Anda di halaman 1dari 7

MATERI INISIASI I

Tutorial Online
Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD (PDGK 4204)

Topik: Hakikat Bahasa dan Permbelajaran Bahasa

Oleh: Suhartono

Selamat berjumpa mahasiswa Universitas Terbuka dalam tutorial online (tuton) mata
kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia di SD (PDGK 4204). Saya “Suhartono” adalah tutor Anda
yang akan membantu Anda dalam mengikuti tutorial online mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia di SD (PDGK 4204). Pada tutorial online yang pertama ini Anda akan saya ajak untuk
membahas materi “hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa”. Pada materi ini Anda akan
mempelajari tentang:
(1) Hakikat bahasa, dan
(2) Hakikat pembelajaran bahasa
Pada materi “hakikat bahasa” Anda akan mempelajari topik-topik yang berkaitan dengan (1)
pengertian bahasa, (2) fungsi bahasa,dan (3) ragam bahasa. Sedangkan topik bahasan “hakikat
pembelajaran, Anda akan saya ajak untuk mempelajari topik-topik yang berkaitan dengan (1) (2)
belajar bahasa, (3) pembelajaran bahasa. Selanjutnya Anda bisa mengikuti uraian materi
berikut:

Hakikat Bahasa

A. Pengertian Bahasa

Kata bahasa kerap digunakan dalam berbagai konteks dengan bermacam makna. Kita
sering mendengarkan ungkapan bahasa tubuh, bahasa isyarat, bahasa cinta, bahasa prokem,
bahasa bunga, bahasa lisan, bahasa militer, serta berbagai ungkapan lain yang disandingkan
dengan kata bahasa. Beberapa pengertian bahasa yang telah dirumuskan beberapa ahli.
1. Bahasa adalah sebuah simbol yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi
manusia (Wardaugh, 1972)

2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomukasikan gagasan atau perasaan secara
sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati, yang
memiliki makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981)

1
3. Bahasa adalah system lambing bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para
anggota untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed.,
1984:2)

4. Bahasa adalah salah satu dari sebuah system makna yang secara bersama-sama
membentuk budaya manusia (Halliday dan Hasan, 1991).

Pada dasarnya konsep bahasa memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Bahasa Adalah Sebuah Sistem

Sebagai sebuah sistem, bahasa terdiri dari sejumlah unsure yang saling terkait dan tertata
secara beraturan, serta memiliki makna. Unsur-unsur bahasa diatur, seperti pola berulang.
Kalau salah satu bagian terdeteksi maka keseluruhan bagiannya dapat diramalkan. Misalnya
kita menemukan kalimat nenek sedang …, kue … dapur, kita dapat menerka bunyi keseluruhan
kalimat itu. Oleh karena itu, sebagai penutur bahasa Indonesia, kita dapat menerima kalimat
(1.a) bunga itu sangat indah (2.a) kebaikan itu abadi (3.a) kematiannya membuat warga
kampong berduka; tetapi tidak menerima kalimat (1.b) itu indah sangat bunga atyau uit abung
ngasat dihan (2.b) membaikan itu abadi, (3.b) kemampuannya berduka membuat warga
kampung.

2. Bahasa merupakan Sistem Lambang yang Arbiter (Mana Suka) dan Konvesional
Bahasa merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang
dipergunakan dan disepakati oleh suatu kelompok sosial. Dalam bahasa Indonesia dinamai (a)
Burung, (b) Pohon, (c) Matahari dan (d) Kursi. Sementara itu, untuk benda yang sama dalam
bahasa inggris disebut (a) Bird (b) Tree (c) Sun dan (d) Chair.

3. Bahasa Bersifat Produktif


Fonem dan pola dasar kalimat dalam bahasa Indonesia? Ya, begitu terbatas bukan.
Justru dari keterbatasan itu dapat dihasilkan satuan bahasa dalam jumlah yang tak terbatas.
Kita dapat membentuk ribuan kata, atau wacana dengan segala variasinya, sesuai dengan
kebutuhan masyarakat penggunanya. Oleh karena itu, bahasa itu bersifat produktif.

4. Bahasa Memiliki Fungsi dan Variasi


Dengan bahasa kita dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, dan nilai-nilai yang
dianut sehingga dapat dipahami dan juga memahami orang lain. Dengan bahasa manusia
dapat saling memahami dan bekerja sama. Dengan demikian bahasa memiliki fungsi sebagai
alat komunikasi. Suatu bahasa digunakan untuk berbagai kebutuhan dan tujuan dalam
konteks yang berbeda-beda. Oleh karena itu, suatu bahasa tidak pernah tampil seragam.
Keragaman itu terjadi karena perbedaan kelompok atau individu pemakainya. Perbedaan

2
penggunaan bahasa oleh suatu kelompok disebut Variasi atau Ragam Bahasa.ketika
mendengar seseorang berbicara meskipun orangnya tidak terlihat, tetapi kita kerap menduga
siapa yang berbicara.Mengapa? sebab dia memiliki cirri khas dalam bahasanaya—mungkin
dalam pemilihan kata, piñata kalimat, aksentuasi atau intonasinya—yang membedakan
dengan orang lain. Keseluruhan dari bahasa orang per orang disebut idiolek.

B. Fungsi bahasa

Dari penjelasan tentang pengertian bahasa tersebut, secara umum bahasa memiliki
fungsi personal dan social. Fungsi personal mengacu pada peranan bahasa sebagai alat untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri manusia sebagai makluk individu. Dengan
bahasa manusia menyatakan keinginan, cita-cita, kesetujuan, serta rasa suka dan tidak suka.
Adapun fungsi social mengacu pada peranan bahasa sebagai alat komunikasi atau antar
kelompok social.

Halliday (1975, dalam Tompkinz dan Hoskinsson, 1995) secara khusus


mengindentifikasikan fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut.

1. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran, sikap atau
perasaan pemakainya.

2. Fungsi regulator, yaitu bahasa untuk mempengaruhi sikap atau pikiran pendapat orang lain

3. Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga
hubungan social

4. Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu


pengetahuan, budaya.

5. Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi, seperti
pertanyaan atau penjelasan.

6. Fungsi imajenatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa estetis(indah),
seperti nyanyian dan karya sastra.

7. Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan
pemakainya.

Hakikat Pembelajaran Bahasa

A. KONSEP BELAJAR

3
Belajar layaknya proses membangun gedung. Anak-anak secara terus menerus
membangun makna baru (pengetahuan, sikap dan keterampilan) berdasarkan apa yang telah
mereka kuasai sebelumnya. John Dewey “belajar sambil berbuat (learning by doing)contoh
siswa belajar menyimak melalui kegiatan menyimak, belajar melalui kegiatan bicara, belajar
melalui kegiatan membaca. Dan siswa belajar melalui kegiatan bersastra.

B. BELAJAR BAHASA

Sebelum masuk ke sekolah, anak belajar melalui komunitasnya yaitu teman, keluarga,
media radio atau televise, dan lingkungannya. Anak memahami apa yang dikatakan oleh
anggota komunitasnya dan sekaligus menyampaikan ide serta perasaan dengan lain melalui
bahasa yang digunakan.

C. PEMBELAJARAN BAHASA

Saudara Halliday (1979, dalam Goodman, dkk.,1987) menyatakan ada 3 tipe belajar yang
melibatkan bahasa.

1. Belajar Bahasa

Seseorang mempelajari suatu bahasa dengan focus pada penguaaan kemampuan


berbahasa atau berkemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya.
Kemampuan ini melibatkan dua hal yaitu (1) kemampuan untuk menyampaikan pesan, baik
secar lisan maupun tertulis, serta (2) kemampuan memahami, menafsirkan, dan menerima
pesan baik yang disampaikan secara lisan (melalui kegiatan menyimak) maupun tertulis.
Secara implisit, kemampuan-kemampuan itu saja melibatkan kaidah bahasa secara pragmatik.
Kemampuan pragmatic merupakan kesanggupan pengguna bahasa untuk menggunakan
bahasa dalam berbagai situasi yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan, tujuan, dan kontek
bahasa itu sendiri.

2. Belajar melalui Bahasa


Seseorang menggunakan bahasa untuk mempelajari pengetahuan sikap, keterampilan.
Dalam konteks ini bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempelajari sesuatu, seperti
Matematika, IPA, sejarah dan kewarganegaraan.

3. Belajar tentang Bahasa


Seseorang mempelajari bahasa untuk mengetahui segala hal yang terdapat pada suatu
bahasa, seperti sejarah, system bahasa, kaidah berbahasa, dan produk bahasa seperti
sastra.Apabila kita berbicara tentang kemampuan berbahasa maka wujud kemamouan itu lazimnya
diklasifikasikan menjadi empat macam

4
a. Kemampuan Menyimak atau Mendengarkan

Kemampuan memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara lisan oleh orang
lain, Tujuan meyimak yang berbeda tentu saja menuntut strategi menyimak yang berlainan pula.

b. Kemampuan Berbicara

Kemampuan untuk menyampakan pesan kepada orang lain. Pesan disini adalah pemikiran,
perasaan, tanggapan, penilaiaan dan sebagainya. Berbicara juga bermacam-macam interaksi dengan
sesama, diskusi, dan berdebat, berpidato, menjelaskan, melaporkan dan menghibur

c. Kemampuan Membaca

Kemampuan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara tertulis oleh
pihak lain, kemampuan ini tidak hanya berkaitan dengan pemahaman simbol-simbol tertulis, tetapi
juga memahami pesan atau makna yang disampaikan penulis

d. Kemampuan Menulis

Kemampuan menyampaikan pesan kepada pihak lain secara tertulis. Kemampuan ini bukan
hanya berkaitan dengan kemahiran siswa menyusun dan menuliskan symbol-simbol tertulis, tetapi
juga mengungkapkan pikiran, pendapat, sikap, dan perasaannya secara jelas dan sistematis sehingga
dapat dipahami oleh orang yang menerimannya.

Pembelajaran bahasa seyogyanya didasarkan pada bagaimana siswa belajar dan


bagaimana mereka belajar bahasa. Paradigma atau cara pandang pembelajaran bahasa di
sekolah dasar sebagai berikut

1. Imersi, yaitu pembelajaran dengan “ menerjunkan” siswa secara langsung dalam kegiatan berbahasa
yang dipelajarinnya. Contoh, ketika siswa belajar mengarang, terjunkanlah langsung dalam kegiatan
mengarang. Berikan ia pelajaran bagaimana, seperti apa mengarang itu dengan memintanya menulis
sebuah karangan degan topic tertentu

2. Pengerjaan (employment) yaitu, pembelajaran bahasa dilakukan dengan memberikan


kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan berbahasa yang
bermakna,fungsional dan otentik. Bermakna artinya kegiatan berbahasa yang dilakukan siswa
untuk mendapatkan wawasan. Sikap atau keterampilan baru yang secara bertahap dapat
meningkatkan kemampuan berbahasanya. Fungsional, artinya kegiatan berbahasa yag
dilakukan siswa tujuannya yang jelas dalam berkomuikasi. Otentik, artinya aktifitas berbahasa
siswa terjadi dalam kontek yang jelas, memang lazim digunakan dalam kenyataan diluar
kelas.
3. Demontrasi, yaitu siswa belajar melalui demontrasi---dengan permodelan dan dukungan---
yang disediakan oleh guru

5
4. Tanggung Jawab (responbility), Yaitu pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memilih aktifitasnya
5. Uji coba (trial error) yaitu pembelajaran bahasa yang memberikan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan persepektif atau sudut pandang siswa.
6. Pengharapan (exspectation), Yaitu siswa akan berupaya untuk sukses atau berhasil dalam
belajar jika dia merasa bahwa gurunya mengharapkan dia sukses

Selamat belajar semoga sukses.

6
7

Anda mungkin juga menyukai