Anda di halaman 1dari 17

TEMA POKOK DALAM ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH : Kelompok 5

1. Meladona Saputri (1910501007)

2. Alhikma Octariah (1910501008)

Dosen Pengampu: Muslimin, M. Kom. I

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia punya tiga jiwa (anima), yakni: 1.Anima avegatativa/


roh vegetatif ' tumbuh- tumbuhan ' fungsinya makan, tumbuh
dan berkembang biak. 2.Anima sensitiva ' binatang punya
perasaan, naluri dan nafsu ' mampu mengamati, bergerak dan
bertindak. 3.Anima intelektiva ' roh intelekyang dimiliki manusia '
berpikir dan berkehendak. ' punya kesadaran.

Ciri manusia menurut Aristoteles adalah memiliki totalitas,


yakni persatuan roh dan jasad. Roh/anima adalah penyebab
hidup, bukan penyebab kesadaran, sedangkan yang
menyebabkan kesadaran adalah "aku"/rohani. "aku" adalah juga
yang merasa, sedangkan pusat panca indera ada di otak, dan
memiliki perangsang masing-masing yang disebut "adequatus".

3 aliran besar tentang manusia. Materialisme, yaitu aliran


yang melihat manusia ada pada fisiknya. Keberadaan fisik
dengan demikian merupakan unsur pokok dari kemanusia.
Idealisme, keberadaan manusia adalah pada ide. Seperti orang
yang belum pernah melihat kapal selam tapi ia akan mengerti
akan kapal selam bila diberi penjelasan dan gambaran tentang
kapal selam. Eksistensialisme, melihat manusia pada
eksistensinya, yakni sejauh mana keberdaannya diakui oleh
masyarakat sekitarnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Tema Pokok dalam Etika dan Filsafat Komunikasi?


2. Apa saja Teknologi Komunikasi?

C. Tujuan

2
1. Untuk mengetahui apa saja tema pokok dalam etika dan
filsafat komunikasi
2. Untuk mengetahui Teknologi Komunikasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Pelaku Komunikasi

Pemahaman komunikasi dengan segala praksisnya


merupakan proses keseharian manusia. Dapat dikatakan bahwa
proses komunikasi merupakan proses kehidupan itu sendiri.
Komunikasi tidak bisa dipisahkan dari seluruh proses kehidupan
konkret manusiawi. Aktivitas komunikasi merupakan aktivitas
manusiawi.

Hakikat komunikasi adalah proses ekspresi antarmanusia.


Dalam bahasa komunikasi, setiap orang atau sesuatu yang
menyampaikan sesuatu disebut sebagai komunikator. Sesuatu
yang disampaikan atau diekspresikan adalah pesan (message).
Seseorang atau sesuatu yang menerima pesan a adalah
komunikan (communicate).

Posisi manusia dalam komunikasi dapat dilihat pada rumusan


komunikasi dari Laswell dan Aristoteles. Pola komunikasi
menurut Laswell mengikuti rumusan “Who say to whom in
what channel with what effect”. Sedangkan dalam model
komunikasi Aristoteles, kedudukan manusia sebagai pelaku
komunikasi meliputi “pembicara” dan “pendengar”. Rumusan
komunikasi menurut Aristoteles sendiri terdiri dari empat unsur,
yakni pembicara, argumen, pidato dan pendengar.

1. Definisi Manusia

3
Menurut Aristoteles, sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Onong
(2003) manusia mempunyai tiga anima (jiwa), yakni:

a. Anima avegativa/roh vegetatif “tumbuh-tumbuhan”yang


berfungsi untuk makan, tumbuh, dan berkembang biak.
b. Anima sensitiva “binatang punya perasaan, naluri, dan
nafsu”yang berfungsi mampu mengamati, bergerak dan
bertindak
c. Anima intelektiva “roh intelek yang dimiliki manusia”
berpikir dan berkehendak.”punya kesadaran.

Pemikiran Aristoteles tampaknya termasuk dalam konvergesi,


yakni penggabungan tiga aliran besar tentang manusia. Ketiga
aliran tersebut adalah:

a. Materialisme, yaitu aliran yang melihat manusia ada pada


fisiknya.
b. Idealisme, aliran kedua tentang manusia mengatakan
bahwa keberadaan manusia adalah pada ide.
c. Ekstensialisme, aliran ini tidak memperhitungkan materi
beserta atribut yang dimiliki seseeorang sebagai nilai
kemanusiaan.

2. Krtikik Ekstensialisme terhadap Materialisme

Menurut ajaran eksistensialisme, manusia bukan saja barada


di dunia, tetapi juga menghadapi dunia dan menghadapi benda
lain di dunia.

Aliran eksistensialisme menentang aliran materialisme yang


berpendapat bahwa manusia hanyalah benda saja. Yang
ditentang oleh kaum eksistensialisme ialah pendapat kaum
materialisme teentang cara manusia berada di dunia. (Prof
Onong Uchjana Effendi, 2003: 343).

4
3. Kritik Eksistensialisme terhadap Idealisme

Menurut aliran eksistensialisme, kesalahan idealisme ialah


bahwa idealisme memandang manusia hanya sebagai subjek,
dan akhirnya sebagai kesadaran semata-mata.

Idealisme sendiri menganggap manusia adalah sesuatu yang


berpikir, suatu pikiran saja. Dan pikiran ini merupakan suatu
aspek, aspek mana dilupakan oleh materialisme, dan sebaiknya
dilebih-lebihkan oleh idealisme. Suatu aspek yang dianggep
sebagai keseluruhan manusia.

4. Ethos, Pathos, dan Logos

Sejak zaman retorika Yunani kuno hingga sekarang,


komunikator haruslah melengkapi diri dengan ethos, pathos dna
logos.

a. Ethos adalah sumber kepercayaan yang ditunjukkan oleh


seorang komunikator bahwa ia memang pakar dalam
bidangnya, sehingga oleh karena ia seorang ahli, maka ia
dapat dipercaya. Faktor ethos lainnya adalah track record.
b. Pathos adalah tampilan emosi, komunikator harus pas
memunculkan semangat dan gairah berkomunikasi. Contoh
komunikator yang memiliki pathos yang baik adalah Bung
Karno
c. Logos adalah argumentasi komunikasi harus masuk akal.

5. Komunikator humanistis

Menurut Prof. Onong Uchyana, komunikator humanistik


adalah diri seseorang yang unik dan otonomo, dengan proses
mental mencari informasi secara aktif, yang sadar akan dirinya
dan keterlibatannya dengan masyarakat, memiliki kebebasan

5
memilih, dan bertanggung jawab terhadap perilaku yang
diakibatkan.

Teori humanistik bertujuan untuk menggambarkan teori


perilaku manusia yang sederhana dan berdiri sendiri.

Seorang komunikator humanistik memiliki empat ciri, yakni:

a. Berpribadi
Aspek yang paling penting dari pandangan humanistik
adalah pandangan sebagai diri seseorang. Dapat saja ia
disebut organisme atau individu, tetapi pertama-tama ia
harus dianggap manusia.
b. Unik
Diri seseorang sebagai manusia yang berpribadi adalah
unik, lain dari yang lain. Kekhasan dan keunikan itu
merupakan ciri yang paling bernilai.
c. Aktif
Yang melekat pada proses mental adalah aktivitas. Asumsi
ini adalah perbedaan paling nyata antara psikologi
humanistik dengan aliran-aliran lain.
d. Sadar diri dan keterlibatan sosial
Ini merupakan prinsip dasar dari psikologi humanistik dan
suatu faktor dari teori komunikasi antar manusia yang
menompang pemahaman mengenai fase-fase proses
komunikasi antarmanusia.

B. Teknologi Komunikasi

Teknologi informasi yang tadinya dikenal dengan teknologi


komputer, beserta perangkat elektronika lainnya, menjelma
mejadi satu dalam perpaduan kemampuan.

1. Ambivalensi Teknologi Komunikasi

6
Dalam teori teknologi media dan masyarakat massa, (Barran &
Davis, 2000:48) misalnya dikatakan bahwa teknologi media
memiliki sejumlah asumsi untuk membentuk masyarakat.

Teknologi media massa memiliki efek yang berbahaya


sekaligus menular bagi masyarakat. Untuk meminimalisir efek ini
di Eropa pada masa 1920-an, penyiararan dikendalikan oleh
pemerintah, walaupun ternyata kebijakan ini justru berdampak
buruk di Jerman dengan digunakannya penyiaran untuk
propaganda Nazi.

2. Apakah Teknologi itu Netral?


Terkait dengan ambivalensi teknologi komunikasi,
Marshal McLuhan, pakar komunikasi dari Kanada
menyebut dua kemungkinan pengaruh perkembangan
teknologi komunikasi, yakni:
a. Global Village

Teknologi komunikasi yang mempermudah komunikasi


sehingga bisa dilakukan kapanpun, dan dimanapun.

b. Global Pillage

Teknologi menciptakan manfaat negatif, menyebabkan


ketergantungan.

3. Aspek Teknologi
Arnold Pacey dalam buku The Culture of Technology
menyebutkan teknologi mempunyai tiga aspek, yakni:

a. Technical Aspect (aspek teknis)


Ini merupakan pengertian terbatas dari teknologi. Aspek
ini, meliputi pengetahuan, keterampilan, teknik,

7
peralatan/mesin, unsur kimia, bahan bakar, produk, dan
limbah.
b. Cultural Aspect (aspek budaya)
Asspek ini, meliputi tujuan, nilai, kode etik, keyakinan,
kesadaran, dan kreativitas.
c. Organizational Aspect (aspek organisasi)
Aspek ini, meliputi aktivitas ekonomi dan industry,
aktivitas profesi, pengguna dan konsumen, dan
persatuan dagang.
4. Teknologi Komunikasi dan Masyarakat Informasi
Sebelum terbentuknya masyarakat informasi, secara
sosiologis masyarakat terlebih dahulu mengalami fase
masyarakat pre-agriculture, masyarakat agriculture,
masyarakat industri, dan baru masyarakat informasi.

Faktor-faktor mendorong trbentuknya masyarakat informasi,


yakni:

a. Konvergensi teknologi, adalah penyatuan sejumlah


tekknologi sehingga membentuk suatu media komunikasi
yang baru.
b. Berkembangnya internet, internet kini sudah masuk desa.
Walaupun penetrasinya masih terbaatas, namun
perkembangannya menunjukkan grafik yang pesat.
c. Digitalisasi, adalah konversi segala data sehingga bisa
dibaca oleh computer.
d. Konvergensi media, konvergensi media tidak lepas dari
konvergensi teknologi, hanya jika yang kedua
menitikberatkan pada teknologinya, maka konvergensi
media lebih menitikberatkan pada kontennya.
e. Merger industry, merger industry dalam dunia komunikasi
massa tidak dapat dielakan lagi, mengingat perkembangan

8
daan perputaran capital dalam industry media massa
sangat menjanjikan.
5. Ekses Teknologi Komunikasi
Perkembangan teknologi ibarat pisau bermata dua. Satu
sisi membawa manfaat, namun di sisi lain membawa
bahaya. Ekses (pengaruh negatif) dari perkembangan
teknologi antara lain berupa:
a. Perubahan gaya hidup
b. Tantangan karier
c. Perubahan regulasi
d. Pergeseran kekuatan
6. Berbagai Paradigma dalam Teknologi Komunikasi
a. Determinisme teknologi
Berasumsi bahwa teknologi adalah kekuatan kunci dalam
mengatur
masyarakat.
b. Fenomenologi teknologi
Memahami teknologi dalam kaitannya dengan fenomena
sosial yang
melingkupi teknologi. Ada tiga lingkup sosial, yakni mikro,
meso, dan makro.
c. Otoriterianisme
d. Merupakan paradigma paling tua. Berfungsi sebagai alat
propaganda pemerintah.
e. Liberalisme
Antitesa paradigma otoritarian. Teknologi bukan menjadi
alat pemerintah, dan bisa dimiliki secara pribadi.
f. Tanggung jawab sosial
Pradigma tanggung jawab sosial merupakan
pengembangan sekaligus kritik terhadap paradigm liberal.

9
7. Pemikiran Jacques Ellus tentang Teknologi Komunikasi

Jaques Ellus (1912-1994), adalah pemikir dari jerman yang


mencoba memetakan teknologi komunikasi massa dalam tataran
filosofis. Diantara pokok pikirannya adalah ia mengatakan bahwa
teknologi komunikasi merupakan kekuatan sosial baru yang
menjadi kebutuhan manusia.

Menurut Ellul, booming teknologi televisi seperti sekarang


telah menyebabkan terlepasnya keterikatan antara satu manusia
dengan manusia lainnya, dan terlepasnya antara masyarakat
dengan sifatnya.

Kita tidak bisa hidup tanpa teknologi, tapi pada saat yang
sama kita juga harus menghadapi resiko dan konsekuensi yang
dibawa oleh teknologi. Teknologi komunikasi telah menyebabkan
terjadinya propaganda, yaitu pola komunikasi yang bersifat
politis dan komersial yang hamper tak terasa gejalanya.

C. Komunikasi Efektif dan Strategi Komunikasi

Wilbur Schramm menyebut sebagai “the conditions of


success in communication”, yakni kondisi yang harus
dipenuhi jika kita ingin agar pesan yang kita sampaikan
menghasilkan tanggapan yang kita inginkan.

The Conditions Of Success In Communication tersebut


meliputi:

a. Pesan harus dirancang dirancang dan disampaikan seemikian


rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
b. Pesan harus menggunakan lambang yang memiliki
pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan,
sehingga sama-sama mengerti.

10
c. Pesan harus dapat menumbuhkan kebutuhan pribadi
komunikan sekaligus menyediakan alternatif mencapai
kebutuhan tersebut.
d. Pesan harus berkaitan dengan kebutuhan kelompok dimana
komunikan berada.
1. Komunikasi efektif menurut Stephen Covey
Menurut Stephen Covey, orang yang pernah
dinobatkan oleh majalah Time sebagai 25 orang Amerika
Serikat yang paling berpengaruh lebih jauh tentang
biografi dan karya Covey, komunikasi merupakan
keterampilan yang paling penting dalam hidup kita.
Covey, dalam bukunya yang sangat terkenal ‘’ The 7
Habits of Highly Effective People’’, memberi panduan bagi
kita bagaimana menjadi komunikator yang baik melalui
penguasaan kebiasaan perilaku (habit) untuk menjadi
manusia yang efektif, yakni:
1) Proaktif
Menurut Covey, kehidupan kita tidak berjalan dengan
sendirinya. Sebaliknya kitalah yang menentukan apa dan
bagaimana kehidupan kita berjalan. Kita memilih apa yang
terjadi, Kebahigaan dan kesedihan merupakan
pilihan.begitu juga dengan sukses, gagal, berani, takut,
mengambil keputusan, dan seterusnya situasi yang kita
pilih. Bersikap Proaktif berkaitan dengan pengambilan
tanggung jawab dalam hidup. Kita tidak boleh terus
menerus menyalahkan orang tua atau orang lain atas apa
yang menimpa kita.
2) Rencanakan sesuatu dengan tuntas dalam pikiran

11
Menurut Covey, hal ini sesuai dengan prinsip bahwa
sesuatu diciptakan dua kali, yakni penciptaan mental dan
penciptaan fisik yang mengikuti penciptaan mental.
3) Membuat prioritas
Menurut Covey, hal ini penting karena tanpa prioritas kita
tidak mempunyai focus, baik dalam tujuan, nilai, peran,
dan prioritas. Hal utama yang paling tinggi, yang dalam
konteks Covey adalah hubunganpersonal (personal
relationship)
2. “REACH” sebagai Hukum Komunikasi Efektif
Menurut Ariwibowo Prijosaksono dan Roy Sembel, hukum
komunikasi efektif bisa dirangkum dalam satu kata, yakni
REACH, singkatan dari:

a. Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang
efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang
menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
b. Empathy
Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan
diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh
orang lain.
c. Audible
Audible adalah pesan yang kita sampaikan dapat diterima
dengan baik oleh penerima pesan.
d. Clarity
Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi.
Dalam komunikasi kita perlu mengembangkan sikap
terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan),

12
sehingga dapat menimbulkan rasa percaya dari penerima
pesan atau anggota tim kita.
e. Humble
Humble adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan
unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain. Jika komunikasi
yang kita bangun didasarkan pokok komunikasi yang
efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator
yang handal dan pada gilirannya dapat membangun
jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan
penghargaan.
3. Know Your Audience
Berikut adalah faktor-faktor penting yang merupakan
penunjang efektivitas komunikasi dengan mengetahui
audiens.
a. Timing yang tepat untuk suatu pesan
b. Bahasa yang harus digunakan agar pesan dapat
dimengerti
c. Sikap dan nilai yang ditampilkan harus efektif
d. Jenis kelompok di mana komunikasi akan
dilaksanakan

4. Faktor pada komunikator


Ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni source
credibility dan source attractiveness.
Source credibility, yaitu sumber kepercayaan
sehingga apa yang disampaikan akan dipercaya oleh
orang lain.

13
Source attractiveness, yakni hal-hal yang bisa
mendatangkan ketertarikan sehingga komunikan akan
memperhatikan pesan yang kita sampaikan.
5. Hambatan komunikasi
Untuk maksimalisasi efektivitas komunikasi, maka
sejumlah hambatan harus diperhatikan, yakni:
a. Gangguan komunikasi, baik mekanistik maupun
semantik.
b. Kepentingan (interest), menyebabkan kita selektif
dalam menaggapi suatu pesan, yakni selektif dalam
bentuk sikap, pikiran, dan tingkah laku.
c. Motivasi terpendam, motivasi mendorong seseorang
berbuat sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan
kekurangannya.
d. Prasangka, komunikasi belum dilakukan orang sudah
curiga terlebih dahulu.
6. Evasi komunikasi
Adalah pembeloan komunikasi baik disengaja
maupun tidak. Bila dibiarkan, maka tujuan komunikasi
pasti tidak akan tercapai. Evasi komunikasi meliputi:
a. Menyesatkan pengertian
Seperti dalam konflik antara Mahkamah Agung (MA) dan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) beberapa waktu lalu
tentang biaya perkara.MA mengatakan bahwa pungutan
biaya perkara adalah ‘’ titipan pihak ketiga’’ bukan ‘’
penerimaan negara ‘’. Sedangkan BPK berkeyakinan bahwa
biaya perkara merupakan penerimaan negara, karena
didapat dengan menggunakan fasilitas negara.

b. Mencacatkan pesan komunikasi

14
Seperti dalam proses berantai, pesan akan berubah-ubah
maka, komunikasi yang efektif akan meminimalisir rantai
pesan.
c. Mengubah kerangka referensi
Seperti dalam media massa masing-masing menulis sesuai
dengan visi dan misi yang dianut. Bisa jadi surat kabar A
menyebut bom bunuh diri di Irak dilakukan oleh ‘’kelompok
gerilyawan’’, sementara Koran B menyebabakan sebagai ‘’
kelompok pengacau keamanan’’.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada tiga aliran besar tentang manusia. Materialisme, yaitu


aliran yang melihat manusia ada pada fisiknya. Keberadaan fisik
dengan demikian merupakan unsur pokok dari kemanusia.
Idealisme, keberadaan manusia adalah pada ide. Seperti orang
yang belum pernah melihat kapal selam tapi ia akan mengerti
akan kapal selam bila diberi penjelasan dan gambaran tentang
kapal selam. Eksistensialisme, melihat manusia pada
eksistensinya, yakni sejauh mana keberadaannya diakui oleh
masyarakat sekitarnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://etikafilsafat.blogspot.com/2016/04/tema-pokok-dalam-
etika-dan-filsafat_18.html

http://mahasiswa.ung.ac.id/291414011/home/2015/4/14/etika-
dan-filsafat-komunikasi.html

http://www.academia.edu/38933225/ETIKA_DAN_FILSAFAT_KOMU
NIKASI

17

Anda mungkin juga menyukai