Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Lalatar Belakang

Pernahkah Anda dihadapkan pada suatu situasi dan kondisi yang


meminta Anda untuk mengubah bahasa yang Anda tuturkan karena faktor
tertentu? Di sinilah Anda sebagai seorang penutur harus mampu memilih
ragam bahasa yang sesuai dengan keperluan, apa pun latar belakangnya.
Apakah ragam bahasa itu? Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang
ini banyak masyarakat yang mengalami perubahan. Bahasa pun juga
mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang
dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul
mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan
tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000).

B. Rumusan Masalah
1. Ragam bahasa indonesia
2. Ragam bahasa indonesia yang baik dan benar
3. Ragam bahasa indonesia yang baku
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui ragam bahasa indonesia
2. Mengetahui ragam bahasa indonesia yang benar
3. Mengetahui ragam indonesia yang baku
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ragam Bahasa Indonesia

Variasi bahasa itu pertama-tama kita bedakan berdasarkan penutur dan


penggunanya. Berdasarkan penutur berarti, siapa yang mengunakan bahasa
itu, di mana tempat tinggalnya, bagaimana kedudukan sosialnya dalam
masyarakat, apa jenis kelaminnya, dan kapan bahasa itu digunakan (Chaer,
2010). Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 4 jenis yaitu:

 berdasarkan sarana atau medianya


 berdasarkan cara pandang penutur
 berdasarkan topik pembicaraan
 berd asarkan tingkat keformalannya
1. Berdasarkan Sarana atau Medianya

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan


bahasa, ragam bahasa terdiri atas:

a. Ragam bahasa lisan


b. Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan


dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan
ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan yang kita tuturkan, itu
berarti, kita berurusan dengan lafal. Sementara itu, dalam ragam bahasa
tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.

a. Ragam Bahasa Lisan


Tahukah Anda bahwa ragam bahasa baku lisan didukung oleh
situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
kalimat? Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata
serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di
dalam struktur kalimat tidaklah menjadi ciri kebakuan dalam ragam
baku lisan. Hal ini karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi
unsur pendukung dalam kita memahami makna gagasan yang kita
sampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal
berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam
situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan,
ragam bahasa itu tidak dapat kita sebut sebagai ragam tulis. Akan
tetapi, tetap saja ragam bahasa itu kita sebut sebagai ragam lisan;
hanya diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang
dilihat dari ciri-cirinya itu tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis,
walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu
tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-
masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang
berbeda-beda.
b. Ragam Bahasa Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan


memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam
ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti
tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan pemilihan
kosakata. Hal ini karena dalam ragam bahasa tulis ini, kita dituntut
agar tepat dalam memilih unsur tata bahasa, seperti bentuk kata,
susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide kita. Dalam
penggunaan ragam bahasa baku tulis, makna kalimat yang
diungkapkan tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan dalam
ragam bahasa baku lisan, makna kalimat yang diungkapkan ditunjang
oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku
tulis ini diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata,
penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata, dan struktur kalimat,
serta kelengkapan unsur-unsur bahasa dalam struktur kalimat.
Sebagaimana halnya ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis pun
memiliki ciri-ciri. Ciri-ciri ragam tulis:

1) tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.


2) tidak bergantung pada kondisi, situasi, ruang serta waktu.
3) harus memperhatikan unsur gramatikal.
4) berlangsung lambat.
5) selalu memakai alat bantu.
6) kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi.
7) tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya
terbantu dengan tanda baca.

Kelebihan ragam bahasa tulis:

1) Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk


dikemas menjadi media atau materi yang lebih menarik dan
menyenangkan.
2) Umumnya memiliki kedekatan antara budaya dengan kehidupan
masyarakatnya.
3) Sebagai sarana untuk memperkaya kosakata.
4) Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud/tujuan,
memberikan informasi serta dapat mengungkap unsur-unsur emosi
sehingga mampu meningkatkan wawasan si pembaca.
2. Berdasarkan Cara Pandang Penutur

Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri atas


beberapa ragam di antaranya:

a. Ragam dialek
Contoh: ‘Gue udah pernah bilang soal itu.’
b. Ragam terpelajar
Contoh: ‘Saya sudah pernah mengatakan itu.’
c. Ragam resmi
Contoh : ‘Saya sudah pernah mengatakan hal tersebut.’
d. Ragam tak resmi
Contoh: ‘Aku sudah pernah bilang itu.’
3. Berdasarkan Topik Pembicaraan

Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri atas beberapa


ragam di antaranya:

a. Ragam bahasa ilmiah


b. Ragam hukum
c. Ragam bisnis
d. Ragam agama
e. Ragam sosial
f. Ragam kedokteran
g. Ragam sastra

Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:

1) Dia akhirnya dikenai hukuman penjara enam bulan karena melakukan


tindak pidana. (termasuk ragam hukum karena digunakannya kata-kata:
hukuman, penjara, tindak pidana)
2) Pembeli mendapat potongan harga di toko tersebut jika membeli produk
di atas satu juta rupiah. (termasuk ragam bisnis karena digunakannya
kata-kata: pembeli, potongan harga, toko, membeli, dan satu juta rupiah)
3) Cerita di dalam novel tersebut banyak menggunakan alur flashback.
(termasuk ragam sastra karena digunakannya kata-kata: cerita, novel, alur
flashback)
4) Sejak sepuluh tahun ini, putrinya menderita penyakit TB. (termasuk
ragam kedokteran karena digunakannya kata-kata menderita penyakit dan
penyakit TB)
5) Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (termasuk
ragam psikologi karena digunakannya kata-kata penderita autis,
bimbingan yang intensif).

Tahukah Anda, mengapa terjadi keragaman bahasa pada penutur bahasa?


Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, di
antaranya:

 Faktor Budaya atau letak Geografis


 Faktor Ilmu pengetahuan
 Faktor Sejarah Berdasarkan paparan di atas, kini Anda sudah lebih
mengerti tentang ragam bahasa Indonesia berdasarkan topik
pembicaraan.
4. Ragam bahasa berdasarkan tingkat keformalannya

Chaer (2004:700) membagi ragam bahasa atas lima macam gaya, yaitu:

a. Gaya atau ragam beku (frozen). Gaya atau ragam beku adalah variasi
bahasa yang paling formal, yang digunakan pada situasi-situasi hikmat,
misalnya dalam upacara kenegaraan, khotbah, dan sebagainya. Dalam
dokumen tertulis, ragam beku misalnya bahasa dalam kitab suci, UUD
1945, dan Pancasila
b. Gaya atau ragam resmi (formal). Gaya atau ragam resmi adalah variasi
bahasa yang biasa digunakan pada pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-
menyurat, dan sebagainya.
c. Gaya atau ragam usaha (konsultatif) Gaya atau ragam usaha atau ragam
konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim dalam pembicaraan biasa di
sekolah, rapat-rapat, atau pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau
produksi
d. Gaya atau ragam santai (casual) Gaya bahasa ragam santai adalah ragam
bahasa yang digunakan dalam situasi yang tidak resmi untuk berbincang-
bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu istirahat dan
sebagainya.
e. Gaya atau ragam akrab (intimate) Gaya atau ragam akrab adalah variasi
bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah
akrab. Variasi bahasa ini biasanya pendek-pendek dan tidak jelas

Anda mungkin juga menyukai