NIM : 2011008
FAKULTAS : TARBIYAH
BANGKA BELITUNG
TAHUN 2020
1. Bahasa Indonesia Baku
a. Hakikat Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang berupa bunyi (hanya bunyi yang
dihasilkan alat ucap manusia dan berupa ujaranlah yang disebut bahasa) dan arbitrer
(mana suka). Yang dimaksud dengan arbitrer adalah hubungan antara bahasa dan
wujud bendanya hanya didasarkan pada kesepakatan antara penurut bahasa di dalam
masyarakat bahasa yang bersangkutan. Contoh : kata gajah melambangkan seekor
binatang besar berkaki empat dan memiliki belalai serta gading. Sedangkan binatang
yang digambarkan tersebut dalam Bahasa Inggris disebut dengan elephant. Dengan
kata lain, tidak adanya hubungan langsung yang bersifat wajib antara bahasa dengan
yang dilambangkannya. Bahasa digunakan untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasi diri oleh masyarakat bahasa.
Sebagai sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau
pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata
kalimat. Artinya, bahasa terbentuk oleh suatu aturan atau kaidah atau pola yang
teratur dan berulang. Apabila aturan atau kaidah ini dilanggar maka komunikasi dapat
terhambat.
Contoh:
b. Fungsi Bahasa
Fungsi umum bahasa, adalah sebagai alat komunikasi sosial. Setiap masyarakat
memiliki bahasa dan menggunakan alat komunikasi sosial tersebut. Aksi dan
reaksi manusia dalam kelompok masyarakat bergantung pada bahasa yang
digunakan. Sesungguhnya bahasa itu, menandakan keberadaan manusia.
Bahasa merupakan akar kebudayaan. Kebudayaan manusia hidup, berkembang
dan diwariskan karena adanya bahasa yang mendukungnya. Demikian pula
ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa merupakan tanda yang jelas dari
kepribadian manusia. Dari bahasa yang digunakan kita dapat memahami
keinginan, motif, latar belakang pendidikan, pergaulan dan adat istiadat.
Samsuri. (1991: 4).
Fungsi khusus bahasa. Seorang ahli linguistik Jakobson membagi fungsi bahasa
atas enam macam fungsi, yakni:
1) Fungsi emotif; bahasa digunakan dalam mengungkapkan perasaan manusia.
2) Fungsi konatif; bahasa berfungsi untuk mendukung kegiatan sosial agar
berlangsung dengan lancar.
3) Fungsi referensial; bahasa digunakan sekelompok manusia untuk
membicarakan suatu permasalahan dengan topik tertentu.
4) Fungsi puitik; bahasa digunakan untuk menyampaikan suatu amanat atau
pesan tertentu.
5) Fungsi fatik; bahasa digunakan manusia untuk saling menyapa sekadar
untuk mengadakan kontak Bahasa mempersatukan anggota-anggota
masyarakat.
6) Fungsi Metalingual; bahasa digunakan untuk membicarakan masalah bahasa
dengan bahasa tertentu.
c. Ragam Bahasa
Ragam Bahasa Berdasarkan Sudut Pandang Penutur
1) Ragam bahasa yang bersifat perseorangan (diolek), ragam bahasa yang
bersifat perseorangan. Ragam ini adalah ragam yang mencirikan individu
tertentu. Beberapa ciri yang dapat dilihat yakni pemakaian lafal, tata
bahasa, atau diksi yang digunakan oleh pemakai bahasa. Misalnya, gaya
bahasa si A dengan si B berbeda.
2) Ragam bahasa yang digunakan anggota masyarakat di suatu daerah
(dialek), ragam ini adalah ragam yang mencirikan pengguna bahasa
berdasarkan daerahnya. Ciri yang dapat dilihat dari ragam ini adalah daftar
kosakata dan pelafalan. Ciri dialek bersifat temporal atau berdasarkan
kurun waktu tertentu,. Contoh ragam daerah, dialek, atau logat adalah
bahasa Indonesia logat Papua, Medan, dan Jawa.
3) Ragam bahasa anggota masyarakat dari golongan sosial tertentu (sosiolek),
ragam ini adalah ragam yang mencirikan pengguna bahasa berdasarkan
strata sosial. Ciri yang dapat dilihat dalam ragam ini adalah daftar kosakata
dan pemilihannya. Misalnya, ragam bahasa orang berpendidikan dengan
orang yang belum berpendidikan. Ragam bahasa mahasiswa dengan
pelajar. Ragam bahasa wanita, pria, anak kecil, supir, petani, ustadz, guru,
dan kelompok sosial lainnya.
4) Ragam fungsi/fungsiolek fungsiolek adalah ragam bahasa yang digunakan
dalam suatu bidang tertentu. Misalnya ragam bahasa jurnalistik, penelitian,
hukum, kedokteran, atau militer.
b. Gugus konsonan adalah deretan dua konsonan atau lebih yang tergolong dalam
satu suku kata yang sama. Bunyi [pr] pada kata "praktik" adalah gugus konsonan,
tetapi [kt] pada kata yang sama itu bukanlah gugus konsonan. Pemisahan bunyi
pada kata itu adalah prak·tik.
Gugus konsonan disebut klaster yg ada dalam bahasa indonesia adalah :
akhir [a khir]
bangun [ba ngun]
nyata [nya ta]
syarat [sya rat]
c. Deret konsonan adalah merupakan dua konsonan yang letaknya berdamingan,
tetapi berada pada suku kata yang berlainandan eret konsonan berada di antara
dua silabel. Contoh :
[mb] seperti kata <lambat>, <sambut>, dan <tembus>
[ks] seperti kata <taksir>, <paksa>, dan <siksa>
[rb] seperti kata <kerbau>, <korban>, dan <terbang>
d. Variasi lafal (alofon) adalah variasi fonem karena pengaruh lingkungan suku kata.
Contoh : simpul-simpulan. Fonem /u/ pada kata [simpul] berada pada lingkungan
suku tertutup dan fonem /u/ pada kata [simpulan] berada pada lingkungan suku
terbuka. Jadi, fonem /u/ mempunyai dua alofon, yaitu [u] dan (u).
Alofon adalah perbedaan bunyi yang tidak menimbulkan perbedaan makna,
misalnya /i/ dan /I/ dalam /menangIs/.Alofon suatu fonem dapat juga
menunjukkan ciri hubungan yang disebut bervariasi bebas. Alofon-alofon
demikian dapat dipertukarkan di tempat yang sama. Hal ini dapat terjadi terutama
karena alat ucap manusia pada dasarnya tidak mampu melafalkan dua bunyi yang
benar-benar sama berturut-turut.
Kaidah ejaan bahasa indonesia yaitu pemakaian Huruf Abjad yang dipakai
dalam bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf, yaitu: 21 huruf konsonan dan 5 huruf
vokal. Semua huruf dapat digunakan secara umum dalam kata, kecuali huruf q dan x.
Keduanya khusus diperlukan untuk nama dan keperluan ilmu. Di dalam bahasa
Indonesia terdapat pengombinasian dua huruf vokal yang disebut dengan huruf
diftong. Pengucapan bunyinya dilakukan secara luncur dan tingginya tidak sama.
Dengan kata lain, huruf vokal pertama pembunyiannya tinggi sedangkan huruf vokal
kedua rendah. Huruf diftong dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Huruf diftong
Huruf diftong adalah gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan bunyi
rangkap. Dalam Bahasa Indonesia huruf diftong berbentuk ai, au, dan oi.
Contoh : Bangau, Pakai, Sengau, Perangai, dsb.
2) Pemakaian huruf kapital dan miring
a. Pengunaan huruf kapital / huruf balok yang sering kita dengar mempunyai
fungsi dan tempat sendri dalam ejaan bahasa Indonesia .
Huruf kapital sebagai huruf pertama atau awal dalam kalimat.
Huruf kapital sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh : adik bertanya “Kapan kita pulang ?”
Huruf kapital digunankan dalam menyebut nama Tuhan atau kitab suci.
Contoh : Allah SWT , Al –Quran
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kerhormatan .
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama jabatan.
Contoh : M.Pd
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama orang.
1) Penambahan huruf vokal diftong. Pada EYD, huruf diftong hanya tiga yaitu ai, au,
oi, sedangkan pada EBI, huruf diftong ditambah satu yaitu ei (misalnya pada kata
geiser dan survei).
2) Penggunaan huruf tebal. Dalam EYD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu
menuliskan judul buku, bab, dan semacamnya, mengkhususkan huruf, serta
menulis lema atau sublema dalam kamus. Dalam EBI, fungsi ketiga dihapus.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. (2000). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono. 2003. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Tiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: B First.
http://andidiman.blogspot.co.id/2012/12/makalah-ejaan-bahasa-indonesia_8.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Bahasa_Indonesia