Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan pembicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
Menurut Dendy Sugono (1999:9), bahwa sehubungan dengan pemakaian Bahasa
Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku.
Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan
bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita
tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

B.Rumusan Masalah

1. Pengertian Ragam Dan Laras Bahasa Indonesia?


2. Ragam Bahasa ilmiah?
3. Ciri-ciri Ragam Bahasa Ilmiah?

C.Tujuan penulis

Seiring perkembangan zaman maka terjadi perkembangan ragam dan laras bahasa pada
masyarakat, sehingga memacu penggunaan bahasa tidak baku pada situasi resmi. Oleh karena
itu, penyusun mengangkat judul ragam dan laras bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ragam Bahasa


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaiannya, topik yang dibicarakan, hubungan pembicara dan teman bicara, dan
medium pembicaraannya. (2005:920). Ragam bahasa merupakan varian dari sebuah bahasa
menurut pemakaian.

Pengertian ragam bahasa menurut para ahli, diantaranya adalah :

1. Bachman, 1990
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam
yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam
karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam
surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa
resmi.

2. Dendy Sugono, 1999


Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau
di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti
di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

3. Fishman Ed, 1968


Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi
anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu
diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang
pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan.
4. Alwi, 1998
Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi
standar dan nonstandar. Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan
aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes
sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan
perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modern.

 Jenis-jenis ragam bahasa


Jenis ragam bahasa dibedakan menjadi 2 yaitu ragam bahasa berdasarkan situasi dan
ragam bahasa berdasarkan media.

1. Ragam bahasa berdasarkan situasi


Ragam bahasa berdasarkan situasi yaitu ragam bahasa yang digunakan dalam situasi atau
keadaan tertentu. Ada dua masalah pokok dalam penggunaan bahasa, yaitu penggunaan
bahasa baku dan penggunaan bahasa tidak baku. Penggunaan bahasa tersebut terkait dengan
situasi, yaitu situasi resmi dan situasi tidak resmi.

Berdasarkan situasi pemakainya, dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Ragam Formal
Digunakan dalam situasi resmi. Bentuk ragam ini (atau disebut juga ragam baku) yaitu
ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Beberapa contoh keperluan dan
kegiatan sehari-hari yang menggunakan ragam fomal :
 Komunikasi resmi
 Wacana teknis
 Pembicaraan di depan khalayak ramai
 Pembicaraan dengan orang yang dihormati

b. Ragam Semi Formal


Jenis ragam ini memiliki ciri mengikuti kaidah dan aturan yang tetap tetapi tidak secara
konsisten dilakukan pada saat tertentu. Sebagai contoh yaitu bahasa jurnalistik, dimana
biasanya pembaca berita membacakan beritanya tidak selalu dengan kata-kata yang
baku, melainkan terkadang ditengah kata-kata baku yang mereka ucapkan terselip kata-
kata yang biasa kita ucapkan sehari-hari (bahasa santai atau non formal).
c. Ragam Non-formal
Tidak menggunakan kata baku, dan tidak memiliki kaidah atau aturan yang tetap.
Contohnya ketika kita berbicara dengan teman. Kita juga bisa mengidentifikasi apakah
disebut formal, semi formal, atau non-formal dengan melihat beberapa aspek berikut :
 Bergantung kepada topik yang dibahas
 Hubungan antar pembicara
 Medium yang digunakan
 Situasi saat pembicaraan terjadi
 Penggunaan kata sapaan dan kata ganti

2. Ragam Bahasa Berdasarkan Media


Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa berdasarkan media dibagi menjadi 2 yaitu
ragam lisan dan ragam tertulis.

a. Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan merupakan bahasa yang berasal dari alat ucap. Dalam bahasa ini kita
memakai tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam pengungkapan gagasan dalam bahasa
ini kita dapat menggunakana tinggi rendahnya suara, penekanan, air muka, atau bahkan
gerak tangan dan isyarat sebagai pembantu tersampaikannya gagasan tersebut.
Ciri-ciri ragam bahasa berdasarkan lisan :
 Memerlukan kehadiran orang lain
 Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
 Terikat ruang dan waktu
 Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
Kelebihan ragam bahasa lisan :
 Dapat disesuaikan dengan situasi
 Faktor efisiensi waktu
 Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakannya.
Kelemahan ragam bahasa lisan :
 Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, terdapat frase-frase
sederhana.
 Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
 Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
 Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

b. Ragam Tertulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan
huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara
penulisan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis , kita dituntut adanya
kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan
kata, kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan
ide.
Ciri - Ciri ragam bahasa tertulis :
 Tidak memerlukan orang kedua /teman bicara
 Tidak tergantung kondisi, situasi dan ruang serta waktu
 Berlangsung lambat
 Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
Kelebihan ragam bahasa tulis :
 Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang
menarik dan menyenangkan.
 Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
 Sebagai sarana memperkaya kosakata.
 Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau
mengungkapkan unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan
pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis :
 Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna .
 Tidak mampu menyajikan berita secara lugas , jernih dan jujur, jika harus mengikuti
kaidah-kaidah bahasa.
 Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas, oleh karena itu dalam
bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

