BAHAN BACAAN
PUBLIC SPEAKING
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti dan menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memilih kata dan gaya bahasa yang benar
2. Memiliki keahlian persuasi yang baik
3. Mengusai teknik vokal dan intonasi
4. Memiliki penampilan dan rasa percaya diri yang tinggi
5. Memiliki kemampuan menguasai khalayak dan mengendalikan situasi
6. Melakukan praktik ( presentasi,pidato,master of ceremony) dengan baik
PENDAHULUAN
Kemampuan berbicara merupakan sesuatu yang hakiki dalam hidup manusia. Kemampuan
berbicara dengan baik mutlak diperlukan oleh seorang komunikator. Salah satu ukuran
kesuksesan seorang komunikator adalah keberhasilannya dalam mempengaruhi publik yang
dilakukan melalui komunikasi lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan sama pentingnya
dengan komunikasi tulis. Dalam hal ini kemampuan bertutur memiliki daya tarik dan
kelebihannya tersendiri . Daya tariknya tentu saja terletak pada figur itu sendiri, konten atau
isi pembicaraan, gaya bicara atau bahasa, dan tentunya bahasa tubuh. Mata kuliah ini
membekali mahasiswa dengan pengetahuan teoritis dan teknis akan ilmu public speaking.
Public speaking adalah sebuah seni berkomunikasi efektif dengan wicara, merujuk pada
suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang
tersusun baik. Ada dua aspek yang perlu diketahui ,yaitu pengetahuan mengenai bahasa dan
penggunaan bahasa dengan baik, dan kedua pengetahuan mengenai obyek tertentu yang
akan disampaikan dengan bahasa tadi. Public speaking merupakan sebuah kegiatan
berbicara di muka umum dalam bentuk pidato, presentasi, kata sambutan, pembawa acara
(presenter dan MC), acara protokoler, penyiaran (broadcasting), wawancara, dan lain-lain.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam kegiatan public speaking adalah suara, intonasi,
jenis khalayak, jenis acara, sound system dan alat bantu lainnya, penampilan, dan tentunya
mental dan rasa percaya diri public speaker.
RETORIKA
Istilah public speaking sebenarnya berawal dari para ahli retorika , yang biasanya
disinonimkan dengan seni atau kepandaian berpidato, sedangkan tujuannya adalah
menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain agar mereka mengikuti kehendak
kita. Retorika adalah suatu gaya/seni berbicara, baik yang dicapai berdasarkan bakat alami
(talenta) dan keterampilan teknis. Retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara, yang
digunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya
berarti berbicara secara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu
kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan.
Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang
untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya memberikan informasi atau menerima
informasi). Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus manusia. Berbicara dapat
meningkatkan kualitas yang baik ditengah-tengah orang lain, bukanlah sekedar berbicara,
tetapi berbicara yang menarik, bernilai informasi, menghibur dan berpengaruh. bertatap
muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato.
Menurut Aristoteles, dalam retorika terdapat 3 bagian inti yaitu :
- Ethos (ethical) : yaitu karakter pembicara yang dapat dilihat dari cara ia berkomunikasi
- Pathos (emotional) : yaitu perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami dengan
pendekatan “Psikologi massa”.
- Logos (logical) : yaitu pemilihan kata/kalimat atau ungkapan oleh pembicara
Menurut Kenneth Burke, bahwa setiap bentuk-bentuk komunikasi adalah sebuah drama.
Karenanya seorang pembicara hendaknya mampu ‘mendramatisir’ keadaan khalayaknya.
Sedangkan menurut Walter Fisher, bahwa setiap komunikasi adalah bentuk dari cerita
(storytelling). Karenanya, jika kita mampu bercerita sesungguhnya kita punya potensi untuk
berceramah. (Narrative Paradigm).
Tujuan Retorika
1. Metode Impromptu (serta merta) : Metode ini dilakukan berdasarkan kebutuhan sesaat,
pembaca tidak melakukan persiapan sama sekali. Melainkan secara serta merata berbicara
berdasarkan pengetahuan dan kemampuannya. Kesanggupan dan kemampuan penyampaian
lisan seperti pidato sangat berguna dalam keadaan mendesak atau terpaksa.
2. Metode Menghapal : Metode ini merupakan kebalikan dari metode impromptu,
penyampaian metode ini dipersiapkan dan ditulis secara lengkap terlebih dahulu. Pembicara
dengan menggunakan metode ini sering menjenuhkan dan tidak menarik. Ada
kecenderungan untuk berbicara cepat-cepat dan mengeluarkan kata-kata tanpa menghayati
makna.
3. Metode Naskah : Metode ini sering dipakai dalam pidato resmi . Metode ini sifatnya agak
kaku, formal.
PUBLIC SPEAKING
Secara sederhana, ketika kita mendengar public speaking, maka yang terpikirkan oleh kita
adalah ‘berbicara di depan publik’, atau ‘berbicara kepada banyak orang. Public sendiri
secara kata berarti banyak orang, masyarakat umum, atau orang-orang.
Untuk speaking memiliki makna berbicara. Menurut Merriam-Webster bahwa public
speaking adalah ‘the act or speaking to a usually large group of people’. Definisi ini
merupakan salah satu yang paling sederhana, di mana artinya public speaking adalah
‘kegiatan atau keterampilan berbicara yang umumnya dilakukan kepada sekelompok
orang.’Menurut Ys. Gunadi, public speaking adalah ‘bentuk komunikasi secara lisan
tentang suatu topik di hadapan banyak orang. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi,
mengubah opini, mengajar, mendidik, memberikan penjelasan, serta memberikan informasi
kepada masyarakat tertentu pada suatu tempat tertentu.’
Inti dari public speaking ada 2 :
● Aktivitas Menyampaikan informasi dengan lisan atau secara verbal
● Pesan tersebut disampaikan di kalangan banyak orang atau di kalangan umum
Public speaking itu sendiri merupakan sebuah rumpun dari keluarga ilmu
komunikasi. Karena sifatnya yang dinamis, beberapa aktivitas berikut ini juga bisa
dinamakan sebagai public speaking:
● Berdiskusi
● Berdebat
● Berpidato (speech)
● Memimpin Rapat
● Moderator
● MC
● Presenter
● Motivator
● Penyiar (announcer)
● Dan semua aktivitas menyampaikan pesan di depan banyak orang
Di Indonesia, keahlian Public Speaking masih belum diterima luas sebagai suatu keahlian
yang bergengsi bagi individu maupun institusi. Ini berbeda dengan negara-negara seperti
Amerika Serikat atau Singapura, di mana kemahiran berbicara mendapat tempat yang
terhormat sebagai suatu keahlian. Padahal tidak sedikit waktu dipergunakan manusia untuk
berbicara di depan umum, utamanya dalam konteks karir dan profesionalitas kerja.
Sayangnya meskipun budaya lisan mendominasi gaya hidup masyarakat Indonesia,
pengembangan teknik berbicara secara strategis jarang sekali dimanfaatkan pada tatanan
instansi maupun karir perorangan. Bahkan tidak sedikit terjadi disaat seseorang diminta
untuk tampil berbicara di depan publik, yang bersangkutan tidak percaya diri, takut dan
minder untuk tampil dihadapan publik sehingga maksud untuk men-deliver pesan,
informasi, dan gagasan tidak berlangsung dengan baik yang pada akhirnya tujuan
dilakukannya public speaking tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Amy Slagel (2009:194) dalam buku 21st Century Communication : a Reference Handbook,
yang diedit William F. Eadie, menjelaskan tentang Publik Speaking sebagai berikut : “Public
Speaking is a form of communication that seeks an outcome; public speakers seek not simply
to express themselves but to have an effect on theirlisteners”.
Secara substansial, Slagel menjelaskan bahwa inti Public Speaking adalah menyampaikan
pesan bukan hanya dengan kata-kata (words), melainkan juga dengan bahasa tubuh (body),
suara (voice), dan gambar (visual).
Secara bahasa, public speaking berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris, public dan
speaking. Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia, John M Echols dan Hassan Shadily
mengartikan kata public adalah (masyarakat) umum, orang banyak, rakyat. Kata speaking
bermakna berpidato. Bila digabungkan, public speaking dapat diartikan berpidato di depan
umum.
Secara umum public speaking adalah bagian dari ilmu komunikasi. Komunikasi merupakan
proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya. Dalam lintasan sejarah,
awal proses komunikasi berlangsung sangat sederhana dimulai dengan sejumlah ide yang
abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan
informasi, lalu dikemas menjadi sebuah pesan. Pesan tersebut selanjutnya disampaikan
secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan bahasa berbentuk kode
visual, kode suara, atau kode tulisan yang membuat berbagai pihak saling mengerti dan
memahami.
Secara teoritis, fungsi komunikasi adalah menciptakan kesadaran (awareness), mengubah
persepsi, mengubah keyakinan, mengubah pensikapan, reminder (mengingatkan kembali),
memperkuat sikap, mendapatkan respon langsung, dan membangun citra. Dalam ilmu
komunikasi, public speaking diartikan sebagai sebuah cara dan seni berbicara di depan
khalayak umum yang sangat menuntut kelancaran berbicara, kontrol emosi, pemilihan kata
dan nada bicara, kemampuan untuk mengendalikan suasana, dan juga penguasaan bahan
yang akan dibicarakan. Di dalam public speaking dibutuhkan penguasaan medan dan
pengenalan terhadap karakter audiens yang diajak berbicara dan bahasa juga menyangkut
gaya tubuh yang menunjang materi pembicaraan.
Hasil survey yang dilakukan oleh The People’s Almanac Book terhadap 3.000 warga
Amerika tentang hal apa yang paling ditakuti oleh mereka, adalah sebagai berikut :
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merasa takut dan tidak percaya diri
dalam public speaking, yaitu :
1. Takut akan gagal, ingin selalu sukses dan takut gagal malah kadangkala membuat
ketakutan itu semakin besar.
2. Tidak ada rasa percaya diri, merasa diri tidak mampu untuk melakukan hal
tersebut.
3. Traumatis, memiliki rasa takut dan merasa sendirian ketika berdiri di panggung dan
semua mata melihat padanya.
4. Takut dinilai/dihakimi, hal ini terjadi karena adanya perasaan takut ketika banyak
orang membicarakan dirinya atau pendapatnya.
5. Terlalu perfeksionis, perfeksionis baik, tetapi terlalu perfeksionis dan berharap
terlalu banyak pada dirinya sendiri malah membuat efek negatif.
6. Takut akan orang banyak, merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri ketika
berbicara di depan puluhan, ratusan atau ribuan orang.
7. Kurangnya persiapan, persiapan yang minim membuat rasa takut untuk berbicara di
depan umum ini semakin menjadi-jadi.
8. Stress, menghindari stress ketika berbicara di depan umum.
9. Blank, takut tidak tahu apa yang harus dilakukan, apa yang harus dibicarakan
ketika berbicara didepan umum.
Pernahkah Anda merasa gelisah, keluar keringat dingin, kerongkongan kering, ingin buang
air kecil sesaat sebelum tampil dalam public speaking. Natalie Rogers dalam buku Berani
Bicara di depan Publik : Cara Cepat Berpidato menjelaskan ada tiga gejala umum yang
sering dilaporkan oleh mereka yang sulit bicara di depan publik.
Pertama, gejala fisik. Gejala ini bisa dirasakan jauh hari sebelum seseorang tampil yang
muncul dalam rupa ketegangan perut atau sulit tidur. Ketika tampil di depan, gejala fisik
tersebut bisa berbeda untuk setiap orang, namun umumnya berupa :
1. Detak jantung semakin cepat;
2. Lutut gemetar, sulit berdiri atau berjalan menuju mimbar, atau sulit berdiri tenang
di depan pendengar anda;
3. Suara yang bergetar, seringkali disertai mengejangnya otot tenggorokan atau
terkumpulnya lendir di tenggorokan;
4. Gelombang hawa panas, atau perasaan seperti akan pingsan;
5. Kejang perut, terkadang disertai perasaan mual;
6. Hiperventilasi, yaitu kesulitan untuk bernafas;
7. Mata berair atau hidung berlendir.
Kedua, gejala-gejala yang masuk dalam kategori kedua terkait dengan proses mental dan
umumnya terjadi selama pembicara tampil, antara lain :
1. Mengulang kata, kalimat, atau pesan sehingga terdengar seperti radio rusak;
2. Hilang ingatan, termasuk ketidakmampuan pembicara untuk mengingat fakta atau
angka secara tepat dan melupakan hal-hal yang sangat penting;
3. Tersumbatnya pikiran, yang membuat pembicara tidak tahu apa yang harus
Gejala fisik dan mental umumnya diawali atau disertai dengan sejumlah gejala emosional,
diantaranya :
1. Rasa takut yang dapat muncul sebelum seseorang tampil;
2. Rasa tidak mampu;
3. Rasa kehilangan kendali;
4. Rasa tidak berdaya, seperti seorang anak yang tidak mampu mengatasi masalah;
5. Rasa malu atau dipermalukan, saat presentasi berakhir;
6. Panik
Ketiga, kelompok gejala diatas bisa saling berinteraksi. Rasa takut yang muncul saat
seseorang duduk menunggu giliran untuk bicara, dapat menyebabkan jantung berdetak lebih
cepat tak terkendali. Detak jantung yang demikian bisa membuat orang tersebut menjadi
lebih gugup yang juga menyebabkan tenggorokan mulai menegang. Gejala—gejala fisik
tersebut kemudian mengganggu konsentrasi sehingga bicaranya menjadi kacau dan tidak
jelas arah/maksud pembicaraannya.
Mengatasi Rasa Takut dan Tidak Percaya Diri dalam Public Speaking
Sebenarnya rasa takut tersebut tidak perlu dihilangkan bahkan tidak harus dihilangkan.
Mengapa demikian ? karena selama manusia itu hidup, selama itu pula rasa takut itu selalu
ada. Perasaan khawatir atau takut adalah hal yang lumrah, yang sebaiknya dihindari adalah
rasa takut yang berlebihan. Jadi dalam public speaking, kita sebaiknya dapat mengendalikan
rasa takut dan justru menjadikan rasa takut tersebut sebagai daya dorong (energi positif)
yang diperlukan dalam persiapan berbicara dan saat tampil berbicara nantinya.
Dengan membiarkan sedikit “rasa khawatir atau rasa takut” untuk tetap tinggal dalam diri
kita, niscaya kualitas bicara kita akan bertambah baik karena dengan demikian kita masih
menyisakan ruang bagi ‘tekanan’ dari pihak luar kepada kita. Kekhawatiran itu bisa kita
manfaatkan sebetulnya menjadi alat kontrol bagi diri kita. Kontrol sehubungan dengan
apakah kita telah melakukan persiapan matang. “kekhawatiran” juga bernilai positif karena
ia mampu berfungsi sebagai penekan ego dan kesombongan diri. Saat rasa takut menyergap,
kita tidak perlu kemudian menjadi takut berlebihan. Kita juga tidak perlu mengekspresikan
rasa takut tersebut kepada semua orang, apalagi menceritakannya. Kita tidak akan
mendapatkan simpati dari siapapun atas ketakutan yang kita alami. Bahkan ketakutan kita
akan menjadi ketidaknyamanan bagi orang lain yang mendengarkan dan memperhatikan
kita saat tampil sebagai pembicara.
TIPS
Untuk mempersiapkan presentasi yang baik, beberapa hal berikut perlu dilakukan
sebagaimana dimaksud Affan Ghiffari dalam buku Fitriana Utami Dewi : Public Speaking
Kunci Sukses Bicara di depan Publik – Teori dan Praktek (2013:99), yaitu :
1. Pilih dan tentukan topik yang hendak disampaikan,
2. Perhatikan dan analisis audiens yang akan dihadapi,
3. Cari sumber-sumber penelitian (ilmiah) terkait pilihan topik ,
4. Formulasikan point-point dan proporsi utama dari tampilan yang diinginkan,
5. Dukung gagasan pada proporsi utama Anda,
6. Organisasikan material pidato Anda,
7. Pilih kata-kata kunci yang tepat dalam berpidato,
8. Buat introduksi, konklusi dan transisi pembicaraan Anda dengan tepat dan
menarik,
9. Latih diri Anda,
10. Dan sampaikan pidato Anda !
Menurut Mudjia Rahardjo dalam buku Fitriana Utami Dewi : Public Speaking Kunci Sukses
Bicara di depan Publik – Teori dan Praktek (2013:100) ada 8 (delapan) cara untuk
mengatasi rasa takut dan supaya lebih percaya diri saat menjadi pembicara , sebagaimana
berikut :
1. Kuasai benar topik yang akan disampaikan.
Dengan menguasai materi atau topik pembicaraan, seseorang akan merasa percaya diri.
Percaya diri merupakan modal penting bagi seseorang untuk bisa bicara di hadapan publik
dengan tenang dan meyakinkan. Dengan menguasai pokok masalah yang disampaikan,
maka public speaker tidak akan kehilangan arah dan kendali pembicaraannya.
2. Kenali siapa pendengarnya.
Dengan mengetahui berapa jumlah yang akan hadir, mengapa mereka hadir, tingkat
pengetahuan mereka terkait tema yang dibahas, harapan mereka, jenis kelamin dan usia
rerata mereka. Mengenali hal tersebut menjadi penting terkait penetapan tingkat kesulitan
bahan/materi yang akan disampaikan dan ragam bahasa yang dipakai.
