Anda di halaman 1dari 25

KARAKTERISTIK GAYA KOMUNIKASI POLITIK

PRESIDEN JOKO WIDODO

TUGAS METODE PENELITIAN

Oleh
DYAN AIRLANGGA
NIM: DIP. 11XXX

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JAKARTA
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berdaulat telah melalui perjalanan dalam

kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus

1945. Hingga saat ini Indonesia telah memiliki tujuh orang presiden, di mulai

sejak era Ir. Soekarno, hingga presiden yang sedang menjabat selama dua periode

sekarang ini yaitu Ir. H. Joko Widodo. Masing-masing pemimpin yang telah

menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) tentu memiliki gaya

komunikasi tersendiri yang pastinya berbeda satu sama lain.

Sebagai mahluk sosial, manusia selalu berkomunikasi dengan orang lain.

Setiap manusia dituntut terampil berkomunikasi, terampil menyatakan pikiran,

gagasan, ide, dan perasaan. Terampil menangkap informasi-informasi yang

didapat dan terampil pula menyampaikan informasi-informasi yang diterima. Pada

dasarnya gaya berkomunikasi seorang calon kepala negara atau calon presiden

saat melakukan kampanye itu secara langsung maupun tidak langsung akan

membawa dampak bagi jabatan atau diri pribadinya.

Setiap calon kepala negara atau calon presiden tentunya harus memiliki

seni dalam berbicara saat melakukan kampanye. Hal tersebut bertujuan untuk

memperbaiki kualitas kemahiran berpidato di hadapan publik. Seni berbicara

diistilahkan dengan retorika. Retorika bisa dikatakan seperti sebuah alat yang

1
2

digunakan orator ataupun komunikator saat melakukan komunikasi dihadapan

khalayak banyak.

Setiap orang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda untuk

menyampaikan pesan kepada orang lain. Hal tersebut mempengaruhi seseorang

dalam cara berkomunikasi baik dalam bentuk perilaku maupun perbuatan atau

tindakan. Gaya komunikasi dapat dilihat dan diamati ketika seseorang

berkomunikasi baik secara verbal (bicara) maupun nonverbal (ekspresi wajah,

gerakan tubuh dan tangan serta gerakan anggota tubuh lainnya). Gaya yang

dimaksud dapat bertipe verbal atau nonverbal berupa vokalik, bahasa badan,

penggunaan waktu, penggunaan ruang dan jarak.

Retorika menurut Aristoteles adalah kemampuan retorika untuk

mengemukakan sesuatu, dan dalam penyampaiannya tersebut, retorika dapat

memberikan efek persuasif kepada para pendengarnya. Secara etimologis retorika

berasal dari bahasa yunani yaitu (rhetorikos). Yang artinya kecakapan berpidato.

Kata tersebut terkait dengan kata (rhema), yang berarti perkataan. Sehingga secara

etimologis, retorika bisa dikatakan sebagai kecakapan berpidato pembicara publik

yang terbiasa berkata-kata.1

Aristoteles dalam bukunya ”Rhetoric” mengemukakan pengertian retorika,

yaitu kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahasa dalam situasi tertentu

secara efektif untuk mempengaruhi orang lain. Retorika berarti kesenian untuk

berbicara baik, yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan

teknis. Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang

dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini


1
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi publik (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), 1.
3

tidak hanya berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi,

melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas,

padat, dan mengesankan.2

Dahulu retorika tidak hanya dipandang sebagai ilmu, melainkan hanya

sebagai kecakapan berpidato. Kaum sofis bahkan memandang retorika sebagai

alat untuk memenangkan suatu kasus dengan memilih kata, istilah, ungkapan,

kalimat yang dapat menarik perhatian pendengar, sehingga muncul konotasi agak

negatif bahwa retorika hanyalah alat untuk bersilat lidah atau berdebat kusir, dan

tidak menampilkan hal-hal yang berguna atau berisi dalam tindak tutur. Kemudian

dalam perkembangan selanjutnya, utamanya saat ini retorika sudah dikategorikan

sebagai ilmu, tidak lagi hanya berlandasan pada metode-metode kohersif atau

asumsi.

Jadi, retorika itu merupakan suatu ilmu tentang berbicara yang sangat

dibutuhkan oleh setiap manusia, karena dengan retorika seseorang bisa

berinteraksi dengan baik, seperti yang telah dipaparkan di atas, bahwa retorika itu

merupakan kemampuan seseorang dalam berbicara di depan umum secara singkat,

jelas, padat, dan mengesankan, dan yang paling penting di sini adalah, ketika

seseorang beretorika maka audiens atau lawan bicaranya bisa tertarik untuk

mendengarkan serta menyimak pesan dari penutur dan dapat menerima atau bisa

memahami dengan mudah apa yang telah disampaikan oleh penutur atau

pembicara publik.

