Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN BAHASA dan HAKIKAT

BAHASA
Pengertian Bahasa

 Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi
manusia (Wardhaugh, 1972).
 Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara
sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati, yang
memiliki makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981)
 Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota
sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed.,
1984:2
 Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama
membentuk budaya manusia (Halliday dan Hasan, 1991).
Kesimpulan dari Pengertian Bahasa

Sistem

Alat

Komunikasi
Hakikat Bahasa

 Bahasa itu adalah sebuah system: yang berarti bahasa memiliki susunan teratur berpola
yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi.
 Sebagai sebuah sistem, bahasa terdiri dari sejumlah unsur yang saling terkait dan tertata secara beraturan, serta
memiliki makna. Unsur-unsur bahasa diatur, seperti pola yang berulang. Kalau salah satu bagian terdeteksi maka
keseluruhan bagiannya dapat diramalkan.
 Misalnya, kita menemukan kalimat Nenek sedang …, kue … dapur, kita akan dapat menerka bunyi keseluruhan
kalimat itu. Oleh karena itu, sebagai penutur bahasa Indonesia, kita dapat menerima kalimat (1.a) Bunga itu sangat
indah, (2.a) Kebaikan itu abadi, (3.a) Kematiannya membuat warga kampung berduka;
Hakikat Bahasa

 tetapi tidak menerima kalimat (1.b) Itu indah sangat bunga atau Uit abung ngasat dihan, (2.b) Membaikan itu abadi,
(3.b) Kemampuannya berduka membuat warga kampung.
 Mengapa kalimat-kalimat 1.b, 2.b, dan 3.b tidak berterima? Sebab tidak sesuai dengan sistem bahasa Indonesia. Pola penataannya
tidak dikenal, maknanya tidak jelas bahkan tidak ada, serta imbuhan dan pilihan katanya tidak selaras. Sebagai sebuah sistem,
bahasa bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang berkombinasi
dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. Seandainya bahasa itu tidak sistematik maka bahasa itu akan kacau, tidak
bermakna, dan tidak dapat dipelajari. Sistemis artinya bahasa terdiri dari sejumlah subsistem, yang satu sama lain saling terkait
dan membentuk satu kesatuan utuh yang bermakna
Hakikat Bahasa

 Bahasa itu Sistem Lambang bersifat arbitrer dan konvensional


 Bahasa merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang dipergunakan dan disepakati oleh
suatu kelompok sosial.
dipilih secara acak tanpa alasan tetapi berdasarkan kebiasaan
(sepatu disebut sepatu, mengapa tidak disebut alas kaki? karena
bahasa itu arbiter; manasuka).
 Ikan adalah suatu binatang air yang bersirip dan bernapas dengan insang. Dalam pertuturan hewan itu
disimbolkan dengan bunyi/ikan/dan secara tertulis ikan. Dengan menggunakan simbol tersebut maka interaksi
berbahasa antarpenutur lebih mudah. Ketika seorang anak mengatakan, “Bu, mau ikan!“ maka segera dalam
benak si ibu tergambar apa yang diinginkan si anak. Coba, kalau kita tidak memiliki simbol, terbayang sulitnya
berbahasa. Mungkin anak itu akan mengatakan, “Bu, mau hewan yang suka berenang dan ada siripnya dan bisa
dimakan!“ (?).
Hakikat Bahasa

 Bahasa itu berwujud lambang,


kata atau gabungan kata dalam bahasa terdiri atas lambang-lambang bunyi, contohnya adalah huruf a-z
dalam alphabet.

 Bahasa itu berupa bunyi,


namun spesifik terhadap bunyi-bunyi bermakna yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, bunyi tersebut
disebut dengan fon/fonem (bunyi diluar bersin, batuk, dsb).

 Bahasa itu bersifat arbitrer,


dipilih secara acak tanpa alasan tetapi berdasarkan kebiasaan (sepatu disebut sepatu, mengapa tidak
disebut alas kaki? karena bahasa itu arbiter; manasuka).

 Bahasa itu bermakna,


kata atau morfem pada dasarnya telah memiliki makna, namun jika disusun dalam kalimat tidak bermakna
maka kalimat tersebut bukanlah bahasa. Oleh karena itu, segala ucapan yang tidak bermakna bukanlah
bahasa.
 Bahasa itu bersifat konvensional,
bahasa haruslah mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu digunakan untuk mewakili
konsep yang diwakilinya. Jika tidak dipatuhi maka akan terjadi hambatan komunikasi yang
terjadi karena hambatan bahasa.

 Bahasa itu bersifat unik,


atau memiliki ciri khas spesifik yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Contohnya, susunan kata
dalam kalimat bahasa Indonesia sangat menentukan makna, sedangkan dalam bahasa Latin
tidak.
 Bahasa itu bersifat universal,
meskipun unik bahasa tetap memiliki ciri sama yang dimiliki oleh semua bahasa di dunia.
Misalnya, setiap bahasa memiliki kata-kata berkategori nomina, verba, ajektiva, adverbia.
Setiap bahasa juga memiliki unsur konsonan dan vokal.
Hakikat Bahasa
 Bahasa itu bersifat produktif,
artinya bahasa banyak menghasilkan unsur-unsur yang tidak terbatas jumlahnya. Contohnya, dari
beberapa huruf akan tercipta banyak kata yang berbeda, dari beberapa kata akan tercipta banyak
kalimat yang berbeda.
 Bahasa itu bervariasi,
suatu bahasa dapat memiliki bermacam idiolek, dialek, dan ragam yang berbeda (Chaer,
2012). Idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan, contohnya setiap orang memiliki
gaya bicara yang berbeda. Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok
masyarakat pada suatu tempat tertentu, oleh karena itu, bermunculan variasi bahasa Sunda, bahasa
Jawa, bahasa Flores, dsb. Sedangkan ragam adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi
tertentu. Misalnya, jika berada pada situasi formal, kita selalu berusaha menggunakan bahasa baku.
Sebaliknya, jika berbicara dalam situasi nonformal kita akan menggunakan ragam bahasa nonbaku.
Hakikat Bahasa

 Bahasa itu bersifat dinamis,


perkembangan budaya suatu masyarakat bahasa akan berakibat pula pada
perkembangan bahasanya. Suatu kata dapat meluas atau menyempit maknanya.
Berbagai dialek akan terus bermunculan, dan kosakata suatu bahasa akan terus
bertambah.

 Bahasa itu bersifat manusiawi,


binatang tidak dapat menyampaikan konsep baru atau ide baru dengan alat
komunikasinya, Mengapa? Karena binatang tidak dianugerahi akal budi bahasa
yang menyamai manusia.

Anda mungkin juga menyukai