 Faktor Penyebab Timbulnya Ragam Bahasa


Ada beberapa faktor penyebab timbulnya keragaman bahasa yang ada di-Indonesia seperti
halnya :

1. Faktor Budaya
Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda, dan banyak
sekali kebudayaan setiap daerah di Indonesia, seperti wilayah Jawa dan Papua dan
beberapa wilayah Indonesia lainnya.
Seperti contoh di atas jawa dan papua mempunyai perbedaan yang cukup kontras dengan
papua dalam keragaman bahasa. Intonasi orang papua saat berbicara akan terkesan
sangat tegas dengan nada-nada yang sedikit di tekankan pada saat berbicara. Hal ini
berbeda dengan jawa, meskipun di jawa terdapat bahasa jawa yang halus dan juga kasar.
Namun, orang jawa saat berbicara lebih cenderung menggunakan intonasi yang jauh
lebih halus dibandingkan dengan papua. Faktor kebudayaan itulah yang mempengaruhi
keragaman bahasa di Indonesia.

2. Faktor Sejarah
Setiap daerah pasti memiliki kebiasaan dan bahasa yang berbeda-beda yang sudah
dibawakan oleh nenek moyang. Perbedaan tersebut terbawa hingga sekarang dan
menjadikan bahasa tersebut tetap tumbuh dan terjaga.misalnya dalam bahasa sunda
terdapat bahasa sunda yang halus dan juga bahasa sunda yang kasar, dimana kedua
perbedaan tersebut timbul dikarenakan sejarah yang telah ada sebelumnya.

3. Faktor Perbedaan Demografi


Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di
dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk
berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
Hal ini mempengaruhi ragam bahasa karena setiap daerah memiliki dataran yang berbeda
seperti contohnya adalah wilayah di daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung
mengunakan bahasa yang singkat jelas dan dengan intonasi volume suara yang besar.
Hal ini dikarenakan tidak banyak masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan, dan
mayoritas mereka tinggal dengan jarak yang cukup berjauhan sehingga mereka terbiasa
berkomunikasi dengan intonasi voleme yang jelas. Berbeda dengan pemukiman padat
penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar dikarenakan lokasinya
yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil.
 Fungsi Ragam dan Laras Bahasa

Fungsi ragam bahasa diantaranya yaitu :


1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar resmi di sekolah dan universitas,
3. Bahasa resmi tingkat nasional dalam kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan Indonesia
4. Bahasa resmi kebudayaan dalam pengembangan kebudayaan, ilmu, teknologi dan
komunikasi di Indonesia.

Sedangkan fungsi laras bahasa adalah sebagai berikut :


1. Sebagai alat ekspresi diri
2. Sebagai alat komunikasi
3. Sebagai alat integrasi social
4. Sebagai alat kontrol social

B.Pengertian Laras Bahasa


Laras Bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks
sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas
di antara mereka.

Definisi dan kategorisasi laras bahasa antara para ahli linguistik antara lain :

1. Ure dan Ellis (1977)


Menganggap laras bahasa sebagai pola bahasa yang lazim digunakan mengikut keadaan
tertentu. Hal ini bermakna, sesuatu situasi akan menentukan bentuk bahasa yang digunakan
oleh pengguna bahasa itu dan pemilihannya berdasarkan konvensi sosial masing-masing.

2. Reid (1956)
Menyatakan seorang penutur dalam situasi berbeda-beda akan menggunakan laras mengikut
situasi sosial yang berlainan iaitu istilah teknik untuk menyatakan perlakuan bahasa
(linguistic behavior) seseorang individu.
3. Halliday (1968)
Menyebut bahawa laras sebagai variasi bahasa yang berlainan berdasarkan fungsi. Laras akan
sentiasa berubah mengikut situasi. Dia telah membuat penjenisan laras kepada tiga kategori
yaitu tajuk wacana (field of discourse), cara penyampaian wacana (mode of discourse) dan
gaya wacana (style of discourse).

4. Joos (1961)
Beliau membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu :
a. Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan
keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan
formal (resmi)
b. Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat
resmi, dan jurnal ilmiah.consultative (konsultatif)
c. Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau
pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
d. Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang
yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
e. Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab
dan intim.

 Ciri-Ciri Laras Bahasa


Menurut Nik Safiah Karim (1989), kajian terhadap laras bahasa perlu mempertimbangkan
dua faktor yang utama yaitu ciri keperihalan peristiwa bahasa dan ciri linguistik yang wujud.
Ciri keperihalan pula dibahagikan kepada dua aspek utama, yaitu situasi luaran dan situasi
persekitaran.
Situasi luaran adalah latar belakang sosial dan kebudayaan sesuatu masyarakat bahasa
yang merangkumi struktur sosial dan keseluruhan cara hidup yang menentukan perlakuan
setiap anggota masyarakat. Contohnya, apabila kita mengkaji laras bahasa masyarakat
Melayu lama, kita perlu mengaitkan dengan situasi istana, stratifikasi sosial, tradisi sastra
lisan dan aspek-aspek lain anggota masyarakat zaman itu.
Situasi persekitaran pula meliputi aspek-aspek yang terlibat secara langsung dalam
penggunaan bahasa. Terdapat empat situasi persekitaran yang menyebabkan wujudnya
bahasa yang berlainan atau laras. Situasi yang dimaksudkan ialah cara penyampaian,
perhubungan sosial dan peribadi, bahan yang diperkatakan, dan fungsi-fungsi sosial
perlakuan bahasa.

 Jenis – Jenis Laras Bahasa


Laras bahasa dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :

1. Tajuk Wacana, merupakan merangkumi bidang penggunaan bahasa seperti bidang


Matematik.
2. Cara Penyampaian Wacana, merupakan media perlakuan bahasa samada secara lisan
atau bertulis.
3. Gaya wacana, merupakan bidang tentang perhubungan antara peserta perlakuan bahasa
yaitu secara formal atau tidak formal.

Adapun laras bahasa yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu laras bahasa
biasa dan laras bahasa khusus.

1. Laras Bahasa Biasa


Adalah laras bahasa yang sering ditemukan dan digunakan oleh masyarakat luas,
misalnya laras bahasa yang dipakai dalam bidang hiburan, seperti laras bahasa berita,
penerangan, dan lain-lain.
2. Laras Bahasa Khusus
Laras bahasa khusus adalah laras bahasa yang digunakan dalam pemakaian khusus yaitu,
laras bahasa ilmiah yang dipakai dalam penulisan laporan ilmiah, dan lain-lain.

Kedua jenis laras bahasa ini dapat dibedakan dengan cara melihat beberapa hal berikut ini :
a. Kosakata
b. Gaya Bahasa
c. Tata bahasa.
 Macam-Macam Laras Bahasa
1. Laras Hukum
Laras Hukum, adalah laras yang yang corak penggunaan bahasanya dengan dunia hukum.
Yang mempunyai ciri-ciri yaitu, mempunyai bahasa yang tersendiri, Objektif dan menekan
prasangka pribadi, dan tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi. Laras bahasa hukum
adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum,
mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum
Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

Ciri-ciri laras bahasa hukum :


a. Mempunyai gaya bahasa yang khusus.
b. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan.
c. Objektif dan menekan prasangka pribadi.
d. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki
untuk menghindari kesimpangsiuran.

2. Laras Bahasa Kedokteran


Istilah medis memang terdengar begitu rumit. Sebenarnya istilah ini bukan dimaksudkan
agar pasien tidak mengerti. Tujuannya adalah keseragaman, universalitas. Agar istilah yang
dituliskan dokter di Amerika tetap dapat dipahami dokter di Papua.

Secara umum istilah medis terdiri dari 4 bagian :


a. Kata induk
b. Awalan
c. Akhiran
d. Penghubung antar bagian

3. Laras Akademik
Meliputi berbagai bidang seperti sains, teknologi, komunikasi, matematik dan sebagainya
yang terletak dalam ruang lingkup pendidikan. Dalam penulisan ilmiah, misalnya penulisan
thesis, penulis perlu mengikut format tertentu seperti perlu ada catatan bibiliografi (rujukan),
nota kaki di bawah muka surat atau nota hujungan di penghujung setiap bab.Menggunaka
istilah-istilah yang khusus kepada bidang, dan biasanya perlu dihafal. Contohnya ialah
fotosintesis, pecutan, mengawan, pendebungaan dan sebagainya.
4. Laras Bahasa Media
Berita sebagai wacana memiliki struktur teks yang tersendiri, lain dari struktur teks fiksi,
dan lain pula dari struktur teks esai dan karya ilmiah. Wartawan atau penulis koran
menggunakan bahasa untuk menjelaskan sesuatu menurut cara yang paling mudah diterima
sesuai dengan selera sejumlah pembaca koran.Tiga fitur penting yang harus ada dalam berita
koran yang baik, pertama, bahasa yang digunakan mudah. kedua, gaya tulisan yang jelas dan
ketuiga, isi tulisan harus akurat. Karena koran diterbitkan untuk masyarakat, maka bahasa
koran haruslah sesuai dengan bahasa penggunaan orang-orang. Kalimat yang panjang, berisi
beberapa klausa, menggunakan kutipan, metafora, kiasan, istilah teknik, dan sebagainya
haruslah dihindari.

5. Laras Bahasa Satra

Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif. Bahasanya dapat dalam bentuk
naratif, deskriptif, preskriptif, dramatis dan puitis.

Beberapa ciri bahasa sastra :


a. Kreatif dan imajinatif: mengandung arti
b. Mementingkan penyusunan, pengulangan, pemilihan kata
c. Puitis dan hidup: monolog, dialog, dan sebagainya.
d. Menggunakan bahas tersirat: perlambangan, kiasan, perbandingan, peribahasa,
metafora, simile, ilusi, personifikasi dan sebagainya.
e. Ada penyimpangan tata bahasa atau manipulasi bahasa.

6. Laras Bahasa Agama


Berisi istilah agama dari bahasa Arab. Struktur ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa
Arab. Disisipkan dengan kutipan dari al-Quran dan hadist.
C.Ragam Bahasa Ilmiah

Ragam bahasa ilmiah adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan
dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Dimana ragam bahasa ilmiah ini diperoleh
sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian
dalam bidang tertentu, disusun menurut metode (pendekatan rasional pendekatan empiris)
dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya.

Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan


menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Bahasa
Indonesia harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
baku), logis, cermat dan sistematis. Pada bahasa ragam ilmiah, bahasa bentuk luas dan ide
yang disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam, tidak dapat dipisahkan.

D.Ciri-ciri Ragam Bahasa Ilmiah

Dalam bahasa Indonesia kebakuan bahasa diukur dengan pedoman umum ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan, pedoman umum tata bentuka istilah, Kamus Besar
Bahasa Ilmiah, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Pedoman Pengindonesiaan Istilah Asing
dan lain sebagainya. Ragam bahasa ilmiah juga mempunyai beberapa ciri-ciri, antara lain :

1. Baku.

Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik
mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan penulisan
yang sesuai dengan kaidah ejaan.

2. Logis.

Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima
akal. Contoh: “Masalah pengembangan dakwah kita tingkatkan.”Ide kalimat di atas tidak
logis. Pilihan kata “masalah’, kurang tepat. Pengembangan dakwah mempunyai masalah
kendala. Tidak logis apabila masalahnya kita tingkatkan. Kalimat di atas seharusnya
“Pengembangan dakwah kita tingkatkan.”

3. Kuantitatif

Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti. Perhatikan contoh
di bawah ini:Da’i di Gunung Kidul “kebanyakan” lulusan perguruan tinggi. Arti kata
kebanyakan relatif, mungkin bisa 5, 6 atau 10 orang. Jadi, dalam tulisan ilmiah tidak benar
memilih kata “kebanyakan” kalimat di atas dapat kita benahi menjadi Da’i di Gunung Kidul 5
orang lulusan perguruan tinggi, dan yang 3 orang lagi dari lulusan pesantren.

4. Tepat.
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus atau
penulis dan tidak mengandung makna ganda. Contoh: “Jamban pesantren yang sudah rusak
itu sedang diperbaiki.”Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya itu
mungkin jamban, atau mungkin juga pesantren.

5. Denotatif yang berlawanan dengan konotatif.

Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan
perasaan karena sifat ilmu yang objektif.

6. Runtun.

Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam
kalimat maupun dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang mengemban
satu ide atau satu pokok bahasan.

Bahasa Indonesia ragam ilmiah menurut Moeliono (1989:73-74) memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :

• Bersifat formal dan objektif

• Lazimnya menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan ragam kalimat pasif

• Menggunakan titik pandang gramatik yang bersifat konsisten

• Menggunakan istilah khusus dalam bidang keilmuan yang sesuai

• Tingkat formalitas ragam bahsa bersifat resmi

• Bentuk wacana yang digunakan addalah ekspositoris atau eksposisi

• Gagasan digunakan dengan lengkap, jelas, ringkas dan tepat

• Menghindari ungkapan yang bersifat ekstrim dan emosional

• Menghindari kata-kata mubazir

• Bersifat moderat

• Digunakan sebagai alat komunikasi dengan pikiran dan bukan dengan perasaan

• Ukuran panjang kalimat sedang

• Penggunaan majas sangat dibatasi

• Lazim dilengkapi dengan gambar, diagram, peta, daftar dan tabel

• Menggunakan unsur mekanis secara tepat seperti ejaan, lambang, singkatan dan rujukan.
Bearkaitan dengan ciri ragam bahasa ilmiah, Suparno (1984:1-14) mengemukaan 7 ciri bahsa
indonesia ragam ilmiah antara lain:

• Barnalar

• Lugas dan jelas

• Bepangkal tolak pada gagasan dan bukan pada penulis

• Formal dan objektif

• Ringkas dan padat

• Konsisten

• Menggunakan istilah-istilah teknis

Atas dasar berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum ciri-ciri ragam
ilmiah antara lain:

 Penggunaan diksi yang tepat

Diksi merupakan pilihan kata yang tepat. Penggunaan diksi yang tepat sangat
berpengaruh pada kualitas atau kebakuan suatu kalimat. Untuk mendayagunakan diksi yang
tepat harus diperhatikan ketepatan dan kesesuaian diksi. Ketepatan pemilihan kata
mempersoalkan kesangguapan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat
pada imajinasi pembaca, seperti yang dipikirkan penulis.

 Penggunaan Ejaan yang Benar

Ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang sesuai dengan EYD. Hal-hal
yang erkaitan dengan EYD antara lain penggunaan huruf (kapital, miring, tebal), penggunaan
tanda baca (titik, koma, titik koma), penggunaan angka dan bilangan,dan penggunaan unsur
serapan.

 Penggunaan kalimat yang efektif

Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi
pikiran atau perasaan penulis atau pembicara, bagaimana ia dapat mengungkapkan pikiran
atau perasaan penulia dan pembaca secara segar dan sanggup menarik perhatia pembaca atau
pendengar terhadap apa yang dibicarakan.

 Penggunaan paragraf yang padu dan koherensi

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Paragraf yang baik hendaknya memiliki tiga syarat utama, yaitu : memiliki kesatuan,
memiliki kepaduan, memiliki isi yang memadai.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa tergantung dari topik yang sedang di
bicarakan dengan kawan bicara maupun pada saat situasi resmi. Kadang ragam bahasa yang
baik banyak digunakan oleh kalangan terdidik, kalngan pejabat maupun kalangan pengusaha.
Sedangkan laras bahasa ialah penggunaan bahasa atau pemakaian kata-kata yang khusus
untuk sesuatu penggunaan berdasarkan situasi sosial seseorang itu ketika berkomunikasi
dengan orang ramai. Penggunaan istilah-istilah khusus yang membedakan antara variasi-
variasi bahasa menjadikan sesuatu komunikasi terkesan berlebihan.

B.Saran

Lebih memberikan pengenalan ragam bahasa dan laras bahasa pada masyarakat terutama
remaja dan anak-anak untuk mengurangi terjadinya penyimpangan-penyimpangan kaidah
bahasa dan penggunaan bahasa tidak baku yang bukan pada tempatnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://blog.unnes.ac.id/suparno/2016/04/26/ragam-bahasa-ilmiah/
&ved=2ahUKEwiyzvXuu9H-
AhVjg2MGHf94AO8QFnoECAwQAQ&usg=AOvVaw3Ge9XyyN-z90o88-eWDoFnx
https://www.sarjanabersama.com/2018/03/pengertian-ragam-bahasa-dan-laras-bahasa.html?
m=1. (diakses pada 27 September 2019).

http://aldiunanto.com/ragam-bahasa-dan-laras-bahasa.aldi. (diakses pada 27 September


2019).

https://irfanisprayudhi.wordpress.com/2013/09/30/arti-fungsi-dan-ragam-bahasa/ (diakses
pada 27 September 2019).

http://rezaadipr.blogspot.com/2015/10/ragam-bahasa-dan-laras-bahasa.html (diakses pada 29


September 2019).

http://ukhybelajar.blogspot.com/2015/02/macam-macam-laras-dan-contohnya.html (diakses
pada 29 September 2019).

https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/17/laras-bahasa-2/ (diakses pada 29 September


2019).

http://anglingseto.blogspot.com/2014/10/kali-ini-kita-akan-mempelajari-tentang.html?m=1
(diakses pada 31 September 2019)

Anda mungkin juga menyukai