Anda di halaman 1dari 6

TEMA POKOK DALAM ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

A. Manusia sebagai pelaku komunikasi


Hakikat komunikasi adalah proses ekspresi antarmanusia. Dalam bahasa
komunikasi, setiap orang atau sesuatu yang menyampaikan sesuatu disebut sebagai
komunikator. Sesuatu yang disampaikan atau diekspresikan adalah pesan (message).
Seseorang atau sesuatu yang menerima pesan adalah komunikan (communicate).
Posisi manusia dalam komunikasi dapat dilihat pada rumusan komunikasi dari
Laswell dan Aristoteles. Pola komunikasi menurut Laswell mengikuti rumusan “Who
say to whom in what channel with what effect”. Sedangkan dalam model komunikasi
Aristoteles, kedudukan manusia sebagai pelaku komunikasi meliputi “pembicara” dan
“pendengar”. Rumusan komunikasi menurut Aristoteles sendiri terdiri dari empat unsur,
yakni pembicara, argumen, pidato dan pendengar.
1. Definisi Manusia :
Menurut Aristoteles, sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Onong (2003) manusia
mempunyai tiga anima (jiwa), yakni:
 Anima avegativa/roh vegetatif “tumbuh-tumbuhan”yang berfungsi untuk makan,
tumbuh, dan berkembang biak.
 Anima sensitiva “binatang punya perasaan, naluri, dan nafsu”yang berfungsi
mampu mengamati, bergerak dan bertindak
 Anima intelektiva “roh intelek yang dimiliki manusia” berpikir dan
berkehendak.”punya kesadaran.

Pemikiran Aristoteles tampaknya termasuk dalam konvergesi, yakni


penggabungan tiga aliran besar tentang manusia. Ketiga aliran tersebut adalah:
a. Materialisme
b. Idealisme
c. Ekstensialisme

a. Krtikik ekstensialisme terhadap materialism


Menurut ajaran eksistensialisme, manusia bukan saja barada di dunia,
tetapi juga menghadapi dunia dan menghadapi benda lain di dunia. Aliran
eksistensialisme menentang aliran materialisme yang berpendapat bahwa manusia
hanyalah benda saja. Yang ditentang oleh kaum eksistensialisme ialah pendapat
kaum materialisme teentang cara manusia berada di dunia. (Prof Onong Uchjana
Effendi, 2003: 343).

b. Kritik eksistensialisme terhadap idealism


Menurut aliran eksistensialisme, kesalahan idealisme ialah bahwa idealisme
memandang manusia hanya sebagai subjek, dan akhirnya sebagai kesadaran
semata-mata.
Idealisme sendiri menganggap manusia adalah sesuatu yang berpikir, suatu
pikiran saja. Dan pikiran ini merupakan suatu aspek, aspek mana dilupakan oleh
materialisme, dan sebaiknya dilebih-lebihkan oleh idealisme. Suatu aspek yang
dianggep sebagai keseluruhan manusia.

c. Ethos, Pathos, dan Logos


Sejak zaman retorika Yunani kuno hingga sekarang, komunikator haruslah
melengkapi diri dengan ethos, pathos dan logos.
 Ethos adalah sumber kepercayaan yang ditunjukkan oleh seorang
komunikator bahwa ia memang pakar dalam bidangnya, sehingga oleh
karena ia seorang ahli, maka ia dapat dipercaya. Faktor ethos lainnya
adalah track record.
 Pathos adalah tampilan emosi, komunikator harus pas memunculkan
semangat dan gairah berkomunikasi. Contoh komunikator yang memiliki
pathos yang baik adalah Bung Karno
 Logos adalah argumentasi komunikasi harus masuk akal.
d. Komunikator humanistis
Menuru Prof. Onong Uchyana, komunikator humanistik adalah diri
seseorang yang unik dan otonomo, dengan proses mental mencari informasi
secara aktif, yang sadar akan dirinya dan keterlibatannya dengan masyarakat,
memiliki kebebasan memilih, dan bertanggung jawab terhadap perilaku yang
diakibatkan.
Teori humanistik bertujuan untuk menggambarkan teori perilaku
manusia yang sederhana dan berdiri sendiri.
Seorang komunikator humanistik memiliki empat ciri, yakni:
 Berpribadi
 Unik
 Aktif
 Sadar diri dan keterlibatan sosial
B. Teknologi Komunikasi
Teknologi informasi yang tadinya dikenal dengan teknologi komputer, beserta
perangkat elektronika lainnya, menjelma mejadi satu dalam perpaduan kemampuan.

1. Ambivalensi Teknologi Komunikasi

Dalam teori teknologi media dan masyarakat massa, (Barran & Davis,
2000:48) misalnya dikatakan bahwa teknologi media memiliki sejumlah asumsi
untuk membentuk masyarakat.
Teknologi media massa memiliki efek yang berbahaya sekaligus
menular bagi masyarakat. Untuk meminimalisir efek ini di Eropa pada masa
1920-an, penyiararan dikendalikan oleh pemerintah, walaupun ternyata kebijakan
ini justru berdampak buruk di Jerman dengan digunakannya penyiaran untuk
propaganda Nazi.

2. Apakah Teknologi itu Netral?


Terkait dengan ambivalensi teknologi komunikasi, Marshal McLuhan, pakar
komunikasi dari Kanada menyebut dua kemungkinan pengaruh perkembangan
teknologi komunikasi, yakni:
 Global Village
Teknologi komunikasi yang mempermudah komunikasi sehingga bisa
dilakukan kapanpun, dan dimanapun.
 Global Pillage
Teknologi menciptakan manfaat negatif, menyebabkan ketergantungan.
3. Aspek Teknologi
4. Arnold Pacey dalam buku The Culture of Technology menyebutkan teknologi
mempunyai tiga aspek, yakni:
 Technical Aspect (aspek teknis)
 Cultural Aspect (aspek budaya)
 Organizational Aspect (aspek organisasi)
5. Teknologi Komunikasi dan Masyarakat Informasi
Sebelum terbentuknya masyarakat informasi, secara sosiologis masyarakat
terlebih dahulu mengalami fase masyarakat pre-agriculture, masyarakat
agriculture, masyarakat industri, dan baru masyarakat informasi.
Faktor-faktor mendorong trbentuknya masyarakat informasi, yakni:
 Konvergensi teknologi
 Berkembangnya internet
 Digitalisasi
 Konvergensi media
 Merger industry
6. Ekses Teknologi Komunikasi
Ekses (pengaruh negatif) dari perkembangan teknologi antara lain berupa:
a. Perubahan gaya hidup
b. Tantangan karier
c. Perubahan regulasi
d. Pergeseran kekuatan

6. Berbagai Paradigma dalam Teknologi Komunikasi


a. Determinisme teknologi
Berasumsi bahwa teknologi adalah kekuatan kunci dalam mengatur masyarakat.
b. Fenomenologi teknologi
Memahami teknologi dalam kaitannya dengan fenomena sosial yang melingkupi teknologi.
Ada tiga lingkup sosial, yakni mikro, meso, dan makro.
c. Otoriterianisme
Merupakan paradigma paling tua. Berfungsi sebagai alat propaganda pemerintah.
d. Liberalisme
Antitesa paradigma otoritarian. Teknologi bukan menjadi alat pemerintah, dan bisa dimiliki
secara pribadi.
e. Tanggung jawab sosial

7. Pemikiran Jacques Ellus tentang Teknologi Komunikasi


Menurut Ellul, booming teknologi televisi seperti sekarang telah menyebabkan terlepasnya
keterikatan antara satu manusia dengan manusia lainnya, dan terlepasnya antara masyarakat
dengan sifatnya.

C. Komunikasi efektif dan strategi komunikasi


Wilbur Schramm menyebut sebagai “the conditions of success in communication”, yakni
kondisi yang harus dipenuhi jika kita ingin agar pesan yang kita sampaikan menghasilkan
tanggapan yang kita inginkan.
The Conditions Of Success In Communication tersebut meliputi:
- Pesan harus dirancang dirancang dan disampaikan seemikian rupa, sehingga dapat
menarik perhatian komunikan.
- Pesan harus menggunakan lambang yang memiliki pengertian yang sama antara
komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
- Pesan harus dapat menumbuhkan kebutuhan pribadi komunikan sekaligus
menyediakan alternatif mencapai kebutuhan tersebut.
- Pesan harus berkaitan dengan kebutuhan kelompok dimana komunikan berada.

1. Komunikasi efektif menurut Stephen Covey


Seseorang yang menerapkan pola pikir menang-menang harus memiliki karakter, vital:
a. Integritas,
b. Kedewasaan,
c. Kekayaan mental,
d. Memahami, bukan dipahami,
e. Sinergi,
f. Memanfaatkan aset yang dimiliki.

2. “REACH” sebagai Hukum Komunikasi Efektif


Menurut Ariwibowo Prijosaksono dan Roy Sembel, hukum komunikasi efektif bisa
dirangkum dalam satu kata, yakni REACH, singkatan dari:
- Respect,
- Empathy,
- Audible,
- Clarity,
- Humble.

3. Know Your Audience


Berikut adalah faktor-faktor penting yang merupakan penunjang efektivitas komunikasi
dengan mengetahui audiens.
- Timing yang tepat untuk suatu pesan
- Bahasa yang harus digunakan agar pesan dapat dimengerti
- Sikap dan nilai yang ditampilkan harus efektif
- Jenis kelompok di mana komunikasi akan dilaksanakan

4. Faktor pada komunikator


Ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni source credibility dan source attractiveness.
5. Hambatan komunikasi
a. Gangguan komunikasi, baik mekanistik maupun semantik.
b. Kepentingan (interest),
c. Motivasi terpendam,
d. Prasangka.

6. Evasi komunikasi
Adalah pembeloan komunikasi baik disengaja maupun tidak. Bila dibiarkan, maka tujuan
komunikasi pasti tidak akan tercapai. Evasi komunikasi meliputi:
a. Menyesatkan pengertian
b. Mencacatkan pesan komunikasi
c. Mengubah kerangka referensi

Anda mungkin juga menyukai