I. Deskripsi Singkat
Apakah Anda pernah mendengar istilah seni berbicara? Apa yang Anda
ketahui tentang istilah tersebut? Keterampilan berbicara atau retorika adalah
seni tentang berbicara yang dimiliki seseorang. Seni berbicara ini dimiliki
seseorang secara alami ataupun dengan menggunakan latihan khusus.
Keterampilan berbicara ini merupakan seni tentang berbicara yang merupakan
sarana komunikasi dengan bahasa lisan meliputi proses penyampaian pikiran,
ide, gagasan dengan tujuan melaporkan, menghibur, atau meyakinkan orang
lain.
Namun, pada kenyataannya setiap orang tidak menyadari bahwa dalam
berbicara membutuhkan keterampilan atau seni dan jika dihadapkan untuk
berbicara didepan publik tidak setiap orang mampu untuk melakukannya.
Kemampuan berbicara didepan publik ini dikenal dengan istilah public
speaking.
Untuk mengetahui seni berbicara, perlu diketahui terlebih dahulu konsep dasar
public speaking. Dalam modul ini Anda akan mempelajari konsep dasar public
speaking yang meliputi pengertian sampai dengan etiket dalam public
speaking.
1
IV. Uraian Materi
2
lisan dari komunikator kepada kominukan yang telah direncanakan
sebelumnya agar pesan tertentu yang diberikan oleh kominakator dapat
dimengerti oleh komunikan hingga tujuan yang telah direncanakan sebelumya
dapat tercapai.
Latihan 1 :
Kemukakan pendapat Anda. Mengapa dalam berbicara, terumata public
speaking dibutuhkan keterampilan atau seni?
Latihan 2 :
Silahkan Anda terapkan tujuan – tujuan public speaking tersebut pada saat
Anda melakukan public speaking.
3
C. Komponen Public Speaking
Public speaking berkaitan erat dengan retorika. Retorika adalah bagian dari
ilmu komunikasi. Sebenarnya komponen public speaking hampir sama
dengan komponen komunikasi efektif yang meliputi:
1. Penyampaian pesan/informasi/komunikator. Dalam hal ini, pembicara
harus memperhatikan teknik-teknik dasar public speaking yang meliputi
teknik vokal dan teknik mengolah tubuh sehingga dapat menampilkan
showmanship.
2. Pesan/informasi yang disampaikan. Pesan yang disampaikan harus
singkat, padat, dan mudah dicerna. Teknik menyusun dan meramu materi
presentasi mutlak diperlukan.
3. Komunikan/penerima informasi/audiens. Pembicara harus cerdas dalam
melakukan analisis audiens, minimal analisis psikolog dan demografi.
4. Media penyampaian pesan/informasi. Mudah tidaknya suatu informasi
diterima dan dicerna oleh audiens juga dipengaruhi oleh media yang
digunakan. Dalam hal ini media berperan sebagai sarana pembantu
penyampaian informasi. Saat ini cukup banyak media yang bisa
digunakan dalam presentasi, seperti media grafis, fotografi, audio, video,
dan lingkungan.
5. Feedback/umpak balik. Salah satu indikator suksesnya penyampaian
informasi adalah adanya respons/feedback dari penerima informasi.
Dapatkan feedback dari audiens dengan mengamati bahasa tubuh
mereka, apakah mereka mengantuk, bosan, cemas, atau antusias dengan
ciri-ciri mata berbinar, bertepuk tangan, berpartisipasi menjawab
pertanyaan, atau aktif memberikan respons.
Latihan 3 :
Kemukakan pendapat Anda. Jika salah satu komponen public speaking
tidak ada, apakah public speaking dapat berjalan dengan efektif? Mengapa
demikian?
4
D. Tipe Audiens Public Speaking
5
Komunikasi tidak sejalan berasal dari kurang paham/tidak mengerti terhadap
karakter/tabiat lawan bicara yang menyebabkan mispersepsi dan akhirnya
berujung pada konflik.
Penting bagi kita pendidik yang kerap bertemu dengan berbagai macam jenis
manusia dari latar belakang yang berbeda pula, untuk bisa mengenal
karakter-karakter manusia. Untuk mempermudah membedakan orang dari
sifat dan karakternya ada salah satu referensi buku menarik di tulis oleh
Florence Littauer yang berjudul “Personality Plus”.
Dituturkan dalam buku itu, bahwa topik klasik psikologi ini konon sudah
ditetapkan Hippocrates sejak 2400 tahun yang lalu. Adapun empat
kepribadian manusia itu, disebut koleris (dominance), sanguinis (influence),
phlegmatis (steadines), melankolis (concientiousnes).
6
lain iri dengan kemudahannya berbicara. Tetapi jika dibawa sampai ke hal
yang ekstrem orang sanguinis yang populer akan berbicara terus-menerus,
memonopoli, menyela, dan menyimpang terlalu jauh dari kebenaran. Bergaul
dengan orang sanguinis sebenarnya menyenangkan, apalagi jika dia bercerita
tentang sesuatu hal ia menggambarkan sesuatu dengan baik, sehingga
pikiran kita diajak untuk merangkai katanya-katanya seperti sebuah film yang
diputar dalam benak kita.
Sebuah keadaan singkat yang umum dapat dirangkai menjadi kata-kata yang
menarik oleh orang berkepribadian sanguinis. Hal ini dikarenakan emosi
mereka yang sangat kreatif, sebuah informasi singkat dapat di “twist” menjadi
kalimat yang lebih bermakna dan seolah-olah berbicara secara personal
kepada penerimanya.
Pendidik yang dalam tugas mengajarnya memerlukan alat bantu seperti
komputer dan alat demonstrasi serta peraga lainnya memerlukan karakter ini.
Untuk membuat peserta didik tertarik dengan materi peraga, para pendidik
dengan karater seperti ini akan mahir melakukan “storytelling” dan membuat
peserta didik betah menikmati cerita sang guru.
7
kemampuannya. Namun seringkali ia tidak dapat atau tidak mau secara tegas
memihak sesuatu yang belum diketahuinya, phlegmatis cenderung damai dan
tidak mau berkonfrontasi secara langsung dengan orang lain. Terkadang
orang phlegmatis memang harus didikte untuk mengerjakan sesuatu (secara
ekstrem). Orang phlegmatis kurang mahir untuk urusan-urusan yang detail,
seperti yang paling sederhana contohnya merapikan kamar tidurnya.
Namun phlegmatis juga memiliki kekuatan khusus, ia mampu menjadi
negosiator yang ulung dan bisa diandalkan untuk urusan berkomunikasi
dengan orang lain. Umumnya orang dengan kepribadian ini memancarkan
wajah yang bersih, polos karena sifatnya yang kalem dan tenang.
8
keuangan, dan lain-lain sangat memerlukan karakter ini saat bertugas
mendidik.
Pendidik dengan karakter ini juga memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi
dan seringkali orang melankolis susah sekali diyakinkan, diperlukan upaya
yang luar biasa untuk meyakinkannya. Guru atau dosen dengan karakter
melankolis mutlak memerlukan data-data otentik yang mendukung
argumentasinya. Orang melankolis sangat banyak bekerja dan dipercaya di
sektor keuangan karena kelebihannya yang sangat teliti pada hal-hal yang
detail dan rapi dalam mengorganisasi.
9
sebagai “pertikaian batin” karena siat dan karakternya yang selalu
“bertolak belakang” yaitu
1) Kepribadian sanguinis (influence) dengan kepribadian melankolis
(concientiousnes).
2) Kepribadian koleris kuat (dominance) dengan kepribadian phlegmatis
(steadiness).
Latihan 4 :
Dari beberapa tipe audiens diatas, silahkan Anda tulis kepribadian Anda
berdasarkan tipe audiens yang ada.
10
d. Persuasif Speaking
Pidato persuasif adalah jenis pidato tertentu di mana pembicara
memiliki tujuan untuk memuaskan pendengarnya menerima sudut
pandangnya.
Public speaker berusaha membujuk atau mengubah opini pendengar
mengenai suatu ide atau produk. Pidato persuasif biasanya
dibawakan oleh orang-orang marketing untuk menjual produk-produk
mereka. Pidato-pidato terkait politik juga termasuk ke dalam jenis ini.
Latihan 5 :
Jika Anda diminta untuk menjadi seorang presenter dalam sebuah acara di
kampus setempat, jenis public speaking apa yang akan Anda gunakan?
Mengapa demikian?
11
F. Etiket Dalam Public Speaking
12
Dalam berpidato, adaetika yang harus kita perhatikan, seperti berikut :
1. Etika berpidato di depan umum meliputi: mengenakan pakaian yang
sesuai dengan suasana pertemuan, rapi, bersih dan sopan; tampil dengan
sopan dan bersahaja, sopan dan rendah hati, menyisipkan humor segar
dalam pidato; gunakan kata-kata yang sopan, halus, dan sederhana.
Sebagai kata penutup jangan lupa mengucapkan maaf bila terdapat tutur
kata yang kurang berkenan dan lain-lain.
2. Etika berpidato di depan pejabat: menghilangkan rasa rendah diri; jangan
tampil seolah-olah menggurui; sikap lebih tahu dan lain-lain; jangan terlalu
memberikan penghormatan yang berlebihan terhadap audience.I
3. Berpidato di depan Pemuka Agama: jangan mengeluarkan kata-kata yang
bisa menyinggung umat beragama; jangan ada nada merendahkan atau
memuji agama tertentu; perbanyak istilah-istilah keagamaan.
4. Etika berpidato di depan wanita. Bila pembicara seorang laki-laki, hati-hati
jangan sampai menyinggung harkat dan martabat wanita; menggunakan
istilah-istilah yang tepat seperti ibi-ibu atau saudari sekalian; hindari
kata-kata kasar, kurang senonoh dan kurang sopan;
5. Etika berpidato di depan Pemuda/Mahasiswa. Pidato harus
mengutamakan penalaran yang berkaitan dengan dunia anak-anak muda;
jangan mengeluarkan kata-kata yang bersifat menentang; jangan
mengkritik dan menyalahkan anak-anak muda.
6. Etika berpidato di depan masyarakat desa. Jangan berbohong; gunakan
kata-kata yang sopan dan sederhana, kapan perlu sisipkan beberapa
istilah dalam bahasa setempat.
13
3. Bila mempersilahkan pejabat untuk memberikan sambutan, sebaiknya MC
bergerak meninggalkan mike pada saat yang sama dengan saat pejabat
mendapatkan mike.
4. Jangan memulai acara berikutnya sebelum pejabat yang baru saja selesai
memberikan sambutan tiba di tempat duduknya.
5. Apabila acara tersebut banyak melibatkan wartawan, fotografer dan
cameramen, sehingga kegiatan mereka mengganggu jalannya acara,
secara formal beri kesempatan kepada mereka untuk mengambil gambar
dan segera akhiri dengan cara yang sama.
6. Untuk catatan-catatan anda, gunakan kertas yang terpotong rapi dengan
catatan yang teratur dan jangan mengangkat kertas terlalu tinggi.
7. Jangan memukul, meniup atau selalu menggerak-gerakkan mike, sebelum
dan pada saat berbicara.
Latihan 6 :
Untuk menerapkan etika berpidato, cobalah berlatih berpidato dengan teks
yang telah tersedia sesuai dengan etika – etika pidato.
Sumber :
https://katalisnet.com/jenis-jenis-public-speaking/
https://legalstudies71.blogspot.com/2020/08/public-speaking-pembicara-publik.html
Rizky. Y. (2018). Peningkatan Kemampuan Public Speaking Melalui Metode
Pelatihan Kader Muda Organisasi Iskada (Skripsi). Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Ar-Rainy, Banda Aceh.
14