Anda di halaman 1dari 14

PUBLIC SPEAKING

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti dan menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memilih kata dan gaya bahasa yang benar
2. Memiliki keahlian persuasi yang baik
3. Mengusai teknik vokal dan intonasi
4. Memiliki penampilan dan rasa percaya diri yang tinggi
5. Memiliki kemampuan menguasai khalayak dan mengendalikan situasi
6. Melakukan praktik ( presentasi,pidato,master of ceremony) dengan baik

PENDAHULUAN

Kemampuan berbicara merupakan sesuatu yang hakiki dalam hidup manusia.


Kemampuan berbicara dengan baik mutlak diperlukan oleh seorang komunikator. Salah
satu ukuran kesuksesan seorang komunikator adalah keberhasilannya dalam
mempengaruhi publik yang dilakukan melalui komunikasi lisan maupun tulisan.
Komunikasi lisan sama pentingnya dengan komunikasi tulis. Dalam hal ini kemampuan
bertutur memiliki daya tarik dan kelebihannya tersendiri . Daya tariknya tentu saja terletak
pada figur itu sendiri, konten atau isi pembicaraan, gaya bicara atau bahasa, dan tentunya
bahasa tubuh. Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan pengetahuan teoritis dan
teknis akan ilmu public speaking.
Public speaking adalah sebuah seni berkomunikasi efektif dengan wicara, merujuk
pada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan
yang tersusun baik. Ada dua aspek yang perlu diketahui ,yaitu pengetahuan mengenai
bahasa dan penggunaan bahasa dengan baik, dan kedua pengetahuan mengenai obyek
tertentu yang akan disampaikan dengan bahasa tadi. Public speaking merupakan sebuah
kegiatan berbicara di muka umum dalam bentuk pidato, presentasi, kata sambutan,
pembawa acara (presenter dan MC), acara protokoler, penyiaran (broadcasting),
wawancara, dan lain-lain. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam kegiatan public
speaking adalah suara, intonasi, jenis khalayak, jenis acara, sound system dan alat bantu
lainnya, penampilan, dan tentunya mental dan rasa percaya diri public speaker.
RETORIKA

Istilah public speaking sebenarnya berawal dari para ahli retorika , yang biasanya
disinonimkan dengan seni atau kepandaian berpidato, sedangkan tujuannya adalah
menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain agar mereka mengikuti kehendak
kita. Retorika adalah suatu gaya/seni berbicara, baik yang dicapai berdasarkan bakat alami (talenta)
dan keterampilan teknis. Retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara, yang digunakan dalam
proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara secara lancar
tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan
berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Berbicara berarti mengucapkan kata atau
kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya
memberikan informasi atau menerima informasi). Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus
manusia. Berbicara dapat meningkatkan kualitas yang baik ditengah-tengah orang lain, bukanlah
sekedar berbicara, tetapi berbicara yang menarik, bernilai informasi, menghibur dan berpengaruh.
bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato.
Menurut Aristoteles, dalam retorika terdapat 3 bagian inti yaitu :
- Ethos (ethical) : yaitu karakter pembicara yang dapat dilihat dari cara ia berkomunikasi
- Pathos (emotional) : yaitu perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami dengan
pendekatan “Psikologi massa”.
- Logos (logical) : yaitu pemilihan kata/kalimat atau ungkapan oleh pembicara
Menurut Kenneth Burke, bahwa setiap bentuk-bentuk komunikasi adalah sebuah drama.
Karenanya seorang pembicara hendaknya mampu ‘mendramatisir’ keadaan khalayaknya.
Sedangkan menurut Walter Fisher, bahwa setiap komunikasi adalah bentuk dari cerita
(storytelling). Karenanya, jika kita mampu bercerita sesungguhnya kita punya potensi
untuk berceramah. (Narrative Paradigm).

Tujuan Retorika

1. Untuk mengetahui unsur-unsur retorika


2. Menarik perhatian khalayak
3. Memberikan informasi untuk mendidik
4. Merangsang atau memberi kesan
5. Membujuk atau meyakinkan khalayak.
Metode Retorika

1. Metode Impromptu (serta merta) : Metode ini dilakukan berdasarkan kebutuhan sesaat, pembaca
tidak melakukan persiapan sama sekali. Melainkan secara serta merata berbicara berdasarkan
pengetahuan dan kemampuannya. Kesanggupan dan kemampuan penyampaian lisan seperti pidato
sangat berguna dalam keadaan mendesak atau terpaksa.
2. Metode Menghapal : Metode ini merupakan kebalikan dari metode impromptu, penyampaian
metode ini dipersiapkan dan ditulis secara lengkap terlebih dahulu. Pembicara dengan
menggunakan metode ini sering menjenuhkan dan tidak menarik. Ada kecenderungan untuk
berbicara cepat-cepat dan mengeluarkan kata-kata tanpa menghayati makna.
3. Metode Naskah : Metode ini sering dipakai dalam pidato resmi . Metode ini sifatnya agak kaku,
formal.

PUBLIC SPEAKING

Secara sederhana, ketika kita mendengar public speaking, maka yang terpikirkan
oleh kita adalah ‘berbicara di depan publik’, atau ‘berbicara kepada banyak orang.
Public sendiri secara kata berarti banyak orang, masyarakat umum, atau orang-orang.
Untuk speaking memiliki makna berbicara. Menurut Merriam-Webster bahwa public
speaking adalah ‘the act or speaking to a usually large group of people’. Definisi ini
merupakan salah satu yang paling sederhana, di mana artinya public speaking adalah
‘kegiatan atau keterampilan berbicara yang umumnya dilakukan kepada sekelompok
orang.’Menurut Ys. Gunadi, public speaking adalah ‘bentuk komunikasi secara lisan
tentang suatu topik di hadapan banyak orang. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi,
mengubah opini, mengajar, mendidik, memberikan penjelasan, serta memberikan
informasi kepada masyarakat tertentu pada suatu tempat tertentu.’
Inti dari public speaking ada 2 :
 Aktivitas Menyampaikan informasi dengan lisan atau secara verbal
 Pesan tersebut disampaikan di kalangan banyak orang atau di kalangan umum
Public speaking itu sendiri merupakan sebuah rumpun dari keluarga ilmu
komunikasi. Karena sifatnya yang dinamis, beberapa aktivitas berikut ini juga bisa
dinamakan sebagai public speaking:
 Berdiskusi
 Berdebat
 Berpidato (speech)
 Memimpin Rapat
 Moderator
 MC
 Presenter
 Motivator
 Penyiar (announcer)
 Dan semua aktivitas menyampaikan pesan di depan banyak orang
Di Indonesia, keahlian Public Speaking masih belum diterima luas sebagai suatu
keahlian yang bergengsi bagi individu maupun institusi. Ini berbeda dengan negara-negara
seperti Amerika Serikat atau Singapura, di mana kemahiran berbicara mendapat tempat
yang terhormat sebagai suatu keahlian. Padahal tidak sedikit waktu dipergunakan manusia
untuk berbicara di depan umum, utamanya dalam konteks karir dan profesionalitas kerja.
Sayangnya meskipun budaya lisan mendominasi gaya hidup masyarakat Indonesia,
pengembangan teknik berbicara secara strategis jarang sekali dimanfaatkan pada tatanan
instansi maupun karir perorangan. Bahkan tidak sedikit terjadi disaat seseorang diminta
untuk tampil berbicara di depan publik, yang bersangkutan tidak percaya diri, takut dan
minder untuk tampil dihadapan publik sehingga maksud untuk men-deliver pesan,
informasi, dan gagasan tidak berlangsung dengan baik yang pada akhirnya tujuan
dilakukannya public speaking tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Amy Slagel (2009:194) dalam buku 21st Century Communication : a Reference
Handbook, yang diedit William F. Eadie, menjelaskan tentang Publik Speaking sebagai
berikut : “Public Speaking is a form of communication that seeks an outcome; public
speakers seek not simply to express themselves but to have an effect on theirlisteners”.
Secara substansial, Slagel menjelaskan bahwa inti Public Speaking adalah menyampaikan
pesan bukan hanya dengan kata-kata (words), melainkan juga dengan bahasa tubuh (body),
suara (voice), dan gambar (visual).
Secara bahasa, public speaking berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris, public
dan speaking. Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia, John M Echols dan Hassan Shadily
mengartikan kata public adalah (masyarakat) umum, orang banyak, rakyat. Kata speaking
bermakna berpidato. Bila digabungkan, public speaking dapat diartikan berpidato di depan
umum.
Secara umum public speaking adalah bagian dari ilmu komunikasi. Komunikasi
merupakan proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya. Dalam
lintasan sejarah, awal proses komunikasi berlangsung sangat sederhana dimulai dengan
sejumlah ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau
menyampaikan informasi, lalu dikemas menjadi sebuah pesan. Pesan tersebut selanjutnya
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan bahasa
berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan yang membuat berbagai pihak saling
mengerti dan memahami.
Secara teoritis, fungsi komunikasi adalah menciptakan kesadaran (awareness),
mengubah persepsi, mengubah keyakinan, mengubah pensikapan, reminder (mengingatkan
kembali), memperkuat sikap, mendapatkan respon langsung, dan membangun citra. Dalam
ilmu komunikasi, public speaking diartikan sebagai sebuah cara dan seni berbicara di
depan khalayak umum yang sangat menuntut kelancaran berbicara, kontrol emosi,
pemilihan kata dan nada bicara, kemampuan untuk mengendalikan suasana, dan juga
penguasaan bahan yang akan dibicarakan. Di dalam public speaking dibutuhkan
penguasaan medan dan pengenalan terhadap karakter audiens yang diajak berbicara dan
bahasa juga menyangkut gaya tubuh yang menunjang materi pembicaraan.

Takut dan Tidak Percaya Diri dalam Public Speaking

Hasil survey yang dilakukan oleh The People’s Almanac Book terhadap 3.000
warga Amerika tentang hal apa yang paling ditakuti oleh mereka, adalah sebagai berikut :

No Hal yang ditakuti Jumlah (jiwa) Persentase (%)


1 Berbicara di depan publik 630 21
2 Ketinggian 510 17
3 Serangga dan hama 360 12
4 Masalah Keuangan 360 12
5 Air yang dalam 360 12
6 Penyakit 270 9
7 Kematian 270 9
8 Terbang 240 8
Total 3.000 100
Sumber : Public Speaking Mastery, Ongky Hojanto
Hasil survey ini tentunya cukup mengejutkan, karena berbicara didepan publik
lebih ditakuti daripada kematian. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai rasa takut atau
tidak percaya diri saat tampil menjadi public speaking, berikut dibahas mengapa
seseorang merasa takut dan tidak percaya diri, dan mengetahui adanya gejala takut dan
tidak percaya diri dalam public speaking.

Mengapa Merasa Takut dan Tidak Percaya Diri ?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merasa takut dan tidak percaya
diri dalam public speaking, yaitu :
1. Takut akan gagal, ingin selalu sukses dan takut gagal malah kadangkala
membuat ketakutan itu semakin besar.
2. Tidak ada rasa percaya diri, merasa diri tidak mampu untuk melakukan hal
tersebut.
3. Traumatis, memiliki rasa takut dan merasa sendirian ketika berdiri di
panggung dan semua mata melihat padanya.
4. Takut dinilai/dihakimi, hal ini terjadi karena adanya perasaan takut ketika
banyak orang membicarakan dirinya atau pendapatnya.
5. Terlalu perfeksionis, perfeksionis baik, tetapi terlalu perfeksionis dan
berharap terlalu banyak pada dirinya sendiri malah membuat efek negatif.
6. Takut akan orang banyak, merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri
ketika berbicara di depan puluhan, ratusan atau ribuan orang.
7. Kurangnya persiapan, persiapan yang minim membuat rasa takut untuk
berbicara di depan umum ini semakin menjadi-jadi.
8. Stress, menghindari stress ketika berbicara di depan umum.
9. Blank, takut tidak tahu apa yang harus dilakukan, apa yang harus
dibicarakan ketika berbicara didepan umum.

Gejala-gejala Takut dan Tidak Percaya Diri

Pernahkah Anda merasa gelisah, keluar keringat dingin, kerongkongan kering,


ingin buang air kecil sesaat sebelum tampil dalam public speaking. Natalie Rogers dalam
buku Berani Bicara di depan Publik : Cara Cepat Berpidato menjelaskan ada tiga gejala
umum yang sering dilaporkan oleh mereka yang sulit bicara di depan publik.
Pertama, gejala fisik. Gejala ini bisa dirasakan jauh hari sebelum seseorang tampil yang
muncul dalam rupa ketegangan perut atau sulit tidur. Ketika tampil di depan, gejala fisik
tersebut bisa berbeda untuk setiap orang, namun umumnya berupa :
1. Detak jantung semakin cepat;
2. Lutut gemetar, sulit berdiri atau berjalan menuju mimbar, atau sulit berdiri
tenang di depan pendengar anda;
3. Suara yang bergetar, seringkali disertai mengejangnya otot tenggorokan
atau terkumpulnya lendir di tenggorokan;
4. Gelombang hawa panas, atau perasaan seperti akan pingsan;
5. Kejang perut, terkadang disertai perasaan mual;
6. Hiperventilasi, yaitu kesulitan untuk bernafas;
7. Mata berair atau hidung berlendir.
Kedua, gejala-gejala yang masuk dalam kategori kedua terkait dengan proses mental dan
umumnya terjadi selama pembicara tampil, antara lain :
1. Mengulang kata, kalimat, atau pesan sehingga terdengar seperti radio rusak;
2. Hilang ingatan, termasuk ketidakmampuan pembicara untuk mengingat
fakta atau angka secara tepat dan melupakan hal-hal yang sangat penting;
3. Tersumbatnya pikiran, yang membuat pembicara tidak tahu apa yang harus
Gejala fisik dan mental umumnya diawali atau disertai dengan sejumlah gejala emosional,
diantaranya :
1. Rasa takut yang dapat muncul sebelum seseorang tampil;
2. Rasa tidak mampu;
3. Rasa kehilangan kendali;
4. Rasa tidak berdaya, seperti seorang anak yang tidak mampu mengatasi
masalah;
5. Rasa malu atau dipermalukan, saat presentasi berakhir;
6. Panik
Ketiga, kelompok gejala diatas bisa saling berinteraksi. Rasa takut yang muncul saat
seseorang duduk menunggu giliran untuk bicara, dapat menyebabkan jantung berdetak
lebih cepat tak terkendali. Detak jantung yang demikian bisa membuat orang tersebut
menjadi lebih gugup yang juga menyebabkan tenggorokan mulai menegang. Gejala—
gejala fisik tersebut kemudian mengganggu konsentrasi sehingga bicaranya menjadi kacau
dan tidak jelas arah/maksud pembicaraannya.

Mengatasi Rasa Takut dan Tidak Percaya Diri dalam Public Speaking
Sebenarnya rasa takut tersebut tidak perlu dihilangkan bahkan tidak harus
dihilangkan. Mengapa demikian ? karena selama manusia itu hidup, selama itu pula rasa
takut itu selalu ada. Perasaan khawatir atau takut adalah hal yang lumrah, yang sebaiknya
dihindari adalah rasa takut yang berlebihan. Jadi dalam public speaking, kita sebaiknya
dapat mengendalikan rasa takut dan justru menjadikan rasa takut tersebut sebagai daya
dorong (energi positif) yang diperlukan dalam persiapan berbicara dan saat tampil
berbicara nantinya.
Dengan membiarkan sedikit “rasa khawatir atau rasa takut” untuk tetap tinggal
dalam diri kita, niscaya kualitas bicara kita akan bertambah baik karena dengan demikian
kita masih menyisakan ruang bagi ‘tekanan’ dari pihak luar kepada kita. Kekhawatiran itu
bisa kita manfaatkan sebetulnya menjadi alat kontrol bagi diri kita. Kontrol sehubungan
dengan apakah kita telah melakukan persiapan matang. “kekhawatiran” juga bernilai
positif karena ia mampu berfungsi sebagai penekan ego dan kesombongan diri. Saat rasa
takut menyergap, kita tidak perlu kemudian menjadi takut berlebihan. Kita juga tidak perlu
mengekspresikan rasa takut tersebut kepada semua orang, apalagi menceritakannya. Kita
tidak akan mendapatkan simpati dari siapapun atas ketakutan yang kita alami. Bahkan
ketakutan kita akan menjadi ketidaknyamanan bagi orang lain yang mendengarkan dan
memperhatikan kita saat tampil sebagai pembicara.

TIPS

Mengatasi Perasaan Takut dan Tidak Percaya Diri

Untuk mempersiapkan presentasi yang baik, beberapa hal berikut perlu dilakukan
sebagaimana dimaksud Affan Ghiffari dalam buku Fitriana Utami Dewi : Public Speaking
Kunci Sukses Bicara di depan Publik – Teori dan Praktek (2013:99), yaitu :
1. Pilih dan tentukan topik yang hendak disampaikan,
2. Perhatikan dan analisis audiens yang akan dihadapi,
3. Cari sumber-sumber penelitian (ilmiah) terkait pilihan topik ,
4. Formulasikan point-point dan proporsi utama dari tampilan yang
diinginkan,
5. Dukung gagasan pada proporsi utama Anda,
6. Organisasikan material pidato Anda,
7. Pilih kata-kata kunci yang tepat dalam berpidato,
8. Buat introduksi, konklusi dan transisi pembicaraan Anda dengan tepat dan
menarik,
9. Latih diri Anda,
10. Dan sampaikan pidato Anda !
Menurut Mudjia Rahardjo dalam buku Fitriana Utami Dewi : Public Speaking Kunci
Sukses Bicara di depan Publik – Teori dan Praktek (2013:100) ada 8 (delapan) cara untuk
mengatasi rasa takut dan supaya lebih percaya diri saat menjadi pembicara , sebagaimana
berikut :
1. Kuasai benar topik yang akan disampaikan.
Dengan menguasai materi atau topik pembicaraan, seseorang akan merasa percaya
diri. Percaya diri merupakan modal penting bagi seseorang untuk bisa bicara di
hadapan publik dengan tenang dan meyakinkan. Dengan menguasai pokok masalah
yang disampaikan, maka public speaker tidak akan kehilangan arah dan kendali
pembicaraannya.
2. Kenali siapa pendengarnya.
Dengan mengetahui berapa jumlah yang akan hadir, mengapa mereka hadir, tingkat
pengetahuan mereka terkait tema yang dibahas, harapan mereka, jenis kelamin dan
usia rerata mereka. Mengenali hal tersebut menjadi penting terkait penetapan
tingkat kesulitan bahan/materi yang akan disampaikan dan ragam bahasa yang
dipakai.
3. Sebelum memulai, tatap mata dan sapa para pendengar.
Melakukan tatapan mata dan menyapa beberapa peserta menjadikan mereka merasa
diperhatikan dan dihormati. Ciptakan suasana yang nyaman dan hilangkan kesan
ada jarak dengan peserta. Dengan menjadi bagian dari mereka, seorang pembicara
akan diterima dengan baik oleh mereka meski mungkin tema pembicaraan tidak
begitu berbobot.
4. Pandai-pandai menggunakan bahasa tubuh dan penampilan secara tepat.
Senyum, gerakan tangan, berjalan mendekati peserta dan berpakaian yang tepat
adalah jenis-jenis bahasa non verbal yang penting untuk diperhatikan oleh seorang
public speaker.
5. Jangan merendahkan diri sendiri.
Hargai diri sendiri saat tampil sebagai public speaking. Jadikan materi dan
presentasi Anda berharga dan dibutuhkan oleh peserta yang hadir.
6. Hindari pembicaraan berbau SARA (suku, agama, dan ras)
Membicarakan topik terkait SARA dan menjadikan sebagai bahan pelecehan akan
menjatuhkan harga diri public speaker di hadapan peserta.
7. Jangan membuat humor tentang seks.
Humor memang diperlukan dalam public speaking, untuk mencairkan dan
menyegarkan suasana. Namun perlu disadari bahwa tidak semua orang senang dan
terbuka tentang humor seks. Hindari sejauh mungkin humor dan pembicaraan
tentang seks, karena hal-hal yang bersifat privat, seperti tentang seks, tidak patut
disampaikan di depan publik.
8. Jangan menyudutkan seseorang dalam pembicaraan Anda.
Setiap manusia pasti ingin dihargai dan dihormati. Menyudutkan atau
mempermalukan seseorang di depan orang banyak, adalah perbuatan yang tidak
terpuji. Tindakan public speaker ini juga akan menjadikan reputasi yang kurang
bagus dalam penilaian peserta lainnya.
Sedangkan menurut Charles Bonar Sirait dalam buku The Power of Public Speaking,
dijelaskan teknik menundukkan rasa takut, point-point penting yang perlu untuk
ditambahkan adalah sebagai berikut :
1. Datang lebih awal
Keputusan bijaksana untuk datang lebih awal sebelum acara dimulai. Hal ini
menimbulkan perasaan tenang, sembari memastikan semua perangkat pendukung
dalam public speaking telah siap digunakan sehingga saat tampil menjadi lebih
percaya diri. Sikap dan tindakan ini juga sebagai wujud profesionalitas terhadap
waktu.
2. Menghilangkan pikiran negatif
Hilangkan pikiran yang tidak-tidak, ambil nafas dalam-dalam dan katakan pada diri
sendiri bahwa semua akan berjalan dengan baik dan lancar. Menjabarkan pikiran
negatif yang dirasa satu persatu secara ringkas merupakan salah satu cara mengatasi
pikiran negatif dan kemudian tuliskan gagasan untuk menghilangkan perasaan
negatif tersebut, sebagaimana tabel berikut :

No Pikiran Negatif Tindak Lanjut


Tuliskan point-point utama pidato (bentuk
1 Saya takut lupa pesan utama acara. pointers) pada secarik kertas untuk dibaca
saat alami pikiran blank (kosong).

Lakukan penelitian, riset kecil-kecilan


Saya tidak siap atau tidak dalam
2 sampai Anda merasa puas. Jangan lupa
keadaan yang mendukung.
istirahat yang cukup agar tenang saat tampil.

Harus melakukan riset dan terjun langsung


Apakah saya mampu mengangkat
3 ke audiens untuk mengetahui apa yang
suasana ?.
mereka butuhkan.
Kuncinya adalah pengetahuan Anda tentang
Apakah materi yang akan saya
audiens. Sepanjang Anda tahu kondisi dan
4 bawakan cocok dengan tema pidato
kebutuhan audiens, tema pidato Anda dapat
saya ?.
tepat sasaran.

3. Berpikir positif
Simpul pikiran positif akan menggerakkan zat adrenalin dalam tubuh dan
mengubahnya menjadi rasa percaya diri, yang akan mempengaruhi proses ataupun
pola pikir yang kemudian akan terwujud dalam kata-kata yang dipilih dalam setiap
percakapan.
No Pikiran Negatif Pikiran Positif
1 Saya akan gagal. Saya akan berhasil.
Saya menguasai topik yang saya bawakan.
2 Saya akan lupa sesuatu. Saya mampu mengingat topik umum
pembicaraan saya.
Audiens menginginkan saya berhasil.
3 Audiens akan membenci. Audiens menantikan kejutan dan mendukung
saya.
Akan saya gunakan adrenalin yang mengalir
4 Saya benar-benar gugup.
dalam tubuh untuk memompa semangat.
Audiens tidak akan menikmati Para audiens saya akan menyamankan posisi
5
presentasi saya. duduknya untuk menantikan kata-kata saya.

4. Memvisualisasikan kesuksesan
Pentingnya melatih kemampuan membayangkan kejadian yang akan terjadi di masa
depan. Seandainya Anda sukses, akan seperti apa penampilan berbicara anda ?
seberapa ramainya tepuk tangan audiens yang ditujukan bagi Anda ? akan seperti
apa sambutan dan reaksi orang-orang terhadap Anda ? Bayangkan terus hal tersebut
dalam pikiran kita.
5. Jadi diri sendiri, kreatiflah !
Kita semua diciptakan sebagai manusia yang unik alias berbeda-beda. Tidak harus
meniru karakter orang lain untuk membentuk style Anda sendiri. Biarkan
kemampuan pribadi Anda keluar secara alamiah dan dengan sendirinya. Be
creative !
6. Cintai ketakutan dan transformasikan energi rasa takut menjadi antusiasme
Cintailah rasa takut karena rasa takutlah yang akan memberikan inspirasi kepada
kita untuk menjadi kreatif dan melakukan hal-hal baru serta ubahlah rasa takut
menjadi semangat dan antusiasme untuk terus maju melejitkan kemampuan diri.
7. Latihan, latihan, latihan
Tidak ada metode terbaik dalam public speaking selain rajin berlatih dan melakukan
persiapan sedini mungkin. Public speaker yang terkenalpun masih perlu melakukan
persiapan dan latihan sebelum tampil. Semakin sering berlatih, semakin besar
kemungkinan untuk sukses.

KESIMPULAN

Seseorang yang memiliki kemampuan komunikasi oral yang efektif akan mampu
membangun hubungan pribadi dan peningkatan karir profesional. Selain apa yang sudah
disebutkan, mata kuliah ini juga memberikan manfaat lain yaitu bagaimana mempengaruhi
khalayak dengan strategi persuasi yang benar. Sebuah presentasi/pidato yang baik tentulah
membutuhkan persiapan yang matang. Dimulai dari pemilihan topik, mengenali khalayak,
memilih argumentasi yang kuat, mengelola ide-ide, memilih kata dan gaya bahasa,
membuat garis besar pidato/presentasi hingga cara penyampaian pidato/presentasi di depan
khalayak. Bila dilakukan dengan benar kesemuanya akan memberikan impresi atau kesan
yang mendalam bagi audience. Kemampuan public speaking akan semakin lengkap
dengan pengetahuan akan etika mendengar dan berbicara di muka umum. Public speaking
adalah hal yang diperlukan bahkan dibutuhkan, khususnya bagi orang-orang yang
menginginkan dirinya untuk lebih berkembang dan lebih maju dalam karir dan pergaulan
yang lebih luas. Public speaking juga merupakan salah satu jalan kesuksesan seseorang di
masa depan.
Namun demikian, rasa takut dan tidak percaya diri dapat menggagalkan upaya
seseorang untuk sukses dalam public speaking. Rasa takut yang berlebihan dapat merusak
persiapan yang telah dilakukan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu setelah mengetahui
mengapa kita merasa takut dan tidak percaya diri, kita dapat mengatasi permasalahan
tersebut dengan sebaik-baiknya.

”Anda tidak perlu menjadi brilian atau sempurna agar dapat berhasil. Tujuan
utama berbicara di depan umum adalah memberi hadirin Anda sesuatu yang bernilai.”
Dengan kata lain, pusatkanlah perhatian pada pesannya, jangan pada dirimu atau
kekhawatiranmu. (Morton C. Orman).

“Berbicara itu seperti bermain golf, mengendarai mobil, atau mengelola toko.
Semakin sering melakukannya, semakin mahir Anda jadinya, dan semakin senang
Anda melakukannya.”(Larry King)

“ Jika Anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila Anda sedang takut, jangan
terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan
kesuksesan anda”. (Mario Teguh)
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan perbedaan mendasar antara Retorika dan Public Speaking !
2. Sebutkan apa saja susunan atau kerangka yang harus ada dalam sebuah naskah
pidato dan presentasi !
3. Jelaskan pengertian/perbedaan antara Pidato Informatif, Pidato Persuasif, dan
Pidato Ekspresif !
4. Sebutkan faktor-faktor yang bisa mendukung kesuksesan seorang Master of
Ceremony dalam memandu sebuah acara !
5. Berikan contoh/jenis acara resmi, semi resmi, dan hiburan. Masing-masing 2
acara, yang didalamnya diperlukan seorang MC !

DAFTAR PUSTAKA

Devito, A.Joseph. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Professional Books: Jakarta


Dewi, Fitriana Utami (2013). Public Speaking Kunci Sukses Bicara di depan Publik Teori
dan Praktek. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Eadie, William F (2009). 21st Century Communication : a Reference Handbook.
California : SAGE Publications, Inc
Hojanto, Ongky (2012). Public Speaking Mastery. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
King, Larry (1994). How to Talk to Anyone, Anytime, Anywhere. New York : Crown
Publishers, Inc
Rogers, Natalie (2004). Berani Bicara di depan Publik : Cara Cepat Berpidato. Bandung :
Penerbit Nuansa
Sirait, Charles Bonar (2007). The Power of Public Speaking. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

Anda mungkin juga menyukai