Anda di halaman 1dari 19

Makalah

KOMUNIKASI VERBAL

Disusun oleh:

AYU FITRI ANDINI

DIFFA AULIYA PUTRI

M ABDUL AZIS

DASAR DASAR KOMUNIKASI


PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
“YPTK PADANG 2023”
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah kami diberikan kesehatan sehingga makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah yang membahas tentang Komunikasi
Verbal dan Non-verbal ini berulang kali mengalami penyempurnaan
hingga baru kemudian dapat kami selesaikan. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen bidang studi pendidikan pengantar
Komunikasi Ibu Nova Yohana S.sos,M.si yang telah membimbing dan
mengajarkan kami. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi
wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca mengenai
komunikasi Verbal dan Non-verbal.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar belakang


Komunikasi merupakan hal yang sangat lazim dan menjadi
keharusan bagi individu, individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Sejak pagi hingga malam hari dan berlanjut seterusnya
waktu yang digunakan untuk aktifitas salah satunya adalah
berkomunikasi. Penelitian yang dilakukan oleh David K. Berlo
mengemukakan 70% dari waktu bangun digunakan untuk berkomunikasi
(Rakhmat, 2008).
Komunikasi merupakan cara individu untuk menyampaikan pesan
dan informasi kepada orang lain, agar dapat berinteraksi dan memahami
perasaan serta memahami keinginan orang lain (Cangara, 1998). Didalam
kehidupan bermasyarakat, tidak sedikit ditemukan perbedaan dalam
berpendapat, ketidaknyamanan, bahkan konflik kesalah pahaman dalam
komunikasi. Kehidupan manusia ternyata sangat bergantung dengan
proses komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
Komunikasi yang sering ditemui dalam individu adalah
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah proses
komunikasi antar dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun non
verbal, sehingga pada awalnya timbul interaksi (Rakhmat, 2008).
Aktifitas komunikasi berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua
orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan
orang (Wiryanto, 2005). Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi
yang dipakai oleh seseorang dengan orang lain. Tanpa ada bahasa kita
tidak akan dapat mengerti apa yang dimaksudkan oleh seseorang kepada
kita.
Bahasa juga merupakan alat pemersatu antarsesama. komunikasi
nonverbal. Bahasa verbal merupakan suatu alat komunikasi yang dapat
menggambarkan cara manusia hidup, berpikir, berpengetahuan,
menyusun konsep tentang dunianya, dan mengungkapkan secara lisan
maupun tertulis. Bahasa nonverbal adalah bahasa yang tidak
mementingkan/tidak menggunakan kata-kata penyampaian pesan, tetapi
menggunakan symbol lain.

I.2 Tujuan

Adapun tujuan utama penulisan dan pembuatan makalah ini ialah sebagai
berikut :
1) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi
2) Untuk memberikan penjelasan tentang Komunikasi Verbal

I.3 RUMUSAN MASALAH


Dari paparan pendahuluan diatas, untuk itu dalam pembuatan makalah ini
penulis mengambil sebuah judul “KOMUNIKASI VERBAL”. Maka penulis
mengemukakan pokok masalah sebagai berikut :
1) Definisi dan batasan umum komunikasi verbal
2) Fungsi Komunikasi Verbal
3) Perbedaan Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal
BAB II
PEMBAHASAN

1.2. Definisi dan batasan umum komunikasi verbal


A. Komunikasi verbal ( verbal communication )
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan
(oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya,
ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara
verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik
pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan
yang disampaikan.

contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan


media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon.
Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara
tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses
penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media
surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.

Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus


disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti. Kalimat dalam bahasa
Indonesia Yang berbunyi ”Di mana saya dapat menukar uang?” akan
disusun dengan tatabahasa bahasa-bahasa yang lain sebagai berikut:

 Inggris: Dimana dapat saya menukar beberapa uang? (Where can I


change some money?).
 Perancis: Di mana dapat saya menukar dari itu uang? (Ou puis-je
change de l’argent?).
 Jerman: Di mana dapat saya sesuatu uang menukar? (Wo kann ich
etwasGeld wechseln?).
 Spanyol: Di mana dapat menukar uang? (Donde puedo cambiar
dinero?).

Tatabahasa meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik.


1. Fonologi merupakan pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam bahasa.
2. Sintaksis merupakan pengetahuan tentang cara pembentukan kalimat.
3. Semantik merupakan pengetahuan tentang arti kata atau gabungan kata-
kata.

Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana,2005), bahasa


mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan
transmisi informasi.
Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan
objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat
dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan
dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan
dan kebingungan. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada
orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan
bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan
menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan
kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Cansandra L. Book (1980), dalam Human Communication: Principles,
Contexts, and Skills, mengemukakan agar komunikasi kita berhasil,
setidaknya bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu:

1. Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja
yang menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada
masa lalu sampai pada kemajuan teknologi saat ini.
2. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul
dengan orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka
untuk mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan
lingkungan kita, termasuk orang-orang di sekitar kita.
3. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa
memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri
kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.

Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakukan, ternyata


komunikasi verbal hanya memiliki porsi 35%, sisanya adalah komunikasi
nonverbal. Dengan porsi demikian pun, bahasa masih memiliki
keterbatasan, yaitu:
1. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
Kata adalah kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang, benda,
peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya.
Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada objek. Adakalanya
kita sulit menamai suatu objek, misalnya mungkin kita kesulitan mencari
kata yang tepat untuk derajat suhu tertentu, yang lebih panas dari hangat
tapi lebih dingin dari panas.

2. kata bersifat ambigu dan kontekstual. Dikatakan bersifat ambigu karena


kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang
berbeda, yang menganut latar belakang sosial yang berbeda pula, sehingga
terdapat berbagai kemungkinan untuk memaknai kata-kata tersebut.
Sebagai contoh, kata ”berat” bisa memiliki makna berbeda bila kita
gunakan dalam kalimat yang berbeda, seperti ”batu itu berat”, ”kepala
saya terasa berat”, ”ujian yang berat”, dsb.
3. Adanya percampuradukan fakta dan penafsiran.
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran
(dugaan), dan penilaian. Contoh: Saat melihat seorang wanita sedang
menggunting tangkai-tangkai daun bunga (fakta),mungkin seseorang
menyatakan bahwa wanita tersebut sedang ”bersantai” (penafsiran),
sementara orang lain mungkin menyatakan bahwa wanita tersebut sedang
”bekerja” (penafsiran). Pernyataan pertama bisa benar, bila wanita tersebut
adalah seorang yang bekerja di bidang lain (misalnya ibu rumah tangga
atau profesi lain) yang memang sedang bersantai mengisi waktu luangnya
dengan cara merawat bunga. Pernyataan kedua bisa benar bila wanita itu
memang bekerja dalam bisnis bunga. Komunikasi akan efektif bila kita
dapat memisahkan pernyataan fakta dengan dugaan.
B. TUJUAN KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi verbal melalui lisan dapat di lakukan secara langsung
bertatap muka antara komunikator dan komunikan seperti berpidato dan
berceramah. Selain itu komunikasi secara verbal melalui lisan juga dapat
di lakukan melalui media. Contohnya seseorang yang bercakap melalui
telepon. Sedangkan komuunikasi verbal melalui tulisan di lakukan
dengan cara tidak lansung antara komunikator dan komunikan. Proses
informasi di lakukan dengan menggunakan media berupa, surat, lukisan,
gambar, grafik dll. Adapun tujuan menggunakan komunikasi verbal
antara lain:
 Penyampaian, penjelasan, pemberitahuan,arahan dan lain sebagainya.
 Presentasi penjualan di hadapan paraa audience.
 Penyelenggaraan rapat.
 Wawan cara dengan orang lain
 Pemasaran melalui telepon, dsb.

C. Ciri-ciri komunikasi verbal


Komunikasi verbal di tandai dengan:
1. Di sampaikan secara lisan/bicara atau tulisan.
2. Proses komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah.
3. Kualitas proses komunikasi seringkali di tentukan oleh komunikasi
non verbal.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN
KOMUNIKASI VERBAL

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran Komunikasi Verbal,yaitu:


1. Faktor Inteligensi
Orang yang inteligensinya rendah, biasanya kurang lancar dalam
berbicara, karena kurang memiliki kekayaan perbendaharaan kata dan
bahasa yang baik. Cara berbicaranya terputus-putus,bahkan antara kata
yang satudengan lainnya tidak/kurang memiliki relevansi. Sebaliknya
dengan yang memiliki inteligensi tinggi.Masalah komunikasi akan muncul
apabila orang yang berinteligensi tinggi tidak mampu beradaptasi dengan
orang yang berinteligensi rendah, misalnya dalam pemilihan pengunaan
kata-kata.Contoh: Ada seseorang yang berinteligensi tinggi sehingga ia
mampu menguasai banyak perbendaharaan kata-kata asing. Saat berbicara
dengan orang yang berinteligensi rendah, ia menggunakan kata-kata asing
tersebut sehingga sulit dipahami orang yang yang berinteligensi rendah
tadi karena memang perbendaharaan kata-katanya sangat terbatas.
2. Faktor Budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Apabila orang
yang berkomunikasi tetap mempertahankan bahasa daerahnya masing-
masing, maka pembicaraan mereka menjadi tidak efektif. Akibatnya,
komunikasi menjadi terhambat atau bahkan timbul kesalahpahaman di
antara mereka. Faktor perbedaan cara berkomunikasi juga menghambat
komunikasi. Sebagai contoh: Orang Batak terbiasa berbicara keras
daripada orang Jawa atau Sunda. Bila orang Jawa atau Sunda merasa
tersinggung dan mengganggap orang Batak tidak sopan, maka akan terjadi
antipati dari orang Sunda atau Jawa tersebut kepada orang Batak sehingga
tidak akan terjadi jalinan komunikasi.
3. Faktor Pengetahuan
Makin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang maka makin banyak
perbendaharaan kata yang dapat mendorong yang bersangkutan untuk
berbicara lebih lancar. Apabila orang-orang yang berbeda pengetahuan
saling berkomunikasi tanpa mengidahkan perbedaan pengetahuan di antara
mereka, maka tidak akan terjadi komunikasi yang mengenakkan bagi
mereka berdua. Hal ini terjadi karena ketika salah seorang berbicara sesuai
dengan pengetahuannya tanpa menjelaskan dengan detil, maka seorang
yang lain tidak akan paham apa yang dimaksud lawan bicaranya. Misalnya
seorang insinyur sedang berbicara dengan seorang dokter.Dokter tersebut
menjelaskan penyakit yang diderita si insinyur dengan menggunakan
istilah-istilah kedokteran. Bila penjelasan dokter tersebut tidak detil dan
runtut serta menggunakan bahasa yang lebih umum maka si insinyur
tersebut pun tidak akan paham maksud si dokter.
4. Faktor Kepribadian
Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan, biasanya
kurang lancar berbicara. Hal ini disebabkan ia tidak terbiasa
berkomunikasi dengan orang lain. Ia tidak memiliki pengetahuan yang
luas karena kurangnya pergaulan tersebut. Pemahaman dia mengenai
sesuatu hal sangat minim sehingga tidak nyambung dengan teman-
temannya.
5. Faktor Biologis
Kelumpuhan organ berbicara dapat menimbulkan kelainan-kelainan, seperti:
 Sulit mengatakan kata desis (lipsing), karena ada kelainan pada
rahang, bibir, gigi.
 Berbicara tidak jelas (sluring), yang disebabkan oleh bibir
(sumbing), rahang, lidah tidak aktif.

6. FaktorPengalaman
Makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin terbiasa ia
menghadapi sesuatu. Orang yang sering menghadapi massa, sering
berbicara di muka umum, akan lancar berbicara dalam keadaan apapun
dengan siapapun.Seorang pembicara atau MC terbiasa berbicara di depan
orang banyak. Namun seorang penyiar radio, belum tentu dia mampu
ketika ditugaskan sebagai MC, karena pekerjaannya tidak menuntutnya
harus berhadapan dengan orang banyak. Walaupun di balik peralatan
audio visual dan telepon ia biasaberbicara dengan pendengar, namun ia
tidak berhadapan secara langsung dengan pendengar.

E. HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL


Hal-hal yang dapaat menghambat komunikasi verbal, yaitu:
1. Intelegensi
Artinya, orang yang intelegensinya tinggi tentu lebih lancar berbicara karena
perbendaharaan kata dan bahasanya relatif lebih banyak, bagitu sebaliknya
dengan orang yang intelegasinya rendah.
2. Pengetahuan, selain intelegensi yang dapat membuat orang lancar
berkomunikasi adalah luas pengetahuannya. Di samping lancar ia dapat
memahami berbagai topik lawan bicaranya.
3. Kepribadian
Malu berbuat salah itu baik, namun malu bergaul justru tidak baik, karena hal
ini akan menghambat komunikasi.
4. Biologis
5. Kelainan fisik, seperti bibir sumbing, kelainan pada gigi, rahang sebagai
alat ucap bisa menjaddi kendala saat bebicara.
6. Pengalaman
Ini berkaitan dengan pengetahuan dan kepribadian semakin banyak bergaul,
mengobrol semakin mudah pula dalam berkomunikasi

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KOMUNIKASI VERBAL

 Kelebihan
1. Komunikasi dapat di sampaikan melalui lisan maupun tulisan.
2. Komunikasi verbal dapat membahas kejaddian masalalu, ide
atau abstraksi.
3. Komunikasi dapat menggunakan kata-kata yang lebih mudah
di kendalikan daripada menggunakan bahasa isyarat (gerakan
badan/tubuh) atau ekspresi wajah.

 Kekurangan
1. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi,
repetisi,ambiguity, dan abstraksi.
2. Adanya keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk
mewakili objek.
3. Kata-kata yang mengandung bias budaya.
4. Di perlukan banyaak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita
secara verbal, sehingga dari segi waktu pesan verbal sangat
tidak efisien.
5. Kata-kata yang di sampaikan dalam suatu percakapan hanya
membawa sebagian dari pesan.

G. PRAKTEK KOMUNIKASI VERBAL

Praktek komunikasi verbal bisa di lakukan dengan cara:

a) Berbicara dan menulis


Umumnya untuk menyampaikan, orang cenderung lebih menyukai
speaking daripada writing. Selain karena praktis speaking di anggap lebih
mudah “menyentuh” sasaran karena langsung di dengar komunikan.
b) Mendengarkan dan membaca
Kenyataan menunjukan pelaku bisnis lebih sering mendapatkan informasi
daripada menyampaikan informasi. Pesan bisnis ini di lakukan lewat
prroses listening dan reading.
Ketika kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita dalam
bentuk lambang(verbal atau non verbal). Proses ini lazim di sebut
penyandian (enconding).
1.3. Fungsi komunikasi verbal

Komunikasi verbal melibatkan penggunaan kata-kata, baik secara lisan maupun


tertulis, untuk menyampaikan pesan. Fungsi komunikasi verbal melibatkan
beberapa aspek yang dapat mempengaruhi interaksi dan pemahaman
antarindividu:

.
Penyampaian Informasi:
.
 Fungsi utama komunikasi verbal adalah menyampaikan informasi.
Ini mencakup pertukaran fakta, data, atau detail yang membantu orang memahami
suatu konsep atau situasi.
.
Ekspresi Emosi:
.
 Melalui kata-kata, orang dapat mengungkapkan emosi mereka
dengan jelas. Mulai dari kegembiraan hingga kemarahan, komunikasi verbal
memungkinkan ekspresi perasaan secara langsung.
.
Pembentukan Hubungan Sosial:
.
 Berbicara atau menulis memungkinkan manusia berinteraksi dan
membentuk hubungan sosial. Komunikasi verbal memainkan peran kunci dalam
membangun ikatan antarindividu melalui percakapan, presentasi diri, atau berbagi
cerita.
.
Pembelajaran dan Pemahaman:
.
 Proses pengajaran dan pembelajaran seringkali bergantung pada
komunikasi verbal. Guru menggunakan kata-kata untuk menjelaskan konsep, dan
siswa menggunakan bahasa untuk mengajukan pertanyaan atau menyampaikan
pemahaman mereka.
.
Pengaruh dan Persuasi:
.
 Komunikasi verbal dapat digunakan untuk mempengaruhi atau
meyakinkan orang lain. Dengan menggunakan argumen yang kuat dan penalaran
yang tepat, seseorang dapat mencoba mengubah pandangan atau tindakan orang
lain.
.
Koordinasi Tindakan:
.
 Dalam konteks kerja sama, komunikasi verbal membantu
koordinasi tindakan. Ini mencakup memberikan instruksi, memberikan umpan
balik, dan menjelaskan peran serta tanggung jawab.
.
Pemecahan Masalah:
.
 Diskusi verbal seringkali diperlukan dalam memecahkan masalah.
Orang dapat saling berbagi ide, merancang strategi, dan mencapai kesepakatan
melalui komunikasi verbal.
.
Penyusunan Cerita dan Budaya:
.
 Komunikasi verbal memainkan peran penting dalam membentuk
cerita dan warisan budaya. Tradisi lisan, dongeng, atau narasi tertulis membantu
menyampaikan nilai-nilai dan sejarah dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Melalui fungsi-fungsi ini, komunikasi verbal menjadi alat yang kuat untuk
membangun pemahaman, keterlibatan sosial, dan koordinasi dalam berbagai
aspek kehidupan manusia.
1.4. Perbedaan Komunikasi Nonverbal dan Komunikasi Verbal

Setidaknya ada 3 ciri utama yang menandai wujud atau bentuk bahasa
verbal dan nonverbal, yaitu :
1. Lambang-lambang nonverbal digunakan paling awal sejak kita lahir
didunia ini, sedangkan setelah tumbuh pengetahuan dan kedewasaan kita,
barulah bahasa verbal kita pelajari.
2. Bahasa verbal dinilai kurang universal dibandingkan dengan bahasa
nonverbal, sebab bila kita pergi keluar negeri misalnya dan kita tidak
mengerti bahasa yang digunakan oleh masyarakat dinegara tersebut, kita
bisa menggunakan isyarat-isyarat nonverbal dengan orang asing yang kita
ajak berkomunikasi.
3. Bahasa verbal merupakan aktivitas yang lebih intelektual disbanding
dengan bahasa nonverbal yang merupakan aktivitas emosional. Artinya,
dengan bahasa verbal, sesungguhnya kita mengkomunikasikan gagasan
dan konsep-konsep yang abstrak, sementara melalui bahasa nonverbal, kita
menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian, perasaan
dan emosi yang kita miliki.

Bila kita membedakan verbal dari nonverbal dan vokal dari nonvokal,
maka kita mempunyai 4 kategori atau jenis komunikasi. Komunikasi
verbal/vokal merujuk pada komunikasi melalui kata yang diucapkan.
Misalnya, Dicky dan ayahnya mendiskusikan mobil baru yang akan dibeli
oleh Dicky, dan berencana untuk mengumpulkan uang untuk membelinya.
Bila Dicky menulis surat kepada ayahnya mengenai mobil, komunikasinya
verbal tapi nonvokal. Bila Dicky berbicara tentang rencana membeli mobil
dengan meminjam uang ayahnya dan ayahnya menggerutu; gerutuan atau
vokalisasi, ini bentuk dari komunikasi nonverbal/vokal.

Komunikasi nonverbal/nonvokal terjadi bila hanya bersikap dan


berpenampilan, misalnya ayah Dicky kelihatan marah dan senang, atau
mungkin hanya bingung. Dari sini terlihat bahwa komunikasi nonverbal
membawa pesan-pesan nonlinguitik.

Don Stack, dkk. (dalam Sendjaja, 2002: 65) menjelaskan 3 perbedaan


utama di antara komunikasi verbal dan nonverbal. Perbedaan tersebut
didasarkan pada beberapa hal, yaitu :
1. Kesengajaan pesan (intensionality of the message). Suatu perbedaan utama
antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah presepsi mengenai niat.
Niat ini menjadi penting ketika membicarakan bahasa verbal. Sedangkan
komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. Presepsi sederhana
mengenai niat ini oleh seorang penerima sudah cukup dipertimbangkan
menjadi komunikasi nonverbal.
2. Tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism
in the act or message). Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya
merupakan sebuah bentuk komunikasi yang dimediasi. Dalam arti kata,
kita mengambil makna dari kata dan pilihan kata, yang sudah disepakati
maknanya. Sebaliknya komunikasi nonverbal lebih alami, ia beroperasi
sebagai norma dan perilaku yang didasarkan pada norma. Tegasnya
komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa nonverbal, dalam arti dapat
dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang
berubah-ubah. Sedangkan bahasa nonverbal lebih mengarah pada reaksi-
reaksi alami seperti perasaan atau emosi.
3. Pemerosesan mekanisme (processing mechanism). Pesan-pesan verbal
lebih terstruktur dan nonverbal tidak terstruktur. Tidak seperti bahasa
verbal, bahasa nonverbal tidak mengekspresikan peristiwa komunikasi di
masa lalu atau masa mendatang. Selain itu, komunikasi nonverbal
mensyaratkan sebuah pemahaman mengenai konteks dimana interaksi itu
terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut.

Meskipun ada beberapa perbedaan yang dimiliki antara komunikasi


verbal dan komunikasi nonverbal. Namun demikian, pada dasarnya
komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak
dipisahkan, karena kedua bahasa tersebut berkerja bersama-sama untuk
menciptakan suatu makna.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Komunikasi Nonverbal


itu lebih tua dan lebih dulu munculnya dari pada komunikasi verbal.
komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan
tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan
gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata,
ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Komunikasi Nonverbal
memiliki fungsi pengulangan, pelengkap, pengganti, memberikan
penekanan, dan memperdaya. Banyak juga perbedaan antara Komunikasi
Verbal dan Komunikasi Nonverbal. Namun demikian, pada dasarnya
komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak
dipisahkan, karena kedua bahasa tersebut berkerja bersama-sama untuk
menciptakan suatu makna.

Dalam berkomunikasi yang efektif perlu di timbangkan banyak


aspek, seperti bahasa, intonasi, kecepatan berbicara, maupun dari segi
subjeknya sendiri yaitu komunikator maupun komunikan haruslah saling
mendukung antara satu sama lain.

Bahasa harus mudah di mengerti, intonasi yang baik dan perhatian


kepada lawan bicara/lawan berkomunikasi, tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu lambat dalam berbicara. Semua itu harus di usahakan sebaik
mungkin agar mudah di pahami oleh lawan bicara.

DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja


Rosdakarya.
Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Yasir. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Riau: Pusat Pengembangan Pendidikan
Universitas Riau.
Cangara, Hafied, 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai