Anda di halaman 1dari 8

REKAYASA IDE

“KONSEP BAHASA”

DOSEN PENGAMPU : Dr. ROSMALA DEWI, M.Pd


MATA KULIAH : TEORI DAN PERMASALAHAN BELAJAR

DISUSUN OLEH :
NORA DESELIA SARAGIH
8186182002

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, akibatnya manusia memerlukan sebuah media

atau alat yang dapat menjadi perantara komunikasi antara satu dan lainnya. Bahasa ialah alat
komunikasi yang paling dasar yang dimiliki manusia melalui kemampuan
alamiahnya untuk berinteraksi dengan orang lain karena sejak anak-anak
kemampuan pertama yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya ialah
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, seperti ayah, ibu, kakak atau adik.
Pada awalnya bahasa yang diajarkan orang tua pada anak-anak belum berbentuk
kosa kata yang kompleks, namun gerak tubuh dan mimik wajah yang mudah
dimengerti oleh bayi. Lambat laun, individu mulai belajar bagaimana
mengucapkan suatu kata dan merangkai kata-kata tersebut menjadi sebuah
kalimat yang diucapkan secara lengkap. Bahasa tidak muncul dari ketiadaan secara tiba-
tiba. Ia tercipta dari suatu kebiasaan sekelompok masyarakat di daerah tertentu. Salah satu faktor
yang mempengaruhi bahasa di suatu tempat ialah sejarah daerah itu sendiri.

2. Tujuan Penulisan
Dari latar belakang diatas dapat diketahui bahwa tujuan penulisan rekayasa ide ini
adalah untuk membantu menemukan ide dalam menemukan games atau permainan yang bisa
digunakan dalam kegiatan Bimbingan Kelompok.
3. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih memahami dan
menambah wawasan serta sebagai bahan bacaan terkait dengan konsep bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Defenisi BAhasa
Bahasa adalah alat komunikasi. Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia, bukan
bunyi yang dihasilkan alat lain. Oleh sebab itu bahasa bersifat manusiawi.
Bahasa adalah seperangkat bunyi yang sistematik, artinya:
 Bahasa memiliki seperangkat sistem tertentu yang dikenal oleh para penuturnya.
 Pemakaian bahasa dan kebiasaan berbahasa tidak diatur oleh lembaga perumus tertentu
(aturan pemakaian dan kebiasaan berbahasa diatur oleh para penggunanya).
Bahasa itu arbitrer, artinya:
 Bahasa disusun secara manasuka sesuai dengan konvensi para penggunanya.
 Dapat diartikan bahwa bahasa lahir secara kebetulan akibat adanya interaksi komunikasi
oleh para penuturnya.
Bahasa itu simbolik, yakni merupakan simbol-simbol tertentu yang memiliki makna bagi para
penuturnya. Seorang ahli bahasa Gorys Keraf menyatakan bahwa bahasa terdiri dari bunyi dan
makna. Bunyi artinya getaran yang bersifat fisik yang merangsang alat pendengaran kita.
Sedangkan makna ialah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi
tersebut. (1886). Singkatnya bahasa adalah sarana komunikasi antaranggota masyarakat dalam
menyampaikan ide dan perasaan secara lisan atau tulis.

2. Konsep Bahasa
Finochiaro 1964 (dalam Suparno,1994:2), mendefinisikan “Bahasa adalah symbol vocal
yang arbiter yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu atau orang
lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu berkomunikasi dan berinteraksi. ”Carrol 1961
(dalam Suparno,1994:2) mendefinisikan “Bahasa adalah system bunyi dan urutan bunyi vocal
yang terstruktur yang digunakan atau dapat digunakan dalam komunikasi interpersonal oleh
sekelompok manusia dan secara lengkap diguunakan untuk mengungkapkan suatu peristiwa,
dan proses yang terdapat disekitar manusia”. (Suparno 1994:4) mendefinisikan “Bahasa
adalah system lambing bunyi oral yang arbiter yang digunakan oleh sekelompok manusia
(masyarakat) sebagai alat komunikasi atau berinteraksi”.
Jika dikaji lebih mendalam, tampaknya ketiga konsep diatas memiliki kesamaan yaitu
bahsa memiliki system dan urutan bunyi yang vocal atau oral dan terstruktur. Hal ini berbeda
dengan yang dikemukakan oleh Chomsky 1957 mendifinisikan “Bahasa sebagai seperangkat
kalimat yang masing-masing memiliki panjang terbatas dan tersusun dari seperangkat unsure
atau elemen yang terbatas secara dominan”. Nasr 1978, mendefinisikan “Bahasa sebagai
bagian kebudayaan. Sebagai bagian kebudayaan bahasa merupakan kebiasaan aktivitas bunyi
yang sistematis yang diperoleh seseorang yang mewakili makna yang berasal dari
pengalaman manusia”.
Rahardi (2013:1) mengemukakan beberapa hakekat atau konsep bahasa yang
disimpulkan, yaitu (1) bahsa sebagai penanda (previor) eksistensi budaya dari masyarakat
pemakainya, (2) bahasa sebagai cerminan masyarakat pemakainya, (3) bahasa menunjukkan
bangsa pemakainya, (4) bahasa itu bersistem dan bermakna, (5) bahsa ittu berafisasi
(berimbuhan), misalnya kata “panggil” melahirkan bentuk dipanggil, memanggil,
dipanggilkan, memanggilkan, terpanggil, dll; (6) bahasa itu memiliki kekerabatan,misalnya
dalam bahasa Indonesia kata ”Pedas”, dalam bahasa Jawa “Pedes”, dan dalam bahasa Sunda
”Pedis”, dan dalam bahasa Manado “Pidis”, dll.
Anderson dan Brown, engatakan hakikat bahasa yaitu (1) sebagai alat komunikasi, (2)
bersifat kesemestaan, (3) bersifat kemanusiaan, (4) berkaitan dengan masyarakat dan budaya,
(5) memiliki makna yang konvensional, (6) bersifat lokal, (7) merupkan simbol arbitrer, (8)
merupakan system. Born menyatakan hakikat bahasa yaitu (1) merupakan kebiasaan, (2)
bersifat berubah-ubah, (3) berhubungan dengan budaya, (4) merupakan alat komunikasi, (5)
bersifat unik dan khas, (6) Merupakan lambang arbiter, (7) bersifat vocal, (8) merupakan
sistem. Di dalam konsep dasar bahasa, ada dua macam cara berkomunikasi, antara lain:
 Secara Verbal. Dilakukan dengan menggunakan alat/media bahasa, yaitu lisan dan tulisan.
 Secara Non Verbal . Dilakukan dengan menggunakan media selain bahasa, yaitu simbol,
isyarat, kode, bunyi-bunyian, dan lain-lain. Misalnya sandi, lambaian tangan, morse, sirine,
suara kentongan, dan lain-lain.

3. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa yang utama dan pertama sudah terlihat dalam konsepsi bahasa di atas, yaitu
fungsi komunikasi dalam bahasa berlaku bagi semua bahasa apapun dan dimanapun. Dalam
berbagai literatur bahasa, ahli bahasa (linguis) bersepakat dengan fungsi-fungsi bahasa,
sebagai berikut:
a. Fungsi ekspresi dalam bahasa
 Fungsi komunikasi dalam bahasa
 Fungsi adaptasi dan integrasi dalam bahasa
 Fungsi kontrol sosial (direktif dalam bahasa)
Di samping fungsi-fungsi utama tersebut, Gorys Keraf menambahkan beberapa fungsi lain
sebagai pelengkap fungsi utama tersebut. Fungsi tambahan itu, adalah:
 Fungsi lebih mengenal kemampuan diri sendiri.
 Fungsi lebih memahami orang lain;
 Fungsi belajar mengamati dunia, bidang ilmu di sekitar dengan cermat.
 Fungsi mengembangkan proses berpikir yang jelas, runtut, teratur, terarah, dan logis;
 Fungsi mengembangkan atau memengaruhi orang lain dengan baik dan menarik
(fatik). (Keraf, 1994: 3-10)
b. Fungsi Komunikasi
 Fungsi komunikasi merupakan fungsi bahasa yang kedua setelah fungsi ekspresi diri.
Maksudnya, komunikasi tidak akan terwujud tanpa dimulai dengan ekspresi diri.
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi, yaitu komunikasi tidak
akan sempurna jika ekspresi diri tidak diterima oleh orang lain. Oleh karena
itu,komunikasi tercapai dengan baik bila ekspresi berterima. Dengan kata lain,
komunikasi berprasyarat pada ekspresi diri.
c. Fungsi integrasi dan adaptasi sosial
Fungsi peningkatan (integrasi) dan penyesuaian (adaptasi) diri dalam suatu lingkungan
merupakan kekhususan dalam bersosialisasi baik dalam lingkungan sendiri maupun dalam
lingkungan baru. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan sebagai sarana
mampu menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan (masyarakat). Dengan demikian,
bahasa itu merupakan suatu kekuatan yang berkorelasi dengan kekuatan orang lain dalam
integritas sosial. Korelasi melalui bahasa itu memanfaatkan aturan-aturan bahasa yang
disepakati sehingga manusia berhasil membaurkan diri dan menyesuaikan diri sebagai
anggota suatu masyarakat.
d. Fungsi kontrol sosial
Kontrol sosial sebagai fungsi bahasa bermaksud memengaruhi perilaku dan tindakan
orang dalam masyarakat, sehingga seseorang itu terlibat dalam komunikasi dan dapat
saling memahami. Perilaku dan tindakan itu berkembang ke arah positif dalam
masyarakat. Hal positif itu terlihat melalui kontribusi dan masukan yang positif. Bahkan,
kritikan yang tajam dapat berterima dengan hati yang lapang jika kata-kata dan sikap baik
memberikan kesan yang tulus tanpa prasangka. Dengan kontrol sosial, bahasa mempunyai
relasi dengan proses sosial suatu masyarakat seperti keahlian bicara, penerus tradisi tau
kebudayaan, pengindentifikasi diri, dan penanam rasa keterlibatan (sense of belonging)
pada masyarakat bahasanya.
Fungsi menciptakan berbagai kreativitas baru (Widiono, 2005: 11-18) Masih banyak
fungsi bahasa yang lain dalam bahasa Indonesia khususnya, fungsi bahasa dapat
dikembangkan atau dipertegas lagi ke dalam kedudukan atau posisi bahasa Indonesia. Posisi
Bahasa Indonesia diidentifikasikan menjadi bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa
negara, dan bahasa standar. Keempat posisi bahasa Indonesia itu mempunyai fungsi
masingmasing seperti berikut:
 Fungsi bahasa persatuan adalah pemersatu suku bangsa, yaitu pemersatu suku, agama,
rasa dan antar golongan (SARA) bagi suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai
Merauke. Fungsi pemersatu ini (heterogenitas/kebhinekaan) sudah dicanangkan dalam
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
 Fungsi Bahasa Nasional adalah fungsi jati diri Bangsa Indonesia bila berkomunikasi
pada dunia luar Indonesia. Fungsi bahasa nasional ini dirinci atas bagian berikut:
- Fungsi lambang kebanggaan kebangsaan Indonesia
- Fungsi Identitas nasional dimata internasional
- Fungsi sarana hubungan antarwarga, antardaerah, dan antar budaya, dan
- Fungsi pemersatu lapisan masyarakat: sosial, budaya, suku bangsa, dan bahasa.
 Fungsi bahasa negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi negara untuk
berbagai aktivitas dengan rincian berikut:
- Fungsi bahasa sebagai administrasi kenegaraan,
 Fungsi bahasa sebagai pengantar resmi belajar di sekolah dan perguruan tinggi,
 Fungsi bahasa sebagai perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bagai negara
Indonesi sebagai negara berkembang, dan
 Fungsi bahsa sebagai bahasa resmi berkebudayaan dan ilmu teknologi (ILTEK)
4. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia
Dalam hubungan ini (Efendi Ed. 1979:49) yang dimaksud dengan fungsi bahasa
adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa itu didalam
kedudukan yang diberikan kepadanya. Kedududukan bahasa adalah status bahasa relatif
sebagai sistem lambang budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan
dengan bahasa yang bersangkutan. Secara substansial, kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara mengacu pada Sumpah pemuda dan UUD 1945 bab XV
pasal 36. Di dalam Sumpah pemuda disebutkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan,
sedangkan di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa bangsa Indonesia sebagai bahasa Negara
(Alwi dan Sugoho,2011: ix). Itulah sebabnya bahasa Indonesia sering disebut sebagai bahasa
nasional, bahasa persatuan, bahasa resmi, dan bahasa negara. Secara umum, kedudukan
bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara. Secara formal
sampai dengan saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa
persatuan, bahasa nasional, bahasa negara dan bahasa resmi. Dan perkembangannya, bahasa
Indonesia berhasil mendudukannya sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu
(Muchlich,2010:33).
 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa negara ini menurut
Halim (1976:52), Syafi’ie (1990:7) yakni:
1. Bahasa pengantar resmi kenegaraan;
2. Bahasa pengantar resmi di Lembaga-lembaga pendidikan;
3. Sarana perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan;
4. Sarana pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi modern.
 Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan menurut (Syafi’ie,
1990:7) dapat dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah
proklamasi kemerdekan RI 17 Agustus 1945. Selain itu, juga digunakan bahasa
Indonesia dalam dokumen-dokumen, keputusan-keputusan, pidato-pidato
kenegaraan, dll.
Di samping itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang berfungsi pendukung ilmu
pengetahuan dan teknologi modern dimaksudkan penyabaran ilmu pengetahuan dan
teknologi modern serta manfaat yang dapat diberikannya kepada perencanaan dan
pelaksanaan, baik melalui penulisan maupun penerjemahan buku-buku teks serta penyajian
pelajaran di Lembaga-lembaga pendidikan dilaksanakan dengan mempergunakan bahasa
Indonesia.
 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan (Nasional)
Bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dapat juga disebut sebagai bahasa nasional
atau kebangsaan (Alwi dan Sugono, Ed, 2011:4). Pengangkatan status bahasa
indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) benar-benar dapat di wujudkan.
Dengan kenyataan menunjukan bahasa indonesia rasa persatuan dan kesatuan diantara
suku, etnis, budaya, adat istiadat, dan agama yang ada diseluruh kepulauan nusantara
terjalin. Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi
menghambat pehubungan antardaerah dan antarbudaya.Akan tetapi, tidak demikia
dengan indonesia sebaga alat yang ampuh untuk mempersatukan berbagai etnis, suku,
budaya,dan agama yang ada di Nusantara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa
persatuan (nasional) bahasa indonesia menurut Alwi dan Sugono, Ed (2011:5),
Rahayu (2007:18), berfungsi :
1) Lambang kebanggaan nasional.
2) Lambang identitas nasional.
3) Alat pemersatu kelompok etnikyang berbeda latarbelakang sosial budaya dan
bahasanya.
4) Alat perhubungan antarbudaya antardaerah.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Konsep bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa merupakan sistem yaitu seperangkat
aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa diciptakan sebagai alat komunikasi universal
yang diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia untuk melakukan suatu interaksi sosial
dengan manusia lainnya. Bahasa indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai
bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, bahasa resmi. Fungsi bahasa secara umum
antara lain sebagai penyataan ekspresi diri, komunikasi, integrasi dan adaptasi sosial, serta
kontrol sosial. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa.
Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan media yang digunakan topik pembicaraan, dan
sikap pembicaraannya. Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi
pemakaiannya.

2. Saran
Sebagai warga negara yang berbudi luhur, hendaknya kita bisa melestarikan bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi melalui interaksi sosial dan menjaga lambang identitas
kebanggaan nasional dan sebagai pemersatu berbagai golongan sosial serta sebagai alat
penghubung antar budaya.

Anda mungkin juga menyukai