Anda di halaman 1dari 6

BAHASA INDONESIA

TUGAS INDIVIDU
RAGAM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia yang diampu oleh Andi
Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh

INDAR PURWANTI
NPM : P419077
Kelas : C19

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019/2020
1. PENGERTIAN RAGAM BAHASA INDONESIA

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda


menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan
ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam
ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita
berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf
sebagai unsur dasarnya.

2. RAGAM LISAN DAN RAGAM TULIS

Ragam Bahasa Lisan

adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu
sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ciri-ciri ragam bahasa lisan
diantaranya Memerlukan kehadiran orang lain, Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara
lengkap, Terikat ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Ciri-ciri ragam lisan:

 Memerlukan orang kedua/teman bicara;


 Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
 Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
 Berlangsung cepat;
 Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
 Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
 Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi

Ragam Bahasa Tulis


adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu
sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam
tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Ciri-ciri ragam tulis :

1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;


2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4. Berlangsung lambat;
5. Selalu memakai alat bantu;
6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, tetapi dengan tanda baca.

3. RAGAM BAKU DAN TIDAK BAKU

Ragam bahasa baku


menggunakan kaidah bahasa yang lebih lengkap dibandingkan dengan ragam tidak baku.
Adapun ciri ragam baku adalah sebagai berikut.
1. Memiliki sifat kemantapan dinamis. Bahasa baku harus memiliki kaidah dan aturan
yang relatif tetap dan luwes. Bahasa baku tidak dapat berubah setiap saat.
2. Kecendekiaan. Kecendekiaan berarti bahwa bahasa baku sanggup mengungkapkan
proses pemikiran yang rumit di pelbagai ilmu dan teknologi, dan bahasa baku dapat
mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis dan masuk akal.
3. Keseragaman kaidah. Keseragaman kaidah adalah keseragaman aturan atau norma.
Tetapi, keseragaman bukan berarti penyamaan ragam bahasa atau penyeragaman
variasi bahasa.

Ragam bahasa tidak baku


banyak mengandung unsur-unsur dialek dan bahasa daerah sehingga ragam bahasa tidak
baku banyak sekali variasinya. Selain dialek, ragam bahasa tidak baku juga bervariasi dalam hal
lafal atau pengucapan, kosa kata, struktur kalimat dan sebagainya. Untuk mengatasi
keanekaragaman pemakaian bahasa yang merupakan variasi dari bahasa tidak baku maka
diperlukan bahasa bahasa baku atau bahasa standar. Mengapa? Karena bahasa baku tidak
hanya ditandai oleh kesergaman dan ketunggalan ciri-cirinya tetapi juga ditandai oleh
keseragaman dan ketunggalan fungsi-fungsinya.

4. RAGAM BAKU TULIS DAN RAGAM BAKU LISAN

Pada ragam baku tulis kita harus menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dan menguasai EYD, sedangkan untuk ragam baku lisan kita harus mampu
mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan.

5. RAGAM SOSIAL DAN FUNGSIONAL

1. Ragam Sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya berdasarkan
atas kesepakatan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat.

2. Ragam Fungsional, yaitu ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja. Ragam fungsional ada tiga macam, yaitu:
A. Ragam Bahasa Bisnis: ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis yang biasa
digunakan oleh para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.
B. Ragam Bahasa Hukum: penggunaan bahasa Indonesia dalam dunia hukum,
dimana fungsinya mempunyai karateristik tersendiri.
C. Ragam Bahasa Sastra: ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak
efektif.
6. RAGAM BAHASA YANG BAIK DAN BENAR

Bahasa yang baik


adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus
dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras
bahasa yang dipilih pun harus sesuai. Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan
sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi
sebagai berikut.

1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan
keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.

2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat
resmi, dan jurnal ilmiah.

3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada


transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.

4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh
orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.

5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang
sangat akrab dan intim.

Bahasa yang benar


adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku
tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan kaidah bahasa tata normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang
baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.

2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan
bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.

3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa
Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti
aturan ini.

4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal
baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah
lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/
dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa
bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi
efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca
persis sesuai maksud aslinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://roisah.weebly.com/ragam-bahasa.html
http://irwansahaja.blogspot.com/2014/10/ragam-bahasa-baku-dan-tidak-baku.html
https://www.berbagaireviews.com/2017/04/ragam-bahasa-pengertian-dan-jenis-jenis.html
https://nti0402.wordpress.com/2010/10/03/ragam-bahasa-indonesia/
https://beritagar.id/artikel/tabik/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar

Anda mungkin juga menyukai