Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

RAGAM BAHASA

Disusun oleh :
1. Ade Chintya Alfiana Halalutu (21SA2066)
2. Astriditiya Laila Nur Fadilah (21SA2062)
3. Ari Fattah Fuaddin (21SA2061)
4. Dwi Yuliana (21SA2089)
5. Muhammad Amrizal (21SA2132)
6. Rahmat Aji Prasetyo (21SA2146)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS AMIKOM PURWOKERTO
PURWOKERTO
2022
A. ISI DAN PEMBAHASAN
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling
berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang
lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak
ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-
macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa
yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, perbedaan menurut
topik pembicaraan, hubungan, lawan bicara dan orang yang dibicarakan menurut apa
yang dibicarakan (Bachman, 1990). Ragam bahasa ditimbulkan karena adanya interaksi
sosial yan dilakukan oleh masyarakat yang sangat beragam dan dikarenakan oleh
penuturannya yang tidak sama.
Seiring dengan peralihan zaman dan perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi), bahasa Indonesia semakin hari semakin banyak digunakan oleh beragam
etnik penuturnya mengalami perubahan, baik dalam bentuk tata bunyi, pembentukan
kata, maknanya, dan lain sebagainya. Perubahan kaidah bahasa, baik menyangkut
masalah lisan maupun kemampuan membaca disebut sebagai ragam bahasa.
Berhubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia terdapat dua masalah pokok
menurut Dendy Sugono (1999 : 9), yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku.
Bahasa baku digunakan saat pertemuan resmi seperti di sekolah, kantor dan lainnya yang
bersifat formal. Bahasa tak baku digunakan saat pertemuan tidak resmi seperti di rumah,
pasar dan di tempat santai atau non formal. Ragam bahasa yang dianggap baik oleh
penuturnya (mempunyai pretise tinggi) biasa digunakan di kalangan terdidik, dalam
karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), dalam suasana resmi, atau dalam
surat menyurat secara resmi seperti surat dinas.
Ragam bahasa dapat timbul karena interaksi sosial oleh masyarakat oleh sebab
itu ragam bahasa terdapat dua pandangan yaitu :
1. Dilihat dari akibat adanya sosial penutur bahasa itu sendiri dan
keberagaman fungsi bahasa itu.
2. Ragam bahasa sudah ada untuk memenui fungsi sebagai alat interaksi
dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.
Ragam bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena penggunaan bahasa
sebagai alat komunikasi dengan latar belakan budaya yang penuturannya berbeda-beda.
Pemakain bahasa juga tergantung pada pokok persoalan yang dibicarakan serta keperluan
pemakaian.
Ragam bahasa juga memiliki fungsi dalam kapasitasnya sebagai bahasa nasional,
yaitu :
1. Mampu menyatukan ribuan bahasa yang beragam di Indonesia.
2. Speaker Indonesia mampu.
3. Simbol kebanggaan nasional.
4. Simbol identitas nasional.
5. Berarti menyatukan berbagai kelompok etnis.
6. Pemersatu alat penghubung antar budaya dan antar-regional.
Selain itu ada fungsi ragam bahasa sebagai bahasa negara, antara lain :
1. Bahasa resmi negara.
2. Bahasa pengantar dalam pendidikan.
3. Berarti komunikasi di tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
pembangunan nasional dalam pelaksanaan.
4. Budaya dan pengembangan alat-alat ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahasa Indonesia memiliki banyak sekali ragam bahasa, hal ini karena bahasa
Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturannya, antara
lain :
1. Ragam bahasa berdasarkan waktu penggunaan
a. Ragam bahasa Indonesia lama
Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman Sriwijaya
sampai dengan saat dicetuskan Sumpah Pemuda. Adapun ciri
ragam bahasa Indonesia lama masih dipengaruhi oleh bahasa
Melayu. Bahasa melayu itulah yang akhirnya menjadi bahasa
Indonesia. Alasan Bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia :
 Bahasa Melayu berfungsi sebagai lingua franca , lingua
franca (bahasa Latin: lingua franca, arti harfiah: "bahasa
bangsa Franka"), adalah sebuah istilah linguistik yang
artinya adalah "bahasa pengantar" atau "bahasa pergaulan"
di suatu tempat di mana terdapat penutur bahasa yang
berbeda-beda. Ayatrohaedi menerjemahkan istilah ini
dengan istilah basantara, dari kata "basa" atau "bahasa" dan
"antara".
 Bahasa melayu sederhana karena tidak mengenal tingkatan
bahasa.
 Keikhlasan suku daerah lain.
 Bahasa Melayu berfungsi sebagai kebudayaan.
b. Ragam bahasa Indonesia baru
Penggunaan ragam bahasa Indonesia baru dimulai sejak
adanya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 sampai saat ini
melalui pertumbuhan dan perkembangan bahasa yang bersamaan
dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.Ragam
bahasa Indonesia baru juga dikenal sebagai bahasa modern yang
saat ini kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ragam bahasa berdasarkan pokok pembicaraannya/bidang
a. Ragam bahasa Undang-Undang
Ragam bahasa yang digunakan pada undang-undang yang
berlaku untuk hukum Indonesia. Secara spesifiknya adalah ragam
bahasa yang digunakan untuk menghukum suatu tindak pidana
yang melanggar aturan yang berlaku di Indonesia.
b. Ragam bahasa jurnalistik
Ragam bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis
berita, disebut sebagai bahasa komunikasi massa yaitu bahasa yang
digunakan dalam komunikasi melalui media massa. Ciri utama dari
ragam bahasa jurnalistik adalah komunikatif dan spesifik.
c. Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa yang harus memenuhi syarat diantaranya
benar(menurut kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat, dan
sistematis.
Ciri ragam bahasa Indonesia ilmiah diantaranya :
 Ragam bahasa baku (formal).
 Penggunaan kalimat yang efektif.
 Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda
Contoh bermakna ganda : "genting" artinya atap rumah dan
keadaan gawat.
 Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan
menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna
kias.
 Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga
objektivitas isi tulisan.
 Adanya keselarasan dan kerututan antar proporsi dan anar
alinea.
d. Ragam bahasa Sastra
Ragam bahasa sastra banyak menggunakan kalimat yang
tidak efektif. Penggambaran yang sejalas-jelasnya melalui
rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam
bahasa sastra. Hal ini dilakukan supaya tercipta pencitraan di
dalam imajinasi pembaca.
e. Ragam bahasa bidang tertentu
Ragam bahasa ini digunakan pada bidang-bidang tertentu
seperti transportasi, komputer, ekonomi, hukum, dan psikologi.
Contoh : diagnosa, USG dipakai dalam bidang kedokteran.
3. Ragam bahasa berdasarkan media pembicaraanya
a. Ragam bahasa lisan
Ragam bahasa lisan merupakan bahasa yang diucapkan
oleh pengguna bahasa. Selain itu, bahasa yang dihasilkan melalui
alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasarnya.
Dalam ragam bahasa lisan akan berurusan dengan tata bahasa,
kosakata, dan lafal. Selain itu, ragam bahasa lisan juga dapat
memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak
tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Terdapat ciri-ciri
ragam bahasa lisan anatara lain :
 Memerlukan kehadiran orang lain.
 Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.
 Terkait ruang dan waktu.
 Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Adapun ragam bahasa lisan meliputi : Ragam bahasa
cakapan, pidato, dan lain-lain.
b. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulisan merupakan bahasa yang digunakan
dengan memanfaatkan tulisan dimana huruf menjadi unsur dasar
penyusunnya. Dalam ragam bahasa tulisan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Akan tetapi ada yang
berpendapat yang menyatakan bahwa ragam tulis adalah
pengalihan ragam lisan ke dalam ragam tulis (huruf). Sebaliknya
tidak semua ragam tulis dapat dilisankan. Kaidah bahasa yang
berlaku bagi ragam lisan belum tentu berlaku bagi ragam tulis.
Model bahasa tulis berhubungan erat dengan tata cara
penulisan (ejaan) disamping aspek tata bahasa dan kosakata.
Kelengkapang unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun
susunan kalimat, ketepatan pemilihan kata, kebenaran penggunaan
ejaan,dan penggunaan tanda baca dalam pengungkapan ide penting
untuk diperhatikan dan dilengkapi.
Ciri-ciri ragam bahasa tulisan :
 Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
 Tidak terikat ruang dan waktu, kosakata yang digunakan
dipilih secara cermat.
 Pembentukan kata dilakukan secara sempurna.
 Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap.
 Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
 Berlangsung lambat dan membutuhkan alat bantu.
 Model bahasa tulis biasanya digunakan dalam karya ilmiah,
surat kabar, surat, dan lain-lain.
Kelebihan :
1) Informasi yang disajikan dapat dikemas di dalam media
cetak.
2) Dapat menambah kosa kata.
Kelemahan :
1) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih
dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa
yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai
jual.
2) Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti
bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan
harus disusun lebih sempurna.
Contoh : buku-buku pelajaran, majalah, koran, dll.
Tasai dan Zainal Arifin (2000:15) mengemukakan bahwa
anatar ragam lisan dengan ragam tulis berbeda, letak
perbedaanya yaitu :
Ragam Lisan Ragam Tulis
Adanya orang kedua sebagai Tidak mengharuskan adanya
lawan bicara. teman bicara ada di
depannya.
Unsur-unsur gramatikal Harus lebih lengkap.
tidak selalu dinyatakan Gramatikal harus dinyatakan,
(subjek, predikat, dan karena ragam tulis
objek). Karena di dukung menghendaki supaya orang
dengan gerak, mimik, yang diajak bicara mengerti
pandangan, ekspresi, dan maksud dan tujuan dari
intonasi. tulisan tersebut.
Terkait pada kondisi, situasi, Tidak terkait dengan kondisi
ruang, dan waktu. Hanya situasi, ruang, dan waktu.
terikat pada situasi, ruang,
dan waktu tertentu.
Dipengaruhi oleh rendah Dilengkapi dengan
dan panjang pendek suara. pemakaian tanda baca.

4. Ragam bahasa berdasarkan situasi


a. Ragam bahasa resmi
Ragam bahasa resmi (formal) adalah ragam bahasa yang
biasa digunakan dalam suasana resmi atau formal, misalnya pada
surat dinas, pidato, dan makalah atau karya tulis. Ciri-ciri ragam
bahasa resmi (formal) menurut Nasucha dkk (2009:13) :
1) Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan
konsisten;
2) Menggunakan imbuhan secara lengkap;
3) Menggunakan kata ganti resmi;
4) Menggunakan kata baku;
5) Menggunakan EYD;
6) Menghindari unsur kedaerahan (dialek).
Disimpulkan bahwa ragam bahasa resmi (formal) tersusun
secara simetris dan resmi.
b. Ragam bahasa tidak resmi
Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan
dalam situasi tidak resmi, seperti dalam pergaulan, atau percakapan
pribadi. Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam
bahasa resmi. Ragam bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita
berada dalam situasi yang tidak formal.
Sifat ragam bahasa tidak resmi , yaitu :
1) Kalimat yang digunakan adalah kalimat sederhana dan tidak
berpatok pada aturan gramatikal atau struktur kalimat.
2) Subjek jarang dimunculkan. Misalnya, “Dari mana?”.
3) Gramatikal tidak digunakan karena lawan bicara sudah
dianggap mengetahui siapa yang dimaksud pembicara.
4) Menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari.
Bahasa Resmi Bahasa Tidak resmi
Bagaimana kabarnya? Gimana kabarnya?
Tidak mudah Enggak gampang
Uang Duit
Tabel Perbandingan penggunaan ragam bahasa resmi dan tidak resmi

c. Ragam bahasa akrab


Penggunaan kalimat-kalimat pendek merupakan ciri ragam
bahasa akrab. Kalimat-kalimat pendek ini menjadi bermakna
karena didukung oleh bahasa nonverbal seperti anggukan kepala,
gerakan kaki dan tangan tangan,atau ekspresi wajah.
d. Ragam bahasa konsultasi
Digunakan untuk bisnis dan konsultasi, setengah resmi
karena adanya campuran kode dan alih kode. Ketika kita
mengunjunggi seorang dokter, ragam bahasa yang kita gunakan
adalah ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu
terjadi alih kode. Bukan bahasa resmi yang digunakan, melainkan
bahasa santai.
5. Ragam bahasa berdasarkan penutur
a. Ragam bahasa daerah
Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/dialek)Luasnya
pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian
bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal
di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di
Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing
memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa
Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada
posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor,
Bandung, Banyuwangi, dan lainnya
b. Ragam bahasa pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur
yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan,
terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,
misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur
yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah,
komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi
dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa,
nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat
pun seri.
c. Ragam bahasa sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur
terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap
pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan
santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur
atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita
dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika
melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan
kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam
bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan
kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan
bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat
keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan.

B. KESIMPULAN
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling
berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang
lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak
ragamnya, karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam
penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan keperluannya, apapun
latar belakangnya.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menuurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang di bicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang di bicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ini timbul karena
latar belakang budaya, sejarah, ataupun letak geografis. Akibatnya muncul berbagai
variasi bahasa Indonesia.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang
Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga
negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa indonesia dengan baik serta
bertutur kata sopan sebagai mana pedoman yang ada.

C. KRITIK DAN SARAN


Sebagai warga Negara Indonesia,sudah seharusnya kita semua mempelajari ragam
bahasa yang kita miliki. Kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik yang
dapat kita amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak punah dengan adanya bahasa-bahasa
yang terkadang jauh dari aturan bahasa yang ada di Indonesia bahkan bertentangan.

Banyaknya ragam bahasa biasanya tergantung pada budaya, agama, profesi dan
sebagainya. Disetiap daerah juga memiliki status sosial yang berbeda, berasal dari daerah
yang berbeda, dimana setiap daerah memiliki budaya yang berbeda. Maka dari itu
Indonesia memiliki budaya yang berbeda. Hal tersebut menyebabkan bahasa yang
digunakan beragam dan memiliki perbedaan yang besar. Selai itu, ragam bahasa juga
menyebabkan masalah bagi pengguna dalam pemakaiannya di kehidupan masyarakat
karena perbedaan atau keberagaman.
DAFTAR PUSTAKA
http://merrysarlita.blogspot.com/2010/10/variasi-atau-ragam-bahasa.html
http://myth90.blogspot.com/2010/10/variasi-dan-ragam-bahasa-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa
https://teorikux.blogspot.com/2013/10/variasi-dan-ragam-bahasa_1.html
https://www.gurupendidikan.co.id/ragam-bahasa-indonesia/
https://kahfiavianto.wordpress.com/2016/10/28/ragam-bahasa/
Tasai dan Zainal Arifin. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo, 2000.
Wahyudi, A. (2011). BAHASA INDONESIA Government of Indonesia (GoI) and Islamic Development Bank
(IDB). IAIN Sunan Ampel Surabaya, 20–23.

Anda mungkin juga menyukai