Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR-DASAR LOGIKA

“PRINSIP-PRINSIP DASAR LOGIKA & SYARAT BERPIKIR LOGIS ”

Tugas Makalah

Disusun Oleh:

1. Siti Nuna Raisyah (E061221050)


2. Raihana Dzakira (E061221089)
3. Meyliana Natashya Nitia Chandra (E061221052)
4. Muh. Nurfaiz Fahmi (E061221035)
5. Balqis F BintangSemesta (E061221069)

DOSEN PENGAMPU:

ADNAN KASOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul "Prinsip-prinsip Dasar Logika dan
Syarat Berpikir Logis". Meski mengalami beberapa kendala dalam proses pengerjaannya
kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Pembuatan makalah ini kami tujukan untuk pemenuhan tugas dari mata kuliah
Dasar-dasar Logika. Sehingga kami berharap bahwa makalah ini dapat berguna dan
memberikan manfaat kepada pembacanya.

Sekiranya kami pun menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih
banyak sekali kekurangan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. IV

A. Latar Belakang........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 6

A. Apa yang dimaksud dengan Prinsip Dasar Logika.................................... 7


B. Faktor-faktor akan kemunculan Prinsip dasar Logika............................... 8
C. Bagaimana manusia dapat menerapkan pemikiran Logis........................... 9

BAB III PENUTUP......................................................................................... 10

A. Kesimpulan dan Saran............................................................................... 10


B. Penutup...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia, seperti yang kita ketahui merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna
dikarenakan diberi anugrah akal dan pikiran. Menggunakan pemikirannya, manusia menjalankan
kehidupan sehari-harinya melalui berbagai metode sebagai buah dari pemikirannya.

Seperti yang kita ketahui, berpikir adalah kegiatan manusia yang biasa dan lazim. Setiap hari
kita berbicara, menulis, membaca suatu uraian, mendengar penjelasan, untuk kemudian membuat
suatu simpulan. Semua kegiatan itu tentu membutuhkan pemikiran yang tepat dan kritis.

Di sinilah peran logika mengambil porsi besar. Dikarenakan segala kemajuan yang saat ini
kita saksikan adalah hasil dari pemikiran manusia yang logis. Namun, sebenarnya bagaimana
logika itu bekerja dan mengapa ia begitu bagi manusia? Apakah logika itu adalah cara manusia
untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang berhasil kita amati, ataukah hanyalah pembelaan
manusia di hadapan Tuhan?

Menanggapi hal tersebut, kami lantas mencoba melakukan penggalian data dan diskusi
bersama-sama. Setelah itu, kami kemudian mencoba melakukan pembuatan makalah ini
berdasarkan intisari yang berhasil kami dapatkan mengenai prinsip-prinsip dasar logika dan
syarat yang dibutuhkan untuk berpikir logis

Lewat makalah ini,


A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang ada di atas maka yang menjadi pokok
permasalahanya adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan Prinsip Dasar Logika


2. Faktor-faktor akan kemunculan Prinsip dasar Logika
3. Bagaimana manusia dapat menerapkan pemikiran Logis
4. Apa keterkaitan antara dasar logika dan Berfikir Logis

B. Tujuan Penulisan

Pada bagian ini akan dijelaskan tujuan dan kegunaan yang hendak di capai oleh penulis
terhadap masalah yang dibahas. Adapun tujuan karya tulis ini adalah:

1. Untuk memberikan penjelasan mengenai Prinsip dasar Logika


2. Untuk memberikan penjelasan bagaimana Faktor-faktor akan kemunculan Prinsip dasar
Logika
3. Untuk memberikan penjelasan bagaimana cara manusia dapat menerapkan pemikiran
Logis
4. Untuk memberikan penjelasan bagaimana apa keterkaitan antara dasar logika dan
Berfikir Logis

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu:

1. Dapat menambah pengetahuan mengenai definisi dari Dasar Logika


2. Untuk mengidentifikasi penjelasan mengenai kemunculan Prinsip dasar Logika
3. Menerangkan akan bagaimana cara manusia dapat menerapkan pemikiran logis
4. Mendefinisikan keterkaitan antara Dasar Logika dan Berfikir Logis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Logika

Prinsip dasar adalah pernyataan kebenaran universal yang kebenarannya sudah terbukti
dengan sendirinya, artinya kebenaran universal yang tidak membutuhkan lagi hal-hal lain untuk
membuktikan kebenarannya. Prinsip-prinsip dasar ini walaupun tidak perlu lagi dibukukan
kebenarannya, merupakan dasar bagi semua pembuktian. Prinsip-prinsip atau hukum-hukum ini
oleh ahli pikir disebut dengan nama yang berbeda. Uberweg menyebutnya “Axioms of
Inference” sedangkan Mill menyebutnya “Universal Postulates of all Reasoning”.

Logika berasal dari kosa kata bahasa latin yaitu Logos yang memiliki arti perkataan atau
sabda. Selain itu Logika juga berasal dari kata bahasa Arab yaitu Mantiq dari kata kerja nataqa
yang memiliki arti berucap. Logis dapat diartikan sebagai sesuatu yang masuk akal dan sesuatu
yang tidak logis memiliki arti yang sebaliknya.

Logika mempunyai dua makna, pertama: sebagai logika dalam ilmu pengetahuan, yang
merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang dimana obyek materialnya adalah berfikir (khususnya
penalaran atau proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir atau penalaran yang
ditinjau dari segi ketepatannya. Kedua: logika dapat dikatakan sebagai sebuah cabang filsafat
yang praktis, praktis disini berarti logika yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Irving M. Copi "Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum
yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah"

Berpikir logis adalah suatu proses berpikir yang menggunakan penalaran secara urut dan
konsisten untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Berpikir logis sama dengan berpikir konsisten
sesuai dengan tata cara berpikir yang benar. Berpikir yang demikian diyakini dapat diperoleh
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mewujudkan pemikiran logis, seseorang
wajib memenuhi beberapa syarat dalam berpikir lurus dan benar.

Berdasarkan buku Pengantar Metodologi Penelitian: Statistika Praktis karya Dr. Febri Endra
Budi Setyawan, M. Kes, ada beberapa syarat berpikir logis, di antaranya:
 Pemikiran harus berpusat pada kenyataan atau kebenaran
 Memberikan alasan dengan tepat dan kuat
 Pikiran harus lurus atau logis

Logika mempersyaratkan adanya tiga hal sebagai komponen berpikir kritis. Ketiga hal
tersebut meliputi: (1) pengertian (concept), (2) keputusan (decision), dan (3) penalaran
(reasoning). Ketiganya tersebut merupakan persyaratan (preconditions) yang harus ada dalam
berpikir lurus yang merupakan satu kesatuan. Ketiganya memiliki keterkaitan struktural satu
dengan lainnya dalam membentuk dan proses sahnya suatu penyimpulan pemikiran.

1. Pengertian (Concept)

Pengertian adalah hasil penangkapan dari inti suatu obyek. Istilah mengerti berarti
menangkap inti sesuatu, sedangkan pengertian berarti memiliki tangkapan terhadap inti sesuatu
(obyek). Oleh karenanya, seseorang dikatakan telah mengerti apabila ia telah menangkap inti
obyek (sesuatu yang dimengerti). Inti sesuatu di sini disebut “hakekat”.

Istilah lain dalam penyebutan pengertian adalah ide. Kata ‘ide’ berasal dari kata ‘idea’ yang
artinya sebenarnya adalah gambar. Hal-hal yang tergambar secara abstrak mengenai sesuatu
benda atau bukan benda adalah ‘idea’. Orang yang telah memiliki ide sama dengan telah
memiliki gambaran tentang sesuatu, sehingga dapat menjelaskan secara panjang lebar bila
diminta menjelaskannya. Sebagaimana dikatakan di atas bahwa mengerti adalah menangkap inti
atau hakekat sesuatu, sedangkan hakekat sesuatu ini dapat dibentuk oleh akal budi manusia
dalam wujud ide yang memiliki kebenaran bersifat umum, maka istilah pengertian juga dapat
disamakan dengan istilah ide atau idea dan universale.

2. Keputusan (Decision)

Keputusan dalam logika diartikan sebagai aksi manusia dalam dan dengan mana ia mengakui
atau memungkiri suatu hal tentang hal lain. Keputusan merupakan kegiatan rohani yang
menyebabkan akal budi manusia menyatakan sesuatu tentang sesuatu yang lain. Dapat juga
dikatakan bahwa keputusan adalah tindakan budi manusia yang mengakui atau mengingkari
sesuatu terhadap sesuatu yang lain. Keputusan yang merupakan hasil Tindakan akal budi
manusia dalam mengakui atau mengingkari sesuatu terhadap sesuatu dapat dirumuskan dalam
sebuah pernyataan kalimat terdiri dari unsur subjek dan predikat. Misalnya: semua manusia akan
meninggal. Pada contoh keputusan tersebut, pengakuan akal budi tentang manusia terhadap
kematian tersebut sesungguhnya menggambarkan adanya pengakuan yang dapat dinyatakan
dalam Bahasa yang berbunyi “semua manusia akan meninggal”.

3. Penalaran (Reasoning)

Yang dimaksud dengan penalaran adalah suatu proses rangkaian kegiatan budi manusia
untuk sampai pada suatu kesimpulan (pendapat baru) dari satu atau lebih pendapat yang telah
diketahui. Hal-hal yang merupakan pendapat yang telah diketahui itu disebut ‘data’, sedangkan
hal-hal yang belum diketahui merupakan pendapat baru sebagai kesimpulan. Dalam dunia ilmu
pengetahuan, proses penalaran yang berpijak pada beberapa data untuk selanjutnya ditarik suatu
kesimpulan umum tersebut disebut “metode ilmiah”. Data merupakan informasi empirik yang
diketahui manusia, sedangkan data ini bisa menjadi fakta kalau data tersebut diyakini
kebenarannya.

B. Faktor-faktor akan kemunculan Prinsip dasar Logika

Lahirnya logika dipelopori oleh Aristoteles, Theoprostus dan kaum Stoa. Terdapat enam
buah buku peninggalan Aristoteles yang diberi nama Organon. Buku-buku tersebut diantaranya
adalah Categoriae (mengenai pengertian), De Interpretatie (mengenai keputusan), Analitica
Priora (tentang silogisme), Analitica Posteriora (mengenai pembuktian), Topika (mengenai
berdebat) dan De Sophisticis Elenchis (mengenai kesalahan berpikir).

Logika Aristoteles dikembangkan oleh Theoprostus, di sisi lain kaum Stoa


mengembangkan bentuk berpikir yang sistematis. Melalui buku-buku tersebut dasar Logika
Tradisional terbentuk.
Asal dari Logika adalah mitos di Yunani Kuno. Logika telah ada sejak zaman Thales
meskipun istilah logika belum ada pada saat itu, tetapi melalui cara berpikir Thales lah kita dapat
mengetahui bahwa itulah yang dinamakan cara berpikir logis.

Karena itulah Thales merupakan salah seorang tokoh filsuf yang mencetuskan cara
berpikir yang keluar dari pemikiran mengenai mitos/takhayul, Thales mencoba untuk membuat
perubahan pada cerita-cerita dewa-dewa/mitologi mengenai penciptaan alam semesta. Ia juga
mencoba untuk mempertanyakan keberadaan alam semesta, pemikirannya tersebut dikenal
sebagai Thelogia:cosmogoni. Melalui hal tersebutlah pemikiran takhayul ke arah pemikiran logis
berkembang dan menghasilkan pemikiran logis atau logika.

C. Bagaimana Manusia Dapat Menerapkan Pemikiran Logis

Terdapat berbagai contoh penerapan pemikiran logis di dalam kehidupan sehari-hari sangat
mudah dijumpai karena manusia hidup di dalam kenyataan di mana dalam menjalani kegiatan
sehari-harinya ia membutuhkan akal pikiran. Di antara berbagai kegiatan yang membutuhkan
kemampuan berpikir, ada beberapa situasi di mana kemampuan berpikir logis sangat dibutuhkan.

Diantaranya apabila seseorang berada dalam kondisi emosi yang dominan di dalam dirinya.
Pada kondisi di mana terdapat masalah hidup yang membuat mentalnya terganggu, manusia
cenderung tidak berpikir logis dan kehilangan akal sehat karena emosi dan perasaan yang
menguasai dirinya sehingga menjadikannya bertindak impulsif.

Di dalam kondisi tersebut manusia biasanya membutuhkan bantuan dari manusia lainnya
yang masih mampu berpikir logis untuk menyadarkannya kembali agar dapat mengalihkan
pemikiran dan emosi yang menguasainya tersebut. Kemampuan mengontrol diri agar tetap
mampu berpikir logis di berbagai situasi sangat perlu untuk dikuasai agar pada saat manusia
terbawa oleh emosinya, ia tidak melakukan berbagai hal yang akan disesali nantinya apabila ia
sudah mendapatkan kesadarannya kembali.

Kemampuan ini juga diperlukan apabila terjadi situasi genting atau situasi yang penuh
tekanan sehingga kita mampu untuk menenangkan diri dan mencari jalan keluar terbaik dari
masalah tersebut.
Selain itu manusia dapt menerapkan kemampuan berpikir logis dalam menyaring informasi
yang ia dapatkan. Apalagi kita ketahui, saat ini informasi sangat mudah diperoleh dikarenakan
berbagai kemudahan teknologi. Tetapi, yang harus diperhatikan adalah bagaimana manusia dapat
menggunakan logika atau kemampuan berpikir logisnya untuk memilah informasi. Kita tidak
serta merta menyerap setiap informasi yang kita dapatkan, sebagai makhluk yang memiliki akal,
manusia dapat menghindari dampak negatif teknologi dalam bentuk hoax menggunakan
kemampuan berpikir logisnya.
BAB III

KESIMPULAN

Demikian makalah kami mengenai Prinsip-Prinsip Dasar Logika & Syarat Berpikir Logis.
Melalui pemahaman mengenai pentingnya berpikir logis kita dapat menerapkan
DAFTAR PUSTAKA

Mundiri. (2011). Logika. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Rakhmat, Muhammad. (2013). Pengantar Logika Dasar. Bandung: LoGoz Publishing

Anda mungkin juga menyukai