3. Sebelum memulai, tatap mata dan sapa para pendengar.
Melakukan tatapan mata dan menyapa beberapa peserta menjadikan mereka merasa
diperhatikan dan dihormati. Ciptakan suasana yang nyaman dan hilangkan kesan ada jarak
dengan peserta. Dengan menjadi bagian dari mereka, seorang pembicara akan diterima
dengan baik oleh mereka meski mungkin tema pembicaraan tidak begitu berbobot.
4. Pandai-pandai menggunakan bahasa tubuh dan penampilan secara tepat.
Senyum, gerakan tangan, berjalan mendekati peserta dan berpakaian yang tepat adalah jenis-
jenis bahasa non verbal yang penting untuk diperhatikan oleh seorang public speaker.
5. Jangan merendahkan diri sendiri.
Hargai diri sendiri saat tampil sebagai public speaking. Jadikan materi dan presentasi Anda
berharga dan dibutuhkan oleh peserta yang hadir.
6. Hindari pembicaraan berbau SARA (suku, agama, dan ras)
Membicarakan topik terkait SARA dan menjadikan sebagai bahan pelecehan akan
menjatuhkan harga diri public speaker di hadapan peserta.
7. Jangan membuat humor tentang seks.
Humor memang diperlukan dalam public speaking, untuk mencairkan dan menyegarkan
suasana. Namun perlu disadari bahwa tidak semua orang senang dan terbuka tentang humor
seks. Hindari sejauh mungkin humor dan pembicaraan tentang seks, karena hal-hal yang
bersifat privat, seperti tentang seks, tidak patut disampaikan di depan publik.
8. Jangan menyudutkan seseorang dalam pembicaraan Anda.
Setiap manusia pasti ingin dihargai dan dihormati. Menyudutkan atau mempermalukan
seseorang di depan orang banyak, adalah perbuatan yang tidak terpuji. Tindakan public
speaker ini juga akan menjadikan reputasi yang kurang bagus dalam penilaian peserta
lainnya.
Sedangkan menurut Charles Bonar Sirait dalam buku The Power of Public Speaking,
dijelaskan teknik menundukkan rasa takut, point-point penting yang perlu untuk
ditambahkan adalah sebagai berikut :
1. Datang lebih awal
Keputusan bijaksana untuk datang lebih awal sebelum acara dimulai. Hal ini menimbulkan
perasaan tenang, sembari memastikan semua perangkat pendukung dalam public speaking
telah siap digunakan sehingga saat tampil menjadi lebih percaya diri. Sikap dan tindakan ini
juga sebagai wujud profesionalitas terhadap waktu.
2. Menghilangkan pikiran negatif
Hilangkan pikiran yang tidak-tidak, ambil nafas dalam-dalam dan katakan pada diri sendiri
bahwa semua akan berjalan dengan baik dan lancar. Menjabarkan pikiran negatif yang dirasa
satu persatu secara ringkas merupakan salah satu cara mengatasi pikiran negatif dan
kemudian tuliskan gagasan untuk menghilangkan perasaan negatif tersebut, sebagaimana
tabel berikut :
3. Berpikir positif
Simpul pikiran positif akan menggerakkan zat adrenalin dalam tubuh dan mengubahnya
menjadi rasa percaya diri, yang akan mempengaruhi proses ataupun pola pikir yang
kemudian akan terwujud dalam kata-kata yang dipilih dalam setiap percakapan.
No Pikiran Negatif Pikiran Positif
1 Saya akan gagal. Saya akan berhasil.
Saya menguasai topik yang saya bawakan.
2 Saya akan lupa sesuatu. Saya mampu mengingat topik umum
pembicaraan saya.
Audiens menginginkan saya berhasil.
3 Audiens akan membenci. Audiens menantikan kejutan dan
mendukung saya.
Akan saya gunakan adrenalin yang
4 Saya benar-benar gugup. mengalir dalam tubuh untuk memompa
semangat.
Para audiens saya akan menyamankan
Audiens tidak akan menikmati
5 posisi duduknya untuk menantikan kata-
presentasi saya.
kata saya.
4. Memvisualisasikan kesuksesan
Pentingnya melatih kemampuan membayangkan kejadian yang akan terjadi di masa depan.
