Anda di halaman 1dari 13

TEORI KEBENARAN

OLEH KELOMPOK 1

APA ITU TEORI KEBENARAN??


Dalam filsfat ilmu, sebuah hakikat kebenaran sangatlah
penting, karena dalam setiap pokok permasalahan akan
dicari kebenarannya dan akan terus dikaji hingga
kebenaran memenuhi kebenaran itu sendiri. Sebnarnya
manusia dalam menyelesaikan setiap permasalahan baik
kecil maupun besar selalu mencari kebenaran, namun
mereka terkendala cara atau jalan mencari kebenaran
tersebut. Dari sinilah muncul teori-teori untuk mencari
kebenaran sejati.

Macam teori kebenaran


Teori kebenaran ada 4 teori yaitu:
1. Teori korespndensi
2. Teori Koherensi
3. Teori Pragmatis
4. Teori Agama

1. Teori Korespondensi
Teori korespondensi adalah teori kebenaran yang dikenal
sebagai teori kebenaran tradisional, teori yang paling awal
atau tua yang berangkat dari teori pengetahuan Aritoteles
yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang kita ketahui
adalah sesuatu yang dapat dikembalikan pada kenyataan
yang dikenal oleh subjek. Inti dari teori ini adalah
kesesuaian antara suatu pernyataan hal tertentu dengan
hal yang dimaksud.

Kelemahan Teori Korespondensi


Teori Korespondensi memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1. Teori korespondensi memberikan gambaran yang menyesatkan dan terlalu
sederhana mengenai bagaimana kita menentukan suatu kebenaran atau
kekeliruan dari suatu pernyataan.
2. Teori korespondensi bekerja dengan ide, bahwa dalam mengukur suatu
kebenaran kita harus melihat setiap pernyataan satu-per-satu, apakah
pernyataan tersebut berhubungan dengan realitasnya atau tidak.
3. Kelemahan teori kebenaran korespondensi ialah munculnya kekhilafan
karena kurang cermatnya penginderaan, atau indera tidak normal lagi.
4. Teori kebenaran korespondensi tidak berlaku pada objek/bidang non-empiris
atau objek yang tidak dapat diinderai.

Dari kelemahan-kelemahan tersebut dapat diambil


kesimpulan bahwa teori kebenaran korespondensi ini
mencari kebenaran hanya bersifat objektif,yaitu hanya
melihat realita yg sebenarnya,tanpa mempedulikan asas
normatif dari kebenaran tersebut.

2. Teori Koherensi
Teori koherensi ini adalah teori kebenaran yang menitik
beratkan pada konsistensi mengenai pendapat tentang
sesuatu. Dan ada dua teori mengenai koherensi ini, yaitu
teori pertama mengenai arti kebenaran itu sendiri,
kemudian yang kedua adalah mengenai pengujian
kebenaran yang transenden.
Pendukung teori ini adalah kaum empiris atau realis.

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan


teori koherensi, suatu pernyataan dianggap benar jika
pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Bila kita menganggap bahwa semua manusia pasti mati
adalah suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan, si
polan adalah manusia dan si polan pasti mati adalah
benar, sebab pernyataan kedua adalah konsisten dengan
pernyataan yang pertama

3. Teori Pragmatis
Teori ini menitik beratkan pada kebenaran adalah tindakan. Aliran ini bersedia
menerima segala sesuatu, asal saja hanya membawa akibat praktis.
Pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistis semua bisa diterima
sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang praktis
yang bermanfaat. Dengan demikian, patokan pragmatisme adalah manfaat
bagi hidup praktis. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran
adalah faedah atau manfaat. Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh
Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu
teori itu benar kalau berfungsi (if it works).

Ide atau teori yang benar akan berfungsi memenuhi tuntutan dan
kebutuhan manusia. Sebaliknya suatu ide atau teori dianggap salah apabila
tidak berguna karena tidak berfungsi membantu manusia memenuhi
kebutuhannya .
Contohnya : Ide tentang penerapan kebijakan kawasan pembatasan
penumpang 3 in 1 di Jakarta. Ide itu dianggap benar apabila dalam
kenyataannya berguna karena berhasil memecahkan maslaah kemacetan di
jalur tertentu.
Jadi benar tidaknya suatu ide tidak dilihat secara abstrak, dan bukanlah
demi ide itu begitu saja, melainkan demi kehidupan manusia . Tapi, perlu
ditambahkan di sini bahwa sifat pragmatis dari suatu ide atau teori adalah
sesuatu yang mengandung sifat baik. Maka menurut teori pragmatis, apa yang
disebut kebenaran itu berkaitan dengan nilai moral, yakni demi kebaikan bagi
manusia.

4. Teori Kebenaran
Pada hakekatnya, manusia hidup di dunia ini adalah sebagai makhluk
yang suka mencari kebenaran. Salah satu cara untuk menemukan suatu
kebenaran adalah agama. Agama dengan karakteristiknya sendiri memberikan
jawaban atas segala persoalan. Manusia dalam mencari dan menentukan
kebenaran sesuatu dalam agama denngan cara mempertanyakan atau mencari
jawaban berbagai masalah kepada kitab Suci. Dengan demikian, sesuatu hal
dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai
penentuk kebenaran mutlak.

Kebenaran adalah kesan subjek tentang suatu realita, dan perbandingan


antara kesan dengan realita objek. Jika keduanya ada persesuaian, persamaan
maka itu benar. Kebenaran tak cukup hanya diukur dengan rasion dan
kemauan individu. Kebenaran bersifat objective, universal,berlaku bagi seluruh
umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber
dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.
Ketiga teori kebenaran sebelumnya menggunakan alat, budi,fakta, realitas
dan kegunaan sebagai landasannya. Dalam teori kebanran agama digunakan
wahyu yang bersumber dari Tuhan. Sebagai makluk pencari kebenaran,
manusia dan mencari dan menemukan kebenaran melalui agama. Dengan
demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai dan koheren dengan ajaran
agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.agama dengan kitab
suci dan haditsnya dapat memberikan jawaban atas segala persoalan manusia,
termasuk kebenaran.

Terima Kasih....

Anda mungkin juga menyukai