Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BAHASA, LOGIKA DAN KOMUNIKASI


Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Retorika
Dosen pengampu : FAYRUZAH EL-FARADIS, S.Kom.I, M,Pd.I

Oleh:
Muhammad rudi

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN
PRENDUAN
SUMENEP MADURA
2023
PENDAHULUAN

Pada era Yunani Kuno, kemampuan retorika merupakan sebuah hal


yang mesti dikuasai, sebab dengan menguasai retorika maka kita akan
bisa menguasai dunia. Dari pendapat tersebut kita bisa
membayangkan sejauh mana retorika, pada masa itu menjadi sebuah
hal yang patut dipelajari. Retorika merupakan konsep untuk
menerangkan tiga seni penggunaan bahasa persuasi yaitu etos, patos
dan logos. Dalam artian sempit, retorika dipahami sebagai konsep
yang berkaitan dan seni berkomunikasi lisan berdasarkan tata bahasa,
logika dan dialektika yang baik dan benar untuk mempersuasi public
dengan opini. Dalam artian luas, retorika berhubungan dengan
diskursus komunikasi manusia.tujuan pembuatan makalah ini yakni
untuk memahamkan kita semua khususnya saya pribadi tentang
pentingnya bahasa logika dalam komunikasi, didalam ini terdapat
beberapa poin pembahasan yg meliputi dari Devinisi Bahasa, Logika
dan Komunikasi, Kode dan Simbol dalam Komunikasi, Komunikasi
Verbal serta Komunikasi non-verbal. Oke simak penjelasan berikut
ini.
PEMBAHASAN

A. Devinisi Bahasa, Logika dan Komunikasi


1. Bahasa
Bahasa adalah kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan
orang lain melalui tanda-tanda seperti kata-kata dan gerak tubuh. Bahasa
alami diucapkan atau bahasa isyarat, tetapi bahasa apa pun dapat
dikodekan pada media yang berbeda melalui rangsangan pendengaran,
visual atau taktil seperti tulisan grafis, braille atau bersiul. Dalam setiap
penggunaan bahasa, seorang penutur diharapkan dapat menyampaikan
gagasannya secara singkat, jelas, lengkap, benar, dan tertata seperti apa
yang diharapkan oleh mitra tutur (lawan bicara). Dengan cara itu, proses
komunikasi yang dilakukan dapat berlangsung dengan baik dan lancar.
Dalam hal ini, Grice (dalam Brown dan Yule, 1986:31) menyatakan
bahwa dalam bertutur ada kaidah umum yang mengatur suatu pertuturan
yang disebut dengan prinsip kerjasama dan percakapan (cooperative
principles and conventional maxims).1
2. Logika
Logika adalah cabang dari filsafat pemikiran. Logika berbicara
tentang aturan berpikir sehingga dapat ditarik kesimpulan yang tepat dari
aturan tersebut. Dengan mengetahui kebiasaan atau aturan, Sehingga
kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat dihindari. Logika
merupakan salah satu teknik untuk meneliti suatu penalaran. Penalaran
itu merupakan suatu bentuk pemikiran. Penalaran adalah suatu proses
berpikir dengan menghubung- hubungkan data atau fakta sampai pada
suatu kesimpulan. Bentuk pemikiran yang dituangkan dengan bahasa
tentu mengandung penalaran yang dapat ditelusuri melalui logika.
Dengan demikian, logika dalam berbahasa berarti penggunaan logika di
dalam menyampaikan hasil pemikiran yang dituangkan dalam bahasa.
Logika itu sangat penting dalam dunia keilmuan. Bahkan, logika sering

1
Trismanto M.Pd, “Berbahasa Dengan Logika,” UNTAG Semarang, 17 Agustus 1945, 6.
diasosiasikan dengan kegiatan ilmiah. Memang, logika merupakan unsur
penting di dalam kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah harus didasari dengan
penggunaan logika yang benar.
3. Komunikasi
Komunikasi adalah proses yang dilakukan oleh satu atau lebih
individu, kelompok, organisasi, dan komunitas untuk mengubah perilaku
orang lain dengan menyampaikan informasi tentang lingkungan orang
lain. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan dasar dalam kehidupan
manusia. Melalui sebuah komunikasi manusia dapat saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya dalam proses melakukan aktifitas sosial
atau sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan terutama dengan sesama
manusia. Memahami komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah
penting, karena sebuah komunikasi adalah proses penyampaian pesan
dari informan kepada komunikan.2
B. Kode dan simbol dalam komunikasi
Berbagai kode yang ada, sesungguhnya adalah sistem-sistem dimana
tanda-tanda di organisasikan. Sistem tersebut diatur dengan aturan-aturan
yang di setujui oleh semua anggota komunitas yang menggunkan kode
tersebut. Hal tersebut juga berarti bahwa kajian mengenai kode sering
kali menekankan pada dimensi sosial dari komunikasi. Sedangkan Kode
pesan menurut Drs. Hanafidalam buku Memahami komunikasi antar
manusia. Kode dapat didenifisikan sebagai sekumpulan simbol yang
dapat di susun sedemikian rupa. Sehingga bermakna bagi seseorang
bahasa adalah kode. Bahasa Indonesia adalah kode, ia terdiri dari unsur-
unsur (suara/bunyi, huruf, kata-kata dan sebagainya) yang di susun
sedemikian rupa sehingga bermakna untuk suatu hal, dan tidak bermakna
untuk hal lainnya.3

Pada dasarnya, simbol dalam komunikasi yang baik di atas pentas


ditentukan oleh proses pencarian atau eksplorasi, proses latihan yang
2
Aditya Marsela Putra dan Venny Purba, “Penggunaan Komunikasi Non-Verbal Dalam
Bertukar Informasi Ketika Berkendara Bersama Dikalangan Anggota Forum Nusantaride,”
Universitas Adirajasa Reswara Sanjaya VOL.2, NO 1 (Oktober 2020): 38.
3
Abdillah Hanafi, Memahami komunikasi antar manusia (surabaya: Usaha Nasional, t.t.),
196.
rutin, maupun penjiwaan yang tepat terhadap karakter yang ingin
dimainkan. Oleh karena itu, agar komunikasi dapat berjalan dengan
lancar, pentas teater biasanya menggunakan simbol verbal seperti dialog
para pemain dan monolog dari dalang, maupun simbol nonverbal yang
mengutamakan bahasa tubuh atau isyarat.

Dengan kata lain, adanya simbol dalam komunikasi pementasan teater


maka membuat penonton dengan mudah memahami ide, keinginan,
makna, serta gagasan melalui ucapan yang disampaikan oleh orang/para
pemain tersebut. Sebaliknya, orang lain juga dapat memahami keinginan,
ide, makna, dan gagasan kita dengan menggunakan kata-kata yang
diucapkan kepada orang lain.

Secara umum, penggunaan simbol verbal yaitu dari sisi bahasa harus
menggunakan bahasa yang dimengerti oleh lawan bicara sehingga mudah
dipahami dan sesuatu yang ingin disampaikan dapat tersampaikan.

1. Komunikasi verbal adalah proses transmisi pesan dengan menggunakan


bahasa dari pengirim pesan (komunikator) kepada penerima pesan
(komunikan). Kata-kata yang kita ucapkan merupakan isyarat verbal yang
digunakan untuk tujuan komunikasi. Komunikasi verbal sering dianggap
sebagai bagian utama dari komunikasi.

Komunikasi verbal sebagian besar terjadi dalam situasi tatap muka


langsung. Namun, komunikasi verbal kini semakin luas dengan
memanfaatkan instrumen atau perangkat elektronik seperti telepon dan
surat elektronik (email). Faktor yang paling penting dalam komunikasi
verbal adalah adanya simbol-simbol verbal dalam pesan yang disampaikan
seperti penggunaan bahasa lewat susunan kata atau kalimat. Komunikasi
verbal dibagi menjadi dua jenis yaitu komunikasi verbal membaca dan
mendengarkan, lalu satu lagi menulis dan berbicara.

A. Berbicara dan menulis

Berbicara adalah jenis komunikasi verbal vokal yang paling sering


kita gunakan setiap hari, dimana kita berkomunikasi secara langsung
dengan orang lain. Sedangkan menulis adalah komunikasi verbal non
vokal, karena untuk menyampaikan informasi tersebut kita menggunakan
media lain berupa tulisan tanpa berbicara apa pun.

B. Mendengar dan membaca

Dengan mendengarkan, kita bisa mendapatkan sebuah informasi baru.


Begitu juga dengan membaca, membaca juga menjadi salah satu cara
untuk mendapatkan informasi, dan karena itu baik membaca maupun
mendengar merupakan bagian dari komunikasi verbal.4

2. Komunikasi Non verbal komunikasi nonverbal adalah proses transmisi


pesan dari pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikan) tanpa
menggunakan kata-kata dan simbol huruf. Komunikasi verbal juga dikenal
sebagai “bahasa diam”. Pesan tersebut dapat dikomunikasikan melalui
kontak mata, ekspresi wajah, bahasa dan gerak tubuh. Informasi dan pesan
yang dikomunikasikan secara non-verbal tidak tertulis atau diucapkan.
Pada dasarnya, komunikasi nonverbal tidak dapat dipisahkan dengan
komunikasi verbal. Dalam komunikasi verbal lisan atau komunikasi yang
dilakukan secara tatap muka, komunikasi nonverbal turut menyertai baik
dalam pertemuan langsung maupun elektronik.

Seperti yang dijelaskan oleh ThoughtCo, istilah komunikasi nonverbal


mulai diperkenalkan oleh seorang psikiater bernama Jurgen Ruesch dan
penulis Weldon Kees lewat buku Nonverbal Communication: Notes on the
Visual Perception of Human Relations pada tahun 1956. adalah transfer
informasi melalui penggunaan bahasa tubuh termasuk kontak mata,
ekspresi wajah, hingga gerakan tubuh.5
A. Komponen dalam Komunikasi Nonverbal
Berikut merupakan beberapa komponen yang ada dalam
komunikasi nonverbal.
1. Kinesics
Kinesics adalah bentuk dalam komunikasi nonverbal yang
berkaitan dengan gerakan, baik bagian tubuh tertentu ataupun tubuh
secara keseluruhan. Kinesics pada dasarnya adalah interpretasi bahasa
4
Ananda, “Komunikasi Verbal: Pengertian, Bentuk, dan Contoh,” Gramedia Literasi (blog), 8
Februari 2022, https://www.gramedia.com/literasi/komunikasi-verbal/.
5
Dr Marlina MA dkk., BUKU AJAR ILMU KOMUNIKASI (Feniks Muda Sejahtera, t.t.).
tubuh seperti ekspresi wajah, gerak mata, penampilan personal dan
lainnya. Bahasa tubuh tersebut merupakan penafsiran perasaan, sikap,
dan suasana hati yang tidak disadari maupun disadari. Bidang studi
utama dalam kinesics adalah postur dan sikap tubuh.
2. Proxemics
Proxemics adalah studi mengenai bagaimana orang menggunakan
ruang fisik untuk menyampaikan pesan. Jarak dan postur tubuh adalah
reaksi yang tidak disengaja terhadap fluktuasi atau pergeseran sensorik,
seperti perubahan halus dalam suara dan nada suara seseorang.
Misalnya individu yang berinteraksi pada jarak dekat cenderung
berbicara dengan volume suara yang kecil.
3. Oculesics
Oculesics adalah studi tentang peran kontak mata dalam
komunikasi nonverbal. Mata adalah aspek yang sangat signifikan dari
sinyal nonverbal yang kita kirimkan kepada orang
lain. Oculesics merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal,
yaitu transmisi dan penerimaan makna antara komunikator lewat
ekspresi mata. Oculesics dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
lingkungan sekitar komunikator, konteks pembicaraan, atribut fisik atau
karakteristik komunikator, dan perilaku komunikator
4. Chronemics
Chronemics adalah studi tentang penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal. Cara kita memahami waktu, menyusun waktu
dan bereaksi terhadap waktu adalah alat komunikasi yang kuat dan
berpengaruh pada tahapan dalam proses komunikasi.
Di berbagai belahan dunia, persepsi akan waktu memainkan peran
besar dalam proses komunikasi nonverbal. Persepsi waktu meliputi
ketepatan waktu, kesediaan untuk menunggu, dan interaksi.
Penggunaan waktu dapat mempengaruhi gaya hidup, agenda sehari-
hari, kecepatan berbicara, gerakan dan berapa lama orang mau
mendengarkan.
5. Haptics
Haptics mengacu pada studi tentang sentuhan yang terjadi dalam
proses komunikasi nonverbal. Ada enam jenis sentuhan yang berbeda,
yaitu positif, playful, kontrol, ritualistik, terkait tugas dan tidak
disengaja.
Seseorang harus mengetahui efektivitas menggunakan sentuhan
saat berkomunikasi dengan lawan bicara. Grameds juga perlu berhati-
hati dan memahami bagaimana sentuhan dapat disalahpahami.
Saat kita menggunakan sentuhan saat berinteraksi dengan orang
lain, kita perlu memahami toleransi sentuhan setiap orang. Hal ini
karena haptics berkaitan erat dengan latar belakang personal, agama,
suku, dan budaya seseorang. Sebagian orang cukup ekspresif dalam
berkomunikasi dan menafsirkannya lewat sentuhan, sedangkan
kelompok yang lain merasakan ketidaknyamanan dengan sentuhan.
6. Paralinguistics
Paralinguistics, adalah studi tentang variasi nada, kecepatan,
volume, intonasi bicara dan jeda untuk menyampaikan
makna. Paralinguistics dapat diekspresikan secara sadar atau tidak
sadar. Kadang-kadang bidang studi paralinguistics terbatas pada suara
yang dihasilkan secara vokal. Paralinguistics mengacu pada kualitas
suara, volume, nada, kecepatan, dan ketidaklancaran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan.
Salah satu contohnya adalah terjadi ketika pembicara sedang
melakukan presentasi dan sedang mencari jawaban, dia akan berhenti
sejenak. Namun, saat tidak ada respons yang diinginkan, dia akan
berbicara lebih cepat dengan jeda minimal.
7. Penampilan fisik
Penampilan fisik adalah salah satu komponen komunikasi
nonverbal yang selalu memberikan kontribusi terhadap bagaimana
orang memandang individu. Rambut yang disisir rapi, pakaian formal,
dan senyum yang ceria akan selalu memberikan makna lebih daripada
kata-kata. Diyakini bahwa penampilan fisik menentukan keberhasilan
komunikasi.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Retorika merupakan konsep untuk menerangkan tiga seni penggunaan
bahasa persuasi yaitu etos, patos dan logos. Dalam artian sempit, retorika
dipahami sebagai konsep yang berkaitan dan seni berkomunikasi lisan
berdasarkan tata bahasa, logika dan dialektika yang baik dan benar untuk
mempersuasi public dengan opini. Dalam artian luas, retorika berhubungan
dengan diskursus komunikasi manusia.tujuan pembuatan makalah ini yakni
untuk memahamkan kita semua khususnya saya pribadi tentang pentingnya
bahasa logika dalam komunikasi.
B. Daftar pustaka
Ananda. “Komunikasi Verbal: Pengertian, Bentuk, dan Contoh.” Gramedia
Literasi (blog), 8 Februari 2022.
https://www.gramedia.com/literasi/komunikasi-verbal/.
Hanafi, Abdillah. Memahami komunikasi antar manusia. surabaya: Usaha
Nasional, t.t.
MA, Dr Marlina, Dr Eri Yusnita Arvianti MP SP, Abdullah Mitrin M.I.Kom
S. I. Kom, Elismayanti Rambe M.Kom.I, apt Hilda Muliana MHKes
S. Si, SpFRS, MARS, Yuliana M.Si S. Sos, Umi Rofiatin M.MA S.
P., Dr Ir Dyanasari MBA, dan Desiana M.Kom.I S. Sos I. BUKU
AJAR ILMU KOMUNIKASI. Feniks Muda Sejahtera, t.t.
Marsela Putra, Aditya, dan Venny Purba. “Penggunaan Komunikasi Non-
Verbal Dalam Bertukar Informasi Ketika Berkendara Bersama
Dikalangan Anggota Forum Nusantaride.” Universitas Adirajasa
Reswara Sanjaya VOL.2, NO 1 (Oktober 2020).
M.Pd, Trismanto. “Berbahasa Dengan Logika.” UNTAG Semarang, 17
Agustus 1945, 6.
3.

Anda mungkin juga menyukai