Anda di halaman 1dari 15

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh
masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak
semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada
penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus Besar
Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk
mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat
digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan
hilang.

Bahasa Indonesia wajib dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan
mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam
bahasan bahasa Indonesia dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang
digunakannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang
lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato,ceramah,dll.

Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai
dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan
pemakaiannya. Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras
feature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras
novel, dan sebagainya.

Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan memiliki gaya tersendiri. Setiap laras dapat
disampaikan secara lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau nonstandar.
Laras bahasa yang akan kita bahas dalam kesempatan ini adalah laras ilmiah.

Dalam uraian di atas dikatakan bahwa setiap laras dapat disampaikan dalam ragam
standar, semi standar, atau nonstandar. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan laras ilmiah.
Laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam standar.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:


1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2 Apa saja macam-macam ragam bahasa?
3 Apakah yang dimaksud dengan laras ilmiah?

4 Apa saja ciri ciri laras bahasa ?

5 Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar?

6 Apakah yang dimaksud dengan laras bahasa keilmuan?

1.3 Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan
macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari berbagai aspek. Dan memenuhi tugas
bahasa Indonesia.

1.4 Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :


1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa.
2. Mengetahui adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang sering digunakan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan laras ilmiah.
4. Mengetahui ciri ciri laras bahasa
5. Penggunaan ragam bahasa.
6. Mengetahui laras bahasa keilmuan

2
Pembahasan

A. Pengertian Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya
dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di
kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam
suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa
baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa
Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku.
Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan
bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak
dituntut menggunakan bahasa baku.

B. Macam-macam ragam Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 jenis :

1. Berdasarkan Media
2. Berdasarkan Cara Pandang Penutur
3. Berdasarkan Topik Pembicaraan

1. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media

 Ragam Lisan

Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan
besar terjadi pelepasan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-
unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri

3
kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi
pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya


dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan
dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut
sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa
yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun
direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai
ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri
kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:

a. Memerlukan orang kedua/teman bicara.


b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu.
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh
d. Berlangsung cepat.
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.
f. Kesalahan dapat langsung dikoreksi.
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

Kelebihan ragam bahasa lisan:

a. Dapat disesuaikan dengan situasi.


b. Faktor efisiensi.
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak
anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan
gerak-gerak pembicara.
d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang
dituturkan oleh penutur.

4
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi
audit, visual dan kognitif.

Kelemahan ragam bahasa lisan :

a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase
sederhana.
b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

 Ragam Tulis

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya
tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat
yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku
tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah
ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di
dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri ragam tulis :

1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.


2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal.
4. Berlangsung lambat.
5. Selalu memakai alat bantu.
6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi.
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda
baca.

5
Kelebihan ragam bahasa tulis :

a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang
menarik dan menyenangkan.
b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi
ataumengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan
pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis :

a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti
kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu
dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Contoh ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis

No. Ragam Bahasa Indonesia Ragam Bahasa Tulis


Papy mengatakan bahwa saya harus
Papy bilang saya harus segera
1 segera pulang
pulang
Adik lagi baca buku
2 Adik sedang baca buku
Saya tinggal di Bandung Saya bertempat tinggal di Bandung
3

2. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Penutur

a. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek)

Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa


Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa

6
Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing
memiliki ciri khas yang berbeda-beda.

b. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.

Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda
dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa
asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak
berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas.
Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa,
nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan
awalan yang seharusnya dipakai.

contoh:

1) Ira mau nulis surat seharusnya Ira mau menulis surat

2) Saya akan ceritakan tentang Kancil seharusnya Saya akan menceritakan tentang Kancil.

c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur

Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan)
atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan
santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga
mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau
petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara
atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin
formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan
bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

3. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan Topik Pembicaraan

7
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam
hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.

1. Ragam bahasa ilmiah


Ciri-ciri ragam ilmiah:
a. Bahasa Indonesia ragam baku;
b. Penggunaan kalimat efektif;
c. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
d. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan
istilah yang bermakna kias;
e. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan;
f. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.

2. Ragam hukum
Contoh : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana

3. Ragam bisnis
Contoh : Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon

4. Ragam agama

5. Ragam psikologi
Contoh : Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif.

6. Ragam kedokteran
Contoh : Anak itu menderita penyakit kuorsior.

7. Ragam sastra

C. Laras Bahasa

8
Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks
sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di
antara mereka.

Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik,
diantaranya:

 Ure dan Ellis (1977)

Menganggap laras bahasa sebagai pola bahasa yang lazim digunakan mengikut keadaan tertentu.
Hal ini bermakna, sesuatu situasi akan menentukan bentuk bahasa yang digunakan oleh
pengguna bahasa itu dan pemilihannya berdasarkan konvensi sosial masing-masing.

 Reid (1956)

Menyatakan seorang penutur dalam situasi berbeza-beza akan menggunakan laras mengikut
situasi sosial yang berlainan iaitu istilah teknik untuk menyatakan perlakuan bahasa (linguistic
behavior) seseorang individu.

 Halliday (1968)

Ciri-ciri Laras Bahasa

Menurut Nik Safiah Karim (1989), kajian terhadap laras bahasa perlu
mempertimbangkan dua faktor yang utama iaitu ciri keperihalan peristiwa bahasa dan ciri
linguistik yang wujud . Ciri keperihalan pula dibahagikan kepada dua aspek utama, iaitu situasi
luaran dan situasi persekitaran.

Situasi luaran adalah latar belakang sosial dan kebudayaan sesuatu masyarakat bahasa
yang merangkumi struktur sosial dan keseluruhan cara hidup yang menentukan perlakuan setiap
anggota masyarakat. Contohnya , apabila kita mengkaji laras bahasa masyarakat Melayu lama,
kita perlu mengaitkan dengan situasi istana, stratifikasi sosial, tradisi sastera lisan dan aspek-
aspek lain anggota masyarakat zaman itu.

9
Situasi persekitaran pula meliputi aspek-aspek yang terlibat secara langsung dalam
penggunaan bahasa. Terdapat empat situasi persekitaran yang menyebabkan wujudnya bahasa
yang berlainan atau laras. Situasi yang dimaksudkan ialah cara penyampaian, perhubungan sosial
dan peribadi, bahan yang diperkatakan, dan fungsi-fungsi sosial perlakuan bahasa.

Jenis Laras Bahasa

Laras bahasa dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:

 Tajuk Wacana Adalah merangkumi bidang penggunaan bahasa seperti bidang Matematik.
 Cara Penyampaian Wacana Adalah media perlakuan bahasa samada secara lisan atau
bertulis.
 Gaya wacana Adalah bidang tentang perhubungan antara peserta perlakuan bahasa iaitu
secara formal atau tidak formal.

Adapun laras bahasa yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu laras bahasa
biasa dan laras bahasa khusus.

 Laras Bahasa Biasa.Adalah laras bahasa yang sering ditemukan dan digunakan oleh
masyarakat luas, misalnya laras bahasa yang dipakai dalam bidang hiburan, seperti laras
bahasa berita, penerangan, dan lain-lain.
 Laras Bahasa KhususLaras bahasa khusus adalah laras bahasa yang digunakan dalam
pemakaian khusus yaitu, laras bahasa ilmiah yang dipakai dalam penulisan laporan ilmiah,
dan lain-lain.

Kedua jenis laras bahasa ini dapat dibedakan dengan cara melihat beberapa hal berikut ini:
– Kosakata
– Gaya Bahasa
– Tata bahasa.

10
Ragam Bahasa Keilmuan

Penggunaan ragam bahasa ilmiah

Di dalam penggunaan bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai sifat


pemakaian yang sangat khas, yang spesifik, sehingga dapat di bilang bahwa bahasa dalam bidang
ilmu pengetahuan mempunyai ragam bahasa tersendiri yang bisa dikatakan berbeda dengan
ragam-ragam bahasa yang lain. Sifat-sifat tersebut ada yang umum sebagai bahasa ilmiah di
keilmuan, dan ada yang bersifat khusus berhubungan dengan pemakaian kosakata, istilah, serta
bentuk-bentuk gramatika.

Keilmuan sifat bahasa ragam ilmiah yang bersifat umum berhubungan dengan fungsi
bahasa sebagai alat untuk menyampaikan informasi ilmiah pada peristiwa komunikasi yang
terjadi antara penulis dan pembaca. Informasi yang disampaikan tentu dengan bahasa yang jelas,
benar, efektif, sesuai, bebas dari sifat samar-samar, dan tidak bersifat ambigu. Hal ini penting
sekali diperhatikan oleh penulis agar informasi ilmiah yang didapat dapat disampaikan dan
dipahami secara jelas, objektif, dan logis, sehingga dapat tercapai kesamaan pemahaman,
persepsi, dan pandangan terhadap konsep-konsep keilmuan yang dimaksud oleh penulis dan
pembaca.

Didalam Informasi dan konsep-konsep ilmiah yang dapat disampaikan ke dalam bentuk
karya tulis ilmiah, misalkan, laporan penelitian (studi), makalah, skripsi, tesis, dan disertasi
adalah bersifat formal. Oleh karena itu, ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah
adalah ragam bahasa baku (standar).

Bahasa dalam percakapan sehari-hari (colloquial) serta percakapan lisan tidak tepat
apabila digunakan untuk menyampaikan informasi dan konsep-konsep yang berkadar ilmiah.
Demikian pula bahasa ragam sastra (puisi, prosa, dan drama) disusun sedemikian rupa, sehingga
dapat menimbulkan berbagai efek emosional, imajinatif, estetik, dan artistic, yang dapat
membangkitkan rasa haru baik bagi penulis maupun pembacanya. Bahasa keilmuan yang bersifat
ilmiah tidak mempertimbangkan efek-efek perasaan yang timbul, seperti yang dipertimbangkan
dalam bahasa ragam sastra (Oka, 1971: 14).

11
Di dalam Sifat bahasa ragam ilmiah yang khusus/spesifik tampak pada pemilihan dan
pemakaian kata serta bentuk-bentuk gramatika terutama dalam tataran sintaksis. Kata-kata yang
digunakan dalam bahasa ilmiah bersifat denotative. Artinya, setiap kata hanya mempunyai satu
makna yang paling sesuai dengan konsep keilmuan tersebut atau fakta yang disampaikan.
Demikian pula kalimat-kalimat yang digunakan dalam bahasa ragam ilmiah bersifat logis.
Hubungan antara bagian-bagian kalimat dalam kalimat tunggal atau hubungan antara klausa-
klausa dalam kalimat majemuk (kompleks) mengikuti pola-pola bentuk hubungan logis.

Gagasan ilmiah itu akan dapat dipahami orang lain (pembaca) dengan mudah dan
tepat bila gagasan ilmiah tersebut diungkapkan dengan menggunakan bahasa Indonesia (BI)
yang memenuhi syarat tertentu. BI yang dimaksud adalah BI yang lazim digunakan dalam dunia
keilmuan atau disebut juga BI keilmuan. Mengingat komunikasi keilmuan yang utama dilakukan
secara tertulis, pembahasan perihal BI keilmuan di sini hanya difokuskan pada penggunaan BI
keilmuan tertulis. Bahkan BI keilmuan tertulis pun masih dibatasi lagi pada ranah penulisan
artikel ilmiah untuk jurnal/berkala ilmiah.

Karakteristik atau ciri BI keilmuan merujuk pada ciri-ciri ideal yang seharusnya melekat
atau dapat ditemui pada naskah-naskah tulisan ilmiah. Karakteristik BI keilmuan disebut juga
sebagai ciri-ciri ideal karena ciri-ciri itu dalam kenyataannya belum sepenuhnya terwujud dalam
naskah tulisan ilmiah. Bila disoroti dari ciri-ciri BI keilmuan, selalu dapat ditemukan adanya
kekurangan-kekurangan dalam setiap naskah artikel yang akan diterbitkan. Bahkan, sekalipun
telah melalui tahap penyuntingan, dalam kenyataannya artikel dalam jurnal itu juga masih
mengandung kesalahan atau kekurangan. Atas dasar realitas itu, yang terjadi saat ini adalah
penulis sedang atau telah berusaha untuk memenuhi atau mewujudkan ciri-ciri BI keilmuan
dalam proses menghasilkan tulisan ilmiahnya. Usaha itu perlu terus dilakukan secara sungguh-
sungguh agar pada suatu saat nanti tulisan ilmiah yang dihasilkan para cendekiawan Indonesia
mempunyai kualitas tinggi dan terus meningkat.

Setidaknya ada sepuluh ciri ideal BI keilmuan, yakni (1) bertolak dari gagasan, (2)
menggunakan ragam tulis, (3) menggunakan ragam formal, (4) bersifat tegas dan objektif, (5)
bersifat lugas, (6) menggunakan kalimat lengkap, (7) hemat dalam penggunaan kata dan kalimat,
(8) menggunakan paragraf yang baik, (9) konsisten dalam penggunaan kaidah dan unsur-unsur
bahasa, dan (10) terhindar dari kesalahaan ejaan dan tanda baca. Kesepuluh ciri ideal itu

12
seharusnya menjadi pegangan setiap penulis dan sedapat mungkin mereka berusaha
mewujudkannya dalam setiap penulisan karya ilmiah terutama yang berupa artikel untuk
jurnal/berkala.

Pentingnya bahasa:

 sebagai alat komunikasi


 bahasa menunjukkan budaya
 bahasa menunjukkan keindahan

Contoh ragam berpendidikan dibanding dengan kurang berpendidikan

à film > pilem


à fitnah > pitnah
à kompleks > komplek

13
Penutup

Kesimpulan

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan
bahasa baku tulis.

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan
(EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia mampu
mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana
pedoman yang ada.

Saran

Sebaiknya kita atau siapa pun penduduk di Indonesia menggunakan ragam bahasa yang
baik dan benar sehingga keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak punah dengan adanya bahasa-
bahasa yang terkadang jauh dari aturan bahasa yang ada di Indonesia bahkan bertentangan.

14
Daftar Pustaka

https://sarahfaradita.wordpress.com/2015/10/27/makalah-ragam-bahasa/amp/

http://mahendraxacti.blogspot.com/2015/10/ragam-bahasa-dan-laras-bahasa.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/dimasandree.wordpress.com/2013/11/18/ragam-bahasa-
keilmuan/amp/?espv=1

15

Anda mungkin juga menyukai