OLEH KELOMPOK 1
1. Teori Korespondensi
Teori korespondensi adalah teori kebenaran yang dikenal
sebagai teori kebenaran tradisional, teori yang paling awal
atau tua yang berangkat dari teori pengetahuan Aritoteles
yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang kita ketahui
adalah sesuatu yang dapat dikembalikan pada kenyataan
yang dikenal oleh subjek. Inti dari teori ini adalah
kesesuaian antara suatu pernyataan hal tertentu dengan
hal yang dimaksud.
2. Teori Koherensi
Teori koherensi ini adalah teori kebenaran yang menitik
beratkan pada konsistensi mengenai pendapat tentang
sesuatu. Dan ada dua teori mengenai koherensi ini, yaitu
teori pertama mengenai arti kebenaran itu sendiri,
kemudian yang kedua adalah mengenai pengujian
kebenaran yang transenden.
Pendukung teori ini adalah kaum empiris atau realis.
3. Teori Pragmatis
Teori ini menitik beratkan pada kebenaran adalah tindakan. Aliran ini bersedia
menerima segala sesuatu, asal saja hanya membawa akibat praktis.
Pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistis semua bisa diterima
sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang praktis
yang bermanfaat. Dengan demikian, patokan pragmatisme adalah manfaat
bagi hidup praktis. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran
adalah faedah atau manfaat. Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh
Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu
teori itu benar kalau berfungsi (if it works).
Ide atau teori yang benar akan berfungsi memenuhi tuntutan dan
kebutuhan manusia. Sebaliknya suatu ide atau teori dianggap salah apabila
tidak berguna karena tidak berfungsi membantu manusia memenuhi
kebutuhannya .
Contohnya : Ide tentang penerapan kebijakan kawasan pembatasan
penumpang 3 in 1 di Jakarta. Ide itu dianggap benar apabila dalam
kenyataannya berguna karena berhasil memecahkan maslaah kemacetan di
jalur tertentu.
Jadi benar tidaknya suatu ide tidak dilihat secara abstrak, dan bukanlah
demi ide itu begitu saja, melainkan demi kehidupan manusia . Tapi, perlu
ditambahkan di sini bahwa sifat pragmatis dari suatu ide atau teori adalah
sesuatu yang mengandung sifat baik. Maka menurut teori pragmatis, apa yang
disebut kebenaran itu berkaitan dengan nilai moral, yakni demi kebaikan bagi
manusia.
4. Teori Kebenaran
Pada hakekatnya, manusia hidup di dunia ini adalah sebagai makhluk
yang suka mencari kebenaran. Salah satu cara untuk menemukan suatu
kebenaran adalah agama. Agama dengan karakteristiknya sendiri memberikan
jawaban atas segala persoalan. Manusia dalam mencari dan menentukan
kebenaran sesuatu dalam agama denngan cara mempertanyakan atau mencari
jawaban berbagai masalah kepada kitab Suci. Dengan demikian, sesuatu hal
dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai
penentuk kebenaran mutlak.
Terima Kasih....