Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dengan
dunia bunyi. Lalu, sebagai penghubung di antara kedua dunia itu, bahasa
dibangun oleh tiga buah komponen, yaitu komponen leksikon, komponen
gramatika, dan komponen fonologi.
Kalau bahasa itu merupakan suatu sistem, maka sistem bahasa itu
memiliki tiga buah sibsistem, yaitu subsistem leksikon, subsistem gramatika,
dan subsistem fonologi. Komponen makna berisi konsep-konsep, ide-ide,
pikiran-pikiran, atau pendapat-pendapat yang berada dalam otak atau
pemikiran manusia. Komponen leksikon dengan satuannya yang disebut
leksem merupakan wadah penampung makna secara leksika, juga bersifat
abstrak. Komponen gramatika atau subsistem gramatika terbagi lagi menjadi
dua subsistem, yaitu subsistem morfologi dan subsistem sintaksis.
Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata
itu ke dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan
sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
Kalimat umumnya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan
kaidah yang berlaku. Setiap kata termasuk kelas kata atau kategori kata, dan
mempunyai fungsi dalam kalimat. Pengurutan rentetan kata serta macam kata
yang dipakai dalam kalimat menentukan pula macam kalimat yang dihasilkan.
Jika ditinjau dari segi bentuknya, kalimat dapat berupa kalimat tunggal
atau kalimat majemuk. Sedangkan jika dilihat dari segi maknanya kalimat
dapat dibedakan menjadi kalimat deklaratif (kalimat berita), kalimat interogatif
(kalimat tanya), kalimat imperatif (kalimat perintah), kalimat eksklamatif
(kalimat seruan), dan kalimat emfatik (kalimat penegas)
Dilihat dari namanya, sudah tampak makna macam-ragam kalimat itu :
kalimat berita menyampaikan berita pernyataan, kalimat tanya mengajukan
pertanyaan, dan kalimat perintah memberikan perintah kepada yang

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 1


bersangkutan. Kalimat seruan mengungkapkan perasaan keheranan atau
kekaguman atas sesuatu, dan kalimat penegasan khusus kepada pokok
pembicaraan.
Makalah ini akan membahas secara khusus tentang penggunaan kalimat
deklaratif, kalimat imperatif, kalimat interogatif, dan kalimat ekslamatif dalam
Bahasa Indonesia dan contoh-contoh penggunaannya yang akan dibahas pada
bab selanjutnya.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

A. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa Indonesia ?


B. Apa yang dimaksud dengan jenis kalimat dalam tata bahasa Indonesia
?

3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah yaitu:
A. Untuk mengetahui ragam bahasa indosesia.
B. Untuk mengetahui jenis kalimat dalam tat bahasa Indonesia.

4. Manfaat Penulisan

Dengan tercapainya tujuan di atas, makalah ini diharapkan dapat


memberikan manfaat sebagai berikut:

A. Kita dapat mengetahui ragam bahasa indosesia.


B. Kita dapat mengetahui jenis kalimat dalam tat bahasa Indonesia.

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 2


BAB II

PEMBAHASAN

1. RAGAM BAHASA INDONESIA


A. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam
yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan
terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di
dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat
dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan
pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di
sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar,
kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

B. Sebab Terjadinya Ragam Bahasa


Ragam bahasa timbul seiring dengan perubahan masyarakat.
Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
keperluannnya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme
untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang
disebut ragam standar.

C. Macam-Macam Ragam Bahasa


1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 3


Di dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku
Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang
sering disebut sebagai kosa kata baku bahasa Indonesia baku. Kosa kata
baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam
baku, yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan
kesepakatan penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau
instansi didalam menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi,
kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau
ragam akrab. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan
digunakannya kosa kata ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam
yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang
bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan
hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk
kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi
masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah
tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang
pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik
pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam bahasa
Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :
a. Ragam bahasa lisan
Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan,
terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat
membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh
situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri
kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata
dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam
kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi
ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi
pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna
gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 4


situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika
ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut
sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya
saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang
dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis,
walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa
itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.
Ciri-ciri ragam lisan :
Memerlukan orang kedua/teman bicara;
Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
Berlangsung cepat;
Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta
intonasi.
Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato, ceramah,
sambutan, berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu
sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari,
terutama ngobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh
aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun
ceramah.

b. Ragam bahasa tulis


Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.
Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan
(ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata
lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan
unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 5


ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah,
surat kabar, dll. Dalam ragam bahsa tulis perlu memperhatikan
ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam
pembuatan karya-karya ilmiah.
Ciri Ragam Bahasa Tulis :
Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
Tidak terikat ruang dan waktu
Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
Berlangsung lambat
Memerlukan alat bantu

2. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur


a. Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/diolek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan
pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang
yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang
digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-
masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat
bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan b
pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor,
Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia
orang Bali tampak pada pelafalan t seperti pada kata ithu, kitha,
canthik, dll.
b. Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur
yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan,

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 6


terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,
misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur
yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah,
komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi
dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa,
nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun
sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur
terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap
pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan
santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur
atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita
dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika
melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan
kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam
bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan
kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan
bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat
keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan.
Bahasa baku dipakai dalam :
1. Pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan,
seminar, rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran.
2. Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan
atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat.
3. Komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran
pekerjaan, undang-undang.
4. Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis,
disertasi.

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 7


3. Ragam Bahasa menurut Pokok Pesoalan atau Bidang Pemakaian
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang
dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda
ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa
yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa
yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni,
atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok
persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras
bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah
kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang
tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang
digunakan dalam bidang agama. Koroner, hipertensi, anemia,
digunakan dalam bidang kedokteran. Improvisasi, maestro,
kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni. Kalimat yang
digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang
dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-
kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-
kalimat dalam koran atau majalah dan lain-lain.

2. PENGGUNAAN JENIS KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA


A. Kalimat Deklaratif

Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia merupakan kalimat


yang mengandung maksud memberitakan sesuatu kepada lawan tutur.
Sesuatu yang diberitakannya, umumnya, merupakan pengungkapan suatu
peristiwa atau suatu kejadian, baik dalam bentuk tuturan langsung maupun
tidak langsung.

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 8


Kalimat deklaratif yang lebih dikenal dengan kalimat berita atau
kalimat pernyataan, jika dibandingkan dengan kalimat lainnya tidak
bermarkah khusus. Kalimat deklaratif umumnya digunakan untuk
membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita informasi tanpa
mengharapkan responsi tertentu. Contohnya apabila kita melihat suatu
keadaan dan menyiarkan (menyampaikan) kepada orang lain tentang hal
itu maka kita dapat menyampaikannya dalam bermacam-macam kalimat
berita (deklaratif).

Contoh kalimat deklaratif

a. Tadi pagi ada tabrakan mobil dekat Monas.


b. Saya lihat ada bus masuk Ciliwung tadi pagi.
c. Waktu ke kantor, saya lihat ada yang menabrak becak sampai
hancur.
d. Saya ngeri melihat tabrakan antara bus PPD dan sedan Fiat tadi
pagi.
e. Tadi pagi ada sedan Fiat ditabrak bus PPD.

Dilihat dari segi bentuknya, kalimat tersebut bermacam-macam,


ada yang berbentuk aktif, pasif, inversi, dan sebagainya, tetapi dilihat dari
fungsi komunikatifnya, kalimat di atas sama yaitu merupakan kalimat
berita.

B. Kalimat Imperatif

Kalimat ini disebut juga dengan kalimat perintah atau permintaan.


Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah
kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.

Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat
perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 9


Kalimat imperatif adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing
responsi yang berupa tindakan.Kalimat imperatif mempunyai cirri-ciri
sebagai berikut:

a. Intonasi yang ditandai nada rendah di akhir kalimat.


b. Pemakaian partikel penegas, penghalus dan kata tugas ajakan,
harapan, permintaan dan larangan.
c. Susunan inversi sehingga menjadi tidak selalu terungkap predikat
subjek jika diperlukan.
d. Pelaku tindakan tidak selalu terungkap.

Kalimat imperatif dapat diperinci menjadi enam golongan :

1. Perintah atau suruhan biasa.

Contoh : Masuk !

Tenang, anak-anak !

2. Perintah halus

Contoh : Tolong kirimkan kontrak ini.

Tolong kontrak ini dikirim segera.

3. Permohonan, permintaan

Contoh : Mohon surat ini ditandatangani.

Minta perhatian, saudara-saudara !

4. Ajakan dan harapan

Contoh : Ayo cepat !

Marilah kita bersatu !

Harap duduk dengan tenang !

5. Larangan atau perintah negatif

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 10


Contoh : Jangan berangkat hari ini.

Janganlah membaca di tempat gelap.

6. Pembiaran

Contoh : Biarlah saya pergi dulu, kau tinggal di sini.

Biarlah saya yang menggoreng ikan.

C. Kalimat Introgatif
Kalimat tanya adalah kalimat yang dibentuk untuk mendapatkan
responsi berupa jawaban. Secara formal, kalimat tanya ditandai oleh hadirnya
kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan, dan juga diakhiri oleh
tanda tanya (?) pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan, ditandai dengan
intonasi naik jika ada kata tanya atau intonasi turun.
Dalam bahasa Indonesia ada empat cara untuk membentuk kalimat
tanya dari kalimat berita :
1. Dengan menentukan partikel penanya apa, yang dibedakan dari
kata tanya apa.
Contoh :
Dia direktur di perusahaan itu.
Apa dia direktur di perusahaan itu ?
Pemerintah akan menaikkan harga BBM
Apa pemerintah akan menaikkan harga BBM ?
2. Dengan membalikkan susunan kata (Inversi)
Contoh ;
Dia dapat pergi sekarang.
Dapatkah dia pergi sekarang ?
Narti harus segera kawin.
Harusklan Narti segera kawin ?
3. Dengan menggunakan kata bukan (kah) atau tidak (kah)
Contoh ;

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 11


Dia sakit
Dia sakit, bukan ?
Bukankah dia sakit ?
4. Dengan menggunakan intonasi menjadi naik.
Contoh :
Dia pergi ke Medan
Dia pergi ke Medan ?
Penjahat itu belum tertangkap
Penjahat iru belum tertangkap ?

Kalimat introgatif juga ditandai dengan kata tanya seperti apa, siapa,
kapan, mengapa, berapa. Sebagian besar dari kalimat tanya itu dapat
menanyakan unsur wajib dalam kalimat seperti pada contoh (1) dan (2),
sebagian lain menanyakan unsur tak wajib seperti pada contoh (3) dan (4).
Jawaban atas pertanyaan itu bukan ya atau tidak.

Contoh :

1. Dia mencari Pak Akhmad.


Dia mencari siapa ?
2. Pak Tariga membaca buku.
Pak Tarigan membaca apa ?
3. Minggu depan mereka akan berangkat ke Amerika.
Kapan mereka akan berangkat ke Amerika ?
4. Keluarga Daryanto akan pindah ke Surabaya.
Keluarga Daryanto akan pindah kemana ?

Letak kata tanya dapat berpindah tanpa mengakibatkan perubahan


apapun. Kalimat (3) dan (4) menjadi Mereka akan berangkat ke Amerika
kapan?, Kemana keluarga Daryanto akan pindah?.
Kalimat interogatif yang memakai kata tanya apa atau siapa, yang
menanyakan unsur wajib dalam kalimat, apabila urutannya dipindah ke depan
mengakibatkan perubahan struktur kalimat.

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 12


Contoh:
Dia mencari siapa ?
Siapa yang dia cari ?
Pak Tarigan membaca apa ?
Apa yang dibaca Pak Tarigan ?

D. Kalimat Ekslamatif
Kalimat eksklamatif yang dikenal dengan nama kalimat seru, secara
formal ditandai oleh kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat
berpredikat adjektiva. Kalimat eksklamatif yang dinamakan kalimat interjeksi
digunakan untuk menyatakan perasaan kagum atau heran.

Cara pembentukan kalimat eksklamatif dari kalimat deklaratif dengan


langkah :

1. Balikkan urutan unsur dari Subjek Predikat menjadi Predikat


Subjek.
2. Tambahkan partikelnya pada (adjektiva) Predikat.
3. Tambahkan kata (seru) alangkah, bukan main atau betapa di muka
predikat jika perlu.

Contoh :

Pergaulan mereka bebas (deklaratif)

Bebas pergaulan mereka (kaidah a)

Bebasnya pergaulan mereka (kaidah b)

Alangkah bebasnya pergaulan mereka (kaidah c)

Betapa bebasnya pergaulan mereka

Bukan main bebasnya pergaulan mereka.

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 13


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan bahasa baku tulis.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan
bahasa yang telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan
diharapkan para warga negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai
bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman
yang ada.
Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia merupakan kalimat yang
mengandung maksud memberitakan sesuatu kepada lawan tutur. Sesuatu
yang diberitakannya, umumnya, merupakan pengungkapan suatu peristiwa
atau suatu kejadian, baik dalam bentuk tuturan langsung maupun tidak
langsung.
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah
kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Biasanya diakhiri dengan tanda
seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Kalimat tanya adalah kalimat yang dibentuk untuk mendapatkan
responsi berupa jawaban. Secara formal, kalimat tanya ditandai oleh hadirnya
kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan, dan juga diakhiri oleh
tanda tanya (?) pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan, ditandai dengan
intonasi naik jika ada kata tanya atau intonasi turun.
Kalimat eksklamatif yang dikenal dengan nama kalimat seru, secara
formal ditandai oleh kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat
berpredikat adjektiva. Kalimat eksklamatif yang dinamakan kalimat interjeksi
digunakan untuk menyatakan perasaan kagum atau heran.

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 14


B. Saran
Penulis mengharapkan kita semua mempelajari ragam bahasa yang kita
miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik, yang dapat
kita amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
Serta penggunaan kalimat deklaratif, kalimat imperatif, kalimat interogatif, dan
kalimat ekslamatif dalam Bahasa Indonesia harus sesuai dengan kaidah-kaidah
yang berlaku.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar
dalam penyusunan makalah yang selanjutnya bisa lebih baik.

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 15


DAFTAR PUSTAKA

hendrapgmi.blogspot.co.id/2012/10/makalah-ragam-bahasa-indonesia.html,
diakses oktober 2015

adheliana92.blogspot.co.id/2013/10/kalimat-deklaratif-kalimat-
imperatif.html.diakses oktober 2015

Tugas Bahasa Indonesia Halaman 16

Anda mungkin juga menyukai