Anda di halaman 1dari 7

ONTOLOGI ILMU KOMUNIKASI

T
Oleh :

Fathorrahman
NIM: 2020510755

Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) 


PASCASARJANA IAIN LHOKSEUMAWE
Tahun Ajaran 2020/2021
Pengertian Ontologi
Secara etimologis, istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua
kata: ontos yang berarti ada atau keberadaaan dan logos yang berarti studi atau ilmu.  Sedangkan
menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan
ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia, 2002), hlm. 746

Aspek Ontologi: Hakikat Jenis Ilmu Pengetahuan


, hakikat abstrak atau jenis menentukan kesatuan (kesamaan) dari berbagai macam jenis, bentuk dan sifat hal-
ha atau barang-barang yang berbeda-beda dan terpisah-pisah. Perbedaan dan keterpisahan dari orang-orang
bernama Socrates, Plato, Aristoteles, dan sebagainya, terkait dalam satu kesamaan sebagai manusia. Manusia,
binatang, tumbuhan, dan benda-benda lain yang berbeda-beda dan terpisah-pisah, tersatukan dengan
kesamaan jenis sebagai makhluk. Jadi, hakikat jenis dapat dipahami sebagai titik sifat abstrak tertinggi
daripada sesuatu hal. Dalam filsafat, studi mengenai hakikat jenis atau hakikat abstrak ini masuk ke dalam
bidang metafisika umum atau ontologi.

            Di samping objek materi, keberadaan ilmu pengetahuan juga lebih ditentukan oleh objek
forma. Objek forma ini sering dipahami sebagai sudut atau titik pandang (point of view), yang
selanjutnya menentukan ruang lingkup studi (scope of the study). Berdasarkan ruang lingkup studi
inilah selanjutnya ilmu pengetahuan berkembang menjadi plura, berbeda-beda dan cenderung saling
terpisah antara satu dengan yang lain.
Aliran-aliran ontologi
 Monoisme
 Dualisme
 Pluralisme
 Aliran Nihil isme dalam Filsafat
 Aliran Agnostisis medalam Filsafat

Kedudukan Ontologi
            Ontologi ini merupakan ‘ilmu pengetahuhan’ yang paling universal dan paling menyeluruh
penyelidikannya meliputi segala pertanyaan dan penelitian lainya yang lebih bersifat’ bagian’. Ia merupakan
konteks untuk semua konteks lainnya, cakrawala yang merangkum semua cakrawala lainnya, pendirian yang
meliputi segala pendirian lainya.  Ontologi berhubungan dengan yang namanya metafisika. Oleh karena
sifat englobant (marcel) atau  umgreifen (jasper) itu, maka ontologi meneliti pengkadar pengada. Sedangkan
mengada itu merupakan sekaligus hal yang paling terkenal, dan hal yang paling sukar diekspresikan. Oleh karen
meneliti dasar paling umum untuk segala-gala nya,  ontologi itu disebut filsafat’pertama’ . namun ontologi telah
mengandaikan semua bagian filsafat lainya.
Metode ontologi
 ontologi bergerak di anatara dua kutub,yaitu anatara pengalaman akankenyataan
konkret dan prapengertian ‘mengada’ yang paling umum. Dalam  refleksi ontologi
kedua kutub itu saling menjelaskan. Atas dasar pengalaman tentang kenyataan akan
semakin disadari dan di eksplisitasikan arti dan hakikat ‘mengada’. Tetapi sebaliknya
prapemahaman tentang cakrawala ‘mengada’ akan semakin menyoroti pengalaman
konkret itu , dan membuatnya terpahami sungguh-sungguh. Jadi refleksi ontologis
berbentuk suatu lingkaran hermeneutis anatara pengalaman dan’mengada’ tanpa
mampu dikatakan man yang lebih dahulu.

Metode ontologi ini tidak dapat dipertanggungjawabkan lebih lanjut dulu.  Akan menjadi lebih jelas sambil berjalan, dan
sahnya akan tampak dalam uraian ontologis sendiri tidaklah mungkin bertitik pangkal dari rumus-rumus tepat mengenai
‘mengada’ dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya oleh karena dua alasan. Pertama, rumus sedemikian itu belum
diberikan dasar mutlak dan kepastian ultima. Dengan menentukan rumus sedemikan tanpa jaminan definitif, ada bahaya
bahwa telah ditentukan batas batas yang terlalu sempit dan kurang supel, sehingga secara apriori telah akan tertutup jalan-
jalan pemikiran yang tertentu. Kedua, suatu definisi selalu memakai suatu pengertian lain yang diandaikan telah
diketahuhi lebih dahulu dan lebih jelas dari’mengada’ itu. Oleh kedua alasan ini rumus rumus dalam ontologi hanya
mungkin terjadi sebagai kesimpulan kesimpulan uraian.
Ibid hlm 21 -22
Hubungan Ontologi dan Ilmu Komunikasi
             Contoh relevan aspek ontologis Ilmu Komunikasi adalah sejarah ilmu
Komunikasi, Founding Father, Teori Komunikasi, Tradisi Ilmu Komunikasi,
Komunikasi Manusia. Dalam hal ini menyangkut yang mempunyai eksistensi dalam
dimensi ruang dan waktu, dan terjangkau oleh pengalaman inderawi. Dengan
demikian, meliputi fenomena yang dapat diobservasi, dapat diukur, sehingga datanya
dapat diolah, diinterpretasi, diverifikasi, dan ditarik kesimpulan. Dengan lain
perkataan, tidak menggarap hal-hal yang gaib seperti soal surga atau neraka yang
menjadi garapan ilmu keagamaan.
KESIMPULAN

Ontologi adalah bagian dari filsafat yang paling umum ; kerap juga disebut metafisika
umum. Baru  setelah menjelajahi segala bidang utama dalam ilmu filsafat, seperti filsfata
manusia, filsafat alam-dunia, pengetahuhan, ketuhanan, moral dan sosial, dapat disusun
suatu uraian ontologi. Maka ontologi sulit dipahami lepas dari bagian-bagian dan bidang-
bidang filsafat lainya, dan adalah bidang filsafat yang paling sukar.
Ontologi merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada.
Dalam ilmu komunikasi, ontologi berperan mengkaji hakikat komunikasi, yakni mengkaji
apa yang dimaksud dengan komunikasi melalui objek material dan objek formal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai