Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN AKHLAK TASAWUF DAN URGENSI AKHLAK

TASAWUF DALAM KEHIDUPAN MUSLIM MODERN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf
Yang diampuh oleh :
Ust. Muhammad Azis Nasution S.Pdi

DISUSUN OLEH :
ERWIN AHMAD GEA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NIAS
GUNUNGSITOLI
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga Saya dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Pengertian Akhlak Tasawuf Dan Urgensi
Akhlak Tasawuf Dalam Kehidupan Muslim Modern” yang merupakan tugas
dalam mata kuliah “Akhlak Tasawuf”. Shalawat serta Salam tak lupa juga kita
sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membebaskan umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang cerah.
Penulis turut mengucapakan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang
mengampuh mata kuliah Akhlak Taswuf, karena dengan pemberian tugas ini
penulis akhirnya memiliki tambahan pengetahuan terkait materi yang disajiakan
ini. Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya
membangun dan membantu demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengharapkan agar apa yang Penulis sajikan pada makalah
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi
para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin

Wassalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gunungsitoli, Maret 2022


Penulis,

Erwin Ahmad Gea

i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ......................................................................................................... I
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
A. Pengertian Akhlak Tasawuf ..................................................................3
B. Urgensi Akhlak Tasawuf Dalam Kehidupan Muslim Modern ............6
BAB III PENUTUP ................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................9
B. Saran .....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akhlak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan.
Dalam kaitan ini pula peranan pendidikan agama Islam di kalangan umat
Islam termasuk kategori manifestasi dari cita-cita hidup Islam dalam
melestarikan dan mentransformasikan nilai-nilai Islam kepada pribadi
generasi penerusnya. Moral yang terbimbing dalam naungan Ilahiyah akan
melahirkan etika yang lurus dan terarah. Untuk itu nilai-nilai Islam yang
diformulasikan dalam cultural religious atau budaya Islam tetap berfungsi dan
berkembang di masyarakat dari masa ke masa. Untuk itu pendidikan yang
mengarah kepada pembinaan akhlak sangat perlu diberikan dalam pengajaran
dan pendidikan baik yang formal, nonformal maupun informal.
Dalam fenomena kehidupan di masyarakat, setiap warga masyarakat
wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya menurut situasi aktual yang ada
di hatinya dan mengadaptasikan dengan situasi lingkungan tempat ia berada.
Peranan yang paling tepat ialah bilamana ia mampu bertindak multi peranan,
peranan silih berganti, ia harus mampu memerankan diri sebagai individu dan
juga sebagai anggota masyarakat.1
Diantara tujuan mempelajari Tasawuf adalah untuk membentuk
akhlak yang baik, hati yang bersih, berbuat ikhlas, bersikap khusyu’, sabar,
tawakkal, muqorobah, muroqobah, dan seluruh sifat yang terpuji. Lebih dari
itu, Tasawuf harus dipahami dihayati serta dirasakannya sebagai suatu
kebutuhan dan kenikmatan.2 Itu semua merupakan bagian dari nilai-nilai
urgensi mempelajari Akhlak dan Tasawuf.
Pendidikan akhlakul karimah perlu diberdayakan melalui proses
pembelajaran. Dalam hal proses belajar-mengajar tentunya berlandaskan dua
asas, yaitu: Dengan menjaga (memperlihatkan dan memperhatikan) terhadap
tingkat kemampuan atau pemikiran yang diajar (peserta didik), dan
Pengembangan potensi akal, jiwa, dan jasmaninya dengan apa-apa yang
mengarahkannya kepada kebaikan dan petunjuk/kebenaran.
Dalam hal ini antara kekuatan akal dan hati mesti ada keserasian yang
mapan, akal untuk berfikir dari sesuatu yang nyata, sedangkan hati untuk
mengiyakan dari sesuatu yang tidak nyata (ghaib). Seseorang yang hanya
mementingkan rasio nanti pada akhirnya tidak tercapai kepuasan, dan
seseorang yang hanya mementingkan hati menimbulkan kebekuan dan bisa
jadi keterbelakangan dalam hal keduniaan. Untuk itu hasil kajian Akhlak

1
Badrudin, Akhlak Tasawuf (Serang: IAIB Press, 2015), hal.1.
2
Ibid. hal.4.

1
Tasawuf secara konseptual memiliki signifikansi ilmiah dalam menghampiri
nilai-nilai akhlak dan prinsip-prinsip tasawuf dalam kehidupan.
Di dalam kerangka teoritis yang dijadikan bahan untuk penelitian ini
diantaranya teori-teori akhlak dan tasawuf dalam menempuh perjalanan
syari’at, thariqat, hakikat, dan makrifat. Orang yang berhasil dalam
menempuh empat hal itu dengan menyeimbangkan diri antara syari’at lahir
dan batin akan mendapatkan anugerah dari Allah menjadi insan kamil.3

B. Rumusah Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat menyimpulkan Rumusan
Masalah sebagai berikut ;
1. Apakah pengertian dari Akhlak Tasawuf?
2. Apakah Urgensi Akhlah Tasawuf dalam kehidupan Muslim modern?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Akhlak Tasawuf.
2. Untuk mengetahui Urgensi Akhlah Tasawuf dalam kehidupan Muslim
modern.

3
Ibid. hal.5.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK TASAWUF


Secara lughat (bahasa) akhlak adalah bentuk jamak dari khilqun atau
khuluqun yang artinya budi pekerti, tingkah laku, watak, adab, perangai atau
tabi’at. Kata akhlak berasal dari kata kerja khalaqa yang artinya menciptakan.
Khaliq maknanya pencipta atau Tuhan dan makhluq artinya yang diciptakan,
sedangkang khalaq maknanya penciptaan. Kata khalaqa yang mempunyai
kata yang seakar diatas mengandung maksud bahwa akhlak merupakan
jalinan yang mengikat atas kehendak Tuhan dan manusia. Pada makna lain
kata akhlak dapat diartikan tata perilaku seseorang terhadap orang lain. Oleh
karena itu, Akhlak dapat dimaknai sebagai tata aturan atau norma kepribadian
dan prilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia
(hablumminannas), manusia dengan Tuhan (hablumminallah), serta manusia
dengan alam semesta (lingkungannya). 4
Sedangkan secara umumnya, Akhlak diartikan sebagai tingkah laku baik,
buruk, salah, dan benar dari sudut hukum yang ada dalam ajaran agama.5
Sehingga Kata Akhlak dapat diartikan sebagai perangai. Kata tersebut
memiliki arti yang lebih mendalam karena telah menjadi sifat dan watak yang
dimiliki seseorang. Sifat dan watak yang telah melekat pada diri pribadi akan
menjadi kepribadian. Dapat juga dikatakan bahwa perangai adalah sifat dan
watak yang merupakan bawaan seseorang. Pembentukan perangai ke arah
baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari
luar, yaitu lingkungannya. 6
Adapun juga menurut tokoh-tokoh Islam mengenai istilah Akhlak,
diantaranya adalah :
1. Imam Ghozali, menurutnya; Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa (manusia) yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah
tanpa memerlukan pemikiran maupun pertimbangan.
2. Ibnu Maskawaih, menurutnya; Akhlak adalah gerak jiwa yang
mendorong ke arah melakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan
pikiran dan pertimbangan.
3. Ahmad Amin, menurutnya; Khuluq (akhlak) adalah membiasakan
kehendak.
Definisi yang disampaikan oleh Ahmad Amin lebih jelas menampakkan
unsur yang mendorong terjadinya akhlak yaitu kebiasaan dan iradah
(kehendak).7

4
Badrudin, Akhlak Tasawuf (Serang: IAIB Press, 2015), hal.8-9.
5
Ibid. hal.7.
6
Ibid. hal.8.
7
Ibid. hal.9-10.

3
4. ‘Abdullah Al-Makki, menurutnya; akhlah islami adalah sifat dari
ketentuan hidup yang baik dan cara berinteraksi dengan manusia.8
5. Ibrahim Anis, menurutnya; akhlah adalah sifat yang tertanam di dalam
jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk,
tanpa membutuhkan pertimbangan akal pikiran.9
6. Ahmad Muhammad Al-Hufy, menurutnya, akhlak adalah adat yang
dengan sengaja dikehendaki adanya atau dapat juga diartikan ‘azimah
(kemauan) yang kuat tentang sesuatu yang dilakukan berulang-ulang
sehingga menjadi adat yang mengarah kepada kebaikan atau
keburukan.10

Jadi, dari beberapa defenisi tentang akhlak yang telah dikemukakan oleh
para pakar Islam tersebut; dapatlah ditarik kesimpulan bahwa akhlak itu
merupakan suatu tingkah laku yang tidak membutuhkan pertimbangan akal
untuk melakukannya secara sadar dan terus-menerus karena adanya keinginan
jiwa atas keinginan lain yang ada dalam jiwa dan keinginan itu telah menyatu
dalam jiwa, dilakukan dengan maksud menjalankan ketaatan kepada Allah
SWT.
Bila mengacu dari defenisi ini, maka didalam akhlak itu setidaknya
mengandung lima nilai atau kriteria, yaitu11 ;
1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan
tanpa didahului oleh pertimbangan akal pikiran.
3. Perbuatan akhlah adalah perbuatan yang timbul dari kesadaran orang
yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4. Perbuatan akhlak itu berdasarkan atas inisiatif, kemauan, dan kehendak
yang disadari, bukan hanya sebatas kebiasaan semata atau hanya karena
gerakan refleks.
5. Perbuatan akhlak itu didorong oleh suatu niat menjalankan ketaatan atau
ibadah kepada Allah, bukan karena hal-hal lainnya.

Akhlak dalam pandangan Islam merupakan himpunan prinsip-prinsip dan


kaidah-kaidah yang sistematis untuk diterapkan pada sifat manusia yang telah
digariskan agar digunakan dalam kehidupan manusia. Akhlak juga terbagi
dua yaitu :
 Akhlak Terpuji, dinamakan akhlak al-karimah (akhlak mahmudah)

8
Lalu Muhammad Nurul Wathoni, Akhlak Tasawuf Menyelami Kesucian Diri (Lombok:
Forum Pemuda Aswaja, 2020), hal.4.
9
Muhammad Afif Baha, Akhlak Tasawuf (Serang: A-Empat, 2015), hal.1.
10
Ibid. hal.6.
11
Ibid.

4
 Akhlak Tercela, dinamakan akhlak as-sayiah (mazmumah)

Seseorang yang memiliki akhlak terpuji dan tercela karena dipengaruhi


oleh hati (al-qalb) yang terpadat pada sanubari yang terdalam. Jelasnya,
perbuatan terpuji dan tercela dalam lingkup akhlak bukan didasarkan pada
pertimbangan akal, tradisi atau pengalaman, tetapi karena bisikan hati nurani
yang ada pada setiap orang itu sendiri. Dari penjelasan tentang akhlak, dapat
ditarik suatu pengertian yang lebih jelas, bahwa akhlak memiliki makna yang
lebih luas dan mendalam. Dan perbuatan baik dan buruk dalam ilmu akhlak
bersandarkan dari agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits bukan dari akal
pikiran atau teori.12
Sedangkan istilah Tasawuf berasal dari bahasa Arab dari kata
”tashowwafa – yatashowwafu - tashowwuf” yang mengandung makna bersih
atau suci, maksudnya adalah orang-orang yang menyucikan dirinya di
hadapan Tuhan-Nya. Jadi pada intinya, Tasawuf merupakan suatu usaha dan
upaya dalam rangka mensucikan diri (tazkiyatunnafs) dengan cara
menjauhkan dari pengaruh kehidupan dunia yang meyebabkan lalai dari Allah
SWT untuk kemudian memusatkan perhatiannya hanya ditujukan kepada
Allah SWT.13
Dalam kaitannya dengan manusia, tasawuf lebih menekankan aspek
rohaninya ketimbang aspek jasmaninya; dan ia lebih menekankan kehidupan
akhirat ketimbang kehidupan dunia yang fana. Tasawuf membina manusia
agar mempunyai mental utuh dan tangguh,sebab didalam ajarannya yang
menjadi sasaran utamanya adalah manusia dengan segala tingkah lakunya.
Tasawuf mengajarkan bagaimana cara agar manusia dapat menjadi insan yang
berbudi luhur, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai hamba dalam
hubungannya dengan Tuhan pencipta alam semesta. Sehingga dari sini dapat
diketahui bahwa tasawuf adalah pembersihan diri. Dengan kata lain, tasawuf
merupakan suatu perpindahan kehidupan, yaitu kehidupan kebendaan pada
kehidupan kerohanian.14
Menurut Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi bahwa tasawuf adalah ilmu
yang menerangkan tentang keadaan-keadaan jiwa (nafs) yang dengannya
diketahui hal-ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dari
(sifat-sifat) yang buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji, cara
melakukan suluk, jalan menuju Allah, dan meninggalkan larangan-larangan
Allah menuju perintah-perintah Allah SWT.15

12
Wathoni, Akhlak Tasawuf, hal.4-5.
13
Badrudin, Akhlak Tasawuf, hal.57.
14
Eep Sopwana Nurdin, Pengantar Ilmu Tasawuf (Bandung: Aslan Grafika Solution,
2020), hal.7
15
Badrudin, Akhlak Tasawuf, hal.58.

5
Sebenarnya cakupan tasawuf tidak sekedar etika, juga estetika atau
keindahan. Tidak hanya berbicara soal baik dan buruk tapi juga berbicara
keindahan, ia terkait dengan jiwa, ruh, dan intuisi. Tasawuf tidak hanya
membangun dunia yang bermoral, tapi juga membangun dunia yang indah
dan penuh makna. Tasawuf tidak hanya menciptakan manusia hidup benar,
rajin beribadah, berakhlakul karimah, tapi juga bisa merasakan indahnya
hidup dan nikmatnya ibadah.
Dengan demikian, Tasawuf adalah suatu istilah yang lazim dipergunakan
untuk mistisisme dalam Islam dengan tujuan pokok memperoleh hubungan
langsung dengan Tuhan. Dalam hal ini pokok-pokok ajarannya tersirat dari
Nabi Muhammad SAW yang didiskusikan dengan para sahabatnya tentang
apa-apa yang diperolehnya dari Malaikat Jibril berkenaan dengan pokok-
pokok ajaran Islam yakni: Iman, Islam, dan Ihsan. Ketiga sendi ini
diimplementasikan dalam pelaksanaan tasawuf.16
Jadi, Akhlak Tasawuf itu adalah seseorang yang melakukan tindakan
terpuji, sehingga seseorang tersebut berusaha untuk mensucikan dirinya. 17

B. URGENSI AKHLAK TASAWUF DALAM KEHIDUPAN MUSLIM


MODERN
Akhlak adalah bagian dari syari’at Islam. Bagian dari perintah-perintah
Allah dan larangan-larangan-Nya. Akhlak harus ada serta terlihat pada diri
setiap Muslim, agar sempurna seluruh amal perbuatannya dengan Islam, dan
sempurna pula dalam melaksanakan perintah-perintah Allah. Agama Islam
juga mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat
ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan. Semua
ini terkandung dalam ajaran Al-Qur’an yang diturunkan Allah dan ajaran
Sunnah yang didatangkan dari Nabi Muhammad SAW.18
Ajaran akhlak menemukan bentuknya yang sempurna pada agama Islam
dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan manusia. Agama Islam pada intinya
mengajak manusia agar percaya kepada Tuhan dan mengakuinya bahwa
Dialah pencipta, pemelihara, pemberi rahmat, dan pelindung terhadap apa
yang ada di dunia ini.
Selain itu, agama Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling
sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan
kesejahteraan. Demikian juga hukum-hukum Islam yang mengandung

16
Ibid. hal.58-59.
17
Sinta Desi Arini, “Pengertian Akhlak Tasawuf, Dalil Dan Manfaatnya Dalam Ajaran
Islam”. Artikel Ilmiah Lengkap diakses dari
https://www.harapanrakyat.com/2021/01/pengertian-akhlak-
tasawuf/#:~:text=Sehingga%20pengertian%20akhlak%20tasawuf%20itu,terjadi%20dan%
20dimiliki%20orang%20terdahulu, pada tanggal 21 Juni pukul 21.34
18
Badrudin, Akhlak Tasawuf, hal.35.

6
serangkaian pengetahuan tentang akidah, pokok-pokok akhlak dan perbuatan
yang baik.
Di sisi lain, Revolusi teknologi yang terjadi di zaman modern ini seperti
meningkatkan kontrol kita pada materi, ruang dan waktu, menimbulkan
evolusi ekonomi, gaya hidup, pola pikir dan sistem rujukan. Dalam kaitan ini
kelompok yang optimis, pesimis dan pertengahan antara keduanya memiliki
cara pandang yang berbeda dalam menghadapi kemajuan teknologi di zaman
modern ini. Bagi kelompok yang optimis kehadiran revolusi teknologi justru
menguntungkan, sementara bagi kelompok yang pesimis memandang
kemajuan di bidang teknologi akan memberikan dampak yang negatif, karena
hanya memberikan kesempatan dan peluang kepada orang-orang yang dapat
bersaing saja, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan ekonomi, kesempatan
dan kecerdasan.19
Di sinilah pentingnya Akhlak Tasawuf guna membendung ekses negatif
perkembangan zaman dan modernisasi tersebut. Dalam hubungan itu, maka
Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yaitu dari satu sisi
teknologi memberi nilai tambah, tetapi pada sisi lain dapat mengurangi nilai-
niai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi.
Demikian pula efek negatif teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek
positifnya. Teknologi tidak pernah netral, efek negatif dan positif terjadi
serentak dan tidak terpisahkan.20
Jadi, Akhlak Tasawuf merupakan aspek ajaran Islam yang mewariskan
etika kehidupan sederhana, zuhud, tawakkal, kerendahan hati, nilai-nilai
kesabaran dan semacamnya. Sedangkan dunia modern lebih banyak dimuati
pemujaan materi, persaingan keras disertai intrik tipu daya, keserakahan,
saling menjegal antar sesama, tidak mengenal halal haram, dan sebagainya.
Ternyata efek kehidupan dunia modern yang mengarah pada dunia glamor ini
tidak menenangkan batin. Sehingga trend kembali kepada agama nampaknya
lebih berorientasi spiritualisme.21 Oleh sebab itu, Tasawuf menjadi pilihan,
karena bentuk kebajikan spiritual dalam tasawuf telah dikemas dengan
pemikiran, ilmu pengetahuan dan disiplin kerohanian tertentu berdasarkan
ajaran Islam. Nilai-nilai spiritual yang digali dari sumber formal yaitu Al-
Qur’an dan Al-Hadits.22
Jadi, urgensi Akhlak Tasawuf dalam kehidupan Muslim modern adalah
Akhlak Tasawuf sebagai pembatas, pengatur, dan penyaring tingkah laku
umat Muslim ditengah-tengah lajunya perkembangan teknologi di era modern
ini. Terlebih di zaman yang sudah mengalami revolusi teknologi ini, sudah
ada pendangkalan iman dan akhlak akibat efek negatif dari penyalahgunaan

19
Ibid. hal.36.
20
Ibid.
21
Ibid. hal.63.
22
Ibid. hal.64.

7
teknologi; sehingga melahirkan problematika masyarakat modern terutama
yang berkaitan dengan akhlak. Sehingga Akhlak Tasawuf sebagai pilihan dan
panduan untuk tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran Islam, karena
Akhlak Tasawuf adalah bagian dari syariat Islam yang merupakan bagian dari
perintah-perintah Allah yang harus ada serta terlihat pada diri setiap Muslim
agar sempurna seluruh amal perbuatannya dengan Islam, dan sempurna pula
dalam melaksanakan perintah-perintah Allah.
Oleh karena itu, urgensi Akhlak Tasawuf pada era kontemporer dan era
modernisasi ini sangat perlu dikembangkan guna membendung dan
menghalangi masuknya pengaruh dan ekses-ekses negatif. Untuk itu, nilai-
nilai iman yang diimplementasikan dalam kepribadian setiap Muslim harus
diaplikasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terhindar
dari dekadensi moral dan akhlak.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara lughat (bahasa) akhlak adalah bentuk jamak dari khilqun atau
khuluqun yang artinya budi pekerti, tingkah laku, watak, adab, perangai
atau tabi’at. Jadi, akhlak adalah tata perilaku dan tingkah laku seseorang
yang baik, buruk, salah, dan benar dari sudut hukum yang ada dalam
ajaran agama. Sedangkan Sedangkan istilah Tasawuf berasal dari bahasa
Arab dari kata ”tashowwafa – yatashowwafu - tashowwuf” yang
mengandung makna bersih atau suci, maksudnya adalah orang-orang yang
menyucikan dirinya di hadapan Tuhan-Nya. Jadi pada intinya, Tasawuf
merupakan suatu usaha dan upaya dalam rangka mensucikan diri
(tazkiyatunnafs) dengan cara menjauhkan dari pengaruh kehidupan dunia.
Jadi, Akhlak Tasawuf itu adalah seseorang yang melakukan tindakan
terpuji, sehingga seseorang tersebut berusaha untuk mensucikan dirinya.

2. Urgensi Akhlak Tasawuf dalam kehidupan Muslim modern adalah


Akhlak Tasawuf sebagai pembatas, pengatur, dan penyaring tingkah laku
umat Muslim ditengah-tengah lajunya perkembangan teknologi di era
modern ini. Urgensi Akhlak Tasawuf pada era kontemporer dan era
modernisasi ini sangat perlu dikembangkan guna membendung dan
menghalangi masuknya pengaruh dan ekses-ekses negatif. Untuk itu,
nilai-nilai iman yang diimplementasikan dalam kepribadian setiap Muslim
harus diaplikasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
terhindar dari dekadensi moral dan akhlak.

B. Saran
Demikianlah penyajian materi makalah Saya ini. Apabila ada saran dan
kritikan dari penyajian materi makalah Saya ini, Saya sebagai penulis siap
menerima sebagai bahan perbaikan untuk kemajuan makalah Saya
kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Badrudin. Akhlak Tasawuf. Serang: IAIB Press, 2015.

Wathoni, Lalu Muhammad Nurul. Akhlak Tasawuf Menyelami Kesucian Diri.


Lombok: Forum Pemuda Aswaja, 2020.

Baha, Muhammad Afif. Akhlak Tasawuf. Serang: A-Empat, 2015.

Nurdin, Eep Sopwana. Pengantar Ilmu Tasawuf. Bandung: Aslan Grafika


Solution, 2020.

10

Anda mungkin juga menyukai