2
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi,
Bernegosiasi, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI, 2007), 14
4

Kemudian mengenai tentang berbicara, menurut kamus besar bahasa

Indonesia berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa, atau melahirkan

pendapat, (dengan perkataan, tulisan, dan sebagainya) berbicara adalah bentuk

komunikasi verbal yang dilakukan oleh manusia dalam rangka pengungkapan

gagasan ide yang telah disusunya dalam pikiran. 3 Berbicara secara umum dapat

diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada

orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat

dipahami oleh orang lain. Bisa juga dikatakan berbicara adalah mengungkapkan

kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu

tujuan tertentu, seperti memberikan informasi atau memberi motivasi.

Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Bahasa dan

pembicaraan itu muncul, ketika manusia mengungkapkan dan menyampaikan

pikirannya kepada manusia lain. Dalam berbicara, bahasa memegang peranan

yang sangat vital. Karena tanpa bahasa manusia akan sulit menjalani ritme

kehidupan ini. Bahasa itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu

dalam arti luas dan dalam arti sempit. Bahasa dalam arti luas adalah, bahasa

digunakan sebagai alat komunikasi yang tidak terbatas pada kata-kata saja, akan

tetapi juga gerak-gerik, mimik, dan pantomimik. Sedangkan bahasa dalam arti

sempit dipahami sebagai hubungan antara suasana dan kata-kata. Bahasa dalam

arti sempit mempunyai peranan penting terhadap hubungan manusia dengan

manusia pada abad modern dewasa ini. Dalam berbicara, orang menggunakan

bahasa lisan sebagai alat komunikasinya. Dalam kehidupan kita sebagai manusia.
3
Ali Fikry “Representasi Konsep Retorika Persuasif Aristoteles Dalam Pidato Ismail Haniyah
Untuk Umat Islam Indonesia” (Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA,Vol, 5,
No, 3, Maret 2020) 138.
5

Kemampuan berbicara sangat erat kaitannya dengan keberadaan bahasa

lisan. Karena itu, perlu dikemukakan beberapa ciri bahasa lisan. Di antaranya

yaitu: (1) pemakaian bahasa lisan memberikan sumbangan sarana paling hakiki

untuk terjadinya dan berhasilnya komunikasi, (2) dalam komunikasi lisan, kita

banyak bergantung pada kemungkinan yang diadakan hubungan fisik (melihat dan

mendengar si pembicara si pembicara sering sangat penting untuk menjelaskan

apa yang dimaksudkan), (3) dalam situasi percakapan, salah paham dapat

dihindari karena adanya uraian informasi kontekstual, dan (4) akan tetapi, dalam

bahasa lisan tanggapan harus diberikan pada waktu itu juga dan tidak dan tidak

dapat ditunda kecuali dikatakan sebelumnya.

Berbicara berarti berkomunikasi lisan, walaupun bisa saja seseorang

berbicara bertolak dari apa yang ada secara tertulis, sebagaimana seseorang

melakukan kegiatan membaca dengan suara nyaring. Istilah berbicara memang

secara khusus mengarah pada komunikasi langsung dengan memanfaatkan saluran

lisan. Setiap pembicara sebaiknya memahami karakteristik atau ciri bahasa lisan

yang menjadi inti ketika seseorang berbicara. Bahasa lisan adalah bahasa yang

secara langsung keluar dari seseorang, ada lawan bicaranya. Lawan bicara bisa

langsung berhadapan secara fisik, bisa pula secara tidak langsung, melalui radio

atau televisi.4

Berbicara mempunyai banyak fungsi yang berbeda-beda bergantung pada

tingkat perkembangan manusia itu sendiri. Dalam berbicara, bahasa memegang

peranan yang sangat vital. Karena tanpa bahasa manusia akan sulit menjalani

4
Dr. H. Zulkifli Musaba, M.Pd. Terampil Berbicara Teori Dan Pedoman Penerapannya
(Banjarmasin, ; 2012)
6

ritme kehidupan ini. Bahasa itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua pengertian,

yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit. Bahasa dalam arti luas adalah, bahasa

digunakan sebagai alat komunikasi yang tidak terbatas pada kata-kata saja, akan

tetapi juga gerak-gerik, mimik, dan pantomimik. Sedangkan bahasa dalam arti

sempit dipahami sebagai hubungan antara suasana dan kata-kata. Bahasa dalam

arti sempit mempunyai peranan penting terhadap hubungan manusia dengan

manusia pada abad modern dewasa ini. Dalam berbicara, orang menggunakan

bahasa lisan sebagai alat komuikasinya. Dalam kehidupan kita sebagai manusia,

berbicara mempunyai banyak fungsi yang berbeda-beda bergantung pada tingkat

perkembangan manusia itu sendiri.5

Dapat disimpulkan bahwa berbicara itu bukan hanya sekedar

mengucapkan kata-kata, atau mengeluarkan bunyi, namun berbicara itu adalah

merupakakn suatu alat untuk menyampaikan pendapat atau gagasan kita yang

telah tersusun kemudian dikembangkan sesuai kebutuhan pendengar atau audien.

Audien disini bukan hanya mendengar suara penutur, namun audien juga

menyimal gerak-gerik dan raut muka penutur, sehingga audien-audien tersebut

bisa dapat memahami apa yang telah disampaikan oleh penutur. Pemahaman

audien disini sangat diperlukan, karena dengan demikian akan menimbulkan

hubungan timbal balik antara penutur dan audien.

Perlu persiapan dan penyajian yang dilakukan pembicara untuk dapat

menyampaikan pembicarannya dengan baik, disini terdapat empat cara yang

digunakan dalam komunikasi publik, masing-masing dari cara tersebut memiliki

5
Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Publik Relations Teori dan Praktik,159
7

tujuan serta memiliki kelebihan dan kelemahan seperti yang akan diuraikan

berikut ini:

Pertama, penyampaiannya mendadak. Artinya, seseorang hanya

mempunyai waktu yang sangat singkat untuk menyiapkan apa yang ingin

disampaikan, dan berdiri di hadapan forum untuk mengatakan apa yang ada dalam

pikirannya. Kelebihannya, spontanitas maksimal, kelemahannya tidak ada

perencanaan terlebih dahulu. Jenis komunikasi publik biasanya memerlukan gaya

penyampaian yang lebih formal. Sama halnya seperti Pidato mendadak biasanya

diberikan kepada pembicara hanya beberapa saat sebelum pidato dimulai.

Waktunya hanya beberapa menit saja, tetapi semua unsur pidato harus tercakup

didalamnya dan dapat dianalisis.

Kedua, cara yang paling formal adalah membaca manuskrip (Naskah

tertulis). Jenis ini memerlukan kesiapan yang lengkap dengan menggunakan

teknik berbicara atau berpidato, dan hal ini sangatlah berharga. Untuk teknik

menyampaikan pidato dengan menggunakan manuskrip diperlukan kemampuan

yang baik dalam memahami point-ponit penting dalam naskah sehingga seorang

pembicara tidak hanya terfokus pada naskah tapi juga terhadap audien, sehingga

audien tidak merasa diabaikan dan pidato yang disampaikan mampu masuk

kedalam hati para pendengarnya. Teknik tersebut memungkinkan pembicara

menyampaikan pesan secara amat persis, sehingga dapat menimalisir penyalah

tafsiran pesan. Adapun kelemahannya perlu waktu yang sangat lama, yang

sebenarnya kurang diperlukan, terlalu mengandalkan pada manuskrip sehingga


8

cenderung hanya dibaca saja, tidak menatap publik, kalaupun menatap publik itu

hanya sekilas saja.6

Ketiga, teknik menyampaikan pidato dengan metode menghafal. Sebuah

pidato direncanakan sebelumnya, ditulis dengan manuskrip, kemudian dihafalkan.

Pembicara dapat secara bebas memandang publik atau forum. Kelemahannya,

pada tehnik ini seorang pembicara terkadang cenderung monoton terhadap teks

yang dihafal sehingga perhatian terhadap audien berkurang.

Keempat teknik menyampaikan pidato dengan persiapan tidak lengkap.

Jenis penyampaian ini menggabungkan keuntungan pidato yang berpedoman dan

direncanakan dengan baik, dengan spontanitas. Berpidato dengan gaya ini, hanya

dengan bantuan sedikit catatan. Kemudian penyampaian pidato yang baik akan

membuat publik mampu berkonsentrasi pada kualitas pesan, memberi pengaruh

kuat pada pesan secara optimal. Pada teknik ini kita harus mengetahui strata sosial

siapa pendengarnya, umum, kelompok tertentu, atau lainnya. Hal ini sangatt perlu

untuk menentukan strategi, yang memungkinkan menarik perhatian mayoritas

hadirin atau forum.7

Keterampilan dan kesanggupan untuk menguasai seni berbicara dapat

dicapai dengan mencontoh tokoh-tokoh yang terkenal dengan mempelajari dan

mempergunakan hukum-hukum retorika dan dengan melakukan latihan yang

teratur. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan tahapan berikut,

yakni; Invetio (penemuan), Dispositio (Penyusunan), Elucotio (Gaya), dan

6
Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Publik Relations Teori dan Praktik,162.
7
Ibid
9

Pronuntiatio (Penyampaian).8 Karena dengan menguasai semua ini seseorang bisa

menjadi pembicara publik yang proffesional dan disukai oleh audien, karena cara

penyampainnya bisa membuat audien tertarik dan paham terhadap apa yang

disampaikan.

