Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

PUBLIC SPEAKING

DISUSUN OLEH
Fikri Arnandi F10411910
Sheva F10411910
Yoga Rizqi Putra F1041191052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022

1. Pengertian Public Speaking


Istilah public speaking berawal dari para ahli retorika, yang mengartikan sama yaitu seni
(keahlian) berbicara atau berpidato, yang sudah berkembang sejak abad sebelum masehi.
Dari uraian ini dapat diambil kesimpulan bahwa public speaking adalah berbicara didepan
umum bagaimana berbicara mencapaikan pesan atau gagasan yang ingin diketahui
audiens (Helena,2008).
Sumber: Helena, O. (2008). Public Speaking.Jakarta: Macana Jaya Cemerlang.

Belum ada pengertian public speaking yang ‘pas’ dalam Bahasa Indonesia hingga
sekarang. Kita masih menyebutnya “public speaking”, sama dengan istilah aslinya dalam
bahasa Inggris. Istilah Bahasa Indonesia yang paling sering digunakan untuk mengartikan
public speaking adalah “berbicara di depan umum” atau “berbicara di depan publik”.
Bahkan public speaking sering pula disebut “pidato”
Kamus Merriam-Webster mengartikan public speaking sebagai “ the act or skill of
speaking to a usually large group of people” (Public speaking adalah aksi atau
keterampilan berbicara kepada sekelompok besar orang). Menurut David Zarefsky, dalam
Public Speaking Strategic for Success; “Public speaking is a continous communication
process in which messages and signals circulate back and forth between speaker and
listeners” (Public speaking adalah sebuah proses komunikasi berkelanjutan, di mana
pesan dan lambang terus berinteraksi, di antara pembicara dan para pendengarnya).
Public Speaking merupakan sebuah rumpun keluarga Ilmu Komunikasi (Retorika).
Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada
sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Contohnya: pidato, moderator, MC
(Master of Ceremony) dan presentasi.
Sumber: https://hr.telkomuniversity.ac.id/wp-content/uploads/2018/05/materi-pelatihan-
public-speaking.pdf
2. Tujuan Public Speaking
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi guna menyampaikan pikiran,
gagasan, perasaan, dan harapan secara efektif. Penutur harus memahami makna dari apa
yang ingin mereka komunikasikan. Mereka harus mampu mengevaluasi efek komunikasi
mereka kepada pendengar. Selain itu, berbicara dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan
diri apakah sudah memiliki kemampuan mengucapkan bunyi dengan tepat,
mengungkapkan fakta secara spontan, dan menerapkan norma bahasa yang benar secara
otomatis (Saddhono dan Slamet, 2012, hlm. 37).
Sumber: Saddhono, Kundharu & St. Y. Slamet. (2012). keterampilan Berbahasa
Indonesia: Teori dan Aplikasi. Bandung: CV. Karya Putra Darwati.

Tujuan public speaking:


1. Memotivasi
Tujuan dari public speaking adalah memberikan motivasi bagi para audience.
Semantara bagi pembicara, memiliki kepuasan tersendiri ketika audiens antusias dan
merasa bersemangat atas informasi yang kita sampaikan. Coba bayangkan, satu
kalimat yang berkesan, memotivasi mereka dan bermanfaat untuk mereka, jika
dipraktekkan, kita akan mendapatkan tabungan amal di akhir kelak nanti. Tentu ini
juga menjadi motivasi religius bagi pembicara.
2. Menginformasikan sesuatu
Tujuan yang tidak kalah penting dari public speaking adalah memberikan informasi
yang belum mereka tahu. Bagi kamu informasi tersebut mungkin biasa saja, bahkan
menganggap tidak penting. Namun, bagi orang lain, informasi tersebut sangat penting
bagi mereka. dahsyatnya, mampu mengubah nasib orang tersebut.
3. Persuasive
Apa yang kita sampaikan dalam public speaking adalah bentuk persuasive kepada
audience. kemampuan menarik perhatian dan daya tarik audience adalah tujuan
utama. Sayangnya, untuk bisa mencapai di titik ini, dibutuhkan konsentrasi dan
kepandaian dalam menyampaikan pesan secara lisan.
4. Menghibur audience
Ada beberapa tujuan public speaking, tergantung dari sasaran audience nya dan tema.
Ada public speaking yang sifatnya disampaikan ringan. Asal bisa menghibur para
audience. oh iya, public speaking yang formal sekalipun juga perlu ada hiburan, agar
mereka tidak dilanda rasa kantuk yang tak tertahan. Itulah beberapa ulasan tentang
pengertian dan metode public speaking. Semoga sedikit ulasan ini bermanfaat dan
memberi semangat.
Sumber: https://penerbitbukudeepublish.com/public-speaking-adalah/
3. Etika dalam Public Speaking
Kode etik Public Speaking (Versi NCA Credo)
1) Kebenaran, keakuratan, kejujuran, dan alasan
Penting untuk jujur tentang dari mana semua informasi berasal dari sebuah
pembicaraan. Mengungkapkan darimana kita memperoleh informasi dalam pidato.
Sebagai pembicara yang etis, penting untuk selalu mengutip sumber informasi kita
di dalam sebuah pidato
2) Kebebasan berpendapat, keberagaman prespektif dan toleransi
Ketiga hal tersebut dapat ditunjukkan melalui kebebasan berpendapat. Dan untuk
menciptakan pendapat yang beralasan, seorang public speaker harus menerima
banyak ilmu dari banyak sumber.
3) Memahami dan menghargai komunikator sebelum menilai komunikator tersebut
Dalam menilai orang lain, seorang public speaker harus lebih banyak
menganalisis secara objektif. Public speaker harus melakukan analisis sebelum
menilai orang lain.
4) Memberikan akses orang lain untuk menjadi public speaker
Seorang public speaker harus mampu memberikan akses kepada orang lain untuk
dapat mempelajari public speaking secara dalam. Akses tersebut dapat berupa
pelatihan, praktek, merilis video dan buku yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan untuk menjadi seorang public speaker.
5) Memahami dan peduli tentang kesamaan
6) Hindari komunikasi yang terkesan merendahkan orang lain
Public speaker bisa saja menggunakan bahasa yang merendahkan orang lain
melalui distorsi, intimidasi, dan kekerasan dalam mengekspresikan intoleransi dan
ujaran kebencian
7) Berkomitmen untuk jadi pribadi yang jujur dan adil
Public speaking dalam sejarah banyak digunakan untuk menunjukkan
ketidakadilan. Banyak social justice movement yang dibentuk karena public
speakers yang memutuskan untuk stand up atas apa yang mereka yakini tidak jujur
dan adil
8) Tetap memperhatikan privasi orang lain Ketika sharing informasi
Dalam menceritakan pengalaman, apalagi yang berkaitan dengan orang lain,
sebaiknya meminta izin pada orang tersebut terlebih dahulu. Kecuali ketika
informasi tersebut sudah di publikasikan atau pengalaman mengenai diri sendiri.
9) Bertanggung jawab atas informasi yang disampaikan
Statement terakhir dari Kode etik NCA adalah yang paling penting. Kita hidup di
dunia dimana pesan yang disampaikan oleh speakers bisa didengar oleh dunia
dalam hitungan menit, berkat global communicaion networks. Akan ada situasi
dimana pesan yang disampaikan ditentang, dan menimbulkan hal lain. Karena itu
speakers harus bertanggung jawab atas apa yang harus disampaikan.
Sumber: http://dvk312.weblog.esaunggul.ac.id/wp
content/uploads/sites/3831/2015/03/Etika-Profesi-Desain-Komunikasi-Visual-Pertemuan-
7.pdf
4. Teknik Public Speaking
1) Kenali terlebih dahulu siapa audience
Cara public speaking yang baik adalah mengenali audience. apakah audience
pelajar, mahasiswa, umum atau dosen. mengetahui siapa audience, akan
menentukan isi yang akan kamu sampaikan.
Audience mahasiswa tentu saja pesan dan isi yang disampaikan berbeda dengan
audiens yang dari kalangan masyarakat umum.
2) Membuat kerangka yang akan disampaikan
Cara public speaking penting banget membuat kerangka yang hendak
disampaikan. Seperti yang sudah disinggung di metode public speaking, setiap
orang memiliki cara dan seleranya sendiri-sendiri. Dari pengalaman dan
kenyamanan yang saya rasakan, saya lebih senang metode publik speaking using
note. Alasannya sederhana, karena saya tidak perlu lagi menghafal sama persis.
Saya hanya perlu mengetahui referensi sebelumnya. Saya cukup membaca,
memahami dan menghayatinya. Sisanya, saya sampaikan menggunakan bahasa
sendiri. Jadi kerangka yang saya buat hanya membantu agar saya tidak keluar
jalur utama yang akan saya presentasikan. Kerangka public speaking juga
membantu saya mencatat data-data penting yang bersifat mutlak. Misal menulis
data dari hasil survey atau dari hasil penelitian.
3) Mempersiapkan alat bantu
Ternyata pengertian dan metode public speaking tidak sekedar teori. Tetapi butuh
kecakapan praktek di depan audience. salah satunya masalah teknis
mempersiapkan alat bantu. Alat bantu yang dimaksud bisa materi yang kita tulis
di power point, atau bisa juga alat bantu seperti OHP atau LCD. Jadi tergantung
konteks public speaking untuk keperluan apa dulu. Jika untuk pendadaran skripsi,
penting banget buat kamu menguasai bagaimana cara menyambungkan LCD
dengan laptop. Jika konteks public speaking ditempat umum, mengisi seminar
atau semacamnya, kita cukup mempersiapkan materi powerpoint, sisanya
biasanya akan diurus oleh panitia.
4) Menguasai materi
Menyambung pembahasan nomor tiga, penting banget nih buat kamu untuk
menguasai materi. Menguasai tidak harus menghafal. CUkup pahami, cermati,
pikirkan, renungkan dan hayati. Jangan berusaha dihafal. Karena menghafal justru
akan merusak daya konsentrasi lain. Tunggu dulu, tiap orang berbeda-beda
caranya. Bagi saya, menghafal justru menutup gagasan spontan. Ketika kita
menguasai materi, maka saat saya spontan berbicara di depan umum, akan muncul
gagasan lain dan ide brilian lain yang muncul. Agar kamu bisa melakukan cara
tersebut, kamu hanya perlu rileks. Rileks dan biarkan ide kita melakukan eksplor.
Tentu saja harus tetap fokus dan kritis.
5) Memperhatikan aspek non verbal
Kunci public speaking kamu menarik bagi audience karena adanya interaksi non
verbal dari pembicara. Nah, karena berbicara di depan banyak orang itu rasanya
nano-nano. Ada beberapa tips agar aspek non verbal tetap rileks dan nyaman.
Anggap mereka setara atau dibawah kamu dalam hal perspektif atau ke
intelektualnya. Tatap mereka tanpa persepsi macam-macam. Jika banyak persepsi
macam-macam akan mempengaruhi kepercayaan diri kita di depan panggung.
Jangan berbicara diri sendiri, sesekali melontarkan pertanyaan basa basi. Jangan
berbicara terlalu teoritis, dan tidak berbicara tentan data melulu, karena mereka
akan tidur. Sampaikan sesuai apa yang didekat mereka. Jika masih tidak percaya
diri menatap mereka, tatap dahi mereka. saat kita menatap dahi, mereka akan
melihat kita melihat mata mereka. bisa juga menatap ujung kepala mereka, agar
tidak langsung bertatapan dengan audience.
5. Teori dan Praktik dalam Konteks Pengajaran

Anda mungkin juga menyukai