Seandainya Anda sukses, akan seperti apa penampilan berbicara anda ? seberapa ramainya
tepuk tangan audiens yang ditujukan bagi Anda ? akan seperti apa sambutan dan reaksi
orang-orang terhadap Anda ? Bayangkan terus hal tersebut dalam pikiran kita.
5. Jadi diri sendiri, kreatiflah !
Kita semua diciptakan sebagai manusia yang unik alias berbeda-beda. Tidak harus meniru
karakter orang lain untuk membentuk style Anda sendiri. Biarkan kemampuan pribadi Anda
keluar secara alamiah dan dengan sendirinya. Be creative !
6. Cintai ketakutan dan transformasikan energi rasa takut menjadi antusiasme
Cintailah rasa takut karena rasa takutlah yang akan memberikan inspirasi kepada kita untuk
menjadi kreatif dan melakukan hal-hal baru serta ubahlah rasa takut menjadi semangat dan
antusiasme untuk terus maju melejitkan kemampuan diri.
7. Latihan, latihan, latihan
Tidak ada metode terbaik dalam public speaking selain rajin berlatih dan melakukan
persiapan sedini mungkin. Public speaker yang terkenalpun masih perlu melakukan
persiapan dan latihan sebelum tampil. Semakin sering berlatih, semakin besar kemungkinan
untuk sukses.
KESIMPULAN
Seseorang yang memiliki kemampuan komunikasi oral yang efektif akan mampu
membangun hubungan pribadi dan peningkatan karir profesional. Selain apa yang sudah
disebutkan, mata kuliah ini juga memberikan manfaat lain yaitu bagaimana mempengaruhi
khalayak dengan strategi persuasi yang benar. Sebuah presentasi/pidato yang baik tentulah
membutuhkan persiapan yang matang. Dimulai dari pemilihan topik, mengenali khalayak,
memilih argumentasi yang kuat, mengelola ide-ide, memilih kata dan gaya bahasa, membuat
garis besar pidato/presentasi hingga cara penyampaian pidato/presentasi di depan khalayak.
Bila dilakukan dengan benar kesemuanya akan memberikan impresi atau kesan yang
mendalam bagi audience. Kemampuan public speaking akan semakin lengkap dengan
pengetahuan akan etika mendengar dan berbicara di muka umum. Public speaking adalah
hal yang diperlukan bahkan dibutuhkan, khususnya bagi orang-orang yang menginginkan
dirinya untuk lebih berkembang dan lebih maju dalam karir dan pergaulan yang lebih luas.
Public speaking juga merupakan salah satu jalan kesuksesan seseorang di masa depan.
Namun demikian, rasa takut dan tidak percaya diri dapat menggagalkan upaya seseorang
untuk sukses dalam public speaking. Rasa takut yang berlebihan dapat merusak persiapan
yang telah dilakukan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu setelah mengetahui mengapa kita
merasa takut dan tidak percaya diri, kita dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan
sebaik-baiknya.
”Anda tidak perlu menjadi brilian atau sempurna agar dapat berhasil. Tujuan utama
berbicara di depan umum adalah memberi hadirin Anda sesuatu yang bernilai.” Dengan
kata lain, pusatkanlah perhatian pada pesannya, jangan pada dirimu atau
kekhawatiranmu. (Morton C. Orman).
“Berbicara itu seperti bermain golf, mengendarai mobil, atau mengelola toko. Semakin
sering melakukannya, semakin mahir Anda jadinya, dan semakin senang Anda
melakukannya.”(Larry King)
“ Jika Anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila Anda sedang takut, jangan
terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan
kesuksesan anda”. (Mario Teguh)
BAHAN BACAAN
Presentation
Langkah-langkah presentasi
Presentasi ;
adalah salah satu cara menyampaikan gagasan kepada
audiens dengan tujuan mendidik, mengenalkan produk,
memberi motivasi, memberi penjelasan, membuat ajakan,
dan lain sebagainya. Presentasi yang baik dan berhasil tidak
hanya dapat membuat audiens betah mengikuti presentasi
tersebut sampai akhir, tetapi yang lebih penting lagi bahwa
tujuan presentasi tersebut tercapai.
cara melakukan presentasi
yang efektif;
Bagaimana ??
1. Buat Persiapan yang Baik
yaitu ;
🞇🞇 datang lebih awal, periksa kondisi ruangan,
peralatan pendukung dan hal-hal teknis
yang lain.
TERIMA KASIH.....
SELAMAT MENCOBA DAN BERLATIH......SUKSES.