Anda di halaman 1dari 14

TEORI PUBLIC

SPEAKING DENGAN •

Refa Septi Thania
Syita Amalia Bherlianti

LOGOS, PATHOS, •

Nofi Syafikhoh
Iwan

ETHOS
APA ITU PUBLIC SPEAKING
?
Public speaking secara umum adalah Kemampuan
berbicara di depan umum yang merupakan sebuah
keterampilan. Dalam kegiatan ini biasanya berdasar dari
sebuah latihan, pengalaman bebricara dan praktek
berbicara di depan orang banyak.
APA KATA AHLI TENTANG
PUBLIC SPEAKING ?
DAVID
ZAREFSKY
“Public Speaking adalah suatu
proses komunikasi yang
berkelanjutan yang dimana pesan
dan lambang bersirkulasi
berulang-ulang secara terus-
menerus antara pembicara dan
para pendengarnya.” (Public
Speaking: Strategies for Success)
CHARLES
HENRY
WOOLBERT
“Public Speaking adalah sebagai
ilmu tingkah laku seseorang.
Dalam menyusun materi public
speaking harus diperhatikan hal-hal
berikut : memahami materi, ketahui
yang khalayak senangi dan situasi
audiens, pilihlah kalimat secara
logis dan mudah dimengerti.” (The
Fundamental of Speech)
WILIAM
NORWOOD
BRIGANCE
“Public Speaking adalah sebuah
persuasi yang meliputi empat
unsur yaitu : Rebut perhatian
pendengar, usahakan pendengar
dapat mempercayai kemampuan
dan karakter yang anda miliki dan
kembangkan setiap gagasan
materi sesuai dengan persepsi
pendengar.” (Speech
Communication: A Brief
Textbook)
DARIMANAKAH ASAL TEORI
LOGOS, PATHOS, DAN ETHOS?
ASAL MULA TEORI LOGOS,
PATHOS, DAN ETHOS
• Teori Logos, Pathos, dan Ethos bermula dari Teori Retorika Aristoteles. Ia
berpendapat bahwa retorika itu sendiri sebenarnya bersifat netral. Maksudnya adalah
orator itu sendiri bisa memiliki tujuan yang mulia atau justru hanya menyebarkan
omongan yang gombal atau bahkan dusta belaka.
• Aristoteles melihat fungsi retorika sebagai komunikasi ‘persuasif’, meskipun dia tidak
menyebutkan hal ini secara tegas. Meskipun begitu, dia menekankan bahwa retorika
adalah komunikasi yang sangat menghindari metode yang kohersif.
• Menurut Aristoteles, kualitas persuasi dari retorika bergantung kepada tiga aspek
pembuktian, yaitu logika (logos), etika (ethos), dan emosional (pathos). Pembuktian
logika berangkat dari argumentasi pembicara atau orator itu sendiri, pembuktian etis
dilihat dari bagaimana karakter dari orator terungkap melalui pesan-pesan yang
disampaikannya dalam orasi, dan pembuktian emosional dapat dirasakan dari
bagaimana transmisi perasaan dari orator mampu tersampaikan kepada khalayaknya.
APA YANG DIMAKSUD
DENGAN LOGOS, PATHOS,
DAN ETHOS DALAM PUBLIC
SPEAKING?
LOGOS
Logos memiliki arti Logis, yang dapat di buktikan berdasarkan materi pembicaraan
seorang orator yang memang bersungguh-sungguh, masuk akal, dapat diikuti dan
bersifat nyata atau bukan khayalan belaka.
Contoh : Saat seorang orator berbicara di hadapan audiens, maka yang
dibicarakannya haruslah hal yang sesuai dengan kenyataan dan masuk akal. Seperti
seorang orator yang memberikan pembahasan mengenai kondisi kabut asap di
Indonesia saat ini. Bukan pembahasan mengenai ‘misalnya’.. ‘andaikan’ dan ‘coba
bayangkan’ yang belum tentu akan terjadi.
PATHOS
Pathos yang artinya himbauan emosional, atau sesuatu yang berhubungan dengan
emosi manusia, karena saat menyampaikan orasi atau topik permasalahan, seringkali
hal tersebut bersangkutan dengan perasaan audiens dan terkadang menimbulkan
banyak empati atau bahkan simpati dari audiens. Pembicara harus mampu membawa
suasana audiensnya ke dalam topik masalah yang disampaikan. Jika respon yang di
harapkan muncul, maka pembicara berhasil memiliki aspek Pathos di dalam dirinya.
Hal ini ditunjang pula oleh gaya bahasa dan gaya bicara yang dimilikinya.
Contoh : Seorang orator yang menyampaikan aspirasi terhadap pemerintahan di
hadapan pendengarnya, orator tersebut menyampaikan kesedihan dan keprihatinan
terhadap korban kabut asap yang berjatuhan. Jika audience menimbulkan respon
simpati saat mendengar cerita tersebut, maka orator berhasil memiliki aspek Pathos
dalam dirinya sebagai pembicara.
ETHOS
Ethos adalah sumber kepercayaan. Yakni, seorang pembicara harus dapat di percaya
oleh audiensnya. Jika seseorang tidak mendapatkan kepercayaan dari audiens saat
berbicara, maka selain tidak memiliki aspek Logos, orang tersebut juga bukan
seseorang yang mampu mengambil kepercayaan pendengar. Hal ini dapat kita lihat
berdasarkan kompetensinya pada bidang yang ditekuninya, bagaimana latar
belakang dan kualitas yang dimiliki oleh pembicara.
Contoh : Seorang orator yang mampu menarik perhatian audiensnya sehingga
memiliki persepsi yang diinginkan oleh sang orator, maka dia sudah di anggap
mampu dan dapat dipercaya karena apa yang di katakannya benar-benar disimak dan
diterima oleh pendengar.

Anda mungkin juga menyukai