Anda di halaman 1dari 9

NAMA : HETI PURWATI

NIM : 857021639

TUGAS 1 : P. BAHASA INDONESIA


SOAL
1. Tuliskan pengertian bahasa menurut para pakar, karakteristik bahasa, fungsi
bahasa, dan ragam bahasa secara jelas!.
2. Kemampuan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu?
3. Tuliskan tiga pandangan yang mengungkapkan proses pemerolehhan bahasa
pertama!
4. Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak!
5. Tuliskan strategi pemerolehan bahasa anak!
6. Tuliskan tahap-tahap perkembangan bahasa anak!
7. Tuliskan perbedaan pengertian pemerolehan bahasa pertama (B1) dan bahasa
kedua (B2)!
8. Apa yang dimaksud pendekatan dalam konteks pembelajaran bahasa?
9. Tuliskan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa!
10. Tuliskan perbedaan antara metode dan teknik pembelajaran bahasa!

JAWABAN
1. William A. Haviland: Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan
menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang
yang berbicara dalam bahasa itu. Sedangkan menurut Wardhaugh,1972 Bahasa
adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi
manusaia, Sedangkan menurut Finocchiarno (1964:8) bahasa adalah satu system
simbol vokal yang arbitrer, memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan
tertentu, atau orang lain yang telah mempelajari system kebudayaan tersebut untuk
berkomunikasi atau berinteraksi.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa
bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang
terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk
beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis,
beragam, dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, tidak datang dengan sendirinya,
dimana dapat disimpulkan bahwa terdapat karakteristik bahasa yang menyusun
sehingga membentuk sebuah tata, pola, dan sistem bahasa. Penjelasan akan
karakteristik bahasa dijelaskan oleh Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004).
Adapun penjelasan karakteristik bahasa sebagai berikut.
Bahasa Bersifat Abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya memiliki hubungan antara lambang dengan
yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat
dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Bahasa
bersifat rbritrer atau mana suka adalah tidak ada hubungannya secara
langsung dengan yang dilambangkannya. Sebagai contoh, kata “kursi”
melambangkan sebuah benda yang berasal dari kayu dan bisa diduduki. Kita
tidak bisa menjelaskan mengapa benda tersebut disebut kursi, tidak kursa
atau kurso. Dengan kata lain pemberian nama terhadap suatu benda itu
dilakukan sesukanya
Bahasa Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang
terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak
terbatas. Misalnya menurut kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS.
Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000
kata kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan
kalimat yang tidak terbatas. Sebagai contoh bahasa bersifat produktif,
misalnya kita ambil fonem dalam bahasa Indonesia, /k/, /u/, /a/, /m/.
Bahasa Bersifat Dinamis
Bahasa bersifat dinamis mempunyai arti bahwa bahasa itu tidak lepas dari
berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Pada
setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga
ada kosakata lama yang tenggelam, atau tidak digunakan lagi. Bahasa
bersifat dinamis sebab ia terus berkembang sesuai dengan kegunaannya.
Misal perubahan ejaan lama dalam bahasa Indonesia dilatar belakangi oleh
teknis yang berkaitan dengan perlambangan setiap fonem yang cukup
diwakili satu huruf. Ada juga soal politik kebangsaan yang berusaha
mengajak bahasa Indonesia menjadi kian independen dari leluhurnya. Salah
satu contoh perubahan itu adalah “dj” berubah menjadi “j”. Sehingga kata
“djarak” menjadi “jarak”.
Bahasa Bersifat Beragam
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang
sama, namun karena bahasa digunakan oleh penutur yang heterogen
mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan berbeda, maka bahasa
itu menjadi beragam. Baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis,
maupun tataran leksikon.
Bahasa Bersifat Manusiawi
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia dan hanya
manusia yang bisa mengembangkannya. Hewan tidak mempunyai bahasa,
yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi yaitu berupa bunyi atau gerak
isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai
bahasa tidak secara instingtif atau naluriah, akan tetapi dengan cara belajar

