Anda di halaman 1dari 17

Modul 1 Bahasa dan Belajar Bahasa

Modul 2 Dasar- dasar Fonologi dan Morfologi Bahasa Indonesia

D
I
S
U
S
U
N

OLEH
KELOMPOK 3:
1. JUNIARTI WIDYA. K (856331357)
2. NOVIA LESTARI (856331411)
3. SARIYASMINI (856331285)

FAKULTAS KEGURUAN DAN LMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PANGKAL PINANG
TAHUN 2023
MODUL 1
BAHASA DAN BELAJAR BAHASA

KEGIATAN BELAJAR 1

Hakikat Bahasa

A. Pengertian Bahasa
Pengertian bahasa yang telah dirumuskan beberapa ahli :
1. Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk
komunikasi manusia(Wardhaugh, 1972)
2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara
sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tadan yang
disepakati, yang memiliki makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate
Dictionary,1981)
3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para
anggota sosial utnuk berkomunikasi, bekerja sama dan mengidentifikasi diri
(Kentjono, Ed.,1984:2)
4. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang sdecara bersama-sama
membentuk budaya manusia (Halliday dan Hasan,1991)

Ada yang menekankan pada sistem, alat, dan juga pada komunikasi yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Bahasa adalah sebuah sistem
Sebagai sebuah sistem, bahasa terdiri dari sejumlah unsru yang saling terkait
dan tertata secara beraturan, serta memiliki makna.
Sebagai sebuah sistem, bahasa bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya
bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang berkombinasi dengan
kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. Sistematis artinya bahasa terdiri dari
sejumlah subsistem, yang satu sama lain terkait dan membentuk satu kesatuan
utuh yang bermakna.

2. Bahasa merupakan sistem Lambang yang arbiter (mana suka) dan konvensional
Bahasa merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang
dipergunakan dan disepakati oleh suatu kelompok sosial.
Sebagai sebauh simbol, bahasa memiliki arti. Mengapa harus dipelajari ?
Pertama : Penamaan suatu objek atau peristiwa yang sama antara satu
masyarakat bahasa
dengan masyarakat bahasa lainnya tidak sama.
Kedua : Bahasa terdiri dari aturan-aturan atau kaidah yang disepakati
Ketiga : Tidak ada hubungan langsung dan wajib antara lambang bahasa dan
objeknya.Hubungan keduanya bersifat mana suka (arbiter)

3. Bahasa Bersifat Produktif


Fonem dan pola dasar kalimat dalam bahasa Indoensia begitu terbatas. Justru
dari keterbatasannya itu dapat dihasilkan satuan bahasa dalam jumlah yang tak
terbatas. Kita dapat membentuk ribuan kata, kalimat atau wacana dengan segala
variasinya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunanya.
4. Bahasa memiliki Fungsi dan Variasi
Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi. perbedaan penggunaan
bahasa oleh suatu kelompok itu disebut variasi atau ragam bahasa. Sementara itu,
setiap kelompok itu terdiri dari sejumlah anggota pengguna bahasa. Disadari atau
tidak, masing-masing individu memiliki kekhasan tersendiri yang tercermin
dalam bahasa yang digunakannya. Keseluruhan ciri bahasa orang per orang
disebut idiolek.

B. Unsur Bahasa
Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terbagi
atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan isi (makna). Bentuk bahasa
terdiri atas dua unsur yakni unsur segmental dan unsur suprasegmental.

Unsur segmental terdiri atas fonem, suku kata, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat,
dan wacana.
1. Fonem adalah satuan bahasa yang terkecil dilambangkan dengan huruf mulai dari A
sampai dengan Z ditambah kh, ng, ny, dan sy.
2. Suku kata satuan bunyi yang terdiri atas vokal saja atau paduan antara konsonan
dan vokal.
3. Morfem (semua imbuhan: awalan, akhiran, sisipan, dan gabungan awalan dan
akhiran). Kata (seluruh kosakata).
4. Frasa (gabungan kata yang menduduki sebuah fungsi (subyek,obyek, predikat,
keterangan) dalam kalimat.
Contoh:
1) Para Siswa – menulis karangan – tentang kebersihan kota. Kalimat
tersebut terdiri atas tiga frasa.
2) Anak tetangga kami – sakit keras. Terdiri atas
dua frasa.
5. Klausa kelompok kata/bahasa kalimat yang berpotensi menjadi kalimat.
Contoh:
Masyarakat menuntut penurunan harga sedangkan pengusaha ingin menaikkan
harga. Masyarakat menuntut penurunan harga (klausa I), pengusaha ingin
menaikkan harga (klausa II). Dengan demikian kalimat tersebut terdiri atas dua
klausa.
6. Kalimat adalah kelompok kata yang memiliki kesatuan arti. Kalimat sedikitnya
mengandung dua fungsi, yakni subjek dan predikat.
7. Wacana adalah bagian dari komunikasi berupa dialog atau paragrafparagraf.
Contoh: Adik mandi (Adik sedang mandi).

Unsur suprasegmental berupa intonasi. Intonasi meliputi:


a. tekanan (keras, sedang, lembut).
b. nada (tinggi rendah ujaran).
c. durasi (panjang pendek waktu pengucapan dan perhentian yang membatasi arus
ujaran). Dalam bahasa tulis unsur suprasegmental ditandai dengan tanda baca. Seperti
tanda tanya (?) untuk kalimat tanya, tanda seru (!) untuk kalimat perintah, dan tanda
titik untuk kalimat berita.
Unsur suprasegmental berfungsi membedakan makna kalimat yang diucapkan. Dalam
bentuk yang sama, kalimat dapat berbeda makna, bila diucapkan dengan tekanan,
intonasi, atau perhentian yang berbeda.

Contoh:
a. Para siswa baru pergi ke luar kota.
Pembaca dapat memberi intonasi sebagai berikut:
1) Para siswa/baru pergi ke luar kota. Bermakna; para siswa belum lama pergi.
2) Para siswa baru/pergi ke luar kota. Bermakna; para siswa baru yang pergi ke luar
kota.

b. Rumah-rumah dinas lama tidak berpenghuni.


1) Rumah - rumah dinas/lama/tidak berpenghuni. Bermakna; dalam waktu yang
lama rumah - rumah dinas tidak dihuni.
2) Rumah-rumah dinas lama/tidak berpenghuni. Bermakna; rumah - rumah dinas
tua yang tidak berpenghuni.

C. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa terbagi menjadi dua yaitu fungsi bahasa secara umum dan fungsi
bahasa secara khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah alat untuk berkomunikasi
dan bekerja sesama manusia atau sebagai alat mengidentifikasikan dan
mangakualisasi diri.
Bahasa memiliki fungsi umum yaitu:
a. fungsi informasi yaitu, fungsi bahasa untuk menyampaikan informasi antaranggota
keluarga atau pun anggota-anggota masyarakat. Berita, pengumuman, petunjuk,
lisan maupun tertulis menggunakan bahasa sebagai alat menyampaikan informasi;
b. fungsi ekspresi yaitu, fungsi bahasa untuk menyalurkan perasaan, sikap, emosi,
gagasan pembicara. Bahasa sebagai alat mengekspresikan diri ini dapat menjadi
media untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) diri membebaskan diri dari
tekanan emosi dan untuk menarik perhatian orang;
c. fungsi adaptasi dan integrasi yaitu, fungsi bahasa untuk menyesuaikan dan
membaurkan diri dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa seorang anggota
masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup,
perilaku dan etika masyarakatnya. Mereka menyesuaikan diri dengan semua
ketentuan yang berlaku dalam masyarakat melalui bahasa;
d. fungsi kontrol sosial. Bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat
orang lain. Bila fungsi ini berlaku dengan baik , maka semua kegiatan sosial akan
berlangsung dengan baik pula. Contoh; pendapat seorang tokoh masyarakat akan
didengar dan ditanggapi dengan tepat bila ia dapat menggunakan bahasa yang
komunikatif dan persuasif. Kegagalannya dalam menggunakan bahasa akan
menghambat pula dalam usahanya untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang
lain.

Fungsi bahasa secara khusus adalah alat untuk berkonunikasi untuk menjalankan
adminitrasi negara atau alat pemersatu wadah penampungan dan pengembangan
budaya.
Bahasa juga memiliki fungsi khusus yaitu sebagai berikut :
a. alat untuk menjalankan administrasi negara. Fungsi ini terlihat dalam surat-
surat resmi,surat keputusan, peraturan dan perundang-undangan, pidato dan
pertemuan resmi;
b. alat pemersatu yaitu mempersatukan berbagai suku yang memiliki latar
belakang budaya
dan bahasa yang berbeda-beda. Komunikasi antarsuku bangsa kurang
memungkinkan bila menggunakan salah satu bahasa daerah. Di sini bahasa
Indonesia berperan sebagai bahasa pengantar antaranggota suku bangsa.
Dengan demikian akan terwujud rasa, “Satu Bangsa“ di antara suku-suku
bangsa itu.
c. wadah penampung ilmu dan kebudayaan yaitu fungsi Bahasa Indonesia
digunakan sebagai
bahasa pengantar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Semua lembaga pendidikan menggunakan bahasa Indonesia sebagai media
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

D. Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa yang disebabkan oleh pemakai dan
pemakaian bahasa. Ragam bahasa bisa diklasifikasi berdasarkan bidang wacana,
sarana dan pendidikan. Ragam bahasa berdasarkan bidang wacana meliputi :
1. ragam ilmiah yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah,ceramah,tulisan–
tulisan ilmiah
2. ragam populer yaitu bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari – haridan
tulisan populer.

Ragaam bahasa berdasarkan sarana meliputi :


1. ragam tulisan
2. ragam tulis

Ragam bahasa berdasarkan pendidikan meliputi :


1. ragam baku
2. ragam tidak baku
KEGIATAN BELAJAR 2

HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA

A. Konsep Belajar
Belajar adalah sebuah proses penambahan bagian demi bagian informasi baru
terhadap apa yang telah mereka ketahui dan kuasai sebelumnya atau perubahan
perilaku yang relatif permanen dan merupakan hasil pelatihan berbahasa yang
mendapat penguatan. Pengetahuan dibangun siswa melalui keterlibatan mereka secara
aktif dalam belajar atau apa yang dikenal dengan istilah John Dewey “belajar sambil
berbuat (learning by doing). Jadi keberhasilan pembelajaran tidak terletak pada
seberapa banyak materi atau informasi yang disampaikan guru kepada siswa.
Padahal, ukuran utama keberhasilan pembelajaran terletak pada seberapa jauh guru
dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Siswa belajar dengan
menggunakan tiga cara, yaitu melalui pengalaman (dengan kegiatan langsung atau
tidak langsung), pengamatan (melihat contoh atau model), dan bahasa.
Implikasinya bagi guru dalam pembelajaran adalah :
Pertama : karena siswa belajar berdasrkan apa yang telah dipahami atau
dikuasai sebelumnya maka, guru hendaknya mengupayakan agar
pembelajaran bertolak dari apa yang telah diketahui siswa.
Kedua : karena belajar dilakukan secara aktif oleh siswa melalui kegiatan
Atau pengalaman belajar yang dilaluinya maka siswalah yang
berperan sebagai pusat pembelajaran.
Ketiga : dalam belajar siswa perlu berinteraksi dengan yang lain serta
dukungan guru dan temannya maka guru perlu merancang kegiatan
belajar bukan hanya dalam bentuk klasikal atau individual, tetapi juga
dalam bentuk kelompok.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku siswa melalui latihan dan pengalaman yang dilakukannya secara aktif. Hasil
belajar berupa pengetahuan, siap atau keterampilan yang dibangun siswa berdasarkan
apa yang telah dipahami dan dikuasainya. Dalam pembelajaran tugas guru adalah
menjadikan siswa belajar melalui penciptaan strategi dan lingkungan belajar yang
menarik dan bermakna.

B. Belajar Bahasa
Anak-anak itu belajar dan menguasai bahasa tanpa disadari dan tanpa beban,
apalagi diajari secara khusus. Mereka belajar bahasa melalui pola berikut.
1. Semua komponen, Sistem dan Keterampilan Bahasa Dipelajari secara Terpadu
2. Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otentik
3. Belajar bahasa dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhannya
4. Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji coba (Troal-Error) dan strategi
lainnya

C. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Bahasa


Faktor yang mepengaruhi keberhasilan dalam belajar bahasa ada dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor dalam diri murid yang terdiri atas:
1) motivasi positif dan percaya diri dalam belajar,
2) tersedia materi yang memadai untuk memancing aktivitas siswa,
3) strategi dan aspek-aspek jiwa anak.

Faktor internal dikembangkan oleh siswa sendiri dengan bimbingan guru. Motivasi
belajar bahasa dapat dibantu dengan cara menggunakan halhal yang menarik minat
murid. Foto-foto, buku, majalah, surat, brosur, poster, bagan, slide, film, berbagai
jenis informasi yang diakses melalui internet, akan menarik minat siswa untuk belajar
bahasa.
Kondisi eksternal adalah faktor di luar diri murid seperti lingkungan sekolah, guru,
teman sekolah, keluarga, orang tua masyarakat. Kondisi eksternal terdiri dari tiga
prinsip belajar yaitu; 1) memberikan materi sesuai dengan respon yang diharapkan,
2) pengulangan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat,
3) penguatan respon yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkan respon itu.

Faktor eksternal yang diperoleh dari lingkungan sekolah misalnya melalui media
pembelajaran, buku-buku di perpustakaan, penggunaan internet, televisi, rekaman
cerita, drama yang diperdengarkan atau dipertunjukkan sekolah.

D. Jenis keterampilan dan perilaku dalam proses belajar bahasa


Urutan keterampilan dalam proses belajar bahasa adalah sebagai berikut.
1. Keterampilan Menghafal Perilaku internal tahap ini adalah menghafal sedangkan
perilaku eksternalnya meniru. Perlu Saudara ketahui, keterampilan yang paling
sederhana adalah keterampilan mekanis berupa hafalan atau ingatan.
2. Keterampilan Demonstrasi Perilaku internal tahap ini adalah pengenalan
sedangkan perilaku eksternalnya mengingat. Keterampilan tahap berikutnya
adalah pengetahuan berupa demonstrasi pengetahuan tentang fakta kaidah bahasa
yang dipelajari Jenis perilaku yang internal (reseptif) kedua adalah pengenalan
(metacognition). Tahap ini murid mengenali kaidah kebahasaan yang dipelajarinya
3. Keterampilan Transfer Perilaku internal tahap ini adalah kemampuan reseptif
(memahami) sedangkan perilaku eksternalnya adalah kemampuan aplikasi
(menerapkan). Murid menggunakan pengetahuan dalam situasi baru.
4. Keterampilan Komunikasi Perilaku internal tahap ini adalah pemahaman
sedangkan perilaku eksternalnya adalah ekspresi diri. Pada tahap ini menggunakan
bahasa yang dipelajari sebagai sarana komunikasi. Murid memahami ucapan dan
tulisan
5. Keterampilan Mengkritik Perilaku internal tahap ini adalah analisis sedangkan
perilaku eksternalnya sintesis. Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi
karangan atau karya tulis maupun lisan tergolong pada perilaku internal. Murid
memperjelas unsur-unsur sastra cerpen atau pun roman atau mengurai penggunaan
bahasa, hubungan antarparagraf serta isi sebuah karya tulis. Keterampilan
Mengkritik Perilaku internal tahap ini adalah analisis sedangkan perilaku
eksternalnya sintesis. Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi karangan atau
karya tulis maupun lisan tergolong pada perilaku internal. Murid memperjelas
unsur-unsur sastra cerpen atau pun roman atau mengurai penggunaan bahasa,
hubungan antarparagraf serta isi sebuah karya tulis.
E. STRATEGI BELAJAR BAHASA
Strategi belajar terbagi menjadi beberapa jenis yaitu adalah: strategi mengulang,
strategi elaborasi, strategi organisasi, dan strategi metakognitif.
1. Strategi Mengulang
Strategi mengulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca ulang materi
tertentu hanya untuk menghafal saja. Contoh lain dari strategi sederhana ini
adalah menghafal nomor telepon, arah tempat, waktu tertentu, daftar belanjaan,
dan sebagainya. Memori yang sudah ada dalam pikiran dimunculkan kembali
untuk kepentingan jangka pendek, seketika, dan sederhana.
Contoh proses pembelajaran dengan strategi mengulang :
Kegiatan Awal:
a. tanya jawab tentang kegiatan sehari-hari para siswa
b. mengajak siswa senang membaca

Kegiatan Inti:
a. siswa menerima sebuah bacaan
b. siswa membaca dalam hati
c. siswa menemukan ide pokok setiap paragraf dengan pancingan pertanyaan
guru
d. siswa dan guru tanya jawab tentang temuan ide pokok paragraf; e. siswa
menggarisbawahi ide pokok setiap paragraf; f. siswa menulis kembali isi
wacana berdasarkan ide pokok setiap paragraf; g. siswa membacakan
tulisannya.

Kegiatan Akhir:
a. guru menilai hasil pekerjaan siswa
b. guru menekankan pentingnya kegiatan membaca

2. Strategi Elaborasi Strategi


Elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan lebih
bermakna. Dengan strategi elaborasi, pengodean lebih mudah dilakukan dan lebih
memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru
dari memori di atas otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan
menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan yang pernah
ada. z PDGK4504/MODUL 1 1.27 Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah
pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R. PQ4R merupakan singkatan dari Preview
(mengulang selintas dengan cepat) Question (bertanya) dan 4 R singkatan dari
Read, Reflect, Resite, dan Review (membaca, merefleksi, menanyakan pada diri
sendiri, dan mengulang secara menyeluruh).
3. Strategi Organisasi Seperti halnya strategi elaborasi, strategi organisasi membantu
siswa meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru dengan struktur
pengorganisasian baru. Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan ulang, ide-
ide atau istilah menjadi subjek yang lebih kecil. Strategi tersebut berperan sebagai
pengidentifikasian ide-ide atau fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih
besar. Bentuk strategi organisasi adalah outlining, yakni membuat garis besar.
Contoh:
Kegiatan Awal
a. Guru memotivasi siswa dengan menceritakan secara singkat tentang seorang
penulis terkenal misal; penulis ‘Laskar Pelangi.”
b. Tanya jawab tentang hobi menulis buku harian.

Kegiatan Inti
a. Siswa memperhatikan sebuah topik karangan.
b. Siswa dan guru bersama-sama merinci pikiran penjelas topik karangan tersebut.
c. Guru menyajikan beberapa topik karangan dan beberapa pikiran penjelas.
d. Tanya jawab tentang topik-topik karangan tersebut.
e. Siswa memilih salah satu topik karangan.
f. Siswa memilih beberapa pikiran penjelas yang disediakan secara acak oleh
guru.
g. Siswa melaporkan hasil pekerjaannya.
h. Siswa dan guru menanggapi salah satu hasil laporan siswa.

Kegiatan penutup
a. Guru menegaskan pentingnya hobi menulis.
b. Guru menyampaikan pujian dan penghargaan pada siswa yang sudah
melakukan kegiatan dengan baik.
4. Strategi Metakognitif
Metakognitif berhubungan dengan berpikir siswa tentang berpikir mereka sendiri
dan kemampuan menggunakan strategi belajar dengan tepat. Metakognisi
memiliki dua komponen yakni pengetahuan tentang kognisi dan mekanisme
pengendalian atau monitoring kognisi. Metakognitif mementingkan learning how
to learn, yaitu belajar bagaimana belajar.

Kegiatan Awal :
Guru bertanya jawab dengan murid tentang penampilan seorang murid yang
bersih dan rapi. Misal, kegiatan apa yang mereka lakukan sebelum berangkat
sekolah. Berilah pujian dan penghargaan kepada murid seperti mengungkapkan,
”Hari ini anak-anak terlihat bersih dan rapi. Apakah anakanak senang melihat
teman-teman berpakaian rapi dan bersih? Apakah mereka senang memakai
bandana? Berapa kali dalam seminggu mereka mencuci rambut?”

Kegiatan Inti :
a. Murid ditugaskan memperhatikan gambar gadis kecil berdiri di depan pagar
halaman.
b. Murid menanggapi rincian gambar gadis kecil tersebut.
c. Murid menyimak penjelasan guru tentang deskripsi gambar tersebut.
d. Tanya jawab: Guru menayangkan gambar seorang anak, para siswa diminta
menjelaskan gambar tersebut dengan cara menjawab pertanyaan berikut.
1) Apa warna rambut gadis kecil ini?
2) Diikat dengan pita warna apa rambutnya?
3) Bagaimana bentuk matanya?
4) Apa warna pakaiannya?
5) Pakai sepatu atau sandal gadis kecil ini?
6) Gemuk atau kuruskah gadis kecil itu?
7) Dia berdiri di mana?
8) Dia kelihatan gembira atau bersedih?
e. Beberapa murid bergantian menjelaskan gambar di depan kelas.
f. Murid melengkapi kalimat penjelasan yang belum lengkap berdasarkan
gambar.
MODUL 2
DASAR – DASAR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA
INDONESIA

Kegiatan Belajar 1

Dasar – Dasar Fonologi Bahasa Indonesia

Fonologi adalah ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi bahasa. Fonologi
dalam tuturan ilmu bahasa dibagi dalam dua bagian yaitu fonetik dan fonemik
(fonem). Fonetik merupakan ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi ujaran
serta bagaimana bunyi ujaran itu dapat dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan
fonemik (fonem) merupakan ilmu bahasa yang mengaji bunyi-bunyi bahasa yang
berfungsi sebagai pembeda makna.
Bunyi ujaran adalah arus ujaran yang terkecil, sedangkan bunyi ujaran yang berfungsi
membedakan arti ini disebut dengan fonem, contohnya seperti kata
dari,sari,lari,mari,kari,tari dan seterusnya. Perbedaan antara fonem dan huruf (
grafem) adalah fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang dapat
membedakan arti. Sedangkan huruf (grafem) merupakan lambang (gambar) dari
bunyi (fonem).
Dalam bahasa Indonesia, secara resmi ada 32 buah fonem yang terdiri atas :
1. Fonem vocal 6 buah : /a/,/i/,/u/,/e/,dan /o/
2. Fonem diftong 3 buah : /oy/,/ay/,/ou/
3. Fonem konsonan 23 buah :
/p/,/b/,/m/,/t/,/d/,/n/,/e/,/j/,/n/,/k/,/g/,/n/,y/,/r/,/l/,/w/,/s/,/s/,/z/,/f/,/h/,/x/,dan
/?/,ny,ng,sy,kh.
Fonem-fonem diatas akan membentuk satua suku kata yang dapat diidentifikasi
dengan jalan mengidentifikasi fonem vokalnya, karena fonem vocal merupakan
puncak sonoritas (kenyaringan).

A. FONETIK
Fonetik membahas bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia, serta bagaimana bunyi itu dihasilkan. Untuk itu ada tiga alat ucap
yang berperan dalam mengahsilkan bunyi bahasa, yaitu :
1. Sumber tenaga ( alat pernapasan, yaitu paru-paru yang menghembuskan
tenaga yang berupa udara).
2. Pita suara; yang berfungsi membuka sehingga menghasilkan bunyi ketika
udara keluar.
3. Perubah bentuk suara (rongga faring), yang dapat merubah bunyi melalui
rongga mulut atau rongga hidung, sehingga menghasilkan bunyi bahasa
yang berbeda-beda. Bunyi bahasa yang keluar melalui mulut disebut bunyi
oral. Sedangkan yang keluar melalui rongga hidung disebut bunyi nasal (
sengau).

B. VOKAL DAN KONSONAN


Berdasarkan ada tidaknya rintangan terhadap arus udara dalam saluran suara,
maka bunyi bahasa dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Vokal dan
Konsonan.
Bunyi vocal adalah jika bunyi ujaran yang keluar dari paru-paru tidak
mendapat halangan. Sedangkan bunyi konsonan adalah jika bunyi ujaran
ketika udara keluar dari paru-paru mendapat halangan.
Bunyi vocal dihasilkan tergantung dari hal-hal sebagai berikut:
1. Posisi bibir (bentuk bibir ketika mengucapkan bunyi)
2. Tinggi rendahnya ujung lidah ( posisi ujung dan belakang lidah ketika
mengucapkan bunyi)
3. Maju mundurnya lidah ( jarak antara lidah dengan lengkung kaki gigi).
Ada tiga komponen yang terlibat dalam mengahsilkan bunyi bahasa yaitu:
1. Udara dari paru-paru
2. Bagian alat ucap yang dapat digerakkan/ digeser (articulator)
3. Bagian alat ucap yang tidak dapat digerakkan seperti rahang atas, langit-
langit (titik artikulasi).
Kegiatan Belajar 2

Dasar – Dasar Morfologi dalam Bahasa Indonesia

Morfologi adalah ilmu bahasa yang membahas bentuk-bentuk kata. Satuan bahasa
yang menjadi unsure pembentuk kata disebut morfem. Satuan yang menjadi unsur
pembentuk kata yang telah mengandung makna disebut gramatis. Sedangkan yang
belum mengandung makna disebut nongramatis. Adapun bentuk-bentuk kata
(morfologi) itu seperti “ pekerjaan yandi memuaskan” unsur Yandi tidak bisa
dipenggal lagi, sedangkan unsure pekerjaan dan memuaskan masih dapat dipecah
lagi menjadi : kerja dan pe – an, serta puas dan me – kan. Unsur kerja dan puas
dapat langsung membina sebuah kalimat seperti “ kerja itu belum selesai dan saya
belum puas” sebaliknya unsur pe – an dan me – kan, tidak bisa langsung membina
suatu kalimat dan tidak bisa berdiri sendiri harus bergantung pada kata yang
dilekatinya. Unsur pembentuk kata ini dapat dibedakan atas dua unsur yaitu:
a. Unsur bebas seperti puas, kerja
b. Unsur terikat seperti pe – an dan me – kan
Dalam tata bahasa Indonesia unsure pembentuk kata ini disebut morfem. Jadi
dalam bahasa Indonesia ada 2 macam morfem yaitu:
1. Morfem bebas atau morfem dasar seperti kerja, puas, bapak, ibu, rumah, tidur
dan lain- lain.
2. Morfem terikat seperti pe-, -an, ter-, ber-, me-, di-, dan lain-lain.

A. MORFEM BEBAS
Kata yang tergolong ke dalam morfem bebas terbatas pada kata dasar.
Morfem bebas atau kata dasar memiliki bahan dasar fonem vocal. Artinya
setiap morfem bebas pasti memiliki vokal, sedangkan fonem konsonan tidak
dimiliki oleh semua morfem bebas atau kata dasar. Morfem-morfem bebas
dapat disusun menjadi kalimat, dengan kata lain ada kalimat - kalimat yang
dibentuk tanpa menggunakan morfem terikat. Contoh-contohnya seperti:
a. Hari sudah siang
b. Ia masih tidur
c. Buku ini bagus
d. Anak perempuan itu cantik sekali

B. MORFEM TERIKAT
Morfem terikat merupakan morfem yang belum mengandung arti
karena itu morfem terikat belum dapat dikatakan kata dan untyuk membentuk
kata, morfem ini harus digabung dengan morfem bebas.
Morfem terikat dalam bahasa Indonesia ada dua macam yaitu :
1. Morfem terikat morfologis
Morfem terikat morfologis adalah morfem yang terikat pada sebuah
morfem dasar. Dalam linguistic, morfem ini dikelompokkan dalam
afiksasi atau dalam bahasa Indonesia yang disebut imbuhan.
Morfem terikat morfologi ini mempunyai fungsi bermaca-macam yaitu:
a. Membentuk kata kerja yaitu me-, ber-, kan-, -I dan ber-an seperti kata
memukul, berjalan, perbanyak, siapkan dan datangi.
b. Membentuk kata benda yaitu pe-, ke-, -an, ke-an, per-an, -man, -wan,
seperti penyayang, kekasih, pemberian, kebaikan, seniman,
bangsawan.
c. Membentuk kata sifat : ter-, -I, -wi,-iah seperti terpandai,
hewani,manusiawi, ilmiah.
d. Membentuk kata bilangan: ke-, se-; seperti kedua, sehelai
e. Membentuk kata tugas : se-, se-nya, seperti selama, sebenarnya.
2. Morfem terikat sintaksis
Morfem ini adalah morfem dasar yang tidak mampu berdiri sendiri
sebagai kata.

C. MORFEM ULANG
Morfem ulang bahasa Indonesia dapat membentuk kata dengan bentuk
dasar yang berkelas kata kerja, benda dan sifat.selain itu morfem ini juga
berkombinasi dengan morfem imbuhandalam membentuk suatu kata. Seperti
ke – an; kekuning-kuningan, kebiru-biruan dll.

D. MORFEM MAJEMUK
Secara sederhana kata majemuk diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu:
1. Kelompok pertama seperti kambing hitam, meja hijau, hidung belang,
putrid malu, lembaran hitam, naik daun, tangan dingin dan lain-lain.
2. Kelompok kedua seperti rumah makan, sapu tangan, kamar kecil, mata air,
temu wicara, angkat besi, mata hari dan lain sebagainya.
3. Kelompok ketiga seperti tua renta, muda belia, kering kerontang, malam
kelam, gelap gulita, tunggang langgang, dendam kesumat, hitam legam
dan sebagainya.
Modul 1 Bahasa dan Belajar Bahasa
Modul 2 Dasar- dasar Fonologi dan Morfologi Bahasa Indonesia

D
I
S
U
S
U
N

OLEH
KELOMPOK 3:
1. JUNIARTI WIDYA. K (856331357)
2. NOVIA LESTARI (856331411)
3. SARIYASMINI (856331285)

FAKULTAS KEGURUAN DAN LMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PANGKAL PINANG
TAHUN 2023

Anda mungkin juga menyukai