Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEMA 8 & TEMA 9

OLEH :
ANDINI. S

Sekolah Dasar Negeri


Bawakkaraeng 3
2020
A. PENGERTIAN BAHASA DALAM KEHIDUPAN
Dalam keilmuan dapat dipahami sebagai susunan yang teratur, berpola, membentuk
suatu keseluruhaan yang bermakna atau berfungsi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
bahasa memiliki sifat yang teratur, berpola, memiliki makna dan fungsi. Sistematis diarti pula
bahwa bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun acak.Karenanya, sebagai
sebuah sistem.

1. Bahasa sebagai lambing


Ungkapan lambang tentu sudah sering kita dengar, semisal ungkapan “
merah lambang berani dan putih lambang suci”. Dalam bidang ilmu, istilah lambang
berada dalam kajian semiotika atau semiologi. Bahasa sebagai lambang, didalamnya
ada tanda, sinyal, gejala, gerak, isyarat, kode, indeks, dan lkon. Lambang sendiri
sering disamakan dengan symbol. Dengan demikian , bahasa sebagai lambang artinya
memiliki symbol untuk menyampaikan pesan kepada lawan tutur. Ia berfungsi untuk
menegaskan bahasa yang hendak disampaikan.
2. Bahasa sebagai bunyi.
Kata bunyi berbeda dengan suara. Menurut Krdaklaksana (1983:27) bunyi
adalah pesan dari pusat saraf sebagai akibat dari gendang telinga yang bereaksi karena
perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Karena itu, banyak ahli menyatakan
bahwa yang disebut bahasa itu adalah yang sifatnya primer, dapat diucapkan dan
menghasilkan bunyi. Dengan demikian, bahasa tulis adalah bahasa skunder yang
sifatnya berupa rekaman atau pengulangan dari bahasa lisan itu, yang apabila
dibacakan atau dihafalkan tetap melahirkan bunyi
3. Bahasa Itu Bermakna.
Bahasa Sebagai Suatu Hal yang bermakna erat dengan kaitannya system
lambang bunyi. Oleh sebab itu dilambangkan dengan suatu pengertian, suatu konsep,
sutau ide, atau suatu pikiran, yang hendak disampaikan melalui wujud bunyi bahasa
yang bermakna itu, dalam bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud
morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. .
4. Bahasa Itu Arbitrer.
Arbitrer dapat diartikan “sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana
suka”. Arbitrer diartikan pula dengan tidak adanya hubungan wajib antara lambang
bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh
lambang tersebut. Hal ini berfungsi untuk memudahkan orang dalam melakukan
tindakan kebahasaan .

5. Bahasa Itu Unik


Bahasa dikatakan memiliki sifat yang unik karena setiap bahasa memiliki ciri
khas sendiri yang dimungkinkan tidak dimiliki oleh bahasa yang lain. Ciri khas ini
menyangkut system bunyi, system pembentukan kata. System pembentukan kalimat
dan sistem-sistem lainnya. Diantara keunikan yang dimiliki bahasa bahwa tekanan
kata bersifat morfemis, melainkan sintaksis. Bahasa bersifat unik berfungsi untuk
membedakan antara bahasa yang satu dengan lainnya.

6. Bahasa Itu Universal


Selain unik dengan ciri-ciri khas tersendiri, setiap bahasa juga dimungkinkan
memiliki ciri yang sama untuk beberapa kategori. Hal ini bisa dilihat pada fungsi dan
beberapa sifat bahasa. Karena bahasa itu bersifat ujaran, ciri yang paling umum
dimemiliki oleh setiap bahasa itu adalah memiliki vokal dan konsonan. Namun,
beberapa vokal dan konsonan pada setiap bahasa tidak selamanya menjadi persoalan
keunikan. Bahasa Indonesia misalnya, memiliki 6 buah vokal dan 22 konsonan, tetapi
bahasa Arab memiliki 3 buah vokal pendek, 3 buah vokal panjang, serta 28 konsonan
(Al-Khuli, 1982:321). Oleh sifatnya yang universal, ini bahasa memiliki fungsi yang
sangat umum dan menyeluruh dalam tindakan komunikasi.

7. Bahasa Itu Manusiawi


Bahasa yang manusiawi adalah bahasa yang lahir alami oleh manusia penutur
bahasa dimaksud. Hal ini karena pada binatang belum tentu ada bahasa meskipun
binatang dapat berkomunikasi. Sifat ini memiliki fungsi sebagai citras bahasa sangat
baik dalam komunikasi. .
8. Bahasa Itu Bervariasi
Setiap masyarakat bahasa pasti memiliki variasi atau ragam dalam bertutur.
Bahasa Aceh misalnya, antara penutur bahasa Aceh bagi masyarakat Aceh Barat
dengan masyarakat Aceh di Aceh Utara memiliki variasi. Variasi bahasa dapat terjadi
secara idiolek, dialek, kronolek, sosiolek, dan fungsional. .
9. Bahasa Itu Dinamis
Hampir disetiap tindakan manusia selalu menggunakan bahasa. Bahkan,
dalam bermimpi pun, mcmenggunakan bahasa. Karena setiap tindakan manusia
sering berubah-ubah seiring perubahan zaman yang diikuti oleh perubahan pola pikir
manusia, bahasa yang digunakan pun kerap memiliki perubahan. Inilah yang
dimaksud dengan dinamis. Dengan kata lain, bahasa tidak statis, tetapi akan terus
berubah mengikuti kebutuhan dan tuntutan pemakai bahasa. .

10. Bahasa Sebagai Alat Interaksi Sosial.


Bahasa sebagai alat interaksi sosial sangat jelas fungsinya, yakni dalam
interaksi, manusia memang tidak dapat terlepas dari bahasa, seperti dijelaskan di atas,
hanpir di setiap tindakan manusia tidak terlepas dari bahasa, maka salah satu hakikat
bahasa alat komunikasi dalam bergaul sehari-hari. .

11. Bahasa Sebagai Identits Diri.


Bahasa juga dapat menjdi identitas diri pengguna bahasa tersebut. Hal ini
disebabkan bahasa juga menjadi cerminan dari sikap seseorang dalam berinteraksi.
Sebagai identitas diri, bahasa akan menjadi penunjuk karakter pemkai bahasa
tersebut.
B. PENGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat
untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi
sosial dalam lingkungan. Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu bangsa Indonesia yang
memiliki banyak perbedaan, baik dari segi suku, agama, ras, adat istiadat dan budaya
yang masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena itu, keberadaan
bahasa Indonesia sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia itu sendiri. Bahasa
Indonesia merupakan penunjang aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
C. TUJUAN BERBAHASA DALAM KEHIDUPAN
1. Untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka
segala sesuatu yang tersirat di dalam pikiran kita. Ada beberapa unsur yang membuat
manusia mengeluarkan ekspresi diri antara lain :
a. Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita
b. Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

Sebenarnya semua tujuan bahasa sebagai yang dikemukakan di atas tidak terpisah
satu sama lain dalam kenyataan sehari-hari. Sehingga untuk menetapkan dimana yang satu
mulai dan di mana  yang lain berakhir sangatlah sulit. Pada taraf permulaan, bahasa pada
anak-anak sebagai berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri. Dalam buaian
seorang bayi sudah dapat menyatakan dirinya sendiri, ia menangis bila lapar atau haus.
Ketika mulai belajar berbahasa, ia memerlukan kata-kata untuk menyatakan lapar, haus dan
sebagainya. Hal itu berlangsung terus hingga seorang menjadi dewasa; keadaan hatinya,
suka-dukanya, semuanya coba diungkapkan dengan bahasa agar tekanan-tekanan jiwanya
dapat tersalur. Kata-kata seperti, aduh, hai, wahai, dan sebagainya. 

2. Sebagai Alat komunikasi


Komunikasi merupakan akibat dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna
bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi kita
dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan kita ketahui kepada orang-orang
lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai
oleh nenek-moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sejaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan penyampaian suatu maksud kita, melahirkan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia
mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa
depan kita. Ia juga memungkinkan manusia menganalisa masa lampaunya untuk memetik
hasil-hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan datang.
Dalam pengalaman sehari-hari, atau katakanlah sejak kecil hingga seorang meningkat
dewasa, bahasa perseorangan mengalami perkembangan, sejalan dengan bertambahnya
kenyataan-kenyataan atau pengalaman-pengalaman seseorang. Bila kita membandingkan
bahasa sebagai suatu sistem keseluruhan dengan wujud dan fungsi bahasa yang bertahap-
tahap dalam kehidupan individual, yaitu wujud dan fungsi yang terbatas pada masa kanak-
kanak, serta wujud dan fungsi bahasa yang jauh lebih luas pada waktu seorang telah dewasa,
maka dapatlah dibayangkan betapa wujud dan fungsi bahasa itu sejak awal mula sejarah umat
manusia hingga kini. Bahasa itu mengalami perkembangan dari jaman ke jaman sesuai
dengan perkembangan intelektual manusia dan kekayaan cipta karya manusia sebagai hasil
dari kemajuan intelektual itu sendiri.

D. PERAN BERBAHASA DALAM KEHIDUPAN


Pada dasarnya seluruh kegiatan manusia akan sangat berkaitan erat dengan bahasa.
Bahasa tidak hanya dapat digunakan dalam bentuk lisan, tapi juga dapat digunakan dalam
bentuk tulisan. Ilmu filsafat juga tidak lepas dari penggunaan bahasa, banyak filsafah yang
justru mengawali pemikirannya dari problem bahasa. Tentunya bahasa disini bukan berarti
sekedar mempelajari tata gramatikal bahasa ataupun bahasa asing, melainkan bagaimana
pengertian seseorang dapat terpengaruh hanya dari penggunaan kata-kata atau pemikiran.
Peran bahasa sebagai bahasa negara yang artinya bahasa sebagai bahasa pengantar
dalam acara-acara formal seperti sidang MPR, sekolah, kuliah, pekerjaan , dan lain-lain.
Fungsi bahasa sebagai bahasa lainnya adalah bahasa sebagai alat penghubung tingkat
nasional dan sebagai alat pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi. Peran bahasa yang
kedua adalah sebagai bahasa nasional yaitu sebagai lambang kebanggaan bangsa. Peran
lainnya adalah bahasa sebagai identitas bangsa dan sebagai alat pemersatu dan penghubung
antar daerah, hal tersebut dikarenakan setiap negara memiliki berbagai jenis ras, agama, suka
bangsa dan bahasa yang berbeda disetiap daerahnya, dengan bahasa maka setiap warga dapat
berkomunikasi dengan baik.
Ada beberapa poin yang dapat dikaitkan dengan bahasa. Antara lain:
a.     Akal, yang sangat erat dengan logika
b.     Makna dan intepretasi, yang merupakan bagian yang sudah melekat dengan bahasa.
c.     Konvensi, karena tanpa konvesi bahasa tidak akan ada artinya karena tidak dapat
dimengerti oleh semua orang.
d.     Dimensi bahasa obyektif, dapat dimengerti oleh semua untuk mengatasi ruang yang
bersifat universal dan ilmiah.
e.      Intertekstualitas, bagaimana teks-teks lain saling mempengaruhi pemahaman seseorang.
Ada kalanya sebuah teks atau percakapan akan menggunakan kode penyampaian. Misalnya
dalam puisi dan pada saat politikus-politikus yang menggunakan kiasan ketika berpidato
ataupun menjawab pertanyaan. Dari banyaknya peran bahasa, dapat dilihat bahwa mengerti
bahasa bukanlah hal yang mudah. Harus ada kekritisan dalam menerjemahkan sebuah pesan,
inilah pentingnya pera intepretasi. Tanpa intepretasi, tentunya semua akan mengalir dengan
datar. Sebuah puisi akan terdengar tidak menarik apabila sama dengan percakaan sehari-hari.
Justru simbol-simbol yang ada semakin memperindah penggunaan bahasa.
Dari sinilah kemudian dapat mencoba menganalisa sebuah teks atau tanda dengan
aliran-aliran yang berkembang dari filsafat bahasa. Sesungguhnya pengertian bahasa yang
baik dan benar bukan berarti menggunakan bahasa resmi dimanapun melainkan bahasa yang
penggunaannya tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Sementara
bahasa yang benar adalah bahasa konsisten menerapkan kaidah bahasa EYD. Satu hal yang
perlu kita perhatikan sebagai warga negara indonesia adalah kesadaran akan pentingnya
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang memudahkan komunikasi antar sesama,
tidak perlu canggung untuk untuk menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari namun tentu
saja harus menjaga kearifan bahasa lokal.

Anda mungkin juga menyukai