Ragam bahasa/ laras bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya yang berbeda-
beda berdasarkan pada pembicara, topik yang dibicarakan, dan menurut medium
pembicaraan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya ragam bahasa atau laras bahasa
Indonesia. Salah satunya adalah keragaman kebudayaan yang ada di Indonesia. Setiap
kebudayaan memiliki bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakatnya. Ragam bahasa
timbul seiring dengan perubahan di dalam masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi
bahasa yang dipakai sesuai keperluamya.
Ragam Ilmiah: bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah, ceramah, tulisan-tulisan
ilmiah.
Ragam Populer: bahasa yang digunakan dalam tulisan sehari-hari dan dalam pergaulan
sehari-hari.
4. Jelaskan latar belakang munculnya jenis ragam resmi (formal) dan tidak resmi (nonformal)!
Ragam resmi muncul sebagai hasil upaya standardisasi bahasa untuk keperluan
komunikasi formal, hukum, pemerintahan, dan pendidikan. Ragam nonformal lebih mengikuti
variasi alami bahasa dalam percakapan sehari-hari. Kedua ragam ini berkembang seiring
dengan kebutuhan sosial dan konteks komunikasi yang berbeda.
Ragam Daerah/Dialek sama dengan logat, mudah dikenali lewat penuturnya dan logat ini
lebih dikenali karena tata bunyinya. Dikenali menurut khas-nya (turun naik nadanya, panjang
pendek bunyi) erat kaitannya dengan bahasa ibu penutur. Contoh: bahasa Indonesia penutur
orang Papua berbeda dengan bahasa Indonesia penutur orang Medan. Orang Bali mengucap
“t” = “th”.
2. Ragam Pendidikan
Perbedaan antara pemakai bahasa yang berpendidikan formal dan yang tidak. Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang
tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing. misalnya
fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin
akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi
dalam bidang tata bahasa, misalnya bawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari.
Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya
dipakai.
Sikap pemakai bahasa terhadap lawan bicara; dipengaruhi usia, kedudukan lawan bicara,
pokok persoalan, dan tujuan penyampaian informasi.
2) ragam bahasa tidak resmi/tidak baku/non formal, contohnya pembicaraan atasan dan
pegawainya.
6. Jelaskan bagaimana posisi bahasa hukum, bahasa kedokteran, bahasa jurnalistik dalam
bahasa Indonesia?
• Santun (memenuhi kaidah-kaidah yang ada dan pemakaian istilah tepat dan cermat.
• Dilengkapi dengan tanda baca, huruf kapital, huruf kecil, dan huruf tegak atau miring
Ragam Daerah/ Dialek sama dengan logat, mudah dikenali lewat penuturnya dan logat ini
lebih dikenali karena tata bunyinya. Dikenali menurut khas-nya (turun naik nadanya, panjang
pendek bunyi) erat kaitannya dengan bahasa ibu penutur.
Contoh: bahasa Indonesia penutur orang Pali berbeda dengan bahasa Indonesia penutur
orang Ambon. Orang Ambon mengucapkan “u” menjadi “o” (Tidur = Tidor).
Karena menurut saya bahasa merupakan unsur penting untuk berkomunikasi dalam dunia
kerja sehingga wajib bagi tenaga kerja asing memiliki kemampuan berbahasa indonesia sesuai
standard tertentu.
10. Betulkah dalam setiap kesempatan kita harus menggunakan bahasa Indonesia baku?
Tidak, karena jika dalam setiap kesempatan kita harus menggunakan bahasa Indonesia
baku akan merasa canggung atau terlihat aneh, contohnya jika dengan orang tua
menggunakan bahasa baku orang tua akan merasa aneh, juga jika dengan teman akan merasa
kurang akrab.