Gaya komunikasi merupakan cara penyampaian dan gaya bahasa yang

baik. Gaya yang dimaksud sendiri dapat bertipe verbal yang berupa kata-kata atau

nonverbal berupa vokalik, bahasa badan, penggunaan waktu, dan penggunaan

ruang dan jarak. Pengalaman pembuktian bahwa gaya komunikasi sangat penting

dan bermanfaat karena akan memperlancar proses komunikasi dan menciptakan

hubungan yang harmonis. Komunikasi merupakan proses transaksional dalam

konteks public speaking, Aristoteles menyatakan bahwa hubungan antara

pembicara khalayak harus dipertimbangkan. Para pembicara tidak boleh

menyusun atau menyampaikan pidato mereka tanpa mempertimbangkan khalayak

mereka. Gaya komunikasi (Communication Style) dapat dipahami sebagai

serangkaian dari bagaimana seseorang berperilaku dengan orang lain yang

terspesialisasi digunakan dalam suatu situasi tertentu. Calon Presiden Joko

Widodo yang kini akrab dipanggil Jokowi, merupakan politis Indonesia yang

berperan sebagai presiden ke-7 Indonesia yang mulai menjabat sejak Oktober

2014. Ia terpilih bersama wakil presiden yakni Muhammad Jusup Kalla dalam

pemilu presiden 2014 dan terpilih kembali bersama wakil presiden Ma’ruf Amin

dalam pemilu presiden 2019. Sebelumnya Jokowi melayangkan sayapnya di dunia

birokrasi ketika ia berhasil memenangkan pemilu pada pemilihan kepala daerah


8
Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, “Kajian Retorika Untuk Pengembangan
Pengetahuan dan Keterampilan Berpidato”, (Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 12, No. 1,
januari-April, 2014), 77.
10

surakarta tahun 2005. Pada saat itu Jokowi diusung oleh PDI perjuangan untuk

dicalonkan menjadi walikota solo. Jowi dipasangkan dengan FX Hadi Rudyatmo

sebagai calon wakil wali kota. Setelah mengambil keputusan dengan tekad yang

bulat, berbulan-bulan Jokowi mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk

berkampanye. Tanggal 27 Juni 2005, pemilihan kepala daerah Surakarta

dilangsungkan. Hasilnya, pasangan Jokowi dan Rudy mendapatkan suara tertinggi

diantara empat pasangan calon yang mengikuti pemilu wali kota Solo. Joko

Widodo menjabat wali kota Solo selama dua periode, periode pertama Jokowi

menjabat wali kota Solo pada tahun 2005-2010, dan periode ke dua, tahun 2010-

2015. Pada periode kedua pasangan Jokowi dan Rudy berhasil memenangkan

perolehan suara mencapai 90,09 persen, dari perolehan ini Jokowi sah terpilih

menjadi wali kota Solo untuk kedua kalinya. Namun di periode keduanya, Jokowi

hanya mengemban tugas kepemimpinannya sebagai wali kota Solo selama dua

tahun. Hal ini terjadi karena Jokowi diberikan mandat dan tugas oleh partainya

yaitu PDIP untuk mencalonkan dirinya sebagai calon gubernur Jakarta pada

pilkada DKI Jakarta tahun 2012.

Saat maju pemilukada DKI Jakarta tahun 2012, Joko Widodo di dampingi

oleh Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) sebagai wakil gubernur. Ada perdebatan

panjang di kalangan internal PDIP, dimana sebagian anggota PDIP mendukung

Jokowi dan Ahok sebagai cawagub DKI Jakarta, sedangkan sebagiannya lagi

mendukung Adang Ruchiatna dan Fauzi Bowo atau Foke untuk melaju ke

pemilukada DKI Jakarta 2012. Akhirnya dari proses perdebatan yang panjang,

PDIP memantapkan kader terbaiknya untuk melaju ke pemilukada Jakarta.


11

PDIP memutuskan secara resmi bahwa Jokowi dan Ahok cagub dan

cawagub Jakarta yang diusung PDIP dan Gerindra. Tak ada suara protes dari

kalangan PDIP yang semula mendukung Foke dan Adang. Jokowi dan Ahok

diiringi Prabowo saat itu, akhirnya menyerahkan formulir pendaftaran pemilukada

Jakarta pada hari terakhir yaitu 26 Maret 2012 di Komisi Pemilihan Umum (KPU)

DKI Jakarta. Keletihan yang luar biasa dan emosi yang teraduk oleh beragam rasa

selama masa kampanye, terbayar lunas ketika Jokowi akhirnya berhasil

memenangkan pilkada DKI Jakarta yang diikuti oleh lima pasangan kadindat

calon gubernur dan calon wakil gubernur.

Saat itu putaran pertama pilkada DKI Jakarta dilangsungkan pada 11 Juli

2012. Pada putaran pertama ini, Jokowi dan Ahok meraih 1.847.157 (42,60%)

suara. Mereka lolos dengan pasangan kandidat Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli

dengan jumlah suara 1.475.648 (34,05%), untuk memastikan kemenangan yang

tunggal, kedua kandidat tersebut kembali harus mengikuti sesi putaran pilkada

yang kedua. Putaran pilkada yang kedua dilaksanakan pada 20 September 2012.

Lagi-lagi Jokowi dan Ahok memenangi pilkada tersebut dari lawannya

yaitu Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli, pada putaran kedua pilkada DKI Jakarta

2012, Jokowi dan Ahok memperoleh suara sebesar 2.472.130 (53,82%),

mengungguli Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang memperoleh 2.120.815

(46,18%) suara. Akhir dari drama yang begitu panjang, Komisi Pemilihan Umum

(KPU) DKI Jakarta menetapakan pasangan Jokowi dan Ahok sebagai gubernur

dan wakil gubernur Jakarta priode 2012-2017.