Fungsi Bahasa
Secara umum bahasa memiliki fungsi personal dan sosial. Fungsi personal
mengacu pada peranan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan setiap diri manusia sebagai makhluk hidup. Dengan bahasa, manusia
meyatakan keinginan, cita-cita, kesetujuan dan tidak setujuan, serta rasa suka dan
tidak suka. Adapun fungsi sosial mengacu pada peranan bahasa sebagai alat
komunikasi dan berinteraksi antar individu atau antar kelompok sosial. Dengan
menggunakan bahasa mereka saling menyapa, saling mempengaruhi, saling
bermusyawarah, dan kerja sama.
Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) secara khusus
mengidentifikasi fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut.
1. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat,
pikiran, sikap atau perasaan pemakainya.
2. Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau
pikiran/pendapat orang lain, seperti rujukan, rayuwan, permohonan atau perintah.
3. Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan
menjaga hubungan sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau penghiburan.
4. Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu
pengetahuan atau budaya.
5. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan
rasa estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra.
6. Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh
informasi seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atau sesuatu
hal.
7. Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan
atau kebutuhan pemakainya, seperti saya ingin….

Dalam praktiknya, fungsi-fungsi tersebut jarang berdiri sendiri. Antara satu fungsi
dengan fungsi lain saling terkait dan saling mendukung. Dengan demikian, suatu
tindak berbahasa dapat mengandung lebih dari satu fungsi.

Ragam Bahas
Ragam bahasa merupakan istilah yang sering dipakai untuk menunjukkan
salah satu dari sekian banyak variasi yang ada dalam pemakaian bahasa. Nababan
(1984:4) mengemukakan bahwa ragam bahasa juga mencakup bahasa yang
sistemnya tergantung pada situasi dan keadaan berbahasa yaitu peristiwa berbicara,
penutur bahasa, tempat berbicara, masalah yang dibicarakan, media berbahasa
(tulisan atau lisan) dan sebagainya. Dengan demikian, yang dimaksud ragam bahasa
adalah istilah untuk menunjuk suatu bentuk keanekaragaman bahasa sesuai dengan
perbedaan pemakaian yang meliputi situasi berbahasa seperti penutur, mitra tutur
yang diajak bicara, topik pembicaraan, dan media pembicaraan.

2. Kemampuan berbahasa di kelarifikasi menjadi 4 yaitu:

Menyimak (Mendengarkan)
Menyimak atau mendengarkan adalah keterampilan berbahasa untuk dapat
memusatkan perhatian dan mencerna informasi-informasi yang ada.
Seseorang kerap kesulitan untuk mengasah keterampilan berbahasa ini
karena seseorang dituntut untuk memahami inti pembicaraan, bukan hanya
mengetahui setiap kata.Penyimak atau pendengar harus memusatkan
perhatian pada suatu pembicaraan. Keterampilan berbahasa menyimak atau
mendengar dapat dilatih setiap waktu.

Kemapuan Berbicara
Keterampilan berbicara diperlukan untuk dapat mengungkapkan ide atau
gagasan yang ada pada diri kita. Ide atau gagasan itu tidak hanya
disampaikan, tetapi dapat dicerna dengan jelas oleh si penerima
informasi.Bagaimana caranya menyampaikan ide atau gagasan dengan
baik? Kita dapat menggunakan struktur kalimat yang sederhana, serta
bersifat efektif dan efisien. Keterampilan berbahasa ini dapat digunakan
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Kemampuan Membaca

Membaca adalah keterampilan dalam memahami. Membaca dapat


membantu kita mengembangkan seluruh bagian-bagian berbahasa,
seperti kosakata, ejaan, struktur bahasa atau kalimat, dan penulisan.
Membaca mampu meningkatkan intuisi berbahasa dengan cara yang sesuai.
Saat kita membaca, otak berusaha mencerna informas-informasi dan
mengimitasinya, lalu informasi itu akan disimpan dan pada lain kesempatan,
informasi-informasi ini dapat kita gunakan untuk berbicara maupun menulis.

Kemampuan Menulis

Salah 1 dari 4 keterampilan berbahasa yang terakhir adalah menulis. Menulis


adalah kegiatan mendokumentasikan informasi ke dalam suatu sarana tulis.
Dengan berkembangnya media sosial, hampir semua orang menuliskan
kegiatannya sebagai bentuk ekspresi diri. Tak salah lagi, keterampilan
menulis kini tampak dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling
perlu dikuasai.Tulisan yang bagus adalah tulisan yang mudah dicerna melalui
penggunaan kalimat-kalimat yang sederhana, efektif, dan efisien. Ketika
seseorang dapat dengan mudah memahami pokok bahasan suatu tulisan,
maka tulisan itu dapat dianggap bagus karena ditulis dengan terampil.
Keterampilan menulis pun tidak dapat tumbuh sendiri tanpa adanya
penguasaan keterampilan berbahasa yang lain.

Menyimak (mendengarkan) dan membaca adalah kemampuan reseptif


(menerima pengertian) karena seseorang tidak perlu memproduksi bahasa.
Kedua keterampilan berbahasa ini menempatkan seseorang untuk dapat
menerima dan memahami bahasa. Keterampilan ini sifatnya adalah
keterampilan pasif.

Sebaliknya, keterampilan berbahasa yang keduanya bukan bersifat reseptif


adalah keterampilan berbahasa produktif, yaitu berbicara dan menulis karena
seseorang memproduksi bahasa. Dua keterampilan ini sifatnya adalah
keterampilan aktif.

3. Teori pemerolehan bahasa itu antara lain: teori behaviorisme, teori nativisme, dan
kognitivisme.

Teori Behaviorisme

Teori behaviorisme dipelopori oleh B.F.Skinner (1957). Pandangan ini


menekankan bahwa proses penguasaan bahasa (pertama) dikendalikan dari
luar, yaitu oleh stimulus melalui lingkungan (Chaer, 2009:223). Teori
behaviorisme menyatakan bahwa otak bayi pada waktu dilahirkan sama
seperti kertas kosong yang nanti akan ditulisi atau diisi dengan pengalaman-
pengalaman. Dalam hal ini, semua pengetahuan dalam bahasa manusia
yang tampak dalam perilaku berbahasa merupakan hasil dari integrasi
peristiwa- peristiwa linguistik yang dialami dan diamati oleh manusia itu.
Sejalan dengan hipotesis ini, aliran behaviorisme menganggap bahwa
pengetahuan linguistik terdiri hanya dari hubungan-hubungan yang dibentuk
dengan cara pembelajaran C-R (stimulus-respon) (Chaer, 2009:172-173).
Teori Nativisme

Teori nativisme dipelopori oleh Noam Chomsky pada awal tahun


1960- an sebagai bantahan terhadap teori belajar bahasa yang dilontarkan
oleh kaum behaviorisme. Chomsky menulis buku berjudul “Review of
B.F. Skinner’s Verbal behavior” (1959) sebagai bantahan terhadap konsep
Skinner tentang belajar bahasa yang ada dalam buku “Verbal
behavior” (1957).
Pandangan nativistik yang dipelopori oleh Chomsky ini beranggapan
bahwa pengaruh lingkungan bukan faktor penting dalam pemerolehan
bahasa. Selama pemerolehan bahasa pertama, kanak-kanak sedikit demi
sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis tela
diprogramkan. Pandangan ini beranggapan bahwa bahasa merupakan
pemberian biologis yang sering disebut sebagai hipotesis nurani (innteness
hypothesis) (Chaer,
2009:222).

4. Kecepatan dan kefasihan perkembangan bahasa satu anak dengan anak yang lain
tidaklah sama loh Bun... Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pmerolehan
bahasa anak, yaitu :

1. Faktor Biologis
Setiap anak telah dilengkapi dengan kemampuan kodrati atau potensi
bawaan
yang memungkinkannya mampu berbahasa. Perangkat biologis yang
menentuan penguasaan bahasa anak adalah otak (sistem syaraf), alat
dengar dan alat ucap. Dalam proses berbahasa seorang anak dikendalikan
oleh sistem syaraf pusat yang berada di otak. Pda belahan otak sebelah kiri
terdapat wilayah broca yang mempengaruhi dan mengontrol produksi
bahasa seperti bahasa. Smentara itu, pada belahan otak kana terdapat
wilayah wernicke yang mempengaruhi dan mengendalikan penerimaan atau
pemahaman biasa seperti, menyimak.

2. Faktor Lingkungan Sosial


Setiap anak memiliki kemampuan bawaan dan kelengkapan berbahasa.
Namun demikian, untuk menumbuhkembangkan kemampuan
berbahasanya, seorang anak memerlukan lingkungan sosial sebagai contoh
atau model berbahasa, memberikan rangsangan dan tanggapan serta
melakukan latihan dan uji coba berbahasa dalam konteks yang
sesungguhnys.

3. Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir atau bernalar,
termasuk memecahkan suatu masalah. Intelegensi bersifat abstrak dan tak
dapat diamati langsung, kecuali melalui perilkaku.Dalam kaitannya dengan
pemerolehan bahasa, anak-anak yang bernalar tinggi tingkat pencapaian
nya cenderung lebih cepat, lebih kaya dan lebih bervariasi kemampuan
bahasanya, dari anak yang bernalar sedang atau redah.

4. Faktor Motivasi
Motivasi itu bersumber dari dalam dan luar diri anak. Dalam belajar bahasa,
anak tidak melakukannya demi bahasa ituendiri. Anak belajar bahasa
karena adanya kebutuhan dasar yang bersifat praktis, seperti lapar, haus,
sakit serta perhatian dan kasih sayang. Inilah yang disebut dengan motivasi
intrinsik yang berasal dari diri anak itu sendiri. Bunda, pemberian motivasi
dari lingkungan sosial sangat berarti bagi anak untuk membuatnya kian
bergairah belajar bahasa. Anak yang dibesarkan dengan motivasi belajar
bahasa yang tinggi akan kian memicu proses belajar bahasa anak.
Pemicu motivasi itu,
diantaranya dapat dengan cara bunda merespons dengan bijak pertanyaan
dan komentar anak, memperbaiki tindak berbahasa anak secara halus dan
tidak langsung menyalahkan ataupun memarahi anak bila anak berbicara
tidak baik.

5. strategi pemerolehan bahasa anak


1. Mengingat
Mengingat memainkan peranan yang cukup penting dalam belajar bahasa
atau belajar apa pun. Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anak, dicatat dalam
benaknya. Ketika dia menyentuh, menyerap, mencium, mendengar dan melihat
sesuatu, memori anak merekamnya. Ingatan itu akan semakin kuat apabila
penyebutan akan benda atau peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Dengan cara ini
anak akan mengingat bunyi, kombinasi bunyi atau kata, tentang sesuatu sekaligus
mengingat pula cara mengungkapkannya.
2. Meniru
Dalam belajar bahasa anak pun menggunakan strategi peniruan. Peniruan
disini berarti mencontoh secara kreatif atau menginspirasi. Peniruan yang
dilakukan anak tidak selalu berupa pengulangan yang persis sama atas apa
saja yang didengarnya. Di satu sisi, anak secara bertahap dapat memahami dan
menggunakan tuturan yang lebih rumit. Di sisi lain secara bersamaan anak pun
membangun suatu sistem bahasa yang kemungkinan dia mengerti dan
memproduksi tuturan dalam bentuk dan jumlah yang tidak terbatas.
3. Mengalami Langsung
Strategi lain yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamanya adalah
mengalami langsung kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. Anak
menggunakan bahasanya baik ketika berkomunikasi dengan orang lain, maupun
sewaktu sendirian. Dia menyimak dan berbicara langsung, dan sekaligus
memperoleh tanggapan dari mitra bicaranya. Dari tanggapan yang diperolehnya,
secara tidak sadar anak memperoleh masukan tentang kewajaran dan ketepatan
perilaku berbahasanya, dan dalam waktu yang sama juga si anak mendapat
masukan dari tindak berbahasa yang dilakukan mitra berbicaranya.
4. Bermain
Kegiatan bermain sangat penting untuk mendorong pengembangan
kemampuan berbahasa anak. Dalam bermain, si anak kadang berperan sebagai
orang dewasa, sebagai penjual atau pembeli dalam bermain dagang-dagangan,
ibu, bapak atau anak dalam bermain rumah-rumahan, sebagai dokter atau
perawat atau pasien atau sebagai guru atau murid dalam bermain sekolah-
sekolahan.

6. tahap-tahap perkembangan bahasa anak

Perkembangan bahasa anak usia dini dimulai sejak saat ia dilahirkan. Secara umum,
perkembangan bahasa anak dibagi menjadi dua tahap, yaitu: tahap pralinguistik dan
linguistik.

1. Tahap pralinguistik

Tahap ini berlangsung pada fase bayi. Si Kecil berusaha melakukan komunikasi
dengan Mam dan orang-orang di sekitarnya dengan cara menangis, menjerit, dan
tertawa. Kemampuan ini akan meningkat dengan bentuk komunikasi yang lebih
verbal, yaitu ia mulai dapat mengoceh meski kata-kata yang ia ingin ucapkan masih
belum jelas.
2. Tahap linguistik

Ini adalah fase si Kecil belajar berbicara. Pada tahap ini, anak sudah dapat
mengucapkan kata-kata dengan baik seperti orang dewasa. Ia juga sudah dapat
merangkai banyak kata dalam satu kalimat.

Periode kritis perkembangan kemampuan berbahasa anak terjadi pada tahap usia
dini, yakni sejak ia lahir sampai berusia 6 tahun. Berikut perkembangan bahasa anak
usia dini berdasarkan tahapan usia:

0-12 bu lan
Si Kecil sudah dapat merespons suara, menunjukkan ketertarikan sosial terhadap
wajah dan orang, babbling (mengulang konsonan/vokal), memahami perintah verbal,
dan mampu menunjuk ke arah yang diinginkan.

Umumnya, bayi mulai dapat berucap usia 10-16 bulan, setelah sebelumnya ia
banyak mengoceh. Biasanya, kata-kata yang pertama kali diucapkan si Kecil adalah
nama atau panggilan orang-orang di sekitarnya.

1-2 tahun

Si Kecil sudah bisa memproduksi dan memahami kata-kata tunggal, mampu


menunjuk bagian-bagian tubuh, dan perbendaharaan katanya meningkat pesat. Si
Kecil mulai memahami makna di balik pernyataan maupun instruksi sederhana
seperti “lempar bola”, “ambil mainan”, dan “tepuk tangan”.

Menurut para ahli, rata-rata bayi mengalami “ledakan bahasa” di usia 19-20 bulan.
Pada saat ini, anak bisa mempelajari kata-kata baru hingga sembilan kata per hari.

2-3 tahun

Si Kecil mampu memahami percakapan yang familiar (misalnya oleh keluarga),


mampu melakukan percakapan melalui tanya-jawab, dan mampu bertanya
“kenapa”. Ia juga sudah mampu mengucapkan kalimat yang terdiri atas dua kata
atau lebih, seperti “ndak mau”, “tan pue” (makan kue), “patu” (apa itu), meski
pengucapannya belum sempurna.

3-4 tahun

Seiring meningkatnya keterampilan si Kecil dalam bersosialisasi, kemampuan


berbicaranya pun semakin membaik. Pemahaman kosakatanya semakin luas. Ia
telah mampu memahami konsep-konsep warna, bentuk, ukuran, peristiwa, rasa,
tekstur, dan bau.

Pada usia ini, si Kecil senang berkomunikasi dengan teman atau anak lain
seusianya. Ia juga memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga sering
mengajukan berbagai pertanyaan, seperti “Apa ini?”, “Kenapa begini?”, “Dari mana
datangnya ini?”, dan lain-lain.
4-5 tahun

Kemampuan bicara anak usia 4-5 tahun hampir sama dengan orang dewasa. Pada
usia ini, si Kecil sudah bisa membedakan kata kerja dan kata ganti, seperti makan,
minum, mandi, dan tidak mau. Hal yang mungkin juga menakjubkan bagi Mam, si
Kecil kini sudah bisa memberikan kritik, mengajukan banyak pertanyaan, bahkan
menyuruh atau memberi tahu.

5-6 tahun

Pada usia ini, perkembangan bahasa anak usia dini sudah sangat kompleks. Ia
sudah bisa memahami bahwa bahasa bukan sekadar ucapan, tetapi mengandung
makna yang lebih luas. Melalui bahasa, si Kecil dapat menyatakan pendapatnya;
mengekspresikan keinginan, penolakan, dan kekagumannya; berinteraksi dengan
teman-teman sebayanya, dan berimajinasi.

7. Perbedaan Antara Bahasa Pertama Dan Bahasa Kedua

Bahasa pertama adalah bahasa yang pertama-tama dipelajari seseorang, terutama


dengan mendengarkan orang-orang di sekitarnya berkomunikasi sedangkan bahasa
kedua adalah bahasa yang digunakan seseorang selain bahasa ibunya; ini dipelajari
setelah bahasa pertama. Perbedaan utama antara bahasa pertama dan kedua terletak
pada penguasaannya; Penguasaan bahasa pertama adalah proses yang alami dan
mudah sementara penguasaan bahasa kedua mungkin membutuhkan waktu dan usaha.

Selain itu, meskipun penutur bahasa pertama dari bahasa tertentu tidak memiliki
pengetahuan tentang setiap aturan tata bahasa, dia memiliki akal atau intuisi yang baik
tentang aturan dan penggunaan bahasa. Namun, penutur bahasa kedua dari bahasa
tertentu mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang ekspresi idiomatik, struktur kalimat,
dll. Oleh karena itu, ini adalah perbedaan lain antara penutur bahasa pertama dan
bahasa kedua.

Perbedaan utama antara bahasa pertama dan bahasa kedua adalah bahwa
penguasaan bahasa pertama adalah proses yang alami dan mudah sedangkan
penguasaan bahasa kedua adalah proses yang memakan waktu yang membutuhkan
banyak upaya.

8. Pendekatan dalam konteks pembelajaran bahasa

Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi
yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab itu, pendekatan bersifat
aksiomatis. Artinya tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Di dalam pembelajaran
bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentang hakikat
bahasa, dan pengajaran bahasa yang di yakini oleh guru bahasa.

9. Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa

Dari pandangan para ahli tentang proses belajar di bagi menjadi 2 yaitu aliran empiris
dan aliranrasionalis, dari kedua aliran tersebut terdapat beberapa perinsip-perinsip

Aliran empiris memilik prinsip sebagai berikut:


Bahasa adalah ujar, bukan tulisan;
Bahasa adalah seangkaian kebiasaan;
Ajarkanlah bahasanya, bulan tentang bahasanya;
Bahasa adalah apa-apa yang diktakan oleh para pemakainy,bukan apa yang
oleh seseorang seharusnya dikatakan demikian;
Tidak ada satu bahasa pun yang persis sama dengan bahasa yang lain

Aliran rasional memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

Suatu bahasa yang hidup ditandai aktivitas yang dituntut oleh aturan-aturan,
Aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan,
Manusialah satu-satunya mhluk yang dapat belajar bahasa;
Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat dipakai dalam berpikir (hidayat
dkk,1990)

10. Perbedaan antara metode dan teknik pembelajaran bahasa!

Metode

Metode dapat diartikan cara mengajar, sebenarnya pengertian bahasa yang tepat
adalah teknik mengajar, sedangkan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur
untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi hal-hal berikut:
Pemilihan bahan urutan bahan, penyajian bahan, pengulangan bahan.

Teknik

Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karna masih ada
alat lainyang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembeljaran. Alat itu
adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru
dalam kelas. Dengan demikan, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru,atau cara-
cara yang di gunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas pada saat itu.

Anda mungkin juga menyukai