Disusun Oleh :
NIM : 2155202130
KAMPUS B
RAGAM BAHASA INDONESIA
1. Pengertian Ragam Bahasa
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa
Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku.
Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan
bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita
tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Di dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku Indonesia dikenal pula
kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang sering disebut sebagai kosa kata baku bahasa
Indonesia baku. Kosa kata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia
ragam baku, yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur
bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan bahasa
Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai
atau ragam akrab. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata
ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan
rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi
panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang
norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi
pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980).
Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :
Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan
waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku
lisan didukung oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-
unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri
kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi
pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan
lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan
dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu
tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja
diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak
menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa
serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.
Berikut adalah contoh ragam lisan berdasarkan tata bahasa dan kosa kata.
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara
penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam
bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun
susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda
baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dll. Dalam
ragam bahsa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.
Berikut adalah contoh ragam tulis berdasarkan tata bahasa dan kosa kata.
1. Bahasa Formal
Bahasa formal adalah bahasa yang digunakan dalam sebuah acara resmi dan ketika
melakukan pembicaraan dengan orang yang dihormati.
Kalimat formal
Setiap lulusan SMK dapat memilih untuk langsung bekerja atau melanjutkan jenjang
pendidikan ke perguruan tinggi.
Pak Baroto merupakan pemimpin perusahaan ini dan sudah mengabdi selama egara
seperempat abad.
Meskipun sebagian besar gedung di kampus itu tengah direnovasi, namun kegiatan
perkuliahan masih tetap berjalan.
Sebagian besar mahasiswa yang berkuliah di kampus itu adalah para mahasiswa yang
meraih beasiswa bidik misi.
Setiap mahasiswa yang hendak mengikuti egara skripsi, wajib melunasi biaya
perkuliahan mereka yang masih menunggak.
Setiap orang tua diwajibkan membawa rapot anaknya saat pembagian rapot nanti.
Seluruh siswa SDN 07 Jonggol diwajibkan untuk mengikuti upacara bendera setiap
hari senin pagi.
Bahasa non formal adalah bahasa yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari seperti
berbicara dengan teman atau keluarga.
Kebalikan dari kalimat formal, kalimat tidak formal atau kalimat non formal adalah
kalimat yang menyimpang dari kaidah tata bahasa dan cenderung menggunakan bahasa gaul.
Kalimat ini sering sekali digunakan di dalam percakapan sehari-hari antar teman sebaya.
Untuk lebih jelasnya, pembaca bisa melihat contoh-contoh di bawah ini!
Jujur saja, waktu itu aku ngerasa canggung banget saat pertama kali di-interview.
Bahasa formal adalah bahasa yang digunakan dalam sebuah acara resmi dan ketika
melakukan pembicaraan dengan orang yang dihormati.
Berikut adalah fungsi ragam bahasa Indonesia dalam kapasitasnya sebagai bahasa
nasional, yakni:
Tak hanya itu saja, bahasa Indonesia juga memiliki fungsi sebagai bahasa egara, antara lain:
Ragam bahasa adalah sebuah variasi bahasa yang digunakan sesuai dengan pemakaian
yang berbeda-beda menurut topik bahasan, menurut hubungan pembicara, orang yang
dibicarakan, dan medium bicaranya. Ragam bahasa terdiri dari beberapa jenis, diantaranya
adalah bahasa formal dan bahasa non formal.
Bahasa formal adalah bahasa yang digunakan dalam sebuah acara resmi dan ketika
melakukan pembicaraan dengan orang yang dihormati. Bahasa non formal adalah bahasa
yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari seperti berbicara dengan teman atau keluarga.
Ragam Bahasa yang Berdasarkan Waktu Penggunaan
Ragam dari bahasa Indonesia lama yang digunakan sejak zaman Kerajaan Sriwijaya
dan sampai dengan pada saat ini dicetuskannya suatu Sumpah Pemuda. Ciri dari ragam
bahasa Indonesia ialah lama dan masih dipengaruhi oleh sebuah bahasa Melayu . Bahasa dari
Melayu inilah yang mana akhirnya telah menjadi sebuah bahasa Indonesia. Ada alasan
mengapa Bahasa Melayu ini menjadi bahasa Indonesia hingga saat ini yaitu :
Penggunaan pada ragam bahasa Indonesia baru ini dimulai sejak dicetuskannya seuah
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 hingga dengan saat ini yang melalui
pertumbuhan dan juga perkembangan bahasa yang mana beriringan dengan suatu
pertumbuhan dan juga perkembangan suatu bangsa Indonesia.
Ialah sebuah ragam bahasa baku yang mana dilembagakan dan juga diakui oleh sebagian
besar para masyarakat penggunanya.
Ialah sebuah ragam bahasa yang mengutamakan suatu unsur-unsur keindahan seni, sebuah
gaya pengungkapan simbolik ang dengan memadukan suatu unsur intrinsik dan juga
ekstrinsik. Contohnya seperti : novel, roman, dan lain sebagainya
Metode ialah sebuah alat untuk menyesuaikan mengenai penggunaan dari ragam bahasa
seperti : saat kita harus tau kapan, dimanakah dan kepada siapakah kita akan memakai ragam
bahasa tertentu. Memakai suatu ragam bahasa yang juga harus sesuai dengan bidang yang
akan digeluti ataupun dikuasai.
7. Bahasa Jurnalistik
Ragam Bahasa jurnalistik ialah suatu ragam yang sering dipakai pada kalangan pers,
narasumber, wartawan, pada suatu media
8. Bahasa Ilmiah
Bahasa Ilmiah ialah sebuah ragam yang biasa di pakai di dalam dunia pendidikan yang mana
trelah mencakup dari berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan.
Bahasa bisnis ialah sebuah ragam bahasa yang mana dipakai oleh banyak para pelaku usaha
atau pelaku bisnis.