12

Setelah memenangkan pemilukada DKI Jakarta 2012, Jokowi dan Ahok

resmi menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta lima tahun mendatang.

Namun lagi-lagi Jokowi hanya mengemban jabatannya sebagai gubernur selama

dua tahun. Pada tahun 2014 adalah puncak tahun politik Indonesia. Pada tahun ini,

pesta demokrasi paling besar digelar. Orang nomor satu di negeri ini akan

ditentukan dalam pemilu presiden periode 2014-2019 mendatang. Tidak ingin

menunggu lama, PDIP langsung secara resmi mengumumkan pencalonan Jokowi

sebagai capres.

Pencapresan Jokowi diumumkan secara resmi pada Jumat, 14 Maret 2014.

Setelah kepastian pencapresannya diumumkan, Jokowi menyatakan bahwa dirinya

siap melaksanakan mandat tersebut. Saat itu Jokowi dipasangkan dengan Jusuf

Kalla sebagai calon wakil presiden untuk melangkah ke pemilu presiden

Indonesia 2014. Pemilihan presiden tahun 2014 diikuti dua pasangan calon,

pasangan pertama yaitu Jokowi dan Jusuf Kalla dan pasangan kedua yaitu

Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Tibalah waktunya masyarakat Indonesia

memilih, pada pemilu presiden 2014 kemenangan diraih oleh Joko Widodo dan

Jusuf Kalla. Pastinya sudah banyak yang mengenal Bapak Jokowi, terutama

masyarakat Indonesia, ia dilahirkan pada tanggal 21 Juni 1961 di Surakarta,

bapaknya bernama Noto Mihardjo dan ibunya bernama Sudjiatmi.

Pemimpin juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mengarahkan dan

mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada kaitannya dengan pekerjaan para

anggota, supaya dapat bekerja sama secara produktif dan mencapai tujuan yang

telah ditentukan. Kualitas paling penting dan efektif untuk dapat sukses
13

mempersuasi audiens dan dan berbicara dengan baik mengenai perkara publik

adalah memahami semua bentuk pemerintahan dan masing-masing kebiasaan,

institusi, dan kepentingannya.

Komunikasi dapat dilakukan melalui media yang berbeda-beda. Dengan

ini dapat dikatakan bahwa konteks yang telah ada di sekitar komunikasi yang

tidak ada relevasinya dengan apa yang disampaikan melalui kata-kata maupun

tulisan. Saat ini di berbagai media massa muncul berita tentang bagaimana

berbagai hubungan gaya komunikasi Presiden Jokowi menghadapi berbagai

macam hal yang terjadi banyak pihak yang mengemukakan pendapat bagaimana

seharusnya Jokowi bersikap dalam komunikasinya. Penelitian ini menemukan

bahwa orang memiliki perbedaan dalam gaya komunikasi dipengaruhi oleh

budaya yang berbeda.

Dalam rangka menjalankan program Nawacita yaitu 9 agenda prioritas

Joko Widodo–Jusup Kalla, Jokowi menggunakan pendekatan Trisakti, yaitu :

berkuasa secara otonom di bidang politik, bebas bertindak di lingkup ekonomi dan

berkarakter budaya (www.kpu.go.id). Joko Widodo mengambil langkah berani,

yaitu melakukan lompatan besar dalam komunikasi politik dengan berbagai

kekuatan-kekuatan partai politik di DPR dan lembaga-lembaga sosial politik

(civil society) lainnya. Jokowi akhirnya berhasil meredam gejolak sosial politik di

tanah air yang selalu muncul sebagai dinamika politik yang terus berlangsung

setiap zaman. Melalui gaya komunikasi politiknya yang unik dan khas, Joko

Widodo mampu melakukan diplomasi dan mudah diterima para elit politik untuk

membicarakan dan bekerja sama dalam menata negara. Jokowi selalu tampil
14

dengan gayanya yang unik dan khas, hadir sebagai tradisi baru sebagai

aktor politik nasional yang kental dengan suasana kerakyatan, apa adanya, tidak

dibuat-buat, kebiasaan tersebut terkesan kuat dilatarbelakangi kebiasaan masa

lalunya. Mengingat kehidupan Jokowi yang sederhana di masa lalu,

mencerminkan gaya komunikasi politiknya yang jelata penuh dengan simbol

kerakyatan.

Gaya komunikasi (communication style) dapat dipahami sebagai

serangkaian dari bagaimana seseorang berperilaku dengan orang lain yang

terspesialisasi digunakan dalamsuatu situasi tertentu. Gaya dapat

dipahami sebagai penggunaan kata-kata atau verbal maupun nonverbal yang dapat

berupa bahasa tubuh, vokalik, penggunaan ruang, penggunaan waktu dan jarak.

Jokowi tergolong pemimpin yang mengedepankan musyawarah dalam

menjalankan dan memberikan kebijakannya. Walaupun dalam beberapa kasus

Jokowi terlihat lemah dan plin plan dalam mengambil sikap. Sehingga itu yang

disayangkan oleh beberapa pengamat terhadap kepemimpinan jokowi. Selain itu

Jokowi termasuk pemimpin yang partisipatif yang tersirat dalam kinerja para

menteri-menteri pilihan Jokowi. Dalam beberapa kondisi dan situasi nasional,

misal dalam permasalah kapal nelayan yang illegal Jokowi memberikan mandat

tersebut kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti, begitu juga

dalam persoalan Ujian Nasional Jokowi memberikan peran tersebut kepada

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menegah dalam menangani

masalah pendidikan. Namun disamping itu Jokowi mendapat kritikan yang cukup

tajam terkait Pemilihan Kapolri dengan rekomendasi Kandidat Calon yang


15

diusulkan Jokowi dirasa tidak layak menjadi Seorang Pejabat negara lantaran

Calon rekomendasi Jokowi merupakan tersangka Kasus Korupsi yang ditetapkan

KPK. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Jokowi tidak mampu memberikan

sikap yang strategis dalam menyikapi kondisi genting dimana apakah dia teguh

terhadap pilihannya meski menjadi tersangka atau bersikap memutuskan bahwa

rekomendasi Jokowi layak ditinjau kembali dengan kelegowoannya. Dalam kasus

Pertahanan dalam kebijakan kerjasama luar negeri Jokowi hari ini terlihat lebih

condong terhadap Negara Tiongkok. Hal tersebut tersirat dari kunjungan pertama

Jokowi setelah dilantik menjadi Presiden RI yakni menemui Pemimpin Tiongkok.

Banyak yang menyayangkan bahasa pidato Jokowi saat bertemu dengan banyak

negara dunia, dimana dalam pidatonya Jokowi terlihat mempromosikan Indonesia

dengan strategi marketing pemasaran.

Jokowi menjadi sosok yang berbeda dibanding dengan pemimpin-

pemimpin Indonesia lainnya. Sangat kontras dengan mereka yang punya mental

ingin dilayani dan dihormati. Jokowi berusaha memahami kemauan rakyat,

sementara pemimpin yang ada saat ini ingin rakyat lebih dimengerti kemauannya.

Untuk lebih memahami kemauan rakyat Jokowi melakukannya melalui sebuah

komunikasi yang dikenal dengan blusukan, berbicara langsung dengan masyarakat

(komunikasi interpersonal), dan melakukan diplomasi meja makan (komunikasi

persuasif). Jokowi juga membangun komunikasi melalui kerja nyata action speaks

louder than words.

Komunikasi politik Presiden Joko Widodo dalam menyikapi isu-isu publik

melalui media massa tidak optimal. Komunikasi yang dilakukan tidak terkelola
16

dengan baik dan langsung dikomentari oleh Presiden tanpa menggunakan pola

Juru Bicara (Jubir) seperti zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Selanjutnya komunikasi yang dilakukan oleh Presiden seringkali berbeda bahkan

tumpang tindih dengan pihak lain seperti Wakil Presiden atau para pembantunya.

Salah satu contoh terjadi perbedaan pandangan antara Jokowi dengan Jusuf Kalla

atau pernyataan pendapat mengenai kenaikan BBM (Qodary dalam

news.metrotvnews.com).

Menurut pakar komunikasi politik Evie Ariadne (dalam

nasional.sindonews.com) pola komunikasi yang digunakan tanpa pola. Jokowi

masih menggunakan pola komunikasi politik populis dan komunikasi relasi.

Sedangkan menurut Ridho, tim komunikasi politik Jokowi harus mampu

memetakan media yang mempublikasikan berita-berita istana dikarenakan setiap

media mempunyai agenda tersendiri tergantung pemilik modal. Presiden harus

sering melakukan konferensi pers dan para menteri. Akan tetapi bila

menggunakan door stop. Informasi yang disampaikan akan sepotong-sepotong

sehingga informasi diperoleh tidak utuh dan menimbulkan penafsiran berbeda

oleh setiap media.

Semenjak tahun 2015 untuk mereduksi distorsi informasi publik, Presiden

Jokowi membentuk tim komunikasi politik yang berfungsi untuk menyampaikan

pikirannya ke publik dalam konteks komunikasi politik. Tim tersebut diisi oleh

Sukardi Rinakit dan Teten Masduki. Kedua orang ini bertugas menjelaskan segala

persoalan yang disampaikan kepada publik agar menjadi jelas dan rinci. Salah
17

satu contoh menarik untuk di cermati adalah peragaan model komunikasi

megaphone jajaran kementerian pada kabinet kerja Jokowi-JK dalam membangun

serta memperkuat identitas kementerian masing-masing. Lembaga kementerian

yang paling nampak atau menonjol diantara pelbagai kementerian yakni

kementerian Kelautan dan Perikanan, kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara, Tenaga kerja dan Transmigrasi, Kementerian BUMN serta kementerian

Perhubungan. Di sisi lain, model tersebut juga menunjukkan elemen pencitraan

yang kuat. model komunikasi yang terbangun memang memiliki “pemompa

impian” dan menjadikan media massa sebagai instrumen kekuatan komunikasi.

Akan tetapi bila tidak dilakukan pengelolaan dengan baik, maka akan terjebak

dalam dimensi artifisial pencitraan semata dan tidak tertutup kemungkinan akan

terperangkap pada banalisme komunikasi. Banalisme menurut kamus Besar

Bahasa Indonesia merupakan paham tentang ketidak elokan, kasar. Sedangkan

banalisme komunikasi adalah pola komunkasi yang menggunakan kata- kata tidak

elok. Selanjutnya dari perspektif komunukasi lintas budaya. Komunikasi yang

digunakan Presiden Jokowi adalah low context communication (komunikasi

konteks rendah). Komunikasi konteks rendah adalah bentuk komunikasi langsung,

tanpa tedeng aling-aling. Setiap ucapan yang dikemukakan oleh Presiden Joko

Widodo tidak menggunakan kata-kata atau kalimat bersayap, tidak ada penafsiran

ganda terhadap setiap kalimat yang terlontar. Kalimat tersebut bermakna tunggal

dan tidak menimbulkan interpretasi subyektif pendengarnya. Bahasa yang


18

digunakan adalah bahasa sehari-hari sehingga dapat dengan mudah dipahami

khalayak umum masyarakat.

Joko Widodo juga senang menggunakan komunikasi konteks tinggi ketika

menyikapi kisruh KPK-POLRI sejak Komjen Budi Gunawan ditetapkan sebagai

tersangka dan Bambang Widjayanto ditangkap oleh Badan Reserse Kriminal

Markas Besar Polri (Bareskrim Mabes Polri). Beliau dalam konferensi pers

mengatakan kita dukung pemberantasan korupsi dan tidak ada usaha pelemahan

KPK (disadur dari pelbagai media massa). Sebaliknya contoh komunikasi tingkat

rendah, pernyataan Presiden Joko Widodo terkait dengan pemberantasan illegal

fishing. Statemen presiden dalam salah satu acara seminar dan konferensi pers di

Istana Negara adalah “kita selamatkan laut kita, tangkap nelayan-nelayan asing

dan ilegal, tenggelamkan kapalnya” (disadur dari pelbagai media massa).

Ungkapan tersebut jelas maknanya untuk mengurangi pencurian hasil laut dengan

tegas menenggelamkan kapal-kapal nelayan di atas 1000 tonase.

Terkait fenomena tersebut, penelitian ini adalah mengkaji fenomena gaya

komunikasi politik Jokowi. Berbagai gaya komunikasi politik Presiden RI di

media telah menjadi bahan kajian pakar komunikasi politik, antara lain:

1. Politik anjang sana yaitu kunjungan presiden di rumah, basecamp, atau

kantor para tokoh masyarakat, dan politik secara mendadak dimana

bukan berada dalam bagian program kerja, serta bersifat fleksibel tanpa

adanya protokol berarti.


19

2. Politik meja makan yaitu undangan makan bersama para tokoh

masyarakat serta politik dadakan di Istana Negara oleh Jokowi.

3. Politik jamuan minum teh di beranda istana, yaitu aktivitas penjamuan

tamu istana dengan santai pada sofa panjang tak bersekat mulai dari

mengobrol dan minum teh dengan para undangan agar muncul keakraban

pada kedua belah pihak.

4. Politik santri, yaitu pendekatan dengan tujuan permintaan petunjuk

sekaligus arahan yang diucapkan pemuka dan pemimpin Ormas Islam

Moderat seperti NU dan Muhammadiyah yang dilakukan oleh presiden

RI, Jokowi ini dilakukan secara intens dengan penuh kepatuhan. Dalam

pendekatan tersebut mampu menekan emosi massa politik yang pada saat

itu terbelah karena kasus Basuki Tjahaja Purnama yang menodai agama

Islam dan masih berjalan di Pengadilan Negeri di Jakarta.

Fenomena dalam penelitian ini menggunakan paradigma interpretif untuk

melakukan kajian dan analisis lebih mendalam terhadap gaya komunikasi politik

Jokowi. Agar kajian lebih luas dan mendalam dalam mengungkap fenomena gaya

komunikasi politik Jokowi, digunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan untuk

lebih memfokuskan studi kasus ini, peneliti memakai metode penelitian dan

tradisi ilmu komunikasi fenomenologi. Studi fenomenologi sebagai metode

penelitian digunakan untuk melibatkan pembedahan kesadaran pengalaman

manusia pada penelitian yang terperinci, teliti, dan seksama, terutama untuk

mengungkap fenomena dan makna gaya komunikasi politik Jokowi. Gaya


20

komunikasi politik Jokowi dapat dianalisis juga dengan teori persuasi politik.

Dalam konteks retorika politik, Jokowi harus memperhatikan kondisi khalayak

untuk menentukan tema yang akan dipaparkan sebagai bentuk pesan retorika

politik. Diplomasi meja makan ala Jokowi merupakan bagian dari persuasi politik

yang didalamnya juga mengandung propaganda dan iklan politik sebagai sarana

penyampaian pesan persuasi Jokowi pada khalayak.

Dalam melakukan komunikasi politik, Jokowi sudah memiliki modal

simbolik dan brand yang baik dan positif sebagai pemimpin politik yang unik dan

khas. Brand yang sudah terbangun harus dimanfaatkan Jokowi untuk terus

melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, baik dalam kegiatan formal

maupun non formal. Pendekatan brand adalah tindak lanjut dari marketing politik

yang telah melalui dua tahapan komunikasi yaitu communion, dimana memiliki

dua pengaruh berbeda pada konsumen atas media yang telah digunakan, yaitu

efek langsung maupun tidak dalam Ummi Salamah (2001).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah komunikasi politik dan persuasi Jokowi sebagai

komunikator Politik diimplementasikan dalam meredam kegaduhan sosial

politik?

2. Bagaimana karakteristik gaya komunikasi politik Jokowi?


21

3. Apa saja karakter komunikasi yang berhubungan dengan perilaku

komunikasi politik Presiden Joko Widodo?

4. Bagaimana temuan keunikan gaya komunikasi politik Jokowi sebagai

tradisi baru dalam perpolitikan di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis dan mengetahui komunikasi politik dan persuasi

Jokowi sebagai komunikator Politik diimplementasikan dalam

meredam kegaduhan sosial politik?

2. Untuk menganalisis dan mengetahui karakteristik gaya komunikasi

politik Jokowi.

3. Untuk menganalisis dan mengetahui karakter komunikasi yang

berhubungan dengan perilaku komunikasi Presiden Joko Widodo.

4. Untuk mendeskripsikan keunikan gaya komunikasi politik Jokowi

sebagai tradisi baru dalam perpolitikan di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Penelitian pada kasus gaya komunikasi presiden ini menggunakan

metode fenomenologi dan paradigma interpretif. Manfaat teoritis


22

penelitian ini untuk memberikan warna tersendiri bagi studi ilmu

komunikasi yang makin berkembang dan bersifat multidisipliner.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah mampu menjadi output

penelitian yang menjadi rujukan pemahaman style komunikasi politik

presiden ketujuh RI sekaligus berguna bagi praktisi komunikasi politik.

2. Manfaat praktis

Fenomena gaya komunikasi politik Jokowi mampu memberikan

keteduhan dan menurunnya ketegangan sosial politik yang terjadi akhir-

akhir ini. Pesan politik yang disampaikan melalui simbol kekuasaan

sebagai presiden dikombinasi dengan retorika dengan hati dan

menggunakan persuasi politik yang santun, memberikan nuansa sejuk

bagi perkembangan dan stabilitas perpolitikan di tanah air. Dari

perspektif positif gaya komunikasi politik yang dilakukan Jokowi cukup

memberikan keteladanan dan pelajaran berharga bagi setiap aktor politik.


BAB II

KERANGKA TEORI

Bagian ini akan dikemukakan kajian hasil penelitian yang relevan dengan

permasalahan penelitian. Teori, konsep dan paradigma terkait akan ditampilkan

guna menjawab pertanyaan penelitian. Teori-teori tersebut juga berfungsi sebagai

penjelasan atas konsep-konsep, paradigma dan perilaku tertentu yang relevan

dengan topik penelitian. Selain itu berperan sebagai panduan, konfirmasi dalam

menganalisis data dan penguatan terhadap hasil temuan lapangan yang diperoleh

dalam penelitian.

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang ini merupakan bentuk dari pengembangan yang dilakukan

terhadap penelitian-penelitian yang telah lebih dahulu ada, penelitian ini memiliki

titik kesamaan yaitu pada segi tema yang diangkat tentang pembentukan suatu

kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menjadikan

beberapa judul penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan dan referensi dalam

proses penyusunan penelitian ini, hasil penelitian terdahulu yang relevan menjadi

acuan studi adalah hasil penelitian yang dilaksanakan oleh :

2.2

1
DAFTAR PUSTAKA

Maarif, Zainul, 2017. Retorika Metode Komunikasi publik, Jakarta: Rajawali


Pers.

Dori Wuwur Hendrikus, 2007. Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi,


Berargumentasi, Bernegosiasi, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Ali Fikry, 2020. Representasi Konsep Retorika Persuasif Aristoteles Dalam Pidato
Ismail Haniyah Untuk Umat Islam Indonesia” (Jurnal Al-Azhar Indonesia
Seri Humaniora,Vol, 5, No, 3, Maret 2020)

Dr. H. Zulkifli Musaba, M.Pd. 2012. Terampil Berbicara Teori Dan Pedoman
Penerapannya.

Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Publik Relations Teori dan Praktik.

Isbandi Sutrisno dan Ida Wiendijarti, 2014 Kajian Retorika Untuk Pengembangan
Pengetahuan dan Keterampilan Berpidato, Jurnal Ilmu Komunikasi,
Volume 12, No. 1, Januari-April, 2014.

23

Anda mungkin juga menyukai