamaan yang sangat
dekat antara bumi dengan planet-planet tersebut maka kita tidak salah menyimpulkan bahwa
kemungkinan besar planet-planet tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup.

- Generalisasi

Contoh dari generalisasi :

 aluminium jika dipanaskan akan memuai


 besi jika dipanaskan akan memuai
 tembaga jika dipanaskan akan memuai
 nikel jika dipanaskan akan memuai

Generalisasinya, yaitu semua logam jika dipanaskan akan memuai.


Macam - macam Analogi dan Generalisasi

- Generalisasi

1. Generalisasi Sempurna.

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan yang
diselidiki. Contoh : Setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi
kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31. dalam
penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa
ada yang kita tinggalkan.

Generalisasi sempurna ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang.
Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis. ( Mundiri, 1994 : 129 )

2. Generalisasi tidak Sempurna.

Adalah generalisasi dimana kesimpulannya diambil berdasarkan sebagian fenomena yang


kesimpulanya berlaku juga bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki, misalnya. Setelah kita
menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong kemudian
diambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka
penyimpulan ini adalah generalisasi sebagian (probabilitas).

Meskipun macam generalisasi ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ketingkat pasti
tetapi proses generalisasi ini jauh lebih praktis dan ekonomis, seperti halnya ilmu. Ilmu yang
disusun berdasar fakta observasi tidak untuk menyajikan kebenaran mutlak melainkan kebenaran
probabilitas sehingga sangat keliru jika diantara kita berkeyakinan bahwa ilmu menyajikan
hukum dan kesimpulan yang kebenarannya mutlak.

Jika kita berbicara mengenai generalisasi, maka generalisasi yang dimaksud adalah generalisasi
tidak sempurna. Menurut para ahli, generalisasi ini disebut sebagai induksi tidak sempurna dan
teknik inilah yang paling banyak digunakan dalam menyusun ilmu pengetahuan.

Dalam ilmu biologi misalnya, Darwin menyatakan bahwa ‘Semua kucing putih yang
bermata biru adalah tuli.’ Kesimpulan ini didasarkan atas generalisasi tidak sempurna, demikian
pula pernyataan Cuvier bahwa “Tidak ada hewan yang bertanduk dan berkuku telapak adalah
pemakan daging”. Isaac Newton juga mendasarkan kesimpulannya pada generalisasi tidak
sempurna atas teorinya yang mashur tentang hukum gravitasi. Ilmu-ilmu kealaman semua
disusun berdasarkan generalisasi tidak sempurna, demikian pula ilmu-ilmu sosial.

- Analogi

1. Analogi Deklaratif

Analogi deklaratif atau biasa disebut dengan analogi penjelas merupakan metode untuk
menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu
yang sudah dikenal. Sejak zaman dahulu analogi deklaratif merupakan cara yang amat
bermanfaat untuk menjelaskan masalah yang hendak diterangkan.

Contoh:

Ilmu pengetahuan itu dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana rumah itu dibangun oleh
batu-batu. Tetapi tidak semua kumpulan pengetahuan itu ilmu, sebagaimana tidak semua
tumpukan batu adalah rumah.otak itu menciptakan pikiran sebagaimana buah ginjal
mengeluarkan air seni.

Di sini orang hendak menjelaskan struktur ilmu yang masih asing bagi pendengar dengan
struktur rumah yang sudah begitu dikenal. Begitu pula penjelasaan tentang hubungan antara
pikiran dan otak yang masih samar dijelaskan dengan hubungan antara buah ginjal dan air seni.

2. Analogi Argumentatif

Analogi Argumentatif metode yang didasarkan pada kesimpulan bahwa apabila suatu hal
mempunyai satu atau lebih ciri yang sama seperti terdapat pada suatu hal lain. Maka ciri-ciri
lainnya dari hal yang pertama itu juga dimiliki oleh hal yang kedua tersebut.

Dengan kata lain, analogi jenis ini merupakan analogi yang disusun berdasarkan
persamaan principal yang ada pada dua fenomena, kemudia ditarik kesimpulan bahwa apa yang
ada pada fenomena pertama ada juga pada fenomena yang kedua. Analogi argumentatif juga
biasa disebut dengan analogi induktif.
Contoh:

Anjing hitam menyalak, mengejar orang dan menggigit.

Anjing coklat menyalak dan mengejar orang.

Walaupun analogi argumentatif tidak pernah dapat dikatakan “valid”, dalam arti bahwa
kesimpulan dari argument-argument itu bersumber pada premis-premisnya dengan keniscayaan
analogikal, namun terhadap argument-argument analogikal itu kita dapat menyatakan bahwa
argument yang satu lebih meyakinkan ketimbang yang lainnya. Analogi argumentatif dapat
dinilai berdasarkan probabilitas tentang sejauh mana argument tersebut mendukung
kesimpulannya.

d. Perbedaan Generalisasi empirik, ilmiah, generalisasi

Tentu memiliki perbedaan dapat kita lihat perbedaannya dari penjelasannya masing-masing

GENERALISASI EMPIRIK DAN GENERALISASI DENGAN PENJELASAN

Sebagaimana telah disebutkan bahwa generalisasi (sudah barang tentu generalisasi tidak
sempurna) tidak pernah mencapai tingkat keterpercayaan mutlak namun kesimpulan yang
dihasilkan menjadi terpercaya manakala terpenuhi empat syarat yang telah disebutkan di atas.
Apabila generalisasi ini disertai dengan penjelasan ‘mengapa’ maka kebenaran yang dihasilkan
akan lebih kuat lagi.

Generalisasi yang tidak disertai dengan penjelasan mengapa-nya atau generalisasi


berdasarkan fenomenanya semata-mata disebut generalisasi empirik

Taruhlah kita mempercayai generalisasi Darwin “semua kucing berbulu putih dan
bermata biru adalah tuli”. Pernyataan ini didasarkan atas generalisasi yang benar dan terpercaya,
sehingga kita semua mengakui kebenaran pernyataan ini. Tetapi sejauh itu, pernyataan serupa ini
hanya mendasarkan kepada fenomenanya, maka hal ini adalah generalisasi empirik. Apabila
kemudian kita dapat menjelaskan mengapa kucing yang mempunnyai ciri-ciri serupa itu adalah
tuli, yakni menghubungkan bahwa ketiadaan pigmen pada bulu kucing dan warna matanya
mengakibatkan organ pendengarannya tidak berfungsi dan generalisasi ini disebut generalisasi
dengan penjelasan (explained generalization). Generalisasi ini mempunyai taraf keterpercayaan
hampir setingkat dengan generalisasi sempurna.

Kebayakan generalisasi pada kehidupan kita adalah generalisasi empirik, yang berjalan
bertahun-tahun bahkan berabad-abad sampai akhirnya dapat diterangkan. Telah diketahui
berdasarkan generalisasi bahwa tanah yang ditanam secara bergantian dengan jenis lain secara
teratur akan menghasilkan panen yang lebih baik dibanding jika ditanami dengan tanaman yang
selalu sejenis. Ini diketahui sudah sejak berabad-abad, tetapi sedemikian jauh masih merupakan
generalisasi empirik.

Setelah bertahun-tahun manusia mendasarkan tindakannya atas pengetahuan yang


semata-mata empirik kemudian menemukan rahasianya bahwa pergantian jenis tanaman akan
menghasilkan kesuburan bagi tanah inilah yang menyebabkan panenan berikutnya baik.
Pengetahuan kita sekarang ini, bahwa memanfaatkan tanah dengan menanaminya secara
bergantian akan menghasilkan panen yang bagus, menjadi pengetahuan generalisasi dengan
penjelasan, karena kita telah mengetahui hubungan kausalnya.

Jadi benarlah bahwa semua hukum alam mula-mula dirumuskan melalui generalisasi
empirik kemudian setelah diketahui hubungan kausalnya, maka lahirlah generalisasi dengan
penjelasn dan inilah yang melahirkan penjelasan ilmiah.

GENERALISASI ILMIAH

Generalisasi ilmiah tidak berbeda dengan generalisasi biasa, baik dalam bentuk maupun
permaslahannya. Perbedaan yang paling mendasar adalah terletak pada metodenya, kualitas data
serta ketepatan dalam perumusannya. Generalisasi dikatakan sebagai penyimpulan karena apa
yang ditemui dalam observasi sebagai sesuatu yang benar, maka akan benar pula sesuatu yang
tidak diobservasi.
Analogi yang pincang, jelaskan dan berikan contoh

Analogi yang Pincang

Meskipun analogi merupakan corak penalaran yang populer, namun tidak semua
penalaran analogi merupakan penalaran induktif yang benar. Ada masalah yang tidak memenuhi
syarat atau tidak dapat diterima, meskipun sepintas sulit bagi kita menunjukkan kekeliruannya.
Kekeliruan ini terjadi karena membuat persamaan yang tidak tepat.

Contoh kekeliruan pada analogi induktif adalah sebagai berikut:

Saya heran mengapa orang takut bepergian dengan pesawat terbang karena sering terjadi
kecelakaan pesawat terbang dan tidak sedikit meminta korban. Bila demikian sebaiknya orang
jangan tidur di tempat tidur karena hamper semua manusia menemui ajalnya di tempat tidur.

Di sini naik pesawat terbang ditakuti karena sering menimbulkan petaka yang
menyebabkan maut. Sedangkan orang tidak takut tidur di tempat tidur karena jarang sekali atau
boleh dikatakan tidak pernah ada orang menemui ajalnya karena kecelakaan tempat tidur. Orang
meninggal di tempat tidur bukan disebabkan kaecelakaan tempat tidur tetapi karena penyakit
yang diidapnya. Jadi di sini orang menyamakan dua hal yang sebenarnya berbeda.

Berikut contoh kekeliruan pada analogi deklaratif:

Negara kita sudah sangat banyak berutang. Dengan pembangunan 5 tahun kita harus
menumpuk utang terus menerus dari tahun ke tahun. Pembangunan 5 tahun ini memaksa rakyat
dan bangsa Indonesia seperti naik perahu yang sarat yang semakin tahun semakin sarat (dengan
utang) dan akhirnya tenggelam. Saudara-saudara, kita tidak ingin tenggelam dan mati bukan?
Karena itu kita lebih baik tidak naik kapal sarat itu. Kita tidak perlu melaksanakan pembangunan
5 tahun.

Di sini seseorang tidak setuju dengan pembangunan 5 tahun yang sedang dilaksanakan
dengan analogi yang pincang. Memang Negara kita perlu melakukan pinjaman untuk
membangun. Pinjaman itu digunakan seproduktif mungkin sehingga dapat meningkatkan devisa
Negara. Dengan demikian penghasilan per kepala akan meningkat dibanding sebelumnya,
demikian seterusnya dari tahun ke tahun sehingga peningkatan kesejahteraan rakyat akan
tercapai. Pembicara di sini hanya menekankan segi utangnya saja, tidak memperhitungkan segi-
segi positif dari kebijaksanaan menempuh pinjaman.

Anda mungkin juga menyukai