Anda di halaman 1dari 14

Abdul Hamid Blog 89

Jumat, 01 Oktober 2010


Pengertian Bahasa, Ragam bahasa dan Laras Bahasa,
Pengertian Bahasa
Bahasa terdiri dari kaidah aturan serta pola yang harus ditaati (tidak boleh dilanggar) agar tidak
menyebabkan gangguan pada saat berkomunikasi. Kaidah, aturan dan pola-pola itu sendiri
mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Bahasa lisan merupakan bahasa primer,
sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder.
Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk mengidentifikasi diri.
3. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
Ragam dan Laras Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap
sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan
terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi,
atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi. Berikut ini jenis dan ragam bahasa selengkapnya.
Jenis Ragam Bahasa
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
- Ragam bahasa undang-undang
- Ragam bahasa jurnalistik
- Ragam bahasa ilmiah
- Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
- Ragam bahasa cakapan
- Ragam bahasa pidato
- Ragam bahasa kuliah
- Ragam bahasa panggung
2. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
- Ragam bahasa teknis
- Ragam bahasa undang-undang
- Ragam bahasa catatan
- Ragam bahasa surat
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
- Ragam bahasa resmi
- Ragam bahasa akrab

- Ragam bahasa agak resmi


- Ragam bahasa santai
- dan sebagainya
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia,
timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi
resmi, seperti di kantor, di sekolah, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Berbeda dengan saat kita berada di rumah, di taman, di pasar, kita tidak harus menggunakan
bahasa baku.
Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan Media pengantarnya atau
sarananya, yang terdiri atas :
a. Ragam lisan.
b. Ragam tulis.
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam
tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku
pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis
nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster. Sedangkan Ragam lisan adalah bahasa yang
diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada
saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam
lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan
nonformal lainnya.
Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan
fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya.
Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, larasfeature, laras komik,
laras sastra, yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya.
Diposkan oleh Abdul Hamid di 10/01/2010 07:39:00 PM
RAGAM BAHASA
Posted: October 4, 2014 in Dan lain-lain

A. PENGERTIAN RAGAM BAHASA MENURUT PARA AHLI


Terdapat beberapa definisi definisi tentang ragam bahasa dari para ahli, berikut definisinya.
1. Pengertian ragam bahasa menurut Bachman
Menurut Bachman (1990), ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,
orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
2. Pengertian ragam bahasa menurut Dendy Sugono
Menurut Dendy Sugono (1999), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia,
timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi
remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.

Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut
menggunakan bahasa baku.
3. Pengertian ragam bahasa menurut Fishman ed
Menurut Fishman ed (1968), suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum,
tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat
menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu
diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang
pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan.
B. Faktor-Faktor perbedaan di dalam Ragam Bahasa
1. Perbedaan penutur
Tiap-tiap individu mempunyai gaya tersendiri dalam berbahasa. Perbedaan berbahasa antar
individu disebut idiolek sedangkan perbedaan asal daerah penutur bahasa juga menyebabkan
variasi berbahasa yang disebut dialek.
2. Perbedaan media
Perbedaan media yang digunakan dalam berbahasa menentukan pula ragam bahasa yang
digunakan sehingga bahasa lisan berbeda dengan bahasa tulisan.
3. Perbedaan situasi
Situasi pada saat pembicaraan dilakukan akan sangat berpengaruh terhadap ragam bahasa yang
digunakan, sehingga ragam bahasa pada situasi santai akan berbeda dengan situasi resmi.
4. Perbedaan bidang
Ragam bahasa yang digunakan pada bidang yang berbeda mempunyai ciri yang berbeda pula,
misalnya bahasa jurnalistik berbeda dengan ragam bahasa sastra.
C. Macam-macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
1. Ragam bahasa berdasarkan media
a. Ragam bahasa Media (Lisan)
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi
pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian
ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam
struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi
pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara
lisan.
Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara

lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak
bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa
yang dilihat dari ciri- cirinya tidak menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan
dengan tulisan, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam
itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:
Memerlukan orang kedua/teman bicara.
Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
Berlangsung cepat
Contohnya; Sudah saya baca buku itu
Ragam bahasa lisan meliputi :
1) Ragam bahasa cakapan
Ragam bahasa yang digunakan saat berbicara dengan teman, berbicara dengan orang lain yang
lebih muda atau berbicara tidak resmi.
2) Ragam bahasa pidato
Ragam bahasa yang digunakan untuk berpidato.
3) Ragam bahasa kuliah
Ragam bahasa yang digunakan saat perkuliahan, misalnya saat mahasiswa berbicara dengan
dosen.
4) Ragam bahasa panggung
Ragam bahasa yang digunakaan saat pentas untuk menghibur orang lain.
Kelebihan :
1) Lebih jelas karena pembicara menggunakan tekanan dan gerak anggota badan, sehingga
pendengar lebih mudah mengerti
2) Pembicara dapat langsung melihat ekspresi pendengar
3) Lebih bebas dalam mengungkapkan sesuatu
Kelemahan :
1) Pembicara sering mengulangi kalimat yang telah diucapkan
2) Pendengar belum tentu mendengar jelas apa yang dikatakan pembicara
3) Tidak semua orang bisa menyampaikan sesuatu dengan baik secara lisan
Contoh : pidato, presentasi

b. Ragam bahasa tulis


Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya ditunjang
oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh
karrena itu, enggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan
kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan
unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis:
1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4. Berlangsung lambat;
5. Selalu memakai alat bantu;
6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contohnya: Saya sudah membaca buku itu.
Ragam bahasa tulis meliputi :
1) Ragam bahasa teknis
Ragam bahasa yang memperhatikan teknis atau cara penulisan.
2) Ragam bahasa undang-undang
Ragam bahasa menggunakan bahasa yang resmi.
3) Ragam bahasa catatan
Ragam bahasa yang singkat untuk mengingatkan sesuatu.
4) Ragam bahasa surat
Ragam bahasa untuk menyampaikan suatu informasi.
Kelebihan :
1) Informasi yang disajikan dapat dikemas di dalam media cetak
2) Dapat menambah kosa kata
Kelemahan :
1) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidahkaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
2) Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya
bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.

Contoh : buku-buku pelajaran, majalah, koran, dll.


Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :
Tata Bahasa :
a. Ragam Bahasa lisan
1. Nia sedang baca surat kabar.
2. Ari mau nulis surat.
3. Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b. Ragam bahasa tulisan.
1. Nia sedang membaca surat kabar.
2. Ari mau menulis surat.
3. Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
Kosa kata :
a. Ragam bahasa lisan
1. Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2. Kita harus bikin karya tulis.
3. Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b. Ragam bahasa tulisan
1. Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2. Kita harus membuat karya tulis.
3. Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.
2. Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur.
a. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa.
Bahasa Indonesiayang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa
Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing
memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
b. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan
yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,
misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan
mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga
terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa,
nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan
yang seharusnya dipakai.

c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur


Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap
penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai.
Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap
tersebut. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan
digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara
akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin
rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
3. Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa undang-undang, ragam
bahasa jurnalistik, ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra, dan ragam bahasa di bidangbidang tertentu.
a. Ragam bahasa undang-undang
Ragam bahasa yang digunakan pada undang-undang yang berlaku untuk hukum Indonesia.
b. Ragam bahasa jurnalistik
Ragam bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita, disebut juga bahasa komunikasi
massa yakni bahasa yang digunakan dalam komunikasi melalui media massa. Ciri utama dari
ragam bahasa jurnalistik adalah komunikatif dan spesifik.
c. Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa yang harus memenuhi syarat diantaranya benar (menurut kaidah bahasa Indonesia
baku), logis, cermat , dan sistematis.
Ciri bahasa indonesia ragam ilmiah :
1) Bahasa Indonesia ragam baku
2) Pengunaan kalimat efektif
3) Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda
4) Pengunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah
yang bermakna kias
5) Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan
6) Adanya keselarasan dan keruntutan antar proposisi dan antar alinea
d. Ragam bahasa sastra
Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang
tidak efektif. Pengambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi

sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam
imajinasi pembaca.
e. Ragam bahasa bidang-bidang tertentu
Ragam bahasa ini digunakan pada bidang-bidang tertentu seperti transportasi, komputer,
ekonomi, hukum, dan psikologi. Contoh : diagnosis, USG dipakai dalam bidang kedokteran
sumber :
http://www.trigonalworld.com/2013/07/pengertian-ragam-bahasa-menurut-para.html
http://teorikux.blogspot.com/2013/10/variasi-dan-ragam-bahasa_1.html
http://www.slideshare.net/HIMTI/ragam-bahasa-25365773
cikgu noor sgi Laman Bahasa Melayu Tingkatan 6 Home SEJARAH PERKEMBANGAN
BAHASA MELAYU BM KERTAS DUA DINAMIKA BM SISTEM BM MOTIVASI Wednesday,
October 6, 2010 Ragam Bahasa - 1.1 Pengenalan Beberapa sarjana bahasa telah
memberikan hujah masing-masing dalam mendefinisikan bahasa. Antaranya Sapir
dalam buku tulisan John Lyons terjemahan Ramli Salleh dan Toh Kim Hoi
mendefinisikan bahasa adalah semata-mata suatu kaedah yang bukan naluri untuk
manusia menyampaikan idea, emosi, dan keinginan melalui ciptaan simbol-simbol
yang lahir secara sedar. Buku ini juga memetik definisi daripada Bloch dan Trager
yang terkandung dalam Outline of Linguistic Analysis (1942 : 2) sebagai suatu
sistem simbol arbitrari untuk sesuatu kumpulan sosial yang bekerjasama.
Sementara Hall dalam Essay of Language menegaskan bahasa ialah institusi untuk
manusia berkomunikasi dan berinteraksi melalui simbol-simbol lisan-pendengaran
yang arbitrari mengikut tabiat.Menurut Lyons lagi, Robins menterjemahkan bahasa
bersifat remeh-temeh dan tidak memberikan maklumat tambahan, cuma
mengandaikan beberapa teori am tentang bahasa dan analisis linguistik. Definisi
bahasa oleh Chomsky yang dipetik John Lyons daripada Syntactic Structures (1957 :
13) terdapat sedikit perbezaan iaitu Bermula daripada sekarang, saya akan
menganggap bahasa sebagai suatu set ayat (finit atau Infinit). Setiap satu set ini
mempunyai had panjang dan tersusun dengan menggunakan satu set unsur yang
terha Ferdinand de Saussure, seorang sarjana Linguistik Swiss mendefinisikan
bahasa yang dititip daripada buku Pedagogi Bahasa tulisan Kamarudin Hj. Husin
dengan satu sistem isyarat yang yang mempunyai bahagian terpenting berupa
gabungan daripada erti dengan bayangan bunyi dan kedua-duanya adalah bersifat
psikologi. Menurutnya lagi erti dan bunyi itu tidaklah terpisah tetapi tergabung
dalam satu rantaian ucapan menurut hukum-hukum tatabahasa. Dapatlah
dirumuskan bahawa bahasa itu merupakan lambang-lambang bunyi yang dihasilkan
oleh alat-alat sebutan manusia, bersistem atau mempunyai susunan tertentu. Turut
mempunyai bentuk-bentuk tertentu, bertugas untuk menyampaikan dan

menyatakan sesuatu, yang mengandungi makna untuk difahami oleh orang lain
bagi mewujudkan interaksi sesama manusia. 1.2 Objektif Berdasarkan kandungan
kertas kerja ini, kita akan dapat mengetahui tentang . bentuk-bentuk ragam bahasa
seperti mana yang diutarakan oleh Zaaba, serta contoh-contoh setiap klasifikasi
ragam tersebut. Di samping itu juga diperihalkan kepentingan penggunaan ragam
bahasa dalam pertuturan khasnya dalam masyarakat Melayu. 1.3 Kaedah Kajian
Bagi menyiapkan kajian ini, digunakan kaedah kepustakaan. Segala maklumat
berkaitan yang diambil daripada buku-buku, juga daripada nota-nota kuliah yang
diberikan oleh Tuan Pensyarah, diolah, dianalisa, disusun, dan digarap sebaik
mungkin bagi menghasilkan kertas kerja yang bermutu. Di samping itu,
menggabungjalinkan idea-idea dan pandangan pelajar sendiri. 1.4 Batasan Kajian
Kajian ini menghadkan hanya ragam bahasa Melayu yang telah dikemukan oleh
Pendita tanah air terkenal iaitu Zaaba atau nama sebenarnya Zainal Abidin bin
Ahmad. Merujuk tulisan atau kenyataan beliau dalam karyanya Ilmu Mengarang
Melayu (1965). Bagi menghuraikan setiap klasifikasi ragam bahasa oleh Zaaba ini,
contoh-contoh berkaitan yang diberikan serta dinyatakan adalah berdasarkan
sebuah novel karya Rejab F.I. yang bertajuk Matahari Di Hujung Malam.
Sehubungan dengan itu, dihuraikan secara ringkas kepentingan atau keistimewaan
atau kepentingan penggunaan ragam bahasa semasa berinteraksi. Walaupun di
dalam buku ini mungkin tidak dapat memenuhi setiap klasifikasi ragam bahasa
yang dikemukakan oleh Zaaba, namun ianya menjadi pilihan atau bahan rujukan
disebabkan tema dan persoalan cerita ini yang menarik. Bertemakan serta
menyingkap persoalan manusia yang sememangnya lupa diri apabila mendapat
sesuatu kesenangan. Kisah seorang guru yang berjaya melanjutkan pelajaran ke
universiti kemudiannya sanggup menyingkirkan pengorbanan isteri, anak, dan
keluarga demi seorang yang lebih istimewa iaitu pensyarahnya sendiri. Ibarat
sudah dapat gading bertuah tanduk tidak berguna lagi. 1.5 Definisi Konsep Bahasa
sebagaimana yang didefinisikan berdasarkan perisian komputer Kamus Eja Tepat
edisi 1997, adalah antaranya bermaksud ujaran, pertuturan atau omong, biasanya
yang melibatkan sesuatu komuniti atau masyarakat. Manakala ragam bermaksud
jenis, aneka atau macam. Oleh itu ragam bahasa menurut Zaaba dalam bukunya
Ilmu Mengarang Melayu (1965), mendefinisikan sebagai beberapa jenis bahasa
yang khas yang merupakan bahasa dalam karangan atau percakapan kerana
menguatkan tujuan kata dan mempertajam hasilnya kepada faham pendengar dan
pembaca. Dengan kata lain ragaman bahasa ini dapat dikatakan sebagai bahasa
tertentu yang digunakan untuk menyatakan sesuatu maksud tertentu. 2.0
KLASIFIKASI RAGAM BAHASA Tidak ada bahasa manusia yang tetap, seragam
mahupun tidak berubah-ubah. Semua bahasa manusia menunjukkan kelainan
dalaman. Penggunaan sebenar berbeza antara satu kelompok dengan kelompok
yang lain, dan antara satu penutur dengan penutur lain, dari segi sebutan sesuatu
bahasa, pilihan kata, dan makna kata-kata tersebut, malah dari segi pemilihan
penggunaan ayat khususnya dalam menyampaikan sesuatu hasrat atau mesej atau
untuk menyatakan tujuan-tujuan tertentu. Pendek kata, wujud pelbagai keragaman
dalam berbahasa. Buku Ilmu Mengarang Melayu karya Pendita Zaaba yang

diterbitkan pada tahun 1965, menitipkan bahawa terdapat sejumlah lima belas
ragam bahasa. Dinyatakan di sini keragaman tersebut iaitu : i. Bahasa Sindiran ii.
Bahasa Menggiat iii. Bahasa Mengejek iv. Bahasa Terbalik v. Bahasa Merajuk vi.
Bahasa Tempelak vii. Bahasa Herdik viii. Bahasa Melampau ix. Bahasa Merendah x.
Bahasa Naik xi. Bahasa Seruan atau Mengeluh xii. Bahasa Berulang xiii. Bahasa
Bertimbal xiv. Bahasa Bukan xv. Bahasa Bahasa Jenaka Selain daripada yang
dinyatakan, terdapat juga pelbagai nama lain untuk ragam bahasa ini. Namun
demikian, kebanyakan nama-nama itu diambil daripada bahasa asing terutamanya
Bahasa Inggeris. 3.0 HURAIAN TENTANG JENIS RAGAM BAHASA Berikut dihuraikan
tentang klasifikasi ragam bahasa yang dinyatakan seperti mana dikemukakan oleh
Zaaba secara terperinci. Perincian juga diberikan bersama-sama contoh-contoh
berkaitan . i. Ragam Bahasa Sindiran Iaitu perkataan yang ditujukan untuk
menyatakan sesuatu maksud kepada seseorang, tidak disebutkan atau dinyatakan
secara tepat. Hanya disampaikan secara sinis dengan dikias-kiaskan atau
dilambangkan kepada perkara lain. Ianya tidak dinyatakan atau disebutkan secara
terus-terang atau ditujukan tepat terhadap seseorang. Dalam novel Matahari di
Hujung Malam, contoh berkaitan jenis ragam ini ialah Kalau tidak ada sebabnya,
masakan tempua bersarang rendah. Kata-kata ini ditujukan oleh Cikgu Sharif
kepada Cikgu Hamdan. Ia tentunya menyindir Cikgu Hamdan yang telah cedera dan
dimasukkan ke hospital akibat dipukul oleh Zaidi dan kawan-kawannya. Cikgu
Hamdan pasti mengetahui sebab berlaku kejadian tersebut atau mestilah berpunca
daripada kesilapan Cikgu Hamdan sendiri. Namun begitu, sindiran berupa tuduhan
ini tidak pula diluahkan secara terang-terangan oleh Cikgu Syarif. Begitu juga
dengan dialog antara Syaharudin dan ayahnya, Pak Mahat yang berbunyi,
Berdrama sana, berdrama sini. Tak puas di atas pentas mereka berdrama pula di
dalam kereta, di tengah sawah!. Ini juga menunjukkan ragam bahasa menyindir
iaitu bagaimana Shaharudin tidak terus-terang mengatakan isterinya Norhayati
berkelakuan tidak senonoh bersama-sama Cikgu Hamdan, tetapi diarahkan pula
dengan perkataan drama yang membawa maksudnyayang sebenar. Itulah antara
ragam sindiran yang terdapat dalam karya ini di samping banyak lagi contoh yang
lain. Jelaslah ragam jenis ini diujarkan dengan tujuan menyindir seseorang tetapi
tidak diluahkan atau dinyatakan secara terang-terangan sebaliknya biasa diujarkan
dengan mengarah kepada sesuatu yang lain. ii. Ragam Bahasa Menggiat Ragam
bahasa jenis ini biasanya ditujukan tidak tepat kepada seseorang. Nadanya seakanakan juga sindiran. Namun begitu tujuannya agak berbeza iaitu untuk mengusik,
bergurau-senda atau kadang-kala bersungguh-sungguh betul, jika benarnya orang
yang terkena atau dimaksudkan menjadi malu. Contohnya Eh! Baik sungguh kau
hari ini Rahmat membuat penilaian. Hm! Aku taulah. Kau seronok sebab Cik
Juliana tu terpikat pada kau kan? Seperti kata-kata Rahmat ini kepada Syaharudin,
nadanya adalah menggiat kawannya itu bertujuan bergurau-senda. Namun begitu,
seolah-olah juga menyindir kawannya yang cuba berbuat baik dengan
pensyarahnya itu untuk kepentingan diri sendiri. Selain itu Rahmat yang
menyebutkan Kalau calang-calang belajar, hm sia-sialah duit kita tu. Maksud
Rahmat yang sebenar adalah mengusik kawannya Syaharudin yang berbaik-baik

dengan pensyarahnya sendiri sedangkan isterinya berkorban mengirimkan


perbelanjaan buat suaminya membiayai perbelanjaan semasa belajar di universiti.
Semuanya dilakukan demi ingin melihat suaminya berjaya menggulung segenggam
ijazah. Sedangkan kawannya Syaharudin berseronok pula di universiti seolah-olah
melupakan pengorbanan isterinya itu. Walaupun nadanya mengusik juga seakanakan menyindir kawannya itu demi menyedarkan perbuatannya. Agak menarik pula
ialah Kau dah pikat burung dara di kampus ini, Din? Walaupun ada burung dara
sebagai kiasan dan mengarahkan atau merujuk kepada pensyarahnya, Cik Juliana,
kenyataan sebenarnya adalah Rahmat mengusik Syaharudin yang sengaja ingin
memenangi hati pensyarahnya itu. Mengetahui pula tujuan Syaharudin yang ingin
melepaskan perasaan marahnya terhadap isterinya yang lambat mengutuskan
wang buatnya. Jika diteliti sehalus-halusnya, memang benar ragam jenis ini iaitu
ragam bahasa menggiat, ada kalanya berupa sindiran secara sinis. Walaupun
maksud sebenarnya mengusik atau bersenda-senda tetapi kemungkinan orang
yang dimaksudkan itu mungkin terasa hati seperti kata pepatah siapa makan cili,
dia yang terasa pedasnya. iii. Ragam Bahasa Mengejek Ragam bahasa jenis ini pula
bahasa yang mengata atau ditujukan tepat kepada seseorang atau kumpulan. Ia
ditujukan dengan menggunakan perkataan yang tepat dengan gaya yang
mengajukkan keburukan mereka itu. Juga perkataan-perkataan yang mempermainmainkan seseorang itu dengan hasrat menjelaskan kebodohan atau jika ada orang
lain yang mendengarnya akan mentertawakan seseorang yang dimaksudkan itu.
Contohnya Hm! Kau ni takut yang bukan-bukan, Rahmat. Kalau macam tu tak
merasalah kau bercinta di sini. Kau nak tunggu biar keluar U nanti? Kau nak tunggu
rambut kau beruban? Itulah contoh ragam bahasa mengejek yang dinyatakan oleh
Syaharudin. Beliau mengujarkannya kepada kawan sebiliknya Rahmat yang masih
bujang dan tiada berteman itu. Sedangkan dia seorang yang telah berkahwin, dan
punya anak tetapi digilai oleh pensyarahnya sendiri yang masih belum berpunya.
Ragam bahasa ini juga jelas dilihat dengan kata-kata Encik Jalal terhadap isterinya
Puan Fauziah. Beliau seolah-olah memulangkan paku buah keras kepada isterinya
yang menjadi penyebab anaknya putus tunang dan hinggakan anaknya kembali
semula kepada kekasih lamanya serta terlanjur akhirnya. Maksud sedemikian
tersirat dalam dialog Itulah kau! Dulu budak ni bertunang elok-elok dengan Cikgu
Hamdan tu, minta diputuskan. Menuduh cikgu tu bukan-bukan pula. Sekarang ni ha,
apa yang dah jadi? Dari sini ternyata Encik Jalal mengejek isterinya yang
disebabkabkan kebodohan sendiri, berlaku perkara yang memalukan mereka
sekeluarga. iv. Bahasa Terbalik Ragam bahasa jenis ini menggunakan bahasa
berlawanan daripada apa yang hendak dimaksudkan. Namun demikian, orang yang
mendengar atau yang diajak bertutur akan faham akan maksud yang sebenar.
Contohnya kata-kata Syaharudin, Dia tu dah tua, kau tahu? Anak dara terlajak.
Sebab itu dia nak cari orang berumur macam aku ni. Betul tak? Namun kenyataan
Syaharudin ini difahami Rahmat akan maksud sebenarnya. v. Bahasa Merajuk Bagi
ragam jenis ini memperlihatkan tentang kekecewaan yang dialami seseorang.
Biasanya ragam ini adalah bahasa yang digunakan oleh orang yang sedang kecewa
atau berkecil hati kerana sebab-sebab tertentu. Kata-kata Rahmat yang

membayangi kekecewaannya kerana sering diperli rakannya yang bertanyakan


mengapakah dalam umur sepertinya masih belum berkahwin, jelas menunjukkan
ragam bahasa jenis itu iaitu Macam muka aku ni siapa yang hendak, Din , selar
Rahmat sambil bangun manghadap cermin yang tergantung di dinding kamar
mereka, muka macam buah kelapa tua, sambungnya sambil ketawa, merendah
diri. Selain itu, kekecewaan yang dialami oleh Shaharudin juga dapat dilihat dalam
ragam bahasa ini. Tergambar betapa pedih dan kecewanya Shaharudin yang telah
kehilangan segalanya iaitu kekasihnya Juliana, isterinya serta anaknya, dan juga
keluarganya sendiri. Sehingga dia tidak sanggup kembali ke kampung halamannya
selepas menghabiskan pengajiannya di universiti apalagi hendak berdepan dengan
mereka itu. Kekecewaan dan kehampaan itu dapat dilihat melalui kata-katanya
kepada Rahmat, Aku tak akan pulang lagi ke kampungku, Rahmat, Ke mana kau,
Din? Aku telah memilih Sabah atau Sarawak. vi. Bahasa Tempelak Contohnya
You pula sengaja ambil kesempatan berhubungan dengan I. Tak begitu? soal
Juliana. Inilah salah satu contoh ragam bahasa tempelak yang terdapat dalam karya
Matahari di Hujung Malam Kata tempelak yang ditujukan tepat oleh Juliana
kepada Shaharudin. Ianya diluahkan disebabkan kemarahan Juliana terhadap
Shaharudin yang mengambil kesempatan di atas perhubungan mereka berdua
dengan memburuk-burukkan kesetiaan dan pengorbanan isterinya. Selain itu katakata orang kampung yang menempelak Zaidi dan rakan-rakannya yang sentiasa
menyalahkan kakak iparnya sedangkan kelakuan buruknya jelas diketahui ramai.
Demikian bunyinya, Jika kumpulan teater itu buruk, nyatakan apa yang baik
kumpulan anak-anak muda itu lakukan ha? Berapa banyak mereka sumbangkan
wang untuk mangsa-mangsa banjir dan membantu pelarian Palestin itu. Katakan?
Ternyata tempelakan yang ditujukan tepat kepada Zaidi dan kawan-kawannya itu
mengunci mulut mereka. vii. Bahasa Herdik Bahasa ini bunyinya seakan-akan
bahasa tempelak tetapi nadanya agak lebih keras. Contohnya kemarahan Encik Jalal
terhadap perbuatan anaknya yang telah memberi malu mereka sekeluarga. Katakata Encik Jalal, Habis! Muka kita ni nak sorok di mana ha?! Sergah Encik Jalal pula
sambil menudingkan jari telunjuk ke arah isterinya. viii. Bahasa Melampau Bahasa
yang digunakan untuk membesar-besarkan dan melebih-lebihkan daripada perkara
atau kedudukan yang sebenarnya adalah disebut ragam bahasa melampau.
Contohnya Mereka berpegangan sambil melihat anak-anak ikan kecil berkejarkejaran di dalam air. Ah! Begitu mesra, bagai merpati sepasangan. Kebahagiaan
membalut jiwa Syaharudin. Saat-saat begitu terasa bagaikan di syurga. ix. Bahasa
Merendah Bahasa yang bertentangan dengan bahasa melampau. Contohnya,
Macam muka aku ni siapa yang hendak, Din , selar Rahmat. Muka macam buah
kelapa tua, sambungnya lagi. Dalam bahasa ini, betapa merendah dirinya Rahmat
berbahasa dengan rakannya Syaharudin. x. Bahasa Naik Bagi menyatakan sesuatu
maksud, digunakan bahasa yang menyebutkan sesuatu daripada perkara yang
paling rendah, kemudian beransur-ansur selangkah demi selangkah naik ke atas
hingga ke puncaknya. Begitu yang diceritakan bagi menggambarkan persediaan
dan suasana perkahwinan Norhayati dengan Cikgu Hamdan. Tanpa persoalan
panjang, tanpa persediaan hebat dan tanpa kenduri yang meriah, tiga bulan

kemudian perkahwinan mereka dilangsungkan. xi. Bahasa Seruan atau Mengeluh


Bahasa yang digunakan ini juga untuk menyatakan kekecewaan yang dialami.
Namun begitu, ianya tidak dapat diluahkan kesemua perasaan tersebut tetapi orang
yang mendengarnya memahami dan mengerti betapa berat kekecewaan dan
penderitaan yang ditanggung seseorang. Ah! Sudahlah bang. Anak kita ni dah
terlanjur. Kalau dibunuh mati pun perkara tu tak boleh diubat,. Demikian kata-kata
Puan Fauziah yang menyatakan betapa kecewanya hatinya dengan apa yang terjadi
terhadap anaknya. Begitu juga rintihan Norhayati, apabila Syaharudin bertekad
tidak mahu pulang ke kampung itu. Lebih dari itu, dia menuduh dirinya curang.
Menduakan suami. Berlegar ke sana ke mari dengan Cikgu Hamdan. Ah! Betapa
pahit, betapa tersayat dan betapa pedih hatinya! xii. Bahasa Berulang Dalam ragam
bahasa jenis ini, digunakan bahasa atau perkataan yang diulang-ulang. Ini untuk
menguatkan atau mengukuhkan maksud atau tujuan sesuatu kata itu. Contohnya
ketidakpercayaan Pak Mahat terhadap kecurangan dan sikap buruk menantunya
iaitu Norhayati. Penegasan Pak Mahat dalam hal ini jelas tergambar melalui katakatanya, Karut! tengking Pak Mahat. Semua itu karut! Fitnah! herdiknya lagi
sambil menepuk palang jendela. Perkataan karut diulang bagi menyatakan
maksud yang sememangnya ia tidak mempercayai langsung tuduhan anaknya
Shaharudin terhadap isterinya, Norhayati. Selain itu dalam kata-kata, Aku malu,
Syahar! Aku malu! Mengapa kau bawa perempuan itu ke kampung kita ini ha? Kau
tau apa orang-orang kampung mengata-ngatakan kita ha?. Begitu kata pertama
yang berjaya yang diluahkan oleh Pak Mahat setelah sekian lama berusaha untuk
meluahkannya semenjak Syaharudin pulang ke rumahnya. Tergambar betapa
malunya Pak Mahat dan isterinya di atas kelakuan sumbang anaknya yang
membawa pulang wanita lain ke rumah sedangkan isteri dan anaknya masih ada
tanpa dijenguk dan dihiraukan. xiii. Bahasa Bertimbal Bagi menyatakan sesuatu,
digunakan bahasa yang mempertentangkan sesuatu dua keadaan yang seolah-olah
berlawanan. Walaupun dalam karya Rejab F.I ini tidak menggarapkan ragam bahasa
ini, dapat diberi contoh lain iaitu, Kendur berdenting-denting tegang berjela-jela
Dekat tak tercapai jauh tak berantara. xiv. Bahasa Bukan Bagi ragam bahasa ini
digunakan perkataan bukan untuk mendahului sesuatu kata lain. Dalam karya ini,
ragam ini dapat dilihat dalam kata-kata, Bukan begitu, Ham, Cikgu Syarif
membuat kesimpulan dan Bukan dia nabi kita. Segala ajaran dan perbuatannya
mesti kita ikut! Di sini digunakan kata bukan mendahului kata-kata lain yang
menunjukkan ragam bahasa bukan. xv. Bahasa Jenaka Ragam bahasa 0jenis ini
memakai atau menggunakan satu perkataan yang membawa dua makna.
Contohnya Muka macam buah kelapa tua yang membawa maksud sebenar iatu
muka atau wajah yang tidak setampan mana. Walaupun zahinya perkataan tersebut
melambangkan buah kelapa yang sudah tua. Begitu juga jenaka Cikgu Syarif, Hm!
Macam mana cikgu? Jambatan tu dah emak cikgu hulurkan. Hm! Apa nak ditunggu
lagi, lalui sajalah cikgu! Perkataan jambatan membawa dua maksud yang
berbeza. Namun begitu dalam hal ini jambatan tersebut membawa makna
kebenaran menganggotai kumpulan teater yang telah diberikan oleh Cik Hamidah
kepada anaknya Norhayati. Demikianlah huraian serta contoh-contoh berkaitan

yang diberikan bagi membincangkan tajuk ragam bahasa ini. 3.0 KEPENTINGAN
RAGAM BAHASA Bahasa adalah milik manusia yang paling penting. Dengan
bahasalah manusia dapat berhubung antara satu sama lain bagi menyampaikan
sesuatu maksud, perasaan, pandangan, dan lain-lain lagi. Ternyata bahasa yang
beragam-ragam ini pula mempunyai kepentingan yang sangat tinggi dalam
kehidupan manusia seharian. Apalagi hidup dalam masyarakat yang bersifat
homogen, dengan sikap-perangai yang berbeza-beza. Dan menjadi kewajipan serta
tanggungjawab individu dalam masyarakat itulah menangani segala permasalahan
bagi mewujudkan masyarakat yang harmoni. Antara kepentingan ragam bahasa
ialah : i. Menyedarkan individu atau seseorang daripada bersikap negatif seperti
ragam bahasa herdik atau menggiat ditujukan untuk yang pemalas, ii. Mengeratkan
kemesraan seperti ragam bahasa jenaka akan menimbulkan kemesraan di samping
sesuatu tujuan sebenar dinyatakan secara bersahaja tanpa menimbulkan
kemarahan atau kecil hati di pihak yang terkena. iii. Menjaga air muka atau maruah
orang lain walaupun berbahasa dalam keadaan yang marah. Namun begitu maksud
sebenar akan difahami, contohnya ragam bahasa menyindir. iv. Mewujudkan
masyarakat yang bekerjasama, prihatin, bantu-membantu, tolong-menolong, ibarat
pepatah yang ringan sama dijinjing, yang berat sama dipikul. Demikian antara
kepentingan ragam bahasa yang memainkan peranan penting dalam kehidupan
manusia. 4.0 PENUTUP Telah jelas ragam bahasa digunakan oleh masyarakat dalam
kehidupan seharian. Sebagai manusia yang hidup dalam satu komuniti, saling
berinteraksi, berhubungan, dan berkomunikasi, memang akan timbullah bahasa
yang beragam-ragam. Walau bagaimanapun, telah jelas keragaman ini mewujudkan
kelompok masyarakat yang saling mengambil berat antara satu lain, demi kebaikan
bersama. Posted by cikgu noor SGI at 6:51 PM Email ThisBlogThis!Share to
TwitterShare to FacebookShare to Pinterest Labels: Bab 6. Variasi bahasa
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai