NIM : 857021639
JAWABAN
1. William A. Haviland: Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan
menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang
yang berbicara dalam bahasa itu. Sedangkan menurut Wardhaugh,1972 Bahasa
adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi
manusaia, Sedangkan menurut Finocchiarno (1964:8) bahasa adalah satu system
simbol vokal yang arbitrer, memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan
tertentu, atau orang lain yang telah mempelajari system kebudayaan tersebut untuk
berkomunikasi atau berinteraksi.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa
bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang
terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk
beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis,
beragam, dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, tidak datang dengan sendirinya,
dimana dapat disimpulkan bahwa terdapat karakteristik bahasa yang menyusun
sehingga membentuk sebuah tata, pola, dan sistem bahasa. Penjelasan akan
karakteristik bahasa dijelaskan oleh Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004).
Adapun penjelasan karakteristik bahasa sebagai berikut.
Bahasa Bersifat Abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya memiliki hubungan antara lambang dengan
yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat
dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Bahasa
bersifat rbritrer atau mana suka adalah tidak ada hubungannya secara
langsung dengan yang dilambangkannya. Sebagai contoh, kata “kursi”
melambangkan sebuah benda yang berasal dari kayu dan bisa diduduki. Kita
tidak bisa menjelaskan mengapa benda tersebut disebut kursi, tidak kursa
atau kurso. Dengan kata lain pemberian nama terhadap suatu benda itu
dilakukan sesukanya
Bahasa Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang
terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak
terbatas. Misalnya menurut kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS.
Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000
kata kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan
kalimat yang tidak terbatas. Sebagai contoh bahasa bersifat produktif,
misalnya kita ambil fonem dalam bahasa Indonesia, /k/, /u/, /a/, /m/.
Bahasa Bersifat Dinamis
Bahasa bersifat dinamis mempunyai arti bahwa bahasa itu tidak lepas dari
berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Pada
setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga
ada kosakata lama yang tenggelam, atau tidak digunakan lagi. Bahasa
bersifat dinamis sebab ia terus berkembang sesuai dengan kegunaannya.
Misal perubahan ejaan lama dalam bahasa Indonesia dilatar belakangi oleh
teknis yang berkaitan dengan perlambangan setiap fonem yang cukup
diwakili satu huruf. Ada juga soal politik kebangsaan yang berusaha
mengajak bahasa Indonesia menjadi kian independen dari leluhurnya. Salah
satu contoh perubahan itu adalah “dj” berubah menjadi “j”. Sehingga kata
“djarak” menjadi “jarak”.
Bahasa Bersifat Beragam
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang
sama, namun karena bahasa digunakan oleh penutur yang heterogen
mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan berbeda, maka bahasa
itu menjadi beragam. Baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis,
maupun tataran leksikon.
Bahasa Bersifat Manusiawi
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia dan hanya
manusia yang bisa mengembangkannya. Hewan tidak mempunyai bahasa,
yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi yaitu berupa bunyi atau gerak
isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai
bahasa tidak secara instingtif atau naluriah, akan tetapi dengan cara belajar
Fungsi Bahasa
Secara umum bahasa memiliki fungsi personal dan sosial. Fungsi personal
mengacu pada peranan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan setiap diri manusia sebagai makhluk hidup. Dengan bahasa, manusia
meyatakan keinginan, cita-cita, kesetujuan dan tidak setujuan, serta rasa suka dan
tidak suka. Adapun fungsi sosial mengacu pada peranan bahasa sebagai alat
komunikasi dan berinteraksi antar individu atau antar kelompok sosial. Dengan
menggunakan bahasa mereka saling menyapa, saling mempengaruhi, saling
bermusyawarah, dan kerja sama.
Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) secara khusus
mengidentifikasi fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut.
1. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat,
pikiran, sikap atau perasaan pemakainya.
2. Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau
pikiran/pendapat orang lain, seperti rujukan, rayuwan, permohonan atau perintah.
3. Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan
menjaga hubungan sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau penghiburan.
4. Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu
pengetahuan atau budaya.
5. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan
rasa estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra.
6. Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh
informasi seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atau sesuatu
hal.
7. Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan
atau kebutuhan pemakainya, seperti saya ingin….
Dalam praktiknya, fungsi-fungsi tersebut jarang berdiri sendiri. Antara satu fungsi
dengan fungsi lain saling terkait dan saling mendukung. Dengan demikian, suatu
tindak berbahasa dapat mengandung lebih dari satu fungsi.
Ragam Bahas
Ragam bahasa merupakan istilah yang sering dipakai untuk menunjukkan
salah satu dari sekian banyak variasi yang ada dalam pemakaian bahasa. Nababan
(1984:4) mengemukakan bahwa ragam bahasa juga mencakup bahasa yang
sistemnya tergantung pada situasi dan keadaan berbahasa yaitu peristiwa berbicara,
penutur bahasa, tempat berbicara, masalah yang dibicarakan, media berbahasa
(tulisan atau lisan) dan sebagainya. Dengan demikian, yang dimaksud ragam bahasa
adalah istilah untuk menunjuk suatu bentuk keanekaragaman bahasa sesuai dengan
perbedaan pemakaian yang meliputi situasi berbahasa seperti penutur, mitra tutur
yang diajak bicara, topik pembicaraan, dan media pembicaraan.
Menyimak (Mendengarkan)
Menyimak atau mendengarkan adalah keterampilan berbahasa untuk dapat
memusatkan perhatian dan mencerna informasi-informasi yang ada.
Seseorang kerap kesulitan untuk mengasah keterampilan berbahasa ini
karena seseorang dituntut untuk memahami inti pembicaraan, bukan hanya
mengetahui setiap kata.Penyimak atau pendengar harus memusatkan
perhatian pada suatu pembicaraan. Keterampilan berbahasa menyimak atau
mendengar dapat dilatih setiap waktu.
Kemapuan Berbicara
Keterampilan berbicara diperlukan untuk dapat mengungkapkan ide atau
gagasan yang ada pada diri kita. Ide atau gagasan itu tidak hanya
disampaikan, tetapi dapat dicerna dengan jelas oleh si penerima
informasi.Bagaimana caranya menyampaikan ide atau gagasan dengan
baik? Kita dapat menggunakan struktur kalimat yang sederhana, serta
bersifat efektif dan efisien. Keterampilan berbahasa ini dapat digunakan
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Kemampuan Membaca
Kemampuan Menulis
3. Teori pemerolehan bahasa itu antara lain: teori behaviorisme, teori nativisme, dan
kognitivisme.
Teori Behaviorisme
4. Kecepatan dan kefasihan perkembangan bahasa satu anak dengan anak yang lain
tidaklah sama loh Bun... Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pmerolehan
bahasa anak, yaitu :
1. Faktor Biologis
Setiap anak telah dilengkapi dengan kemampuan kodrati atau potensi
bawaan
yang memungkinkannya mampu berbahasa. Perangkat biologis yang
menentuan penguasaan bahasa anak adalah otak (sistem syaraf), alat
dengar dan alat ucap. Dalam proses berbahasa seorang anak dikendalikan
oleh sistem syaraf pusat yang berada di otak. Pda belahan otak sebelah kiri
terdapat wilayah broca yang mempengaruhi dan mengontrol produksi
bahasa seperti bahasa. Smentara itu, pada belahan otak kana terdapat
wilayah wernicke yang mempengaruhi dan mengendalikan penerimaan atau
pemahaman biasa seperti, menyimak.
3. Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir atau bernalar,
termasuk memecahkan suatu masalah. Intelegensi bersifat abstrak dan tak
dapat diamati langsung, kecuali melalui perilkaku.Dalam kaitannya dengan
pemerolehan bahasa, anak-anak yang bernalar tinggi tingkat pencapaian
nya cenderung lebih cepat, lebih kaya dan lebih bervariasi kemampuan
bahasanya, dari anak yang bernalar sedang atau redah.
4. Faktor Motivasi
Motivasi itu bersumber dari dalam dan luar diri anak. Dalam belajar bahasa,
anak tidak melakukannya demi bahasa ituendiri. Anak belajar bahasa
karena adanya kebutuhan dasar yang bersifat praktis, seperti lapar, haus,
sakit serta perhatian dan kasih sayang. Inilah yang disebut dengan motivasi
intrinsik yang berasal dari diri anak itu sendiri. Bunda, pemberian motivasi
dari lingkungan sosial sangat berarti bagi anak untuk membuatnya kian
bergairah belajar bahasa. Anak yang dibesarkan dengan motivasi belajar
bahasa yang tinggi akan kian memicu proses belajar bahasa anak.
Pemicu motivasi itu,
diantaranya dapat dengan cara bunda merespons dengan bijak pertanyaan
dan komentar anak, memperbaiki tindak berbahasa anak secara halus dan
tidak langsung menyalahkan ataupun memarahi anak bila anak berbicara
tidak baik.
Perkembangan bahasa anak usia dini dimulai sejak saat ia dilahirkan. Secara umum,
perkembangan bahasa anak dibagi menjadi dua tahap, yaitu: tahap pralinguistik dan
linguistik.
1. Tahap pralinguistik
Tahap ini berlangsung pada fase bayi. Si Kecil berusaha melakukan komunikasi
dengan Mam dan orang-orang di sekitarnya dengan cara menangis, menjerit, dan
tertawa. Kemampuan ini akan meningkat dengan bentuk komunikasi yang lebih
verbal, yaitu ia mulai dapat mengoceh meski kata-kata yang ia ingin ucapkan masih
belum jelas.
2. Tahap linguistik
Ini adalah fase si Kecil belajar berbicara. Pada tahap ini, anak sudah dapat
mengucapkan kata-kata dengan baik seperti orang dewasa. Ia juga sudah dapat
merangkai banyak kata dalam satu kalimat.
Periode kritis perkembangan kemampuan berbahasa anak terjadi pada tahap usia
dini, yakni sejak ia lahir sampai berusia 6 tahun. Berikut perkembangan bahasa anak
usia dini berdasarkan tahapan usia:
0-12 bu lan
Si Kecil sudah dapat merespons suara, menunjukkan ketertarikan sosial terhadap
wajah dan orang, babbling (mengulang konsonan/vokal), memahami perintah verbal,
dan mampu menunjuk ke arah yang diinginkan.
Umumnya, bayi mulai dapat berucap usia 10-16 bulan, setelah sebelumnya ia
banyak mengoceh. Biasanya, kata-kata yang pertama kali diucapkan si Kecil adalah
nama atau panggilan orang-orang di sekitarnya.
1-2 tahun
Menurut para ahli, rata-rata bayi mengalami “ledakan bahasa” di usia 19-20 bulan.
Pada saat ini, anak bisa mempelajari kata-kata baru hingga sembilan kata per hari.
2-3 tahun
3-4 tahun
Pada usia ini, si Kecil senang berkomunikasi dengan teman atau anak lain
seusianya. Ia juga memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga sering
mengajukan berbagai pertanyaan, seperti “Apa ini?”, “Kenapa begini?”, “Dari mana
datangnya ini?”, dan lain-lain.
4-5 tahun
Kemampuan bicara anak usia 4-5 tahun hampir sama dengan orang dewasa. Pada
usia ini, si Kecil sudah bisa membedakan kata kerja dan kata ganti, seperti makan,
minum, mandi, dan tidak mau. Hal yang mungkin juga menakjubkan bagi Mam, si
Kecil kini sudah bisa memberikan kritik, mengajukan banyak pertanyaan, bahkan
menyuruh atau memberi tahu.
5-6 tahun
Pada usia ini, perkembangan bahasa anak usia dini sudah sangat kompleks. Ia
sudah bisa memahami bahwa bahasa bukan sekadar ucapan, tetapi mengandung
makna yang lebih luas. Melalui bahasa, si Kecil dapat menyatakan pendapatnya;
mengekspresikan keinginan, penolakan, dan kekagumannya; berinteraksi dengan
teman-teman sebayanya, dan berimajinasi.
Selain itu, meskipun penutur bahasa pertama dari bahasa tertentu tidak memiliki
pengetahuan tentang setiap aturan tata bahasa, dia memiliki akal atau intuisi yang baik
tentang aturan dan penggunaan bahasa. Namun, penutur bahasa kedua dari bahasa
tertentu mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang ekspresi idiomatik, struktur kalimat,
dll. Oleh karena itu, ini adalah perbedaan lain antara penutur bahasa pertama dan
bahasa kedua.
Perbedaan utama antara bahasa pertama dan bahasa kedua adalah bahwa
penguasaan bahasa pertama adalah proses yang alami dan mudah sedangkan
penguasaan bahasa kedua adalah proses yang memakan waktu yang membutuhkan
banyak upaya.
Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi
yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab itu, pendekatan bersifat
aksiomatis. Artinya tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Di dalam pembelajaran
bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentang hakikat
bahasa, dan pengajaran bahasa yang di yakini oleh guru bahasa.
Dari pandangan para ahli tentang proses belajar di bagi menjadi 2 yaitu aliran empiris
dan aliranrasionalis, dari kedua aliran tersebut terdapat beberapa perinsip-perinsip
Suatu bahasa yang hidup ditandai aktivitas yang dituntut oleh aturan-aturan,
Aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan,
Manusialah satu-satunya mhluk yang dapat belajar bahasa;
Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat dipakai dalam berpikir (hidayat
dkk,1990)
Metode
Metode dapat diartikan cara mengajar, sebenarnya pengertian bahasa yang tepat
adalah teknik mengajar, sedangkan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur
untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi hal-hal berikut:
Pemilihan bahan urutan bahan, penyajian bahan, pengulangan bahan.
Teknik
Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karna masih ada
alat lainyang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembeljaran. Alat itu
adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru
dalam kelas. Dengan demikan, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru,atau cara-
cara yang di gunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas pada saat itu.