Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

OLEH
IWAN KURNIAWAN
857009538

UPBJJ BANDAR LAMPUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
1. Tuliskan pengertian bahasa menurut para pakar, karakteristik bahasa, fungsi bahasa, dan ragam

bahasa secara jelas!

JAWAB :

Pengertian Bahasa menurut para pakar :

1. Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia
(wardhaugh,1972)
2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan atau perasaan secara sistematis
melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna
yang dipahami (Webster’s News Collegiate Dictionary, 1981)
3. Bahasa adalah system lambing bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota sosial
untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed., 1984:2)
4. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama membentuk
budaya manusia (Halliday dan Hasan, 1991).

Karakteristik Bahasa

Pada dasarnya konsep bahasa memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Bahasa adalah sebuah sistem

Sebagai sebuah sistem, bahasa terdiri dari sejumlah unsur yang saling terkait dan tertata secara
beraturan, serta memiliki makna. Unsur-unsur bahasa diatur, seperti pola yang berulang. Kalau salah
satu bagian terdeteksi maka keseluruhan bagiannya dapat diramalkan.

Sebagai sebuah sistem, bahasa bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu dapat
diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan.
Seandainya bahasa itu tidak sistematik maka bahasa itu akan kacau, tidak bermakna, dan tidak dapat
dipelajari. Sistemis artinya bahasa terdiri dari sejumlah subsistem, yang satu sama lain saling terkait
dan membentuk satu kesatuan utuh yang bermakna. Bahasa terdiri dari tiga subsistem, yaitu subsistem
fonologi (bunyi-bunyi bahasa), subsistem gramatika (morfologi, sintaksis, dan wacana), serta
subsistem leksikon (perbendaharaan kata). Ketiga subsistem itu menghasilkan dunia bunyi dan dunia
makna, yang membentuk sistem bahasa.

b. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbiter (mana suka) dan konvensional

Bahasa merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang dipergunakan dan
disepakati oleh suatu kelompok sosial. Sebagai sebuah simbol, bahasa memiliki arti. Pertama,
penamaan suatu objek atau peristiwa yang sama antara satu masyarakat bahasa dengan masyarakat
bahasa lainnya tidak sama. Kedua, bahasa terdiri dari aturan-aturan atau kaidah yang disepakati.
Ketiga, tidak ada hubungan langsung dan wajib antara lambang bahasa dengan objeknya. Hubungan
keduanya bersifat mana suka (arbiter).

Memang ada beberapa kata yang bersifat onomatopoe, artinya penamaan suatu objek atau peristiwa
berdasarkan ciri bunyi atau ciri lain yang dimilikinya, seperti cecak, tokek, tekukur, gemerincing atau
kokok. Namun demikian, kata yang bersifat onomatope itu tidak banyak jumlahnya. Jadi, penamaan
sesuatu itu (benda, sifat atau peristiwa) semata-mata hanya karena kesepakatan sosial masyarakat
penggunanya. Karena itulah bahasa bersifat konvensional atau kesepakatan.

c. Bahasa bersifat produktif

Dari huruf-huruf per kata dan selanjutnya dapat dihasilkan satuan bahasa dalam jumlah yang tak
terbatas, ribuan kata, kalimat atau wacana bacaan dengan segala variasinya, sesuai dengan kebutuhan
masyarakat penggunanya. Oleh karena itu, bahasa itu bersifat produktif.
d. Bahasa memiliki fungsi dan variasi

Fungsi bahasa adalah sebagai alat kominikasi, sedangkan penggunaan bahasa oleh suatu kelompok
disebut variasi atau ragam bahasa. Bahasa memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi personal, yaitu pengguna bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran, sikap atau
perasaan pemakainya.
2. Fungsi regulator, yaitu pengguna bahasa untuk mempengaruhi sikap atau pikiran/pendapat
orang lain, seperti bujukan, rayuan, permohonan atau perintah.
3. Fungsi interaksional, yaitu pengguna bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga hubungan
sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau penghibur.
4. Fungsi informatif, yaitu pengguna bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan
atau budaya.
5. Fungsi heuristic, yaitu pengguna bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi, seperti
pertanyaan atau permintaan penjelasan atas sesuatu hal.
6. Fungsi imajinatif, yaitu pengguna bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa estetis
(indah), seperti nyayian dan karya sastra.
7. Fungsi instrumental, yaitu pengguna bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan
pemakainya, seperti saya ingin…

Ragam Bahasa adalah variasi penggunaam bahasa yang disebabkan oleh pemakai dan pemakai bahasa
dari segi pemakai atau penutur bahasa,, ragam bahasa dapat di klasifikasikan berdasarkan pada,
daerah asal penutur atau pemakai bahasa, kelompok sosial dan sikap bahasa. Dari sudut pemakai
bahasa, klasifikasi ragam bahasa dapat dilakukan berdasarkan pada bidang atau pokok persoalan yang
diperbincangkan, sarana atau media yang dipakai dan situasi atau kondisi pemakai bahasa.

2. Kemampuan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu?

JAWAB:

Apabila kita berbicara tentang kemampuan berbahasa maka wujud kemampuan itu lazimnya
diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu:

a. Kemampuan Menyimak atau Mendengarkan

Kemampuan memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara lisan oleh orang lain. Siswa
mendengarkan beragam simakan dengan tujuan yang berbeda: untuk berkomunikasi, belajar, hiburan,
serta memperoleh, merangkum, mengolah, mengkritisi, dan merespons informasi. Tujuan menyimak
yang berbeda tentu saja menuntut strategi menyimak yang berlainan pula.

b. Kemampuan Berbicara

Kemampuan untuk menyampaikan pesan secara lisan kepada orang lain. Pesan di sini adalah pikiran,
perasaan, sikap, tanggapan, penilaian, dan sebagainya. Berbicara juga bermacam-macam seperti
berinteraksi dengan sesama, berdiskusi dan berdebat, berpidato, menjelaskan, bertanya, menceritakan,
melaporkan, dan menghibur.

c. Kemampuan Membaca

Kemampuan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara tertulis oleh pihak lain.
Kemampuan ini tidak hanya berkaitan dengan pemahaman simbol-simbol tertulis, tetapi juga
memahami pesan atau makna yang disampaikan oleh penulis.

d. Kemampuan Menulis

Kemampuan menyampaikan pesan kepada pihak lain secara tertulis. Kemampuan ini bukan hanya
berkaitan dengan kemahiran siswa menyusun dan menuliskan simbol-simbol tertulis, tetapi juga
mengungkapkan pikiran, pendapat, sikap, dan perasaannya secara jelas dan sistematis sehingga dapat
dipahami oleh orang yang menerimanya, seperti yang dia maksudkan.

3. Tuliskan tiga pandangan yang mengungkapkan proses pemerolehhan bahasa pertama!

JAWAB :

a. Pandangan Nativistis

Menurut pandangan nativistis, setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan bawaan atau
alami untuk dapat berbahasa. Bukan lingkungan yang membuat anak mampu berbahasa. Juga bukan
karena meniru orang lain karena banyak juga ungkapan kreatif yang dimunculkan anak ketika
berbahasa, yang belum pernah dicontohkan sebelumnya. Jadi, kalau bukan karena kemampuan
bawaan, mustahil anak dapat mempelajari dan menguasai suatu bahasa yang komponen dan aturannya
begitu rumit hanya dalam waktu yang begitu singkat. Hanya dalam waktu sekitar empat tahun anak
telah dapat berbahasa dengan rapi dan komunikatif. Selama belajar bahasa, sedikit demi sedikit potensi
berbahasa yang secara genetis telah terprogram menjadi terbuka dan berkembang.

Kemampuan bawaan berbahasa itu disebut dengan ’piranti pemerolehan bahasa’ (language acquisition
device atau LAD) yang berpusat di otak. Piranti itulah yang membuat anak dapat berbahasa,
sebagaimana halnya sirip dan ekor yang memungkinkan seekor ikan bisa berenang.

Cara kerja LAD yaitu Ujaran atau tuturan lisan dalam lingkungan anak memberikan masukan kepada
anak. Selanjutnya, data tersebut diolah oleh LAD dengan memakai potensi gramatika bahasa anak
sehingga tersusunlah pola-pola kaidah bahasa dan kaidah berbahasa pada diri anak, kemudian
tercermin dalam tindak berbahasa (ujaran) yang dihasilkan anak yang sesuai dengan pola ujar orang
dewasa.

b. Pandangan Behavioristis

Menurut behavioris, penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan yang diberikan
lingkungannya. Anak tidak memiliki peranan aktif, hanya sebagai penerima pasif. Perkembangan
bahasa anak terutama ditentukan oleh kekayaan dan lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungan,
serta peniruan yang dilakukan anak terhadap tindak berbahasa lingkungannya.

c. Pandangan Kognitif

Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak ditentukan oleh daya
kognitifnya. Lingkungan tidak serta merta memberikan pengaruhnya terhadap perkembangan
intelektual dan bahasa anak, kalau si anak sendiri tidak melibatkan secara aktif dengan lingkungannya.
Dengan kata lain, anaklah yang berperan aktif untuk terlibat dengan lingkungannya agar penguasaan
bahasanya dapat berkembang secara optimal.

4. Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak!

JAWAB:

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak

a. Faktor Biologis

Perangkat biologis yang menentukan penguasaan bahasa anak adalah otak (sistem syaraf), alat dengar,
dan alat ucap. Ketergantungan pada salah satu, apalagi ketiganya, akan menghambat kemampuan
berbahasa anak. Kemampuan berbahasa anak-anak tunarungu, lemah mental, gagap atau tunawicara
maka kemampuan berbahasa mereka pasti berbeda dengan anak yang ketiga perangkat biologisnya
sehat dan normal.
b. Faktor Lingkungan Sosial

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa setiap anak memiliki kemampuan bawaan dan kelengkapan
berbahasa. Namun demikian, untuk menumbuhkembangkan kemampuan berbahasanya, seorang anak
memerlukan lingkungan sosial sebagai contoh atau model berbahasa, memberikan rangsangan, dan
tanggapan, serta melakukan latihan dan uji coba berbahasa dalam konteks yang sesungguhnya.

Lingkungan sosial di sini adalah perilaku berbahasa orang tua, saudara, kerabat, keluarga, teman atau
anggota masyarakat. Lingkungan yang kaya sumber, mendukung, dan aktif dalam berinteraksi dengan
anak, akan membuat pemerolehan bahasa anak semakin beraneka dan cepat. Sebaliknya, lingkungan
yang miskin dengan aktivitas berbahasa, terlalu banyak menekan dengan melakukan pelarangan dan
menyalahkan, dan rendah dalam berinteraksi, akan menjadikan pemerolehan bahasa anak pun tidak
beragam, miskin, dan lambat. Dukungan dan keterlibatan sosial begitu penting bagi anak dalam belajar
bahasa. Inilah yang disebut dengan ’Sistem Pendukung Pemerolehan Bahasa’ atau Language
Acquisition Support System atau LASS.

Cara lingkungan sosial memberikan dukungan kepada anak dalam belajar pemeroleh bahasa adalah
sebagai berikut:

1) Bahasa semang (motherless), yaitu cara bahasa yang dilakukan orang dewasa terhadap bayi
atau balita melalui penyederhanaan kata atau kalimat, dengan penggunaan tempo yang lebih
lambat dan nada yang lebih lembut. Cara bahasa ini memiliki peran penting untuk dapat
menangkap perhatian dan memelihara komunikasi dengan anak.

2) Parafrase, yaitu pengungkapan kembali ujaran yang diucapkan anak dengan cara yang berbeda,
untuk membantu anak belajar bahasa.

3) Menegaskan kembali (echoing), yaitu mengulang apa yang disampaikan anak, terutama apabila
tuturannya tidak lengkap, tidak jelas atau tidak sesuai dengan maksud.

4) Memperluas (expanding), yaitu mengungkapkan kembali apa yang disampaikan anak dalam
bentuk kebahasaan yang lebih kompleks.

5) Menamai (labeling), yaitu melakukan identifikasi suatu benda dengan nama yang sesuai.

6) Penguatan (reinforcement), yaitu menanggapi dan memberikan respons positif atas perilaku
berbahasa anak.

7) Pemodelan (modelizing), yaitu pemberian contoh atau model berbahasa yang ditunjukkan
orang dewasa kepada anak.

c. Faktor Intelegensi

Inteligensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir atau bernalar, termasuk memecahkan suatu
masalah. Inteligensi bersifat abstrak dan tak dapat diamati langsung, kecuali melalui perilaku. Dalam
kaitannya dengan pemerolehan bahasa, anak-anak yang bernalar tinggi tingkat pencapaiannya
cenderung lebih cepat, lebih kaya, dan lebih bervariasi khasanah bahasanya, daripada anak yang
bernalar sedang atau rendah. Jadi, pengaruh inteligensi terletak pada jangka waktu dan tingkat
kreativitas perkembangan bahasanya.

d. Faktor Motivasi

Dalam belajar bahasa, anak tidak melakukannya demi bahasa itu sendiri. Anak belajar bahasa karena
adanya kebutuhan dasar yang bersifat praktis, seperti lapar, haus, sakit, serta perhatian dan kasih
sayang. Inilah yang disebut dengan motivasi intrinsik, yang berasal dari diri anak itu sendiri.
Pemberian motivasi dari lingkungan sosial sangat berarti bagi anak untuk membuatnya kian bergairah
belajar bahasa. Anak yang dibesarkan dengan motivasi belajar bahasa yang tinggi akan kian memicu
proses belajar bahasa anak. Pemicuan motivasi itu, di antaranya dengan cara merespons dengan bijak
pertanyaan dan komentar anak, memperbaiki tindak berbahasa anak secara halus dan tidak langsung,
dan tidak segera menyalahkan bila anak melakukan suatu kesalahan.

5. Tuliskan strategi pemerolehan bahasa anak!

JAWAB:

Strategi Pemerolehan Bahasa

Sejumlah strategi dalam belajar suatu bahasa, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Mengingat

Mengingat memainkan peranan yang cukup penting dalam belajar bahasa atau belajar apa pun. Setiap
pengalaman indrawi yang dilalui anak, dicatat dalam benaknya. Ketika dia menyentuh, menyerap,
mencium, mendengar, dan melihat sesuatu, memori anak merekamnya.

Pada tahap awal belajar bahasa, anak mulai membangun pengetahuan tentang bunyi dan kombinasi
bunyi-bunyi tertentu yang merujuk pada sesuatu yang dia dengar atau alami. Ingatan itu akan semakin
kuat apabila penyebutan akan benda atau peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Dengan cara ini anak
akan mengingat bunyi, kombinasi bunyi atau kata, tentang sesuatu sekaligus mengingat pula cara
mengungkapkannya. Hanya saja, ketika diungkapkan bunyinya tidak selalu tepat. Mungkin lafalnya
tidak pas, strukturnya terbalik atau hanya suku kata awal atau akhir yang terucapkan. Hal ini terjadi
karena pertumbuhan otak dan kelengkapan fisik berbahasa anak masih sedang berkembang. Oleh
karena itu, dalam berbahasa anak-anak biasanya dibantu oleh ekspresi muka, gerak tangan, gerak
tubuh, dan konteks.

b. Meniru

Dalam belajar bahasa anak pun menggunakan strategi peniruan. Peniruan di sini bisa berarti mencontoh
secara kreatif atau menginspirasi. Pada dasarnya, peniruan yang dilakukan anak tidak selalu berupa
pengulangan yang persis sama atas apa saja yang didengarnya. Hal ini karena dalam belajar bahasa,
seorang anak tidak sekadar menangkap kata-kata.

Dia juga mencerna dan mengolah prinsip-prinsip organisasi bahasa secara alami. Dengan demikian,
peniruan yang dilakukan anak bersifat dinamis dan kreatif. Karena strategi peniruan itu pula maka
orang yang menjadi model (memberikan contoh dan masukan) berbahasa akan sangat mempengaruhi
corak bahasa yang dimiliki anak. Apabila modelnya baik maka anak pun akan mempelajari versi bahasa
yang baik, logis, dan santun. Sebaliknya, apabila modelnya kurang baik maka versi bahasa yang kurang
baik itulah yang akan dipelajari dan digunakan anak.

c. Mengalami Langsung

Strategi lain yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamanya adalah mengalami langsung
kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. Anak menggunakan bahasanya baik ketika
berkomunikasi dengan orang lain, maupun sewaktu sendirian. Dia menyimak dan berbicara langsung,
dan sekaligus memperoleh tanggapan dari mitra bicaranya. Dari tanggapan yang diperolehnya, secara
tidak sadar anak memperoleh masukan tentang kewajaran dan ketepatan perilaku berbahasanya, dan
dalam waktu yang sama juga si anak mendapat masukan dari tindak berbahasa yang dilakukan mitra
berbicaranya.

d. Bermain

Kegiatan bermain sangat penting untuk mendorong pengembangan kemampuan berbahasa anak.
Dalam bermain, si anak kadang berperan sebagai orang dewasa; sebagai penjual atau pembeli dalam
bermain dagang-dagangan; ibu, bapak atau anak dalam bermain rumah-rumahan; sebagai dokter,
perawat atau pasien; atau sebagai guru dan murid dalam bermain sekolah-sekolahan. Tanpa disadari,
mereka sedang bermain drama, sekaligus mereka berlatih berbicara dan menyimak.

e. Penyederhanaan

Di samping perbuatan anak bersifat egosentris (berpusat pada dirinya, perkembangan kemampuan anak
yang bertahap yang membuat tuturan yang digunakannya lebih sederhana dan langsung. Satu atau dua
kata mewakili satu kalimat. Ciri berbahasa anak seperti itu disebut penyederhanaan atau reduksi.
Strategi itu tentu saja tidak disadari si anak. Meskipun sederhana, kita sebagai orang dewasa akan
memahaminya karena dibantu oleh konteks terjadinya perilaku berbahasa anak.

6. Tuliskan tahap-tahap perkembangan bahasa anak!

JAWAB:

a. Tahap Pralinguistik

Pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vokal atau
konsonan tertentu. Tetapi, umumnya bunyi-bunyi tersebut belumlah mengacu pada kata atau kalimat
dengan makna tertentu. Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak pada fase ini disebut tahap
pralinguistik.

Fase ini berlangsung sejak anak lahir sampai berumur sekitar 12 bulan.

1) Pada umur 0 - 2 bulan, anak hanya mengeluarkan bunyi-bunyi refleksif untuk menyatakan rasa
lapar, haus, sakit atau ketidaknyamanan, serta bunyi-bunyi vegetatif yang berkaitan dengan
aktivitas tubuh, seperti batuk, bersin, sendawa, telanan (ketika makan), dan tegukan (ketika
menyusu atau minum).
2) Pada umur 2 – 5 bulan, anak mulai mendekut dan mengeluarkan bunyibunyi vokal yang
bercampur dengan bunyi-bunyi mirip konsonan. Bunyi itu biasanya muncul sebagai respons
terhadap senyum atau ucapan orang tuanya.
3) Pada umur 4 – 7 bulan, anak mulai mengeluarkan bunyi yang agak utuh dengan rentang waktu
yang lebih lama. Bunyi mirip vokal dan konsonannya lebih bervariasi. Konsonan nasal /m/ dan
/n/ sudah mulai muncul. d. Pada umur 6 – 12 bulan, anak mulai berceloteh. Celotehannya
berupa reduplikasi atau pengulangan konsonan dan vokal yang sama, seperti /ba-ba-ba/, /ma-
ma-ma/, dan /da-da-da/. Vokal yang muncul adalah vokal dasar /a/ dengan konsonan hambat
labial /p, b/, nasal /m, n, n/, dan alveolar /t, d/. Selanjutnya, celotehan reduplikasi tersebut
berubah lebih bervariasi. Vokalnya sudah mulai menuju vokal /u/ dan /i/. Konsonan frikatif
pun, seperti /s/ sudah mulai muncul.

b. Tahap Satu-Kata atau Holofrasis

Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12 – 18 bulan. Pada tahap ini, anak menggunakan satu kata
yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang disampaikannya. Tegasnya, satu kata yang diucapkan
anak mewakili satu frasa, kalimat atau wacana. Karena itu, fase ini disebut juga tahap holofrasis. Kata-
kata yang diucapkan anak adalah kata-kata yang telah dikenal dan dikuasainya. Kata-kata itu biasanya
sering muncul dalam tuturan keseharian di lingkungan anak. Kata-kata itu umumnya berkaitan dengan
kegiatan rutin anak, pemanggilan orang-orang sekitar, dan benda atau objek yang dekat dengan anak.

c. Tahap Dua-Kata

Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18 – 24 bulan. Pada tahap ini kosakata dan gramatika
anak berkembang dengan cepat, seiring dengan kematangan otak dan alat ucapnya. Dalam bertutur
anak-anak mulai menggunakan dua kata: papa ikut, mamah main, mau bobo, dan sebagainya. Hanya
kata-kata pokok yang diucapkan anak, seperti kata benda, kata kerja (dasar), dan/atau kata sifat. Tak
ada kata tugas seperti kata depan atau kata penghubung.
d. Tahap Telegrafis

Antara usia 2 – 3 tahun anak telah menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat-kalimat pendek. Ciri
yang paling mencolok pada fase ini bukanlah pada jumlah kata yang dihasilkan anak, tetapi pada variasi
bentuk kata yang sudah mulai muncul. Namun demikian, pada fase ini, anak belum menggunakan kata
tugas dalam bertutur. Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak pada fase ini disebut dengan tahap
telegrafis. Seiring dengan bertambahnya usia dan perkembangan otak dan perangkat biologis lainnya
maka kemampuan anak pun (kaidah bahasa dan kaidah berbahasa) akan semakin meningkat hingga
mendekati tuturan orang dewasa.

7. Tuliskan perbedaan pengertian pemerolehan bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2)!

JAWAB:

Bahasa pertama (B1) adalah bahasa yang pertama kali dipelajari dan dikuasai oleh seorang anak.
Bahasa pertama itu bisa hanya satu bahasa atau dua bahasa yang dikuasai anak secara bersamaan.
Sementara itu, bahasa kedua adalah bahasa yang dikuasai anak setelah menguasai bahasa pertama.
Dalam menguasai dua bahasa atau lebih, anak dapat melakukannya secara serempak atau berurut.
Pemerolehan serempak dua bahasa (simultaneous bilingual acquisition) terjadi pada anak yang
dibesarkan dalam masyarakat bilingual (dua bahasa) atau multilingual (lebih dari dua bahasa). Anak
mengenal, mempelajari, dan menggunakan kedua bahasa tersebut sama baiknya secara bersamaan.
Pemerolehan berurut dua bahasa (successive bilingual acquisition) terjadi apabila penguasaan anak
atas dua bahasa atau lebih terjadi dalam rentang waktu yang berjauhan.

8. Apa yang dimaksud pendekatan dalam konteks pembelajaran bahasa?

JAWAB:

Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi atau
seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab itu, pendekatannya
bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Di dalam pengajaran bahasa,
pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentang hakikat bahasa, dan
pengajaran bahasa yang diyakini oleh guru bahasa.

9. Tuliskan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa!

JAWAB:
Pada dasarnya para ahli membagi pandangan tentang proses belajar itu menjadi dua aliran, yaitu
aliran empiris dan aliran rasionalis.
Aliran empiris mempunyai beberapa nama, yaitu behavioris, aliran mekanis, dan aliran Bloomfield.
Dalam dunia pengajaran bahasa dewasa ini aliran Bloomfield digolongkan ke dalam ahli-ahli ilmu
bahasa struktural dan ilmu bahasa deskriptif.
Adapun prinsip-prinsip pokok aliran ini adalah:
• Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan;
• Bahasa adalah serangkaian kebiasaan;
• Ajarkanlah bahasanya, bukan tentang bahasanya;
• Bahasa adalah apa-apa yang dikatakan oleh para pemakainya, bukan apa yang oleh seseorang
seharusnya dikatakan demikian;
• Tidak ada satu bahasa pun yang persis sama dengan bahasa yang lain.

Aliran kedua, yaitu aliran rasionalis yang terkenal juga dengan nama aliran mentalis, atau aliran
Noam Chosky. Aliran ini memandang bahwa perbuatan berbahasa itu adalah perbuatan mental.
Prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh kaum rasionalis adalah:
• Suatu bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh aturan-aturan,
• Aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan,
• Manusialah satu-satunya makhluk yang dapat belajar bahasa;
Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat dipakai dalam berpikir.

10. Tuliskan perbedaan antara metode dan teknik pembelajaran bahasa!

JAWAB :
Metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara mengajar
adalah teknik mengajar, sedangkan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk
mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Teknik pembelajaran bahasa adalah
Metode berhubungan dengan pemilihan bahan, pengurutan bahan, penyajian bahan, dan
pengulangan bahan, itulah sebabnya mengapa metode dikatakan bersifat prosedural. Sedangkan
teknik mengacu pada makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru dalam kelas sehingga
dikatakan bersifat implementasional.

Anda mungkin juga menyukai