Anda di halaman 1dari 15

Ragam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Auliya Nareta

Mahasiswa S1/ Rombel 1/ Sarjana

retaaa2903@gmail.com

Abstrak: Dalam pembahasan bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa. Dalam
hal ini ragam bahasa merupakan variasibahasa yang pemakaiannya berbedabeda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ini muncul karena
latar belakang budaya, sejarah, ataupun letak geografis. Akibatnya muncul berbagai
variasi bahasa Indonesia. Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki berbagai
macam jenis yang dibedakan berdasarkan tiga hal yaitu cara berkomunikasi, cara
penuturan, dan topik pembicaraan. Dilihat dari cara berkomunikasi, ragam bahasa
dibedakan menjadi dua yaitu lisan dan tulis. Dalam hal ini penggunaan ragam lisan lebih
baik karena seseorang dapat langsung mengekspresikan apa yang ingin diungkapkan
daripada menggunakan tulisan. Dilihat dari cara penuturan, ragam bahasa dibedakan
menjadi ragam dialek, terpelajar, resmi, dan tidak resmi. Dilihat dari topik pembicaraan,
ragam bahasa dibedakan menjadi ragam sosial. ragam fungsional, ragam jurnalistik.

I. Pendahuluan
Ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan.
Ragam bahasa tulisan dapat menembus jarak dan waktu. Dalam artian
melakukan komunikasi secara tulisan bisa dilakukan kapan pun. Menulis
memiliki hakikat yang sama dengan berbicara hanya saja medianya yang
berbeda. Menulis juga merupakan wahana untuk mencatat, melaporkan dan
meyakinkan sesuatu pada orang lain. Contoh komunikasi melalui tulisan yaitu
pada penulisan karya ilmiah yang bertujuan untuk memperoleh pemikiran-
pemikiran atau informasi terkini mengenai topic pembahasan.
Ragam bahasa lisan yaitu bentuk komunikasi dengan mengucapkan
kata-kata secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya. Komunikasi lisan
tidak terikat pada ruang, proses komunikasi lisan hanya terikat pada tempat dan
ruang yang digunakan. Contoh komunikasi lisan yaitu saat berkomunikasi
dengan tatap muka langsung, selain itu komunikasi lisan bisa juga melalui alat
elektronik yang berupa handphone.
Selain itu ragam bahasa memiliki berbagai macam jenis-jenis ragam
bahasa. Di Indonesia ragam bahasa sangat berfariasi dan sangat banyak. Hanya
saja penggunaannya berbeda-beda. Ragam bahasa yang ada di Indonesia harus
dilestarikan agar ragam bahasa yang ada di Indonesia tidak hilang oleh
kemajuan zaman.
Ragam bahasa juga memiliki banyak manfaat didalam kehidupan sehari-
hari selain mengajari bagaimana cara berbicara yang baik dan benar, ragam
bahasa juga mengajari cara berkomuniaksi yang tepat.

1.1. Latar belakang


Bahasa Indonesia merupakan bahasa asli dari bangsa kita bahkan
bahasa Indoneisa sudah ada sejak lama. Namun kebanyakan orang tidak
menggunakan tata cara dan aturan-aturan yang benar. Salah satunya pada
penggunaan ejaan tidak sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia.
Pengetahuan tentang ragam bahasa sangat penting untuk mempelajari
bahasa Indonesia dan dapat diterapkan dan digunakan dengan baik
sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang
dan dapat tetap lestari.
Didalam bahasa Indonesia terdapat pembahasan mengenai ragam
bahasa beserta karateristiknya. Yang mana ragam bahasa merupakan
bentuk bahasa yang bervariasi menurut konteks pemakaian. Ragam bahasa
sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam latar belakangnya. Maka
dari itu ragam bahasa akan melahirkan sejumlah ragam bahasa yang
berbeda-beda.Terdapat beberapa ragam bahasa yaitu, ragam tulisan, ragam
lisan, ragam baku, ragam baku tulisan, ragam sosial dan ragam fungsional.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa penyebab terjadinya ragam bahasa?
b. Apa saja jenis-jenis ragam bahasa?
c. Ragam bahasa seperti apa yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah agar dapat memahami penyebab terjadinya
ragam bahasa yang ada di Indoneisa dan macam-macam ragam bahasa.
Selain itu agar dapat mengetahui ragam bahasa seperti appa yang biasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
II. Kerangka Teoritis
II.1. Teori Ragam Bahasa
a. Bachman, 1990
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap
sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa
digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis,
perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat
menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau
ragam bahasa resmi.

b. Fishman Ed, 1968

Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum,


tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam
bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna
bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah
kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar
belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik
pembicaraan.

c. Alwi, 1998

Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam
bahasa standar, semi standar dan nonstandar. Bahasa ragam standar
memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi,
kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga
memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta
mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam
kehidupan modern.

d. Dendy Sugono, 1999


bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua
masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku.
Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam
pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak
resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut
menggunakan bahasa baku.
III. Pembahasan
III.1. Pengertian Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah bentuk bahasa yang bervariasi menurut


konteks pemakaian (topik yang dibicarakan, hubungan
antarpembicara, medium pembicaraan). Ragam bahasa tidak
berfungsi sebagai atribut tetap seorang pembicara – bahasawan
yang kompeten biasanya menguasai berbagai-bagai jenis ragam
bahasa dan mampu menyesuaikan ragam yang dipakai dengan
situasi dan tujuan berbahasa. Dalam pengertian ini, ragam bahasa
berkontras dengan dialek, yaitu varian dari sebuah bahasa yang
berbeda-beda menurut kelompok pemakai atau wilayah penuturan.
Dalam literatur linguistik, istilah ragam bahasa dan laras
bahasa tidak dibedakan secara konsisten. Sebagaimana dimaknai
oleh KBBI, kedua istilah tersebut merupakan sinonim. Istilah ragam
bahasa sering dibedakan dengan varietas bahasa, yaitu bentuk
bahasa yang diperbedakan tanpa menitikberatkan secara khusus
pada karakter variasinya.

III.2. Penyebab Terjadinya Ragam Bahasa


Ragam bahasa timbul karena banyak nya perubahan didalam
masyarkat. Perubahan itu karena banyaknya bahasa dan variasi bahasa
yang ada di Indonesia. Karena terlalu banyaknya variasi, agar tidak
mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efesien, maka
dari itu dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu
yang cocok untuk keperluan tertentu, dalam hal ini disebut ragam
standar.
Faktor-faktor sebagai penyebab munculnya ragam bahasa yang
ada di Indonesia yaitu:
a. Faktor Budaya dan Letak Geografis
karena setiap daerah mempunyai perbedaan bahasa dan
kebudayaan atau daerah hidup yang berbeda, seperti wilayah
Lombok, Bali, Kalimantan, Jawa dan beberapa wilayah lainnya. Maka
hal tersebut lah yang menyebabkan munculnya ragam bahasa.
b. Faktor Sejarah
Karena setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki kebiasaan atau
adat istiadat yang berbeda-beda dan bahasa dari nenek moyang
yang berbeda-beda pula.
c. Faktor Perbedaan Demografi
Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti wilayah di
daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan
bahasa yang singkat jelas dan dengan intonasi volume suara yang
besar dan tingi. Berbeda dengan daerah pemukiman padat penduduk
yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar disebabkan
lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang
kecil.
Selain itu ragam bahasa juga terjadi karena perkembangan
zaman saat ini, di samping perbedaan cara penyampaian yang
berbeda atau logat bahasanya yang berbeda.

III.3. Macam-Macam Ragam Bahasa


III.3.1. Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian
sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal
itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian,
ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan
unsur-unsur  di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur
kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena
situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah


kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal
atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu
tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai
ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena
itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri
ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam
bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.  Kedua
ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri
kebakuan yang berbeda.
a. Ciri-Ciri Ragam Lisan
 Memerlukan orang kedua/teman bicara;
 Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
 Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu
intonasi serta bahasa tubuh.
 Berlangsung cepat;
 Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
 Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
 Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta
intonasi.
b. Contoh Ragam Lisan
 Penggunaan bentuk kata
Rana sedang baca majalah.
Joko mau nulis novel.
Aku tinggal di Lombok.
 Penggunaan kosa kata
Mama bilang kalau kita harus segera berkemas.
Ria bikin kue coklat.
 Penggunaan struktur kalimat
Proposal ini sudah saya berikan kepada kepala sekolah.
III.3.2. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang
diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan
ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya
ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan
ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di
dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata
dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di
dalam struktur kalimat.
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan media tulis seperti kertas dengan huruf sebagai
dasarnya. Dalam rangka tulis, kita berurusan dengan tata cara
penulisan dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis,
kita dituntut agar adanya kelengkapan unsure tata bahasa seperti
bentuk kata, ataupun susunan kalimat, ketetapan pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide. Ragam tulis yang standar kita temui dalam
buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar dan lain-lain. Kita
juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah
remaja, iklan atau poster.
a. Ciri-Ciri Ragam Tulis
 Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
 Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
 Harus memperhatikan unsur gramatikal;
 Berlangsung lambat;
 Selalu memakai alat bantu;
 Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
 Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka,
hanya terbantu dengan tanda baca.
b. Ketentuan-ketentuan ragam tulisan
 Memakai ejaan resmi.
 Menghindari unsur kedaerahan.
 Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit.
 Memakai bentuk sintesis.
 Pemakaian partikel secara konsisten.
 Menghindari unsur leksikal yang terpengaruhi bahasa
daereah.
c. Kelemahan ragam tulis
 Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti
bahasa lisan tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus
disusun lebih sempurna.
 Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan
jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang
dianggap cendrung miskin daya pikat dan nilai jual.
 Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak
dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa
tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
d. Kelebihan ragam bahasa tulis
 Informasi yang disajikan bisa pilih untuk dikemas sebagai
media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
 Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan
masyarakat.
 Sebagai sarana memperkaya kosakata.
 dapat digunakan untuk menyampaikan maksud,
membeberkan informasi ataumengungkap unsur-unsur
emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan
pembaca.

III.3.3. Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam


bahasa tulis berdasarkan tata bahasa dan kosa kata.
a. Tata bahasa
 Ragam bahasa lisan
Kiran sedang baca novel.
Mela mau nulis novel.
 Ragam bahasa tulis
Kiran sedang membaca novel.
Aku bertempat tinggal di Semarang.
b. Kosa kata
 Ragam lisan
Kadek bilang kalau aku dipanggil guru.
Aku harus bikin kue coklat.
 Ragam tulis
Kadek mengatakan bahwa aku dipanggil guru.
Aku harus membuat kue coklat
III.3.4. Ragam Baku
ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang
baik atau ragam yang sopan (mempunyai prestise tinggi), biasa
dipakai di kalangan terdidik, dalam karya ilmiah, dalam suasana
resmi, atau dalam surat resmi (misal surat-menyurat dinas,
perundang-undangan, karangan teknis)
a. Ciri-ciri ragam baku
 Kemantapan dinamis
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa, kalau kata
rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa.
Kata raba dibubuhi pe-,akan terbentuk kata peraba.
Oleh karena itu,menurut kemantapan bahasa, kata rajin
dibubuhi pe, akan menjadi perajin, bukan
pengrajin. Kalau kita berpegang pada sifat mantap, kata
pengrajin tidak dapat kita terima.
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Kata langganan
mempunyai makna ganda, yaitu orang yang
berlangganan dan toko tempat berlangganan. Dalam hal
ini, tokonya disebut langganan dan orang yang
berlangganan itu disebut pelanggan.
 Candekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai
pada tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku ini
adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan
oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih b
anyak melalui jalur pendidikan formal(sekolah).
Di samping itu, ragam baku dapat dengan tepat
kmemberikan gambaran apa yang ada dalamotak
pembicara atau penulis. Selanjutnya, ragam baku dapat
memberikan gambaran yang jelasdalam otak pendengar
atau pembaca

 Seragam
Ragam baku bersifat seragam, pada hakikatnya, proses
pembakuan bahasa
ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata
lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik 
keseragaman.
Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah
pramugara dan pramugari. Andaikata ada orang yang
mengusulkan bahwa pelayan kapal terbang
disebut steward atau stewardes dan penyerapan
itu seragam, kata itu menjadi ragam baku.
III.3.5. Ragam Tidak Baku
Ragam tidak baku banyak mengandung unsur-unsur dialek dan
bahasa daerah sehingga ragam bahasa tidak baku banyak sekali
variasinya. Selain dialek, ragam bahasa tidak baku juga bervariasi
dalam hal lafal atau pengucapan, kosa kata, struktur kalimat dan
sebagainya.
a. Ciri-ciri ragam tidak baku
 Ragam tidak baku digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
 Ragam tidak baku sudah terkontaminasi bahasa asing
atau bahasa derah.
 Bentuk ragam tidak baku berubah-ubah seiring
berjalannya waktu.
 Ragam tidak baku memiliki makna yang sama dengan
ragam baku mesti pengucapannya berbedaan.
III.3.6. Ragam Dialek
Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh
kelompok bangsawan ditempat tertentu. Dalam istilah lama disebut
dengan logat.logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah
lafal logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan
/b/pada posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung,
mBayuwangi, atau realisai pelafalan kata
seperti pendidi‟an, tabra‟ an, kenai‟an, gera‟an. Logat daerah paling
kentara karena tata bunyinya. Logat indonesia yang dilafalkan oleh
seorang Tapanuli dapat dikenali, misalnya, karena tekanan kata yang
amat jelas, logat indonesia orang bali dan jawa, karena pelafalan
bunyi.
III.3.7. Ragam Terpelajar
Tingkat pendidikan penutur bahasa indoneisa juga mewarnai
penggunaan bahasa Indoneisa. Bahasa Indonesia yang digunakan
oleh kelompok penutur berpendidkan tampak jelas berbeda dengan
yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidkan
terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa inggris.
Contohnya:
 Terpelajar
Video, film, kompleks, fajar, vitamin.
 Tidak Terpelarjar
Pidio, pilem, komplek, pajar, pitamin.
III.3.8. Ragam resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi,
seperti pertemuan-pertemuan dan undangan-undangan.
a. Ciri-ciri bahasa resmi
 Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit
dan konsisten.
 Menggunakan imbuhan secara lengkap.
 Menggunakan kata ganti resmi.
 Menggunakan kata baku.
 Menggunakan EYD.
 Menghindari unsur kedaerahan.
III.3.9. Ragam tak resmi
Ragam tak resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi
tak resmi, seperti dalam pergaulan dan percakapan pribadi. Ragam
resmi juga lebih bebas tanpa harus memperhatikan EYD dan lain
sebaginya.
a. Ciri-ciri tak resmi
 Tidak menggunakan unsure gramatikal secara eksplisit
dan konsisten.
 Tidak menggunakan imbuhan secara lengkap.
 Tidak menggunakan kata baku.
 Tidak menggunakan EYD.
 Tidak menghindari unsure kedaerahan.

III.3.10. Ragam politik


Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam
rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. dengan
sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber penutur bahasa
yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan
bahasa di masyarakat.
III.3.11. Ragam hukum
Salah satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan
kalimat yang panjang dengan pola kalimat
luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak terlalu
memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia dalam
strukturnya. Hal ini disebabkan karena hukum Indonesia
padaumumnya didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman
penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda. Namun,
terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam
bahasa hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma
dan aturan terkadang membutuhkan penjelasan yang lebar, jelas
kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud.
III.3.12. Ragam sosial dan ragam fungsional
Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang
sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan
bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan
hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab
dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi
lawan bicara. Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun
ragam lisan. Sebagai contoh orang tak kan sama dalam menyebut
lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya
kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut
“kamu” pada lawan bicara yang merupakan teman tetapi takkan
melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status sosial yang
lebih tinggi atau kepada orang tua (akhiran kalimat seharusnya ada
tanda baca titik)
Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional
merupakan ragam bahasa yang diakitkan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Sebagai contoh
yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi
dan lain-lain. Kesemuaanragam ini memiliki fungsi pada dunia
mereka sendiri.

III.3.13. Ragam jurnalistik


Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh
dunia persurat-kabaran(dunia pers = media massa cetak). Dalam
perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang
dipergunakan oleh seluruh media massa. Termkasuk media massa
audio (radio) audio visual (televise) dan multimedia (internet).
Hingga bahasa jurnalistik adalah salah saturagam bahasa, yang
dibentuk karena spesifikasi materi
yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam
ragam bahasa ringkas.
III.3.14. Ragam sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur,
konotatif, kreatif daninovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus
terdapat kata-kata, cara-cara penuturan, danungkapan-ungkapan
yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal dalam bahasa
umum.Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk
menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan
angan-angan, penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan,
dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan efeknya pada
pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam
ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di
samping alatkomunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan
dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa, arti, bunyi,
asonasi, posisi kata, ulangan kata/kalimat dimana perlu dikerahkan
untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas
bedanya dengan bahasa dalam kerangka umum.
III.4. Ragam bahasa yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Ragam bahasa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-
hari adalah ragam bahasa lisan. Karena kebanyakan orang lebih
menyukai berbicara secara langsung entah itu dalam bentuk formal
maupun informal. Sehingga kebanyakan orang lebih memilih
berbicara menggunakan ragam lisan.
Kita biasa berbicara dengan teman, guru, orang tua dengan
menggunakan ragam lisan hanya saja tergantung bahasa yang
digunakan, misalnya ketika sedang berbicara dengan orang yang
lebih tua, kita sebagai yang lebih muda cenderung menggunakan
bahasa yang santun dan tidak harus menggunakan bahasa yang
baku. Bahasa yang santun saja sudah cukup.
Jika berbicara dengan teman sebaya atau orang yang lebih kecil
kita biasa berbicara mengguankan bahasa yang santai dan bahkan
banyak bahasa baru yang biasa digunakan ketika berbicara dengan
teman sebaya atau dengan yang lebih muda.
Contoh bahasa yang biasa di ucapkan ketika berbicara dengan
orang yang lebih tua:
 Ibu mau pergi kemana?
 Bapak butuh bantuan ku tidak?
 Ibu, jika ibu lelah lebih baik istirahat
 Nenek sudah makan belum?
 Kakek mau dipijitin tidak?

Contoh diatas yaitu bahasa yang bisa digunakan ketika


berbicara dengan orang yang lebih tua. Bahasa yang digunakan tidak
terlalu formal hanya saja lebih sopan santun. karena biasanya
kalimat tanya dalam bahasa formal menggunakan 5W+1H (who,
whare, what,why, when dan how) yang dalam bahasa Indonesia
berarti (siapa, dimana, apa, kenapa, kepan, dan bagaimana).

Dalam berbicara dengan orang yang lebih dewasa kita tidak


boleh menggunakan kata “kamu” karena itu sangat tidak sopan, jadi
biasanya kita menggunakan pengulangan kata.

Contohnya: Nenek, besok nenek jadi pergi tidak?

Jadi kata nenek yang digaris miring itu merupakan bentuk asli
dari kata “kamu” hanya saja dirubah menjadi subjek uatama. Untuk
kesopan santunan dalam berbicara. Mengapa kesopan santunan
dalam berbicara itu sangat penting?

Karena berbicara yang sopan sama seperti menghormati


orang yang lebih tua. Menghormati orang yang lebih tua bukan
dalam tingkah laku saja melainkan dalam ucapan pun harus
diterapkan. Bertutur kata yang baik dan benar dapat meningkatkan
kesopan santunan. Maka dari sejak kecil orang tua selalu mengajari
cara berbicara yang baik dan benar.

Contoh ucapan yang biasa digunakan saat berbicara dengan


orang yang seumuran:

 Ranti kamu mau kemana?


 Kamu mau dibantu gak?
 Niko kamu sudah selesai belum tugas bahasa
Indoensia?
 Kita pergi yuk
 Dinda tadi diajalan kamu ketemu sama Tama gak?

Contoh diatas meruapan salah satu contoh ucapan yang biasa


diucapkan oleh teman sebaya. Bahasa yang diucapkan tidak baku dan
lebih terdengar santai. Kata “kamu” sudah biasa diucapkan oleh orang
sebaya karena tidak ada batas usia yang membatasi ucapan terseut. Jadi
kata kamu hanya boleh diucapkan oleh teman sebaya.

Terdengar aneh jika kita berbicara dengan teman sebaya


mengguanakan kata “Anda” atau “beliau”. Karena kata tersebut biasa
diucapkan ketika membicarakan orang yang lebih tua.
Berbicara dengan teman sebaya memiliki cakupan yang lebih luas
karena tidak terikat oleh kata. Dalam artian berbicara dengan teman
sebaya lebih bebas dan lebih santai sehingga tidak ada batasannya.
Tetapi meskipun seperti itu kita juga tetap haru menghormati teman
bicara kita. Kita tidak boleh berbicara kasar atau mengucapkan bahasa-
bahasa kasar. Karena itu akan menyakiti perasaan teman.

Tujuan berbicara itu untuk saling berkomunikasi dan menambah


kedekatan. Jika berbicara dengan menggunakan bahasa yang kasar itu
tidak baik, selain meyakiti perasaan orang lain berbicara bahasa kasar
juga akan membuat lawan bicara akan benci berbicara dengan
seseorang yang berbicara kasar. Karena orang yang berbicara kasar
itu seperti orang yang tidak memiliki etika. Jadi walaupun berbicara
dengan teman sebaya kita juga harus menggunakan bahasa yang baik
walaupun lebih santai.

IV. Penutup
IV.1. Simpulan
Banyak faktor penyebab terjadinya ragam bahasa mulai dari
faktor sejarah, letak geografis dan lain-lain. Sehingga ragam bahasa
terbentuk karena faktor-faktor yang luar biasa tersebut. Jika tidak
adanya faktor tersebut maka tidak ada juga ragam bahasa.
Ragam bahasa merupaka ragam yang memiliki bayak variasi
dalam pemakaiannya mulai dari topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, lawan bicara, orang yang dibicarakan dan masih
banyak lagi. Dan ragam bahasa sangat menarik karena memiliki
berbagai macam jenis dan cara penggunaannya. Sehingga mudah bagi
kita untuk menyesuaikan penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Selain itu ragam bahasa juga biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari seperti ragam bahasa lisan. Ragam bahasa lisan biasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari tetapi bahasa yang diucapkan
tergantung dengan lawan berbicara. Jika berbicara dengan teman
sebaya kita bisa mengguankan bahasa nonformal dan ketika berbicara
dengan orang yang lebih tua harus mengedepankan kesopan santunan
dalam berbicara.
IV.2. Saran
Sebaiknya masyarakat Indonesia lebih banyak mengetahui
mengenai ragam bahasa yang baik dan benar sehingga ragam bahasa
tidak punah karena terbawa arus zaman. Kita harus bisa melestarikan
ragam bahasa yang sangat banyak macam dan jenisnya. Karena ragam
bahasa juga sangat penting untuk kita.
Karena ragam bahsa juga mengajarkan mengenai kesopan
santunan dan tutur kata yang baik. Ragam bahasa memiliki banyak
manfaat didalam kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka

http://sukses2016uthfi.blogspot.com/2014/01/ragam-bahasa.html

https://saintif.com/ragam-bahasa-indonesia/

https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa

https://www.gurupendidikan.co.id/ragam-bahasa-indonesia/

https://www.slideshare.net/taylorgreenville/modul-4-ragam-bahasa

https://id.wiktionary.org/wiki/ragam_baku

http://seri-bahasa-indonesia.blogspot.com/2014/02/pengertian-fungsi-dan-ragam-sastra.html

https://ayyubarmansyah.wordpress.com/2010/11/26/ragam-sosial-dan-ragam-fungsional/

https://www.coursehero.com/file/45335775/RAGAM-BAHASA-POLITIKdocx/

angelinseto.blogspot.com

ramita_hapsari.staff.gunadarma.ac.id

Anda mungkin juga menyukai