Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah kami diberikan kesehatan sehingga makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah yang membahas tentang Komunikasi
Verbal dan Non-verbal ini berulang kali mengalami penyempurnaan
hingga baru kemudian dapat kami selesaikan. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen bidang studi pendidikan pengantar
Komunikasi Ibu Nova Yohana S.sos,M.si yang telah membimbing dan
mengajarkan kami. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi
wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca mengenai
komunikasi Verbal dan Non-verbal.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.

Pekanbaru, 15 Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.Latar belakang
Komunikasi merupakan hal yang sangat lazim dan menjadi
keharusan bagi individu, individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Sejak  pagi hingga malam hari dan berlanjut seterusnya
waktu yang digunakan untuk aktifitas salah satunya adalah
berkomunikasi. Penelitian yang dilakukan oleh David K. Berlo
mengemukakan 70% dari waktu bangun digunakan untuk  berkomunikasi
(Rakhmat, 2008).
Komunikasi merupakan cara individu untuk menyampaikan pesan
dan informasi kepada orang lain, agar dapat berinteraksi dan memahami
perasaan serta memahami keinginan orang lain (Cangara, 1998). Didalam
kehidupan bermasyarakat, tidak sedikit ditemukan perbedaan dalam
berpendapat, ketidaknyamanan, bahkan konflik kesalah pahaman dalam
komunikasi. Kehidupan manusia ternyata sangat bergantung dengan
proses komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
Komunikasi yang sering ditemui dalam individu adalah
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah  proses
komunikasi antar dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun non
verbal, sehingga pada awalnya timbul interaksi (Rakhmat, 2008).
Aktifitas komunikasi berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua
orang atau lebih,  baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan
orang (Wiryanto, 2005). Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi
yang dipakai oleh seseorang dengan orang lain. Tanpa ada bahasa kita
tidak akan dapat mengerti apa yang dimaksudkan oleh seseorang kepada
kita.
Bahasa juga merupakan alat pemersatu antarsesama. komunikasi
nonverbal. Bahasa verbal merupakan suatu alat komunikasi yang dapat
menggambarkan cara manusia hidup, berpikir, berpengetahuan,
menyusun konsep tentang dunianya, dan mengungkapkan secara lisan
maupun tertulis. Bahasa nonverbal adalah bahasa yang tidak
mementingkan/tidak

menggunakan kata-kata penyampaian pesan, tetapi menggunakan


symbol lain.

Komunikasi yang menjadi salah satu kebutuhan penting manusia


yang terbatasi oleh kelompok-kelompok tertentu . Kenbutuhan terhadap
komunikasi ini dibutuhkan ole tiap individu sejak ia dilahirkan sampai
pada batas akhir hidupnya.

Komunikasi sebagai proses interaksi sosial diperlukan oleh setiap


manusia agar dapat menyampaikan pesan baik dalam bentuk lambang-
lambang sehinga pihak lain yang menjadi objeknya bisa menerimanya.

Komunikasi adalah penerimaan pesan /informasi yang dilakukan


oleh dua orang atau secara individu, individu dengan kelompok
ataupun kelompok dengan kelompok.Dalam proses penerimaan pesan
komunikasi bisa memiliki respon negative maupun positif tergantung
penyampaian dan kadaan.

Ada beberapa unsure yang ada dalam komunikasi diantaranya


adalah komuniktor ataupun orang yang menyampaikan , ada media
komunikasi dan juga umpan balik (feedback).

Dalam kesehariannya, komunikasi dapat terjadi antar individu


dan juga kelompok. Komunikasi juga dapat berbentuk verbal baik
tulisan maupun ucapandan juga non verbal baik berupa kotak mata atau
pribahasa, sentuhan, dan cara berpakaian.
I.2 Tujuan

Adapuntujuanutamapenulisandanpembuatanmakalahiniialahsebagaiberik
ut :

1) Untukmemenuhisalahsatutugasmatakuliah Psikologi Komunikasi

2) UntukmemberikanpenjelasantentangKomunikasi Verbal

I.3 Rumusan Masalajh

Dari paparan pendahuluan diatas, untuk itu dalam pembuatan makalah ini
penulis mengambil sebuah judul “KOMUNIKASI VERBAL”. Maka penulis
mengemukakan pokok masalah sebagai berikut :

1) Apakah yang dimaksuddenganKomunikasiVerbal?

2) ApafungsiKomunikasiVerbal?

3) BagaimanakarakteristikKomunikasiVerbal?

4) ApasajatipeKomunikasiVerbal?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian komunikasi Verbal


Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi
yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis
(written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar.
Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah
disampaikan secara verbal ketimbang nonverbal. Dengan harapan,
komunikan (baik pendengar maun pembaca) bisa lebih mudah memahami
pesan-pesan yang disampaikan, contoh : komunikasi verbal melalui lisan
dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang
bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui
tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan
komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan mengguna-
kan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain. Simbol atau
pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau
lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Mulyana,
2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan
aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan
dan dipahami suatu komunitas.1
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan
pembicara kepada pendengar melalui media lisan ataupun tulisan.
Dengan menggunakan komunikasi verbal, pesan yang disampaikan akan
lebih mudah dipahami dibandingkan dengan hanya menggunakan
komunikasi nonverbal.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan
symbol-simbol atau kata-kata, baik yang dikatakan secara oral, lisan
maupun tertulis. Komunikasi dapat teridentifikasikan sebagai suatu
proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan

1
Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-Desember 2015
pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Komunikasi
tulisan apabila keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu
disandikan dalam simbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau pada
tempat lainnya yang bisa dibaca dan dikirimkan pada karyawan yang
dimaksudkan.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dalam
menyampaikan pesannya dengan menggunakan secara lisan dan
tertulis.Menurut Paulette J. Thomas, komunikasi verbal adalah
penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan bahasa lisan
dan tulisan2 Sementara, lambang verbal merupakan semua lambang yang
digunakan untuk menjelaskan pesan-pesan dengan memanfaatkan kata-
kata (bahasa) sebagai maksud untuk menghasilkan sebuah arti sama yang
berada dalam pikiran pengirim, dengan menggunakan kata-katayang
merupakan unsur-unsur dasar bahasa. Adapun kode komunikasi verbal
dalam pemakaiannya menggunakan bahasa, bahasa dapat didefinisikan
seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga inti
kalimat yang mengandung arti.3Dari beberapa pendapat diatas bisa
penulis simpulkan bahwa pada dasarnya sama, komunikasi verbal adalah
komuniksai yang penyampaian pesannya menggunakan kata-kata baik
secara lisan.
Komunikasi ini dapat disampaikan kepada komunikan dan
komunikator dalam bentuk lisan. dan biasanya komunikasi dilakukan
secara langsung face to face atau dapat melalui perantara media seperti
telephone, media sosial, atau pun media yang lainnya. Komunikasi ini
memiliki Simbol atau pesan verbal yang didalam nya semua jenis
menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat diartikan sebagai sistem
kode verbal. Bahasa merupakan sekumpulan simbol, dengan aturan untuk

2
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Kerja Sama Lembaga Penelitian UIN Jakarta
dan Jakarta Pers, 2007), Cet. Ke-1, hal. 93
3
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003),
Cet. Ke-4 hal. 99
perpaduan simbol-simbol tersebut, yang dapat digunakan dan dimengerti
masyarakat.
Cansandra L. Book,menyebukan bahwa dalam komunikasi harus
memiliki 3 fungsi diantaranya:
a. Bahasa yang harus dipelajari harus menarik.
b.Bahasa dapat mempengaruhi pergaulan dan kesenangan,
melaluisebuah bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan dan
orangsekitar.
c. Untuk menciptakan sebuah kehidupan kita harus dapat
mengenal dirikitasendiri.4
Terdapat beberapa unsur dalam komunikasi verbal:
a. Bahasa
Bahasa yang digunakan harus memiliki sebuah makna serta dapat
digunakan dalam bahasa lisan ataupun tertulis pada media elektronik.
Bahasa merupakan suatu interaksi antara satu individu dengan yang
lainnya.
b. Kata
Kata memiliki makna tersendiri yang melambangkan dan dapat
mewakili sesuatu hal baik dalam bentuk barang ataupun keadaan, yang
berhubungan secara langsung.
c. . Keterbatasan bahasa
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek,
kata- kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu:
orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua
kata tersedia untuk merujuk pada objek.Suatu kata hanya mewakili
realitas, tetapi buka realitas itu sendiri.Dengan demikian, kata-kata pada
dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak.Kata-
kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat dikotomis, misalnya baik-
buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh, dsb.

4
Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-Desember 2016
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual, kata-kata bersifat
ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi
orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang sosial budaya
yang berbeda pula.Kata berat, yang mempunyai makna yang nuansanya
beraneka ragam. Misalnya: tubuh orang itu berat; kepala saya berat; ujian
itu berat; dosen itu memberikan sanksi yang berat kepada mahasiswanya
yang nyontek.
Kata-kata mengandung bias budaya, bahasa terikat konteks
budaya. Oleh karena di dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia
dengan budaya dan sub- budaya yang berbeda, tidak mengherankan bila
terdapat kata-kata yang (kebe- tulan) sama atau hampir sama tetapi
dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda namun dimaknai
secara sama. Konsekuensinya,dua orang yang berasal dari budaya yang
berbeda boleh jadi mengalami kesalahpahaman ketiaka mereka
menggunakan kata yang sama. Misalnya kata awak untuk orang Minang
adalah saya atau kita, sedangkan dalam bahasa Melayu (di Palembang
dan Malaysia) berarti kamu.
Komunikasi sering dihubungkan dengan kata Latin communis
yang artinya sama. Komunikasi hanya terjadi bila kita memiliki makna
yang sama. Pada gilirannya, makna yang sama hanya terbentuk bila kita
memiliki pengalaman yang sama. Kesamaan makna karena kesamaan
pengalaman masa lalu atau kesamaan struktur kognitif disebut
isomorfisme. Isomorfisme terjadi bila komunikan-komunikan berasal
dari budaya yang sama, status sosial yang sama, pendidikan yang sama,
ideologi yang sama; pendeknya mempunyai sejumlah maksimal
pengalaman yang sama. Pada kenyataannya tidak ada isomorfisme total.
Percampuranadukan fakta, penafsiran, dan penilaian, dalam
berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran
(dugaan), dan penilaian.Masalah ini berkaitan dengan dengan kekeliruan
persepsi. Contoh: apa yang ada dalam pikiran kita ketika melihat seorang
pria dewasa sedang membelah kayu pada hari kerja pukul 10.00 pagi?
Kebanyakan dari kita akan menyebut orang itu sedang bekerja. Akan
tetapi, jawaban sesungguhnya bergantung pada: Pertama, apa yang
dimaksud bekerja? Kedua, apa pekerjaan tetap orang itu untuk mencari
nafkah?.Bila yang dimaksud bekerja adalah melakukan pekerjaan tetap
untuk mencari nafkah, maka orang itu memang sedang bekerja.Akan
tetapi, bila peker- jaan tetap orang itu adalah sebagai dosen, yang
pekerjaannya adalah membaca, berbicara, menulis, maka membelah kayu
bakar dapat kita anggap bersantai baginya, sebagai selingan di antara
jam-jam kerjanya.
Ketika kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita ke
dalam bentuk lambang (verbal atau nonverbal). Proses ini lazim disebut
penyandia (encoding). Bahasa adalah alat penyandian, tetapi alat yang
tidak begitu baik (lihat keterbatasan bahasa di atas), untuk itu diperlukan
kecermatan dalamberbicara, bagaimana mencocokkan kata dengan
keadaan sebenarnya, bagaimana menghilangkan kebiasaan berbahasa
yang menyebabkan kerancuan dan kesalah- pahaman.
Contoh:

Komunikasi verbal
melaluilisandapatdilakukandenganmenggunakanmedia, contohseseorang
yang bercakap-cakapmelaluitelepon. Sedangkankomunikasi verbal
melaluitulisandilakukandengansecaratidaklangsungantarakomunikatorden
gankomunikan. Proses
penyampaianinformasidilakukandenganmenggunakanberupa media surat,
lukisan, gambar, grafikdan lain-lain.

Setiapbahasamempunyaiperaturanbagaimana kata-kata
harusdisusundandirangkaikansupayamemberarti.Kalimatdalambahasa
Indonesia Yang berbunyi ”Di manasayadapatmenukaruang?”
akandisusundengantatabahasa. Bahasa-bahasa yang lain sebagaiberikut:
 Inggris: Dimanadapatsayamenukarbeberapauang? (Where can I
change some money?).
 Perancis: Di manadapatsayamenukardariituuang? (Oupuis-je
change de l’argent?).
 Jerman: Di manadapatsayasesuatuuangmenukar?
(WokannichetwasGeldwechseln?)
 Spanyol: Di manadapatmenukaruang?
(Dondepuedocambiardinero?).5

Tatabahasameliputitigaunsur: fonologi, sintaksis, dansemantik.


1. Fonologimerupakanpengetahuantentangbunyi-bunyidalambahasa.
2. Sintaksismerupakanpengetahuantentangcarapembentukankalimat.
3. Semantikmerupakanpengetahuantentangarti kata ataugabungan
kata-kata.

MenurutLarry L. Barker (dalamDeddy Mulyana,2005),


bahasamempunyaitigafungsi:

1. penamaan (naming atau labeling),


2. interaksi,
3. transmisiinformasi.

Penamaanataupenjulukanmerujukpadausahamengidentifikasikanobjek
, tindakan, atau
orangdenganmenyebutnamanyasehinggadapatdirujukdalamkomunikasi.Fun
gsiinteraksimenekankanberbagigagasandanemosi, yang
dapatmengundangsimpatidanpengertianataukemarahandankebingungan.Mel
aluibahasa, informasidapatdisampaikankepada orang lain, inilah yang
disebutfungsitransmisidaribahasa.

Keistimewaanbahasasebagaifungsitransmisiinformasi yang lintas-


waktu, denganmenghubungkanmasalalu, masakini, danmasadepan,
5
Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-Desember 2015
memungkinkankesinambunganbudayadantradisikita.Cansandra L. Book
(1980),dalam Human Communication: Principles, Contexts, and Skills,
mengemukakan agar komunikasikitaberhasil,
setidaknyabahasaharusmemenuhitigafungsi, yaitu:

1. Mengenaldunia di sekitarkita. Melaluibahasakitamempelajariapasaja


yang menarikminatkita, mulaidarisejarahsuatubangsa yang
hiduppadamasalalusampaipadakemajuanteknologisaatini.

2. Untukmenciptakankoherensidalamkehidupankita.
Bahasamemungkinkankitauntuklebihteratur,
salingmemahamimengenaldirikita, kepercayaan-kepercayaankita,
dantujuan-tujuankita.

Dari keseluruhan komunikasi yang kita lakukan, ternyata


komunikasi verbal hanya memiliki porsi 35%, sisanya adalah komunikasi
nonverbal. Dengan porsi demikian pun, bahasa masih memiliki
keterbatasan, yaitu:
1. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
Kata adalah kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang, benda,
peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya.
Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada objek. Adakalanya kita sulit
menamai suatu objek, misalnya mungkin kita kesulitan mencari kata yang
tepat untuk derajat suhu tertentu, yang lebih panas dari hangat tapi lebih
dingin dari panas.
2. Kata bersifat ambigu dan kontekstual.
Dikatakan bersifat ambigu karena kata-kata merepresentasikan persepsi
dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang
sosial yang berbeda pula, sehingga terdapat berbagai kemungkinan untuk
memaknai kata-kata tersebut. Sebagai contoh, kata ”berat” bisa memiliki
makna berbeda bila kita gunakan dalam kalimat yang berbeda, seperti ”batu
itu berat”, ”kepala saya terasa berat”, ”ujian yang berat”, dsb.
3. Adanya percampuradukan fakta dan penafsiran.
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian),
penafsiran (dugaan), dan penilaian.
Contoh:
Saat melihat seorang wanita sedang menggunting tangkai-tangkai
daun bunga (fakta),mungkin seseorang menyatakan bahwa wanita tersebut
sedang ”bersantai” (penafsiran), sementara orang lain mungkin
menyatakan bahwa wanita tersebut sedang ”bekerja” (penafsiran).
Pernyataan pertama bisa benar, bila wanita tersebut adalah seorang
yang bekerja di bidang lain (misalnya ibu rumah tangga atau profesi lain)
yang memang sedang bersantai mengisi waktu luangnya dengan cara
merawat bunga. Pernyataan kedua bisa benar bila wanita itu memang
bekerja dalam bisnis bunga. Komunikasi akan efektif bila kita dapat
memisahkan pernyataan fakta dengan dugaan.
B. TujuanKomunikasiVerbal
Komunikasi verbal melalui lisan dapat di lakukan secara langsung
bertatap muka antara komunikator dan komunikan seperti berpidato dan
berceramah. Selain itu komunikasi secara verbal melalui lisan juga dapat
di lakukan melalui media. Contohnya seseorang yang bercakap melalui
telepon. Sedangkan komuunikasi verbal melalui tulisan di lakukan dengan
cara tidak lansung antara komunikator dan komunikan. Proses informasi di
lakukan dengan menggunakan media berupa, surat, lukisan, gambar, grafik
dll. Adapun tujuan menggunakan komunikasi verbal antara lain:
 Penyampaian, penjelasan, pemberitahuan,arahan dan lain
sebagainya.
 Presentasi penjualan di hadapan paraa audience.
 Penyelenggaraan rapat.
 Wawan cara dengan orang lain
 Pemasaran melalui telepon, dsb.
C. Ciri-ciri komunikasi verbal
Komunikasi verbal di tandai dengan:
1. Di sampaikan secara lisan/bicara atau tulisan.
2. Proses komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah.
3. Kualitas proses komunikasi seringkali di tentukan oleh komunikasi
non verbal.

D. Jenis-jenis komunikasi verbal


1. Berbicara dan menulis
Dalam hal berbicara sebuah komunikasi verbal-vokal contohnya
seperti dalam presentasi, rapat, dan organisasi, sedangkan dalam menulis
komunikasi verbal- non verbal. Contohnya dalam email, telegram dan
whatsapp.
2. Mendengarkan dan membaca
Mendengarkan dan membaca memiliki arti yang berbeda unsur
yang dapat dilibatkan dalam mendengarkan yaitu memahami, mengingat,
dan memperhatikan. Sedangkan membaca yaitu suatu bentuk untuk
mendapatkan sebuah informasi dari apa yang ditulis.
Karakteristik dalam komunikasi verbal diantaranya:
a. Ringkas dan jelas
b. Mudah dipahami
c. Intonasi suara
d. Memiliki makna konotatif
e. Disertai humor
E. Klasifikasi Komunikasi Verbal
a) Komunikasi verbal melalui lisan dapat di artikan dimana seorang
melakukan interaksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi
tingkah laku penerima. Komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan
dengan cara bertatap muka langsung antara komunikator dan komunikan,
seperti berpidato atau ceramah. Komunikasi verbal melalui lisan juga bisa
dilakukan dengan menggunakan media, contohnya percakapan seseorang
melalui telepon.
b) Komunikasi verbal melalui tulisan tidak dapat dilakukan secara
tatap muka langsung antara komunikator dan komunikan. Penyampaian
pesan komunikasi verbal melalui tulisan dapat dilakukan dengan
menggunakan media surat, gambar, grafik ataupun lainnya.

F. Teori Komunikasi Verbal


Menurut para ahli ada tiga teori sehingga orang bisa memiliki
kemampuan verbal. Teori pertama adalah operant conditioning, teori ini
menekankan teori stimulus dan respon yang menyatakan bahwa jika suatu
organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang akan cenderung
memberi reaksi. Teori kedua dinamakan dengan teori kognitif, teori ini
menekankan kompetensi bahasa pada manusia lebih dari apa yang
ditampilkan. Teori ketiga disebut teori penengah, teori ini menekankan
bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuan bahasanya tidak saja
bereaksi terhadap stimuli yang diterima dari luar tetapi juga dipengaruhi
oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.
Ketiga teori ini menunjukkan ciri dan alasan masing-masing namun
dapat memberikan tekanan yang sama, bahwa manusia akan meningkatkan
kemampuan berkomunikasi secara verbal yang tentunya harus melalui
proses belajar. Tanpa komunikasi verbal manusia tidak dapat berfikir,
komunikasilah yang mempengaruhi persepsi dan pola pikir seseorang.

G. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKelancaranKomunikasi


Verbal
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran Komunikasi Verbal,yaitu:
1. Faktor Inteligensi
Orang yang inteligensinya rendah, biasanya kurang lancar dalam
berbicara, karena kurang memiliki kekayaan perbendaharaan kata dan
bahasa yang baik. Cara berbicaranya terputus-putus,bahkan antara kata
yang satudengan lainnya tidak/kurang memiliki relevansi. Sebaliknya
dengan yang memiliki inteligensi tinggi.Masalah komunikasi akan muncul
apabila orang yang berinteligensi tinggi tidak mampu beradaptasi dengan
orang yang berinteligensi rendah, misalnya dalam pemilihan pengunaan
kata-kata.

Contoh:
Ada seseorang yang berinteligensi tinggi sehingga ia mampu
menguasai banyak perbendaharaan kata-kata asing. Saat berbicara
dengan orang yang berinteligensi rendah, ia menggunakan kata-kata
asing tersebut sehingga sulit dipahami orang yang yang berinteligensi
rendah tadi karena memang perbendaharaan kata-katanya sangat terbatas.
2. Faktor Budaya
Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Apabila orang
yang berkomunikasi tetap mempertahankan bahasa daerahnya masing-
masing, maka pembicaraan mereka menjadi tidak efektif. Akibatnya,
komunikasi menjadi terhambat atau bahkan timbul kesalahpahaman di
antara mereka. Faktor perbedaan cara berkomunikasi juga menghambat
komunikasi.
Contoh:
Orang Batak terbiasa berbicara keras daripada orang Jawa atau
Sunda. Bila orang Jawa atau Sunda merasa tersinggung dan mengganggap
orang Batak tidak sopan, maka akan terjadi antipati dari orang Sunda atau
Jawa tersebut kepada orang Batak sehingga tidak akan terjadi jalinan
komunikasi.
3. Faktor Pengetahuan
Makin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang maka makin banyak
perbendaharaan kata yang dapat mendorong yang bersangkutan untuk
berbicara lebih lancar. Apabila orang-orang yang berbeda pengetahuan
saling berkomunikasi tanpa mengidahkan perbedaan pengetahuan di antara
mereka, maka tidak akan terjadi komunikasi yang mengenakkan bagi
mereka berdua. Hal ini terjadi karena ketika salah seorang berbicara sesuai
dengan pengetahuannya tanpa menjelaskan dengan detil, maka seorang
yang lain tidak akan paham apa yang dimaksud lawan bicaranya.
Contoh:
Seorang insinyur sedang berbicara dengan seorang dokter.Dokter
tersebut menjelaskan penyakit yang diderita si insinyur dengan
menggunakan istilah-istilah kedokteran. Bila penjelasan dokter tersebut
tidak detil dan runtut serta menggunakan bahasa yang lebih umum maka si
insinyur tersebut pun tidak akan paham maksud si dokter.
4. Faktor Kepribadian
Orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang pergaulan, biasanya
kurang lancar berbicara. Hal ini disebabkan ia tidak terbiasa
berkomunikasi dengan orang lain. Ia tidak memiliki pengetahuan yang
luas karena kurangnya pergaulan tersebut. Pemahaman dia mengenai
sesuatu hal sangat minim sehingga tidak nyambung dengan teman-
temannya.
5. Faktor Biologis
Kelumpuhan organ berbicara dapat menimbulkan kelainan-kelainan,
seperti:
 Sulit mengatakan kata desis (lipsing), karena ada kelainan pada
rahang, bibir, gigi.
 Berbicara tidak jelas (sluring), yang disebabkan oleh bibir
(sumbing), rahang, lidah tidak aktif.
6. FaktorPengalaman
Makin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang, makin terbiasa ia
menghadapi sesuatu. Orang yang sering menghadapi massa, sering
berbicara di muka umum, akan lancar berbicara dalam keadaan apapun
dengan siapapun.
Contoh :
Seorang pembicara atau MC terbiasa berbicara di depan orang banyak.
Namun seorang penyiar radio, belum tentu dia mampu ketika ditugaskan
sebagai MC, karena pekerjaannya tidak menuntutnya harus berhadapan
dengan orang banyak. Walaupun di balik peralatan audio visual dan
telepon ia biasaberbicara dengan pendengar, namun ia tidak berhadapan
secara langsung dengan pendengar.

H. HambatanKomunikasi Verbal
Hal-hal yang dapaat menghambat komunikasi verbal, yaitu:
1. Intelegensi
Artinya, orang yang intelegensinya tinggi tentu lebih lancar berbicara
karena perbendaharaan kata dan bahasanya relatif lebih banyak, bagitu
sebaliknya dengan orang yang intelegasinya rendah.
2. Pengetahuan
Selain intelegensi yang dapat membuat orang lancar berkomunikasi
adalah luas pengetahuannya. Di samping lancar ia dapat memahami
berbagai topik lawan bicaranya.
3. Kepribadian
Malu berbuat salah itu baik, namun malu bergaul justru tidak baik,
karena hal ini akan menghambat komunikasi.
4. Biologis
5. Kelainan fisik
Seperti bibir sumbing, kelainan pada gigi, rahang sebagai alat ucap
bisa menjaddi kendala saat bebicara.
6. Pengalaman
Ini berkaitan dengan pengetahuan dan kepribadian semakin banyak
bergaul, mengobrol semakin mudah pula dalam berkomunikasi.
Dan ada juga hambatan komunikasi verbal di tinjau dari hambatan
simantik, psikologis, teknis, lingkungan dan waktu.
- Hambatan Komunikasi Verbal ditinjau dari Hambatan
Semantik
Menurut Tubss dan Moss (dalam Damayanti, I &
Purnamasari, S.H. 2019: 3), komunikasi dikatakan efektif apabila
orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya atau
komunikasi dinilai efektif apabila rangsangan yang disampaikan
dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat
dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.
Effendy (dalam Damayanti, I & Purnamasari, S.H. 2019: 3)
menyatakan beberapa ahli komunikasi mengatakan bahwa tidaklah
mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya
efektif.Ada banyak hambatan yang dapat merusak
komunikasi.Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran
komunikasi disebut sebagai gangguan (noise).
Sebagai makhluk sosial, gangguan dalam komunikasi khususnya
komunikasi verbal sangat berpeluang tidak efektif atau tidak
mengalami keberhasilan. Menurut Rahardjo, M (2007: 65),
ketidakberhasilan dalam berkomunikasi disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu: 1) kekurangmampuan menarik kesimpulan dalam proses
komunikasi, 2) ketidaktepatan pemilihan kosa kata, 3)
kekurangcermatan dalam melihat konteks dan situasi komunikasi;
dan 4) ketidakefektivan dalam berbahasa baik yang mencakup
siapa mitra bicara, apa topik pembicaan dan bagaimana cara
berkomunikasi.

284 | SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022


Hambatan Komunikasi Verbal Antara Pasien Dengan Petugas Pelayanan
Publik DOI: https://doi.org/10.37531/sejaman.v5i1.1883
Salah satu hambatan komunikasi verbal dapat ditinjau dari
hambatan semantik. Menurut Wursanto (dalam Damayanti, I &
Purnamasari, S.H. 2019: 4), hambatan semantik, yang disebabkan
oleh kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan
pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang
Dipergunakan dalam proses komunikasi. Selanjutnya, menurut
Nurudin (2016: 245), hambatan semantik adalah gangguan yang
berkaitan dengan bahasa, perbedaan bahasa yang digunakan dalam
berkomunikasi. Gangguan semantik disebabkan oleh beberapa hal
seperti: banyak memakai jargon bahasa asing, bahasa yang
digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh
penerima, struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana
mestinya, dan latar belakang budaya.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa hambatan semantik merupakan hambatan dalam komunikasi
verbal dimana adanya mis persepsi antara komunikan dan
komunikator terhadap isi pesan yang disebabkan oleh adanya
perbedaan bahasa ataupun istilah, struktur bahasa, dan latar
belakang budaya berbeda yang digunakan dalam menyampaikan
pesan.
Dalam penelitian ini, hambatan komunikasi ditinjau dari hambatan
semantik tampak pada adanya perbedaan bahasa yang
dilatarbelakangi oleh multikultur di Provinsi NTB.Selain itu,
adanya beberapa istilah yang disampaikan oleh dokter kepada
pasien tidak dimengerti oleh pasien.
- Hambatan Komunikasi Verbal ditinjau dari Hambatan
Psikologis
Menurut Nurudin, (2016:247-248) hambatan psikologis
yaitu ketika kondisi psikologis seseorang akan ikut memengaruhi
bagaimana pesan dikirimkan oleh komunikator. contoh kondisi
psikologis diantaranya sifat atau karakter, bakat, keturunan, sosial
budaya, pendidikan, pekerjaan, dan masyarakat sekitar. Disebut
sebagai hambatan psikologis karena hambatan-hambatan tersebut
merupakan unsur- unsur dari kegiatan psikis manusia.Sedangkan,
menurut Harahap, S. R (2021:58), hambatan psikologis dalam
komunikasi verbal merupakan unsur-unsur dari hambatan kegiatan
psikis manusia.Didalam hambatan psikologis ini terdapat
kepentingan, prasangka, stereotip, dan motivasi.
Kajian yang lainnya mengenai hambatan komunikasi psikologis
adalah menurut Andamisari, D dan Furrie, W (2021:5),
menyatakan bahwa kepercayaan, sikap, nilai dari seseorang dapat
menghalangi komunikasi. Saat melakukan komunikasi antar
personal, hambatan ini umum terjadi.Sebelum seseorang
berkomunikasi penghalang ini sudah terbentuk sehingga
menghambat seseorang untuk menafsirkan simbol-simbol.
Jalannya komunikasi akan terhambat jika pikiran seseorang tidak
terbuka.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, peneliti dapat memahami
bahwa hambatan komunikasi verbal yang ditinjau dari hambatan
psikologis merupakan berbagi bentuk hambatan yang datang dari
unsur-unsur psikologis manusia.Unsur- unsur tersebut terdiri dari
karakter, bakat, keturunan, sosial budaya, pendidikan, pekerjaan,
dan masyarakat sekitar, dan lainnya.
- Hambatan komunikasi verbal yang ditinjau hambatan
psikologis
tampak pada komunikasi verbal yang tidak fokus pada saat
konsultasi yang disebabkan oleh waktu menunggu antrian yang
relatif lama sehingga menjadi bosan dan mengantuk. Selain itu,
hambatan psikologis juga disebabkan adanya perbedaan jenjang
pendidikan dan usia pada pasien RS Mata, NTB. Sehingga dalam
beberapa bahasa tertentu atau istilah tertentu, apa yang
disampaikan oleh petugas tidak dipahami oleh pasien.
- Hambatan Komunikasi Verbal ditinjau dari Hambatan Teknis
Menurut Nurudin (2016:249) hambatan teknis lebih menitik
beratkan pada soal teknis sederhana tapi sangat mengganggu
proses komunikasi. Sedangkan menurut
Gani, J (2014:4), hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan
yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti : kurangnya sarana
dan prasarana yang diperlukan dalam proses komunikasi,
penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai,
kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses
komunikasi yang dibagi menjadi kondisi fisik manusia, kondisi
fisik yang berhubungan dengan waktu atau situasi/ keadaan, dan
kondisi peralatan.
Berdasarkan teori di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
hambatan komunikasi verbal yang ditinjau dari hambatan teknis
merupakan hambatan yang dilihat dari segi fasilitas atau media
untuk terlaksananya komunikasi dengan baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, RS Mata NTB sejauh ini
sudah memperbarui fasilitas-fasilitasnya dan cukup memadai,
karena bagi para petugas pelayanan hambatan komunikasi verbal
ditinjau dari hambatan teknis sebisa mungkin untuk dihindari
karena fasilitas seperti speaker pemanggilan pasien ke loket sangat
berguna untuk menghemat suara dan tenaga pasien untuk
memanggil nama secara manual. Sehingga dapat disimpulkan,
secara teknis RS Mata, NTB tidak menghambat komunikasi verbal
antara pasien petugas dan pasien.

SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022 | 285


Hambatan Komunikasi Verbal Antara Pasien Dengan Petugas Pelayanan
Publik DOI: https://doi.org/10.37531/sejaman.v5i1.1883
- Hambatan Komunikasi Verbal ditinjau dari Hambatan
lingkungan
Menurut Nurudin (2016: 250-251), seseorang mempunyai
gaya berkomunikasi berbeda tergantung pada lingkungan. Tingkah
laku manusia akan berbeda di setiap tempat, lingkungan terbagi
menjadi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lalu menurut
Andamisari, D dan Furrie, W (2021:4), menyatakan bahwa faktor
lingkungan dapat memicu timbulnya hambatan dalam komunikasi
verbal, contohnya hambatan lingkungan mencakup tingkat
kenyamanan, gangguan, serta waktu.
Berdasarkan kedua teori diatas, peneliti dapat memahami bahwa
hambatan komunikasi verbal yang ditinjau dari hambatan
lingkungan merupakan suasana tempat atau lokasi terjalinnya
proses komunikasi. Hambatan komunikasi verbal antara petugas
pelayanan rumah sakit dengan pasien apabila ditinjau dari
hambatan lingkungan di RS Mata, NTB mengalami beberapa
hambatan.Beberapa hambatan komunikasi verbal ditinjau dari
hambatan lingkungan yang dimaksud adalah adanya hambatan
komunikasi pada hari kerja Senin-Kamis yang cenderung tidak
kondusif disebabkan karena ramainya pasien yang datang
kontrol.Selain itu, penggunaan masker yang diharuskan sebagai
bentuk menaati protokol kesehatan COVID-19 juga menjadi salah
satu hambatan komunikasi verbal yang cenderung kurang optimal.
- Hambatan Komunikasi Verbal ditinjau dari Hambatan waktu
Menurut Nurudin, (2016: 252-253) waktu juga menentukan
keberhasilan dalam berkomunikasi. Seseorang yang tidak bisa
melihat dan memanfaatkan waktu proses komunikasinya bisa
mengalami gangguan. Menurut Andamisari, D & Furrie, W. (2021:
4), terdapat hambatan- hambatan yang dapat mengganggu
kelancaran komunikasi. Secara garis besar terdapat empat jenis
hambatan komunikasi, yaitu: 1). Hambatan personal, adalah terjadi
pada pemberi pesan dan penerima pesan. Hambatan ini antara lain
emosi, sikap, stereotyping, prasangka, bias, dan sebagainya. 3).
Hambatan culture dan Budaya. Hambatan ini meliputi bahasa,
keyakinan dan kepercayaan. Ini mengalami hambatan bahasa
ketika dalam berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama
atau tidak mempunyai tingkat bahasa yang sama. Selain itu yang
turut berkontribusi terjadinya hambatan ini adalah keadaan saat
komunikasi tersebut terjadi. 3). Hambatan fisik. Hambatan ini
umumnya dapat diatasi seperti jarak antar individu, 4).Hambatan
lingkungan. Faktor lingkungan dapat
memicu hambatan komunikasi, contohnya hambatan lingkungan
mencakup tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu.
Dari beberapa teori diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
waktu merupakan salah satu keberhasilan proses komunikasi,
komunikasi yang mengalami hambatan waktu bila komunikan atau
komunikator tidak dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Dalam penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
hambatan komunikasi verbal antara petugas pelayanan rumah sakit
dengan pasien apabila ditinjau dari hambatan waktu di RS Mata,
NTB mengalami beberapa hambatan. Beberapa hambatan
komunikasi verbal ditinjau dari hambatan waktu yang dimaksud
adalah adanya hambatan komunikasi pada hari weekdays (senin-
kamis) dan di jam siang (10.00 WITA-01.11WITA). Pada hari
kerja weekdays (Senin-Kamis), Mood dapat dikatakan kurang
stabil dan berdampak pada proses kurang optimalnya komunikasi
verbal pada saat pelayanan. Hal ini disebabkan karena padatnya
pasien yang datang ke RS Mata, NTB untuk melakukan kontrol.

286 | SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022


Hambatan Komunikasi Verbal Antara Pasien Dengan Petugas Pelayanan
Publik DOI: https://doi.org/10.37531/sejaman.v5i1.1883
I. KelebihandanKekuranganKomunikasi Verbal

 Kelebihan
1. Komunikasi dapat di sampaikan melalui lisan maupun tulisan.
2. Komunikasi verbal dapat membahas kejaddian masalalu, ide
atau abstraksi.
3. Komunikasi dapat menggunakan kata-kata yang lebih mudah
di kendalikan daripada menggunakan bahasa isyarat (gerakan
badan/tubuh) atau ekspresi wajah.

 Kekurangan
1. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi,
repetisi,ambiguity, dan abstraksi.
2. Adanya keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk
mewakili objek.
3. Kata-kata yang mengandung bias budaya.
4. Di perlukan banyaak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita
secara verbal, sehingga dari segi waktu pesan verbal sangat
tidak efisien.
5. Kata-kata yang di sampaikan dalam suatu percakapan hanya
membawa sebagian dari pesan.
PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam berkomunikasi yang efektif perlu di timbangkan banyak


aspek, seperti bahasa, intonasi, kecepatan berbicara, maupun dari segi
subjeknya sendiri yaitu komunikator maupun komunikan haruslah saling
mendukung antara satu sama lain.

Bahasa harus mudah di mengerti, intonasi yang baik dan perhatian


kepada lawan bicara/lawan berkomunikasi, tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu lambat dalam berbicara. Semua itu harus di usahakan sebaik
mungkin agar mudah di pahami oleh lawan bicara.

Komunikasi antar individu merupakan komunikasi yang melibatkan 2


orang dalam kegiatan menyampaikan informasi/pesan yang dilakukan
secara verbal dan non verbal secara langsung (face to face).

Komunikasi verbal merupakan jenis komunikasi yang dalam proses


penyampaian informasinya disampaikan melalui cara tertulis ataupun lisan
untuk mempermudah seseorang dalam menyampaikan maksud dari
pemikiran, ide dan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja


Rosdakarya.
Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni. 2004. KomunikasiOrganisasi. Jakarta: BumiAksara.

Yasir. 2009. PengantarIlmuKomunikasi. Riau: PusatPengembanganPendidikan

Universitas Riau.

Cangara, Hafied, 2007. PengantarIlmuKomunikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-
HERLINA/IP-TM4_KOMUNIKASI_VERBAL.pdf

http://wantysastro.wordpress.com/2013/06/01/pengertian-komunikasi-verbal-dan-
nonverbal-beserta-contoh-dan-slogan-produk/

Al- Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-Desember
2015

Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 6, No. 2, Edisi Juli-Desember


2016

284 | SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022


Hambatan Komunikasi Verbal Antara Pasien Dengan Petugas Pelayanan Publik DOI:
https://doi.org/10.37531/sejaman.v5i1.1883
SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022 | 285
Hambatan Komunikasi Verbal Antara Pasien Dengan Petugas Pelayanan Publik DOI:
https://doi.org/10.37531/sejaman.v5i1.1883
286 | SEIKO : Journal of Management & Business, 5(2), 2022
Hambatan Komunikasi Verbal Antara Pasien Dengan Petugas Pelayanan Publik DOI:
https://doi.org/10.37531/sejaman.v5i1.1883

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

De Vito, Joseph A. 2007. The Interpersonal Communication Book; Eleventh

Edition. London: Pearson Educations.

Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktik.Